Istri Rasulullah yang paling taqwa

Dialah Maimunah binti al-Harits bin Huzn bin al-Hazm bin Amir bin sha'sha'ah al-Hilayah. Saudari dari Ummul Fadhl istri Abbas. Ia adalah bibi dari Khalid bin Walid dan juga bibi dari Ibnu Abas.
Dia belajar Islam dari saudaranya Ummul Fadhl. Tatkala tersiar berita kemenangan kaum muslimin
pada peristiwa perang Khaibar, kebetulan pada waktu itu Muaimunah berada didalam rumah saudara kandungnya yaitu Ummu Fadhl, dia turut senang dan sangat bergembira.
Dia juga mendengar figur utama umat islam, Nabi Muhammad SAW. Dialah pembawa risalah islam yang telah yang telah menyentuh hati maimunah. Ingin rasanya ia berbakti kepada Rosulullah sepanjang hidupnya. Tapi entah kapan itu akan terwujud.
Setelah mendengar banyak mengenai Islam dia pulang kerumah suaminya. Dia mendapatkan dalam keadaan sedih dan berduka cita karena kemenangan kaum Muslimin, bukan kaum kafir yg ia puja. Maka hal itu memicu pertengkaran diantara mereka yang mengakibatkan perceraian. Tak kuat menahan Amarah maimunah keluar dari rumah itu.
Dia bersegera menuju Ummu Fadhl dengan suaminya 'Abbas, untuk menjadi seorang muslimah. Tanpa ragu sedikitpun, Abbas bersegera menemui Nabi Muhammad SAW untuk menawarkan Maimunah menjadi istri Nabi. Dan Nabipun menerimanya dengan mahar 400 dirham.
Tidaklah Maimunah itu seorang perawan. Dia adalah janda. Sebelum menjadi Muslimah, dia adalah istri Mas'ud bin Amru ats-Tsaqafi. Dia adalah wanita yg menghibahkan dirinya kepada Nabi SAW. Setelah kejadian itu, turunlah firman Allah al-Ahzab ayat 50.


"Wahai nabi, sesungguhnya Kami telah menghalalkan bagimu istri-istrimu yang telah kamu berikan maskawinnya dan hamba-sahaya yang kamu miliki yang termasuk apa yang kamu peroleh dalam peperangan yang dikaruniakan Allah untukmu. Dan (demikian pula) anak-anak perempuan dari saudara laki-laki bapakmu, saudara perempuan dari saudara laki-laki ibumu, anak-anak perempuan dari saudara perempuan ibumu yg turut hijrah bersama kamu dan perempuan Mukmin yg menyerahkan dirinya kepada Nabi, kalau Nabi mau mengawininya, sebagai pengkhususan bagimu, bukan untuk semua orang mukmin. Sesungguhnya Kami telah mengetahui apa yg Kami wajibkan kepada mereka tentang Istri-istri dan hamba-sahaya yang mereka miliki supaya tidak terjadi kesempitan bagimu. Dan adalah Allah Yg Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

Dan menikahlah Rosulullah dengan Maimunah. Tidak dengan pesta layaknya seorang pemimpin besar, tapi hanya disaksikan umat Islam disana saja. Tanpa mengundang masyarakat jahiliah disekitarnya. Sebabnya umat Islam harus segera meninggalkan Mekah, karena mereka hanya berhak tinggal disana selama tiga hari. Sebagaimana tertulis dalam perjanjian Hudaibiyah.
Maka berjalanlah mereka menuju Madinah. Tatkala sampai di suatu tempat yg disebut Sarfan, sebuah tempat yg berjarak 10 mil dari Mekah, Nabi SAW memulai malam pertamanya bersama Maimunah radhiallahu 'anha. Hal itu terjadi pada bulan syawal tahun ke 7 Hijriyah.
Dahulu tempat itu dikenal dg sebutan Bazah, sebuah daerah yg sering dilewati jika seseorang yg bepergian dari Mekah ke Madinah. Setelah beberapa saat di tempat itu, bersama istrinya, Rosulullah kembali meneruskan perjalanan menuju rumahnya dikota Madinah.
Dikota itu Maimunah hidup, berbakti kepada Rosulullah sepanjang hidupnya. Sekitar 50 thn usianya. Semua ia jalani dengan kesetiaan kepada sang suami. Sebelum ajal datang ia berpesan kepada Rosulullah agar dikuburkan di Sarfan.
Setelah ia wafat, seorang sahabat keluar bersama Ibnu Abbas. Disaat itu Ibnu Abbas berkata, "Apabila kalian mengangkat jenazahnya, maka janganlah kalian menggoncang-goncang atau menggoyangnya. Lemah lembutlah kalian didalam memperlakukannya. Karena dia adal Ibumu".
Berkata Aisyah setelah wafatnya Maimunah:"Demi Allah! Telah pergi Maimunah. Demi Allah! Ia adalah yg paling Taqwa diantara kami dan yang paling banyak yg bersilaturahmi"./@bhu

Tweet

pengunjung membaca ini juga: