Islam yes, Partai Islam yes? (jilid.Peratama)

oleh.Harum Husein


Slogan islam yes, 'partai islam no' yg dilontarkan Nurcholis Madjid berakar pada pemikiran Cak Nur tentang sekulerisasi dan modernisasi. Cak Nur memberi isi pengertian berbeda thp sekulerisasi untuk membedakannya dg sekulerisme. Demikian pula

dg modernisasi yg dimaknainya sebagai rasionalisasi, bukan westernisasi.
Salah satu gagasan dasar sekulerisasi adalah pembedaan -kendati bersifat kategoris- hal-hal yg bersifat profon dan sakral. Disaat nuansa politik aliran masih kental dan partai islam serta negara islam cenderung diwajibkan dipilih dan diperjuangkan, Cak Nur justru menempatkan Partai Islam dan Negara Islam diwilayah Profan (desakralisasi).
Dalam soal berpartai, Cak Nur cenderung menolak Islam sebagai Ideologi. Dia menghendaki Islam menjadi sumber Ideologi dimana nilai-nilai Islam diangkat pada tingkat keumuman. Adapun dalam soak negara Islam, dia berpendapat gagasan itu baru muncul belakangan, yaitu sejak pendirian Republik Islam Pakistan. Pendeknya, dia lebih mengedepankankan substansi daripada simbol.
Tapi, masalahnya, ada satu ciri penting pemikiran Nurcholish. Pemikiran politiknya merupakan derivasi pemikiran keagamaannya. Itulah sebabnya gagasan-gagasan Nurcholish seperti sekukerisasi sampai oposisi mempunyai ayat pendukung. Karena itu, bila kemudian slogan 'Islam yes, Partai Islam no' disebut Nurcholish hanya bersifat kondisional. Slogan itu lantas turun drajat menjadi pernyataan politisi semata.
Celah lain yg cukup telak untuk mengungkap keabsahan slogan 'Islam yes, Partai Islam no' adalah pada tindakan Nurcholish sendiri. Yaitu ketika pada pemilu 1977 dia justru berkampanya untuk PPP yg berlambang ka'bah dan berasas Islam. Kampanye Nurcholish itu cukup berhasil karena raihan suara dan kursi PPP kemudian terdongkrak cukup signifikan. Kendati kampanye Nurcholish bukan satu-satunya faktor.
Pada pemilu 1971 jumlah kursi yg diraih partai Islam hana 94: Dari Partai NU sebanyak 58 kursi, Parmusi (24), PSII (10) dan Perti (2). Sedangkan pada pemilu 1977, PPP - yg merupakan fusi partai-partai Islam-meraih 99 kursi. Adapun kursi Golkar berkurang dari 236 pada pemilu 1971 menjadi 232 pada pemiku 1977.
Sejarah mencatat bhw pada pemilu 1977 lah partai islam meraih persentase suara dan kursi tertinggi selama masa orde baru. Yaitu 29% untuk suara dan 27,5% untuk kursi. Tapi mengapa 'seruan terbuka' untuk menyoblos Partai Islam yg berhasil itu tak mampu mengikis stigma bahwa Nurcholish antipartai Islam?
Nurcholis beralasan bhw kampanyenya untuk PPP semata untuk 'memompa ban kempes' adapun misinya untuk menyeimbangkan kekuatan politik karena Golkar yg merupakan the ruler's party (partainya berkuasa) sudah terlalu dominan. Karena alasannya demi keseimbangan, sebagian orang menganggap kampanye Nurcholish untuk PPP tak melanggar slogan 'Islam yes, Partai Islam no'.
Tapi pembenaran itu byk mendapat gugatan. Salah satunya dari Anas Urbaningrum. Bila kepentingannya murni utk keseimbangan, Anas menulis, seharusnya Nurcholish berkampanye untuk PDI. Karena dg demikian, misi Nurcholish akan tercapai tantpa melanggar slogannya. Adanya PDI, Tulis anas, membuat Nurcholish sulit tertolong dari ketidakkonsistenan (Islamo-Demokrasi;Pemikiran Nurcholish Majid)
Lantas, apakah kampanye untuk PPP sebenarnya menunjukan keberpihakan Nurcholish kepada partai Islam? Memang, setelah pemilu 1977, Nurcholis tak lagi berkampanye utk PPP. Termasuk setelah PPP mengganti lambang ka'bah menjadi bintang dan mengubah asas Islam menjadi Pancasila-sehingga menjadi lebih sesuai dengan gagasannya.
Tapi, ketika berada di Chicago pada tahun 1980-an, Nurcholish justsu berujar kepada Delier Noer: "Kalau sekiranya Partai Demokrasi Islam Indonesia (PDII) Yg di pimpin Hata jadi berdiri, keadan Tanah Air agaknya tak separah yg kita hadapi." (Mengapa partai islam kalah;perjalan politik Islam dari pra-pemilu '99 sampai pemilihan presiden). Dan PDII adalah partai Islam.
Indikasi yg lain yg layak dicermati adalah ketika Nurcholis berkirim surat kepada tokoh Masyumi, Mohamad Roem. Diakhir surat bertanggal 22 juni 1983, itu, Nurcholis menulis: "Saya dan teman-teman dulu banyak membuat kesalahan, tapi kesalahan-kesalahan kami itu mudah diperbaiki, antara lain dg bantuan tokoh seperti Pak Roem."(Tidak ada Negara Islam; surat-surat politik Nurcholis Majid-Mohama Roem).
Dan yg menarik adalah jawaban Mohamad Roem: "Mengakui kesalahan menurut ajaran Islam adalah tindakan yg terpuji... Apa yg saudara katakan: 'Islam? Yes, Partai Islam? No,... Bagi saya Islam? Yes. Partai Islam juga Yes. Islam bagi saya adalah pedoman hidup, sedang partai Islam adalah tempat dimana saya berjuang dan beramal."(Republika, 17 Nov 2006)//@bhu

selengkapnya...

Gabung bersama kami

About Me

admin jg menerima pelayanan jasa

admin jg menerima pelayanan jasa
Jasa arsitek rumah; desain arsitek / desain rumah, gambar denah rumah, bangun rumah baru, renovasi rumah dan pembangunan mesjid, mushola, ruko, disaign taman, dll. klik gambar utk kontak personal.

Syiar Islam On Twitter

Site info

Kalkulator Zakat Fitrah

  © Syiar islam Intisari Muslim by Dede Suhaya (@putra_f4jar) 2015

Back to TOP  

Share |