Menikahlah wahai pemuda

Menikah adalah dambaan tiap orang. Terlebih mrk yg tengah dilanda mabuk cinta. Sehingga Nabi SAW pun bersabda, "Tidak ada obat yg paling mujarab bagi orang yg tengah dimabuk asmara selain menikah."(HR Ibnu Majah).
Sayangnya, tidak semua orang sanggup melangsungkan momen yg sangat didambakan trsbt. Banyak faktor yg menghalanginya. Ada yg terbentur masalah biaya, belum adanya calon, hambatan dari orang tua, dan sebagainya.


Padahal gejolak dalam diri sudah kuat. Bila demikian bagaimana jalan keluarnya? Nabi SAW memberi tuntunan, "menikahlah kalian, karena aku bangga dg banyaknya ummatku. Barangsiapa memiliki kemampuan utk menikah, maka menikahlah. Barangsiapa yg belum mampu, maka hendaklah berpuasa, karena puasa memiliki kemampuan meredam (nafsu)"(HR Ibnu majah).
Yg jadi masalah, andai puasa tetap tidak mampu meredam gejolak, maka tetap menikah satu-satunya jalan obat yg harus diberikan. Sebab menurut Ibnu Qayyim dalam bukunya Metode Pengobatan Nabi, puasa hanyalah pengobatan sementara (pengganti) bagi penyakit asmara. Pengobatan sebenarnya (yg asli dan permanen) adalah menikah.
Bila spt ini kejadiannya, sudah kewajiban orang tua, masyarakat, bahkan negara untuk mempermudah proses pernikahan sang jejaka dg gadis pujaannya (atau yg dipilikan orang tua). Andai dibirkan berlarut-larut, apalagi dg alasan yg tidak syar'i (misalnya karena masalah harta), maka akan terjadi fitnah dan bencana besar. Rosul pernah mengecam orang tua yg mempersulit anaknya utk menikah"jika datang kepada kalian (hai calon mertua) orang yang bagus agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah ia (dg putrimu). Sebab jika kalian tidak menikahkannya, akan lahir fitnah (bencana) dan akan berkembang kehancuran yg besar di muka bumi."(HR Tirmidzi).
Karena itu, ada satu prinsip yg selalu ditekankan Rosulullah, yaitu " permudah dan jangan dipersulit". Andai kita teliti Sirah Nabawiyyah dan kisah para sahabat, kita akan mendapati sikap mrk yg "tidak mempersulit diri" menjalankan sesuata yg Allah perintahkan. Ada kisah menarik yg menggambarkan betapa 'mudahnya Islam dan betapa tanggungjawabnya Rosul SAW kepada umat yg di pimpinnya, termasuk dalam hal pernikahan. Berikut petikannya:

Rabi'ah adalah salah seorang sahabat yg pernah menjadi pembantu Rosul SAW yg sangat baik dan perhatian kepadanya. Sampai suatu ketika beliau bertanya kepada Rabi'ah, "wahai Rabi'ah, maukah engkau menikah?" Rabi'ah menjawab "DemiAllah tidak yak Rosulullah. Aku belum mau menikah karena aku tidak memiliki harta yg bisa menghidupi istriku nanti."
mendengar jawaban itu, Rosul berpaling dan bertanya kembali, "maukah engkau menikah?" Rabi'ah pun menjawab dg jawabn yg sama, hingga Rosulullah berpaling darinya. Setelah itu muncul perasaan tidak enak dlm hati Rabi'ah. "Demi Allah Rosulullah tentu lebih tau tentang apa yg bermanfaat bagiku didunia dan akherat. Bila beliau bertanya lg tentang itu, aku pasti akan mengiyakan. Aku persilahkan belia menyuruhku sekehendaknya," gumannya.
Rosulpun kembali menemui Rabi'ah dan bertanya, "Rabi'ah, maukah engkau menikah?" Rabi'ah menjawab, "Benar wahai Rosulullah, perintahkanlah aku sekehendakmu." Beliaupun memerintahkan Rabi'ah pergi kerumah keluarga fulan dari kaum Anshar untuk menyampaikan lamaran Rosulullah atas nama Rabi'ah.
Ia pun bergegas menemui keluarga fulan. Kepada mrk, Rabi'ah berkata, "Sesungguhnya Rosulullah mengutusku kepada kalian agar menikahkan aku dg fulanah, putri kalian." Apa reaksi keluarga tersebut? Mereka menyambut gembira, "Selamat datang wahai Rosulullah dan utusannya. Demi Allah, utusannya akan pulang jika keperlukannya sudah terpenuhi semua". Tanpa byk aturan mereka segera menikahkan Rabi'ah dg putrinya. Merekapun melayani Rabi'ah dg sangat baik.
Setelah itu, Rabi'ah kembali ke rumah Rosulullah dg perasaan sedih. Sesampainya disana iapun berujar, "wahai Rosulullah, aku baru datang dari keluarga yg sangat murah hati. Mereka menikahkanku, melayaniku dg ramah dan tidak memintaku sebuah buktipun aku utusanmu. Padahal aku tidak mempunyai sedikitpun utk dijadikan mahar.
Mendengar keluhan Rabi'ah, Rosulullah segera memanggil Buraidah dan memintanya untuk mengumpulkan emas seberat biji kurma untuk maharnya. Buraidah serta sahabat lain melaksanakan perintah Rosulullah. Sehingga terkumpulah emas seberat biji kurma yg Rosul berikan kepad Rabi'ah. "Berikanlah emas ini kepada mereka sbg mahar".Next

pengunjung membaca ini juga:



0 komentar:

Posting Komentar


Gabung bersama kami

About Me

admin jg menerima pelayanan jasa

admin jg menerima pelayanan jasa
Jasa arsitek rumah; desain arsitek / desain rumah, gambar denah rumah, bangun rumah baru, renovasi rumah dan pembangunan mesjid, mushola, ruko, disaign taman, dll. klik gambar utk kontak personal.

Syiar Islam On Twitter

Site info

Kalkulator Zakat Fitrah

  © Syiar islam Intisari Muslim by Dede Suhaya (@putra_f4jar) 2015

Back to TOP  

Share |