Potensi Wisata Ziarah Islam di DKI Jakarta





A. Latar Belakang Masalah

Dari latar belakang historisnya, daerah Propinsi DKI Jakarta kaya dengan tempat-tempat yang bernuansa historis dan religious. Apalagi Sejak zaman VOC, zaman Hindia Belanda, pendudukan Jepang, Orde Lama, Orde Baru, dan sampai sekarang Jakarta dijadikan ibukota pemerintahan, atau disebut ibukota negara. Begitu pula, daerah ini menyimpan memori historis dan religius yang cukup penting bagi sekitar 90% penduduk Jakarta yang Muslim. Oleh karenanya tidak heran jika sekarang ini banyak ditemui tempat-tempat (sites) bangunan (buildings) tempat ibadah (mosques/churchs/klenteng) yang sudah tua dan bernilai historis tinggi. Karena mayoritas penduduk Jakarta adalah Muslim, maka tidak mengherankan jika banyak mesjid yang dianggap sebagai bangunan bersejarah.

Di sisi lain, ada tradisi sebagian besar masyarakat untuk mengunjungi makam keluarga atau tokoh yang dianggap berperan penting dalam sejarah hidupnya dan sejarah masyarakatnya. Kunjungan yang disebut ziarah ke tempat atau makam tokoh bukan hanya menjadi tradisi umat Islam. Sebagian kecil masyarakat Belanda pun masih suka mengunjungi makam keluaga mereka yang dikuburkan di pekuburan Menteng. Namun ziarah sudah menjadi fenomena tersendiri yang unik bagi masyarakat Muslim. Tidak hanya Muslim Indonesia tetapi di seluruh dunia.


Fenomena ziarah Islam di Jakarta juga cukup besar dan sudah dilakukan secara tradisional dari waktu ke waktu sampai sekarang. Ziarah di sini dimaksudkan bukan dalam arti sempit hanya mengunjungi makam. Akan tetapi mengunjungi Masjid yang bersejarah, dan terkenal memiliki arsitektur bagus atau memiliki kegiatan yang unik, serta mengunjungi lembaga/institusi Islam, seperti pondok pesantren. Ziarah seperti ini sudah sering dilakukan oleh sebagian masyarakat Indonesia.

Memang, biasanya kunjungan ziarah itu dilakukan sekaligus mendatangi beberapa masjid dan makam tokoh serta institusi pendidikan Islam. Fenomena ziarah yang secara tradisional sudah berjalan di DKI Jakarta ini biasanya mengunjungi tempat-tempat dengan kategori yang sudah disebutkan di atas. Namun di beberapa masjid di Jakarta, dalam waktu-waktu tertentu peziarah yang datang sangat banyak. Bahkan pengunjungnya bukan hanya masyarakat dari dalam Jakarta saja, tetapi dari luar daerah, bahkan ada yang dari luar negeri, seperti Malaysia, Singapura, dan Yaman serta Hadramaut. Menariknya, siklus ini berjalan secara periodik setiap tahun. Sebagai contoh, siklus ziarah di Masjid Luar Batang dan Kwitang. Pada bulan Maulid atau Rabi’ul Awwal, tentu kita akan terheran-heran menyaksikan ribuan orang datang dan pergi melakukan ziarah di sana. Begitu pula, setiap malam Jum’at, kedua Masjid itu penuh oleh para peziarah yang datang secara bergantian dari sore sampai pagi hari. Para peziarah, yang terdiri dari berbagai kelompok masyarakat yang berbeda latar belakang, umur dan jenis kelamin itu membuat daerah sekitar komplek ke dua masjid di atas berubah menjadi “pasar kaget”. Dan komplek masjid pun berubah pula menjadi penginapan sementara bagi para peziarah. Fenomena ini terjadi khususnya di lima masjid besar di Jabotabek (Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi) yang di dalamya terdapat makam tokoh penyebar Islam di Jakarta.

Para tokoh itu berasal dari kalangan habaib atau ‘alawi, yaitu dari keturunan keluarga Nabi Muhammad S.A.W. Waktu kunjungan ziarah yang paling ramai, adalah waktu acara peringatan Maulid Nabi dan acara Haul (peringatan hari kematian). Masjid dan makam-makam di atas terkenal hanya dari cerita mulut-ke-mulut, seperti halnya Masjid Agung Banten dan Masjid Agung Cirebon. Kedua Masjid ini menjadi salah satu objek wisata di daerahnya lebih banyak karena faktor ke-keramat-annya dari pada faktor historis, arsitektur, dan budayanya. Sebenarnya jika dibandingkan dengan tempat-tempat ziarah Islam di luar negeri, faktor penyebab orang berkunjung kelihatannya tidak jauh berbeda. Terlihat bahwa faktor kesucian, sejarah, dan arsitektur suatu bangunan tampaknya menjadi alasan utama mengapa orang berziarah ke sana. Memang, terkesan lebih rasional. Namun karena dikelola secara profesional, kunjungan di tempat-tempat ziarah Islam di luar negeri terkesan lebih prestigious. Bisa disebutkan beberapa tempat, Masjid al-Haram dan Masjid Nabawi di Makkah dan Madinah, masjid al-Aqsa di Yerusalem, Universitas al-Azhar di Kairo, Mesjid Biru di Turki, dan Istana Al-Hamra di Spanyol.

Obyek-obyek wisata ziarah Islam di luar negeri banyak dikunjungi pada saat bersamaan dengan waktu melakukan ibadah Haji atau Umroh. Dan dari hasil pengelolaan yang profesional di atas, sudah jelas terlihat berapa besar devisa yang didapat oleh negara dari tempat-tempat tersebut. Membandingkan tempat-tempat di luar negeri, tentu banyak hal yang perlu kita pelajari. Namun sebenarnya ada beberapa tempat di Jakarta yang sudah sering dikunjungi karena faktor yang lebih rasional seperti di luar negeri. Seperti Masjid Istiqlal, Masjid Al-Azhar, dan beberapa pesantren modern. Pada hari-hari biasa, masjid Istiqlal menjadi tempat bagi turis asing yang ingin melihat keunikan arsitektur dan sejarahnya. Begitu pula pengunjung-pengunjung domestik datang selain bisa menyaksikan dan mengagumi masjid yang “pernah” menjadi terbesar di Asia Tenggara, juga sekaligus ingin merasakan beribadah di dalamnya. Contoh mudahnya adalah Festifal Istiqlal yang diselenggarakan di Istiqlal. Dari dua kali penyelenggaraan, festifal ini menjadi festifal budaya umat Islam yang terbesar di Indonesia karena “kharisma” mesjid Istiqlal. Begitu pula dengan pesantren-pesantren modern yang ada di Jakarta.

Tamu-tamu yang datang bukan hanya sekup luar propinsi atau pulau tapi juga dari luar negeri. Misalnya Pondok Pesantren Darunnajah, hampir setiap menerima tamu dari Kairo dan Arab Saudi. Sayang sekali jika tempat-tempat wisata religius yang ada di dalam kota Jakarta sendiri terlupakan. Padahal tempat-tempat itu begitu kaya akan potensi, seperti potensi sejarah Islam di Jakarta, potensi kekayaan arsitektur lama, potensi keunikan budaya-budaya lokal yang harus lebih digali untuk pelestariannya. Begitu pula dari fenomena ziarah dapat digali potensi ekonomi lokal yang dapat dimanfaatkan untuk masyarakat sekitar pula. Dan secara tidak langsung dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar. Dari latar belakang di atas, penelitian ini akan berusaha menjawab pertanyaan: mengapa tempat-tempat wisata ziarah Islam ini tidak atau belum berkembang? Nampaknya sektor ini memang belum dikembangkan. Mengapa? Sebenarnya, seberapa potensialkah tempat-tempat wisata ziarah Islam di DKI Jakarta? Mengapa ada tempat yang remai dikunjungi ada pula yang sepi. Sebenarnya apa faktor utama peziarah itu datang? Dan mengapa orang berziarah? Hal itulah yang menarik kami para peneliti Pusat Bahasa dan Budaya IAIN Jakarta tertarik untuk melakukan penelitian. Paling tidak, studi awal ini diharapkan dapat membuka wacana tentang kemungkinan dikembangkannya tempat-tempat wisata ziarah Islam secara profesional.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Penelitian ini akan terfokus pada fenomena Wisata ziarah Islam di wilayah DKI Jakarta. Hal ini berdasarkan pengamatan awal, bahwa sebenarnya tempat-tempat ziarah di Jakarta cukup banyak dan beragam, dan dapat dikatakan potensial untuk dikembangkan menjadi obyek wisata alternatif. Beberapa tempat dikunjungi ribuan peziarah, sedangkan yang lain hanya puluhan peziarah. Mengapa berbeda? Mengapa orang berziarah? Dan mengapa ke tempat tertentu? Jika dibandingkan, tempat-tempat wisata ziarah di DKI tidak berkembang sebagaimana tempat-tempat wisata ziarah seperti halnya di Mesir, Saudi Arabia, Turki, Palestina, dan Spanyol, yang dikemas secara profesional sehingga dapat mendatangkan devisa yang sangat besar bagi negara. Begitu pula misalnya jika dibandingkan dengan obyek wisata umum/komersial di Jakarta, maka tempat-tempat wisata ziarah Islam memang belum dikemas untuk kepentingan ziarah dan fasilitasnya sangat jauh dari memadai.

Berdasarkan fenomena di atas, maka permasalahan yang akan dikedepankan dalam penelitian ini adalah: v Mengapa tempat-tempat wisata ziarah Islam di Jakarta tidak berkembang? Faktor pendukung dan penghambat apa yang menyebabkan tempat-tempat wisata ziarah di Jakarta tidak berkembang seperti tempat-tempat wisata ziarah Islam di luar Jakarta atau di luar negeri? v Apakah fenomena ziarah itu? Apa latar belakang sosial, ekonomi, pendidikan dan keagamaan peziarah? Motivasi dan faktor apa yang mendorong orang melakukan ziarah? Bagaimana pandangan mereka terhadap tempat ziarah? v Tempat-tempat seperti apakah yang potensial dikembangkan menjadi obyek wisata ziarah. Dan bagaimana upaya mengembangkan wisata ziarah Islam di Jakarta?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui sebab-sebab yang mengakibatkan tempat-tempat wisata ziarah Islam di Jakarta tidak berkembang. Khususnya, menggali faktor-faktor pendukung dan penghambat yang menyebabkan tempat-tempat wisata ziarah di Jakarta tidak berkembang seperti tempat-tempat wisata ziarah Islam di luar negeri.

2. Melakukan studi tentang fenomena ziarah secara sosial dan keagamaan, termasuk melihat profil peziarah, pandangan peziarah serta motivasi yang mendorong orang melakukan ziarah.

3. Mengklasifikasi tempat-tempat wisata ziarah yang potensial untuk dikembangkan. Dan mencari solusi bagi upaya-upaya untuk mengembangkan tempat-tempat wisata ziarah Islam di Jakarta.



D. Manfaat Penelitian

1. Memberikan masukan kepada pemerintah propinsi DKI Jakarta mengenai tempat-tempat wisata ziarah Islam yang potensial untuk dikembangkan.

2. Memberikan masukan kepada pemerintah tentang faktor-faktor pendukung dan penghambat bagi pengembangan tempat-tempat wisata ziarah di Jakarta.

3. Memberikan solusi alternatif kepada pemerintah propinsi DKI Jakarta bagi upaya pengembangan tempat-tempat wisata ziarah Islam sebagai upaya menjadikan Jakarta kota wisata yang religius sehingga dapat menarik wisatawan dalam negeri dan luar negeri.

4. Memberikah masukan kepada pemerintah propinsi DKI tentang fenomena ziarah secara sosial dan keagamaan. Secara lebih khusus, memberikan gambaran mengenai potret peziarah dengan motivasi dan latar belakang sosial-ekonomi, budaya dan pendidikan, serta potret latar belakang sosial-budaya, ekonomi, pendidikan dan keagamaan masyarakat di sekeliling obyek wisata.



E. Metodologi Penelitian

1. Definisi Operasional Konsep Yang dimaksud dengan potensi dalam penelitian ini adalah kemungkinan, kemampuan, atau kekuatan. Ada dua potensi di sini, yaitu potensi fisik dan dan potensi market/konsumen. Potensi fisik yaitu kemungkinan pengembangan obyek-obyek yang bernuansa religius di wilayah DKI Jakarta untuk dapat dikembangkan menjadi obyek wisata ziarah Islam. Dan potensi market atau konsumen adalah kemungkinan besarnya market atau dalam hal ini adalah peziarah yang akan datang ke obyek wisata ziarah Islam. Sedangkan pengertian Wisata Ziarah Islam dalam penelitian ini adalah sebuah perjalanan atau kunjungan yang dilakukan baik secara individu maupun kelompok ke tempat-tempat dan institusi-institusi yang berperan penting dalam penyebaran dakwah dan pendidikan Islam di Jakarta. Jakarta yang dimaksud dalam penelitian ini adalah daerah lima wilayah Jakarta, yaitu Jakarta Selatan, Pusat, Timur, Barat, dan Utara. Penelitian tidak mencakup wilayah Bogor dan Tangerang.

2. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah: - Deskriptif analitis, menjelaskan berbagai informasi dan data yang diperoleh secara kritis dengan didukung oleh analisa-analisa ekonomi, sosial, budaya, dan agama. - Historis, melakukan kajian kesejarahan terhadap obyek-obyek wisata dari mulai didirikan sampai sekarang, dengan melihat setting sosial kemasyarakatan dan politik. - Komparatif, melakukan analisa perbandingan antara obyek wisata ziarah di Jakarta dengan obyek wisata di luar negeri. Dengan melihat kelebihan dan keunggulan obyek-obyek wisata ziarah di luar negeri, maka upaya untuk mengembangkan potensi wisata ziarah Islam di Jakarta, diharapkan bisa berkembang secara signifikan dengan kebutuhan peziarah dan perkembangan globalisasi.

3. Sumber Data Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah: Pertama adalah sumber bibliografis dan dokumentasi, yaitu data yang berasal dari bahan-bahan kepustakaan, baik berupa ensiklopedi, buku-buku, artikel-artikel karya ilmiah yang dimuat dalam media massa seperti majalah dan surat kabar, serta jurnal ilmiah maupun laporan-laporan hasil penelitian dan data-data yang diterbitkan oleh lembaga-lembaga pemerintah. Kedua adalah data yang berasal dari field-work dan observasi; responden, informan, peristiwa, situasi-kondisi dan fakta yang didapat dari obyek penelitian di lapangan. Data lapangan ini dikumpulkan dengan beberapa instrumen (akan dijelaskan tersendiri), seperti observasi, angket, dan wawancara mendalam (indepht interview). Data jenis ini akan diperlakukan sebagai primary sources (sumber utama) yang mendasari hasil penelitian ini. Dengan dua macam sumber tersebut, penelitian ini diharapkan dapat mengungkap dan menjelaskan realitas wisata ziarah Islam yang terkini secara obyektif dan komprehensif.

4. Obyek Penelitian Objek wisata ziarah Islam dalam penelitian ini terdiri dari tiga jenis, yaitu: 1. Masjid-masjid tua/kuno dan makam para tokoh ulama yang berperan dalam penyebaran Islam di Jakarta dan sekitarnya. 2. Masjid yang besar dan artistik yang menjadi kebanggaan nasional serta memiliki kegiatan yang unik. 3. Institusi pendidikan dan sosial Islam yang cukup besar, khas dan berperan nasional. Aspek-aspek yang akan dikaji meliputi: No. Aspect Rincian Kisi-kisi Penelitian 01 Sosial dan historis a. Setting sosial kemasyarakatan, sosial-budaya, ekonomi, politik, dan keagamaan.b. Sejarah berdirinya bangunan.c. Profil tokoh pendirid. Sejarah perkembangan obyek wisata sampai kini. 02 Bangunan Fisik a. Lingkungan sosial bangunan/ komplekb. Luas Bangunan/komplekc. Fasilitas 03 Management a. Pengelola/Pengurusb. Jaringan kelembagaanc. Lembaga-lembaga di bawahnyad. Pembiayaan/dana 04 Pengunjung/peziarah a. Latar belakang sosial, ekonomi, pendidikan dan keagamaan.b. Motif kunjunganc. Waktu kunjungand. Praktek atau amalan keagamaan

5. Sampel dan Responden Sampel penelitian ini dipilih berdasarkan ketentuan sebagai berikut: a. Memiliki pengunjung/peziarah yang besar. b. Terkenal dalam skala nasional c. Memiliki segi arsitektur yang menarik d. Memiliki peran yang signifikan dalam sejarah penyebaran dan dakwah Islam di DKI. Obyek wisata ziarah di bawah ini dipilih berdasarkan jenis dan kriteria obyek. Maka sample dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Komplek Masjid dan Makam Kwitang 2. Komplek Masjid dan Makam Luar Batang 3. Masjid dan Makam Pangeran Jayakarta 4. Makam dan Masjid Kampung Bandan 5. Makam dan Masjid Al-Alam Marunda & Rumah si Pitung 6. Makam dan Masjid Angke (Al-Anwar) 7. Masjid an-Nawier 8. Masjid Istiqlal 9. Masjid Al-Tin 10. Bayt al-Qur’an dan Museum Istiqlal 11. Masjid Agung Al-Azhar 12. Pondok Pesantren Darunnajah 13. Pondok Pesantren Ash Shidqiyah Adapun responden terdiri dari para pengurus obyek wisata ziarah, para penduduk sekitar obyek wisata ziarah, para pengunjung atau orang yang berziarah ke obyek tersebut. Responden lain adalah para pengusaha biro perjalanan dan pemerintah yang berkepentingan terhadap obyek-obyek di atas.

6. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Observasi Langsung Untuk memperoleh akses langsung terhadap obyek yang diteliti, tim telah melakukan observasi langsung terhadap obyek wisata ziarah. Observasi dimaksudkan untuk mendapat informasi awal mengenai, profil tokoh, lingkungan sosial, ekonomi, dan budaya, managemen organisasi, pengunjung dan kegiatan ziarah itu sendiri. Wawancara Mendalam Alat ini akan digunakan untuk mewawancarai sebagian responden. Interview yang pertama ditujukan kepada para pengurus obyek wisata ziarah, penduduk sekitar dan para peziarah, agar diperoleh informasi mendalam mengenai sejarah, kegiatan ziarah, dan pemahaman keagamaan mereka. Interview yang kedua ditujukan kepada pengusaha biro perjalanan wisata untuk mendapat informasi mengenai potensi pengembangan wisata ziarah dan perbandingan obyek wisata ziarah di luar negeri; dan pemerintah propinsi untuk mengetahui kebijakan pemerintah terhadap penanganan obyek dan pengembangan wisata ziarah. Wawancara ini akan dengan terarah dan intensif. Angket Angket berisi pertanyaan mengenai latar belakang peziarah, persepsi dan pemahaman mereka tentang ziarah dan obyek ziarah yang mereka kunjungi, serta hal-hal detail tentang ziarah. Angket ini disebarkan kepada peziarah yang datang ke obyek wisata ziarah seperti yang disebutkan di atas. Angket untuk peziarah ini disebarkan secara purposive berdasarkan rasionalisasi jumlah pengunjung yang biasanya datang ke suatu obyek. Jumlah ini sebanyak kira-kira 1% dari banyaknya pengujung pada hari-hari sibuk/ramai ziarah, seperti di bawah ini: No Obyek Ziarah Jumlah Angket Jumlah Wawancara 1 Masjid Luar Batang 25 3 2 Masjid An-Nawir - 3 3 Masjid Istiqlal 15 3 4 Masjid Kp. Bandan 5 3 5 Masjid Kwitang 20 3 6 Masjid Al-Anwar - 3 7 Makam Pangeran Jayakarta 10 3 8 Masjid At-Tiin 10 1 9 Masjid Al-Azhar 10 1 10 Masjid Al-Alam Cilincing 5 3 11 Baitul Qur’an & M. Istiqlal 10 1 12 Pesantren Darunnajah 8 1 13 Pesantren Ash-Shiddiqiyah 8 1 Jumlah 126 29 Dari 126 angket yang disebarkan, jumlah angket yang kembali dan valid berjumlah 111 angket.

F. Teknik Analisis Data

Data bibliografis dan data wawancara dipilah berdasarkan topik dan dideskripsikan. Data-data ini dipergunakan untuk memperkuat kerangka teoritis pada Bab II dan profil obyek wisata pada Bab III. Angket yang masuk sejumlah 111 buah dioleh menggunakan program pengolahan data SPSS. Data bibliografis dan wawancara pertama akan dianalisis secara deskriptif kemudian dianalisis dengan secara cross check. Data yang diperoleh melalui penyebaran angket setelah diproses melalui entri data akan dianalisa dengan cara deskriptif frequencies untuk melihat angka prosentase. Setelah itu, data-data tertentu akan di cross tab satu variabel dengan variabel lain. Data lapangan dari hasil angket akan dianalisa pada Bab IV. Begitu pula data di maksud akan di cross check dengan data hasil wawancara. VII. Sistematika Penulisan Laporan Laporan ini ditulis dengan sistematika sebagai berikut sebagaimana di bawah ini: Bab I memuat latar belakang masalah berikut tujuan, manfaat, metodologi penelitian yang dipakai, tehnik analisa data serta sistematikan penulisan laporan. Bab II masuk pada pembahasan teoritis ziarah Islam. Pembahasan diawali dengan flasback pada sejarah penyebaran dan perkembangan Islam di Jakarta, dan deskripsi mengenai obyek wisata ziarah Islam. Sub bab terakhir mendiskusikan mengenai fenomena Ziarah Islam sebagai fenomena sosial kemasyarakatan dan fenomena keagamaan. Profil mengenai obyek-obyek wisata Ziarah Islam di Jakarta akan dideskripsikan secara terinci pada bab III. Sebanyak tiga belas obyek wisata ziarah Islam akan dibahas dari latar belakang pendiriannya, tokoh-tokohnya, serta bangunan fisik dan management organisasinya. Kelengkapan informasi satu obyek dengan yang lainnya cukup berbeda karena ada obyek yang pendokumentasiannya cukup baik, sedang sebagian tidak. Data mengenai profil obyek wisata ziarah Islam ini diambil dari berbagai sumber bibliografis dan dari interview. Sumber informasi yang cukup penting mengenai profil peziarah serta pandangan-pandangan mereka dipaparkan dalam Bab IV. Latar belakang pendidikan, agama, sosial, dan ekonomi para peziarah akan dianalis. Begitu pula asal peziarah, serta apa motivasi dan tujuan ziarah mereka. Pandangan mereka terhadap obyek wisata ziarah juga akan dielaborasi dengan cukup detail. Berangkat dari paparan Bab IV, potensi wisata ziarah Islam dan pola pengembangannya akan dibahas dalam Bab V. Potensi yang dianalisa ada dua, pertama, potensi obyek-obyek wisata itu sendiri untuk dapat dikembangkan menjadi obyek wisata ziarah Islam. Kedua, adalah potensi fenomena wisata ziarah Islam itu sendiri. Laporan ditutup dengan memaparkan kesimpulan hasil penelitian dan temuan-temuan penelitian. Berangkat dari kesimpulan yang diambil, penelitian ini juga menghasilkan beberapa rekomendasi yang perlu direalisasikan untuk pengembangan program wisata ziarah Islam ini. Bagian akhir laporan penelitian ini dilengkapi dengan bibliografi dan lampiran-lampiran angket, pedoman wawancara, transkrip wawancara, serta foto-foto obyek wisata dan aktivitas ziarah.

/@cwi

pengunjung membaca ini juga:



0 komentar:

Posting Komentar


Gabung bersama kami

About Me

admin jg menerima pelayanan jasa

admin jg menerima pelayanan jasa
Jasa arsitek rumah; desain arsitek / desain rumah, gambar denah rumah, bangun rumah baru, renovasi rumah dan pembangunan mesjid, mushola, ruko, disaign taman, dll. klik gambar utk kontak personal.

Syiar Islam On Twitter

Site info

Kalkulator Zakat Fitrah

  © Syiar islam Intisari Muslim by Dede Suhaya (@putra_f4jar) 2015

Back to TOP  

Share |