Ikatan Yang Ternoda

Malem sob, langsung aja kali ini aa akan sedikit share bagaimana petualangan pribadi aa. Mengingat penomena perjodohan dari org tua akhir² ini begitu marak menimpa pd orang² yg sdh produktif utk menikah namun mengalami masalah dalam menentukan pilihan calon pendamping hidupnya. Baik itu datang dari pihak ortu, kriteria dan selera masing² yg tak kunjung jg ia temukan.

Baiklah tanpa ba bi bu lg, aa mulai dari petualangan aa sendiri. Itung² menyimpan data harian bwt kisah klasik masa depan he he he

Jujur, mungkin klo bkn karena Iman, aa sdh jatuh kedalam jurang lumpur yg dalam nan kotor. Tp beruntunglah Allah swr masing menyayangi umatNya yg hina dina ini. Knp?

begini, aa prnh mengalami kegagalan berumah tangga. Itu mpk pukulan telak yg sempet membuat hidup aa menjadi redup, patah semangat hingga boleh dikatakan depresi istilah sikolog nya mah. Bgmn tidak, aa yakin setiap orang yg memandang pernikahan itu mpk utk melengkapi agamanya tentu sudah menyiapkan ancang-ancang serta planing, visi dan misi nya kelak klo sudah berumah tangga. Begitupun halnya dg aa, segala amunisi rencana sdh di planing sedemikaian rupa. Namun apa daya, manusia punya rencana, Allah jualah yg menentukan.
Rumah tangga berantakan hanya dlm hitungan bulan. Prustasi, patah arang sudah pasti. Tp Alhamdulillah, dg dukungan keluarga, sodara, sobat² terdekat dan pondasi keimanan yg cukup, msk dg susah payah aa terus berusaha bangkit hingga detik ini. Mmg, aa blm menemukan perpoma permainan hidup dan karakter aa yg sesungguhnya lg. Tp aa rasa aa dlm tracknya menuju ke sana.

Selanjutnya, apa yg menyebabkan kehancuran rumah tangga ini. Maaf, bknnya aa mo buka aib sendiri, tp lebih kepada pembelajaran dan muhasabah bagi kita² semua untk meminimalisir segala kemungkinan terburuk sekalipun. Karena sudah tentu setiap orang ingin pernikahannya hanya terjadi sekali dlm seumur hidupnya.

Bisa d bilang, kami d jodohkan orang tua kami. Msk saat itu aa sendiri sdh punya incaran namun ada indikasi ortu tak merestuinya dan akhirnya memperkenalkan pd akhwat yg aa pikir mungkin inilah jodoh terbaik yg di berikan Allah thp aa.

Tahap perkenalanpun berjalan, namun cukup singkat saja karena d samping ortunya pengen di 'segerakan, aa jg gak mau ada istilah pacaran trll lama. Satu hal yg pertama kali aa tanyakan sama dia, sholat! Dan jawabannya cukup memuaskan. Setelah itu aa tanyakan jg komitmennya utk menikah mengingat usianya masih yerbilang sangat muda, dan jawabannyapun cukup melegakan. Mala jadilah kami menikah.

awal² setelah walimahan berjalan lancar layaknya penganten baru. hingga menjelang bbrp bulan sthlhnya mulai ada indikasi yg tdk benar.

dg diawali laporan dari sodara² dan beberapa tetangga. (o yak, aa meninggalkan dia d kampung sementara aa mencari nafkah di jakarta) yg mulanya merasa heran dg tingkah lakunya yg tak bisa lepas dari telpon celuller. Entah itu sms an atau telponan entah dg siapa yg jelas bukan dg aa.

Dari masukan itulah aa berusaha meminta HP nya, namun sering ia tolak. Bkn hanya itu, peringai anehnya mulai tampak, seolah dia tdk nganggap aa itu suaminya. Namun aa sikapi dg positif think aja karena tak mau mengundang keributan. Hingga suatu malam...

Aa rebut paksa HP nya, dan ketika d baca dr inbox nya, Astghfirllah...

Aa remove semua pesan masuk. Begitupula dg no kontaknya. A reset ulang HP nya.

Karena tak ingin menimbulkan kegaduhan, a tak menceritakan kejadian ini pd siapapun, termasuk ortu kami. A simpan rapi d relung hati msk sangat nyesek.

Tp kejadian itu terulang lg utk kedua kalinya. yg ternyata dia punya salinan semua kontaknya itu dlm buku. Dan Akhirnya pecahlah perang.

Sekuat tenaga a ingin pertahankan ikatan suci ini, msk secara nyata² ia minta cerai, tp a berusaha utk trz menyadarkannya dari kesesatan ini. Karena a menganggap ini bisa jd ladang amal bg a.

Namun semua percuma. Rupanya tekadnya sdh bulat, ingin bercerai!

Usaha terakhir, a biarkan ia tenang. A kembalikan sm ortunya dg harapan bs merobah keputusannya.

Namun..... Ia terlalu angkuh utk merobahnya. Dan aa pikir bwt apa jg mempertahankannya jika memang karakternya demikian. Dan terjadilah talak itu :)

Sungguh a tak menyesali dg keputusan itu msk mmg a akui sbg 'cowok rasanya sgt tdk pantas dpt perlakuan begini. Namun apa daya, KuasaNya begitu tampak d mata aa. Dan a msh bersyukur dpt ujian yg aa rasa cukup dahsyat spt ini.

Sobat, banyak pelajaran dan hikmah yg ingin a bagi pd sobat² semua atas musibah ini. Tp silahkan, sobat semua mungkin lbh bijak dr a utk mengambil kesimpulannya sendiri. Yg jelas a gak ingin hal² spt ini menimpa pada kalian semua. Kalo bisa mah, biar aa org terakhir yg merasakan sakitnya di perlakukan spt ini. Semoga, amin....


Wallahalam bi sowab /@cwi

selengkapnya...

Mutiara hikmah dari panggung sejarah Islam #3: Mereka yang selalu merindukan masjid

Orang-orang shalih sejak zaman Nabi shallallahu 'alaihi wa salam, sahabat radhiyallahu 'anhum, tabi'in, tabi'it tabi'in dan generasi setelah mereka sampai akhir zaman nanti dikenaI sebagai orang-orang yang hatinya "bergantung" dengan masjid. Mereka adalah orang-orang yang senantiasa memakmurkan masjid dan menjaga pelaksanaan shalat wajib berjama'ah di masjid di awal waktu. Inilah kisah ketauladanan seorang penghulu ulama tabi'in, ulama senior Madinah dan menantu sahabat Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu yang bernama imam Sa'id bin Musayyib bin Hazn Al-Makhzumi Al-Qurasyi Abu Abdillah. Kedalaman ilmunya dan keshalihan amalnya membuatnya dijuluki sebagai sayyidut tabi'in (pemimpin generasi tabi'in), faqihul fuqaha' (pemimpin seluruh ulama fiqih) dan 'alimul 'ulama' (gurunya seluruh ulama). Imam Sa'id bin Musayib begitu antusias dalam menjaga shalat berjama'ah di masjid di awal waktu, sampai-sampai selama empat puluh tahun penuh ia telah memasuki masjid sebelum muadzin mengumandangkan adzan. Bard maula Sa'id bin Musayib berkata, "Tidaklah dikumandangkan panggilan untuk shalat selama empat puluh tahun, kecuali Sa'id bin Musayyib telah berada di masjid." Abu Harmalah meriwayatkan dari Said bin Musayib bahwa ia berkata, "Aku tidak pernah ketinggalan shalat berjama'ah selama empat puluh tahun." Utsman bin Hakim meriwayatkan dari Said bin Musayib bahwa ia berkata, "Tidaklah seorang muadzin mengumandangkan adzan selama tiga puluh tahun, melainkan aku telah berada di dalam masjid." (Siyar A'lam An-Nubala', 4/221) Inilah kisah ketauladanan dari seorang ulama tabi'in dan ahli ibadah dari Damaskus yang gugur di medan jihad di Afrika, imam Rabi'ah bin Yazid Abu Syu'aib Al-Iyadi Ad-Dimasyqi yang terkenal dengan julukan Al-Qashir. Abdurrahman bin Amir berkata: "Aku telah mendengar Rabi'ah bin Yazid berkata: "Tidaklah muadzin mengumandangkan adzan shalat Zhuhur sejak empat puluh tahun yang lalu, melainkan aku sudah berada dalam masjid, kecuali saat aku sakit atau bepergian jauh." (Siyar A'lam An-Nubala', 5/240) Tidak heran apabila Allah Azza wa Jalla memuliakan sang imam semasa hidup maupun sesudah meninggalnya. Imam yang shalih ini gugur dalam jihad di Afrika, saat pasukan Islam yang dikomandani oleh Kultsum bin Iyadh berperang melawan kaum musyrik Barbar pada tahun 123 H. Inilah kisah ketauladanan seorang ulama besar hadits dan pakar ilmu al-jarh wat ta'dil yang kesohor, imam Yahya bin Sa'id Al-Qathan Abu Sa'id At-Tamimi Al-Bashri. Ia seorang ulama besar hadits pada abad dua hijriyah, yang digelari oleh para sejarawan dan ulama hadits sebagai al-imam al-kabir (ulama besar) dan amirul mu'minin fil hadits (khalifah kaum muslimin di bidang hadits). Yahya bin Sa'id Al-Qathan dikenal sebagai ulama yang ahli ibadah. Seorang muridnya yang juga ulama hadits, Bundar bercerita: "Saya telah belajar kepada Sa'id bin Yahya selama lebih dari dua puluh tahun. Selama itu, aku tidak pernah melihatnya berbuat maksiat walau hanya sekali." Ulama besar di bidang hadits yang juga pakar di bidang jarh wat ta'dil, imam Yahya bin Ma'in berkata: "Selama dua puluh tahun, Yahya bin Sa'id selalu mengkhatamkan Al-Qur'an setiap malam." Adapun kesungguhannya dalam menjaga shalat berjama'ah di masjid, imam Yahya bin Ma'in menuturkan, "Sesungguhnya Yahya bin Ma'in tidak pernah luput dari tergelincirnya matahari (shalat Zhuhur berjama'ah) di masjid selama empat puluh tahun." (Siyar A'lam An-Nubala', 9/181) Subhanallah. Seorang ulama yang begitu menjaga shalat berjama'ah di masjid selama hidupnya. Dan tahukah Anda, bagaimana kisah meninggalnya sang imam? Sungguh Allah Azza wa Jalla telah memuliakannya saat ia hidup dan ia meninggal. Inilah saksi hidup peristiwa mulia tersebut, Ali bin Abdullah yang menuturkannya sendiri. Katanya, "Kami sedang bersama dengan Yahya bin Sa'id Al-Qathan di dalam masjid. Ketika ia keluar dari masjid, kami pun ikut keluar bersamanya. Ketika telah sampai di pintu rumahnya, Yahya bin Sa'id berhenti. Kami pun ikut berhenti. Tiba-tiba ada seorang pengemis datang kepadanya. Melihat kehadiran pengemis itu, Yahya berkata kepada kami, "Masuklah kalian ke dalam rumah!" "Kami pun masuk ke dalam rumahnya. Kepada pengemis itu, Yahya berkata: 'Bacalah!" Maka pengemis itu mulai membaca ayat-ayat Al-Qur'an. Aku lihat wajah Yahya berubah khusyu' oleh bacaan si pengemis. Tatkala bacaan pengemis itu sampai pada ayat: {إِنَّ يَوْمَ الفَصْلِ مِيْقَاتُهُم أَجْمَعِيْنَ} "Sesungguhnya hari keputusan (hari kiamat) adalah hari yang dijanjikan bagi mereka semua." (QS. Ad-Dukhan [44]: 40) Yahya menjerit keras, terjatuh dan tak sadarkan diri. Saat itu Yahya terjatuh ke dekat pintu. Tiba-tiba pintu yang rapuh itu ikuut terjatuh dan menimpa punggung Yahya hingga berdarah. Kaum wanita dalam rumahnya menjerit melihat hal itu. Kami pun segera keluar rumah dan mendapati keadaan Yahya yang pingsan dengan punggung berdarah. Setelah disadarkan beberapa saat lamanya, Yahya akhirnya siuman. Ia segera diangkat ke atas ranjang. Kami kembali masuk ke dalam rumah untuk menengoknya. Dalam keadaan tertidur di atas ranjang, mulutnya masih mengulang-ulang ayat: {إِنَّ يَوْمَ الفَصْلِ مِيْقَاتُهُم أَجْمَعِيْنَ} "Sesungguhnya hari keputusan (hari kiamat) adalah hari yang dijanjikan bagi mereka semua." (QS. Ad-Dukhan [44]: 40) Ia terus mengulang-ulang ayat itu sampai menghembuskan nafas yang terakhir. Semoga Allah merahmatinya." Kesungguhan orang-orang shalih untuk menghadiri shalat jama'ah di masjid tidak terbatas saat mereka dalam kondisi sehat dan lapang semata. Mereka bahkan tetap memaksakan diri untuk menghadiri shalat jama'ah di masjid meskipun mereka mengalami sakit keras. Inilah kisah ketauladanan dari seorang ulama tabi'in yang ahli ibadah, imam Amir bin Abdullah bin Zubair bin Awwam Al-Asadi. Beliau adalah seorang ulama rabbani dan ahli ibadah di kota Madinah. Bapaknya adalah Abdullah bin Zubair radhiyallahu 'anhu, seorang khalifah dan ulama dari kalangan sahabat junior. Kakeknya adalah Zubair bin Awwam radhiyallahu 'anhu, paman Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam dari jalur ibu dan sekaligus seorang sahabat yang dijamin masuk surge. Ulama rabbani yang lahir dari keturunan sahabat yang mulia ini sangat tekun menjaga shalat berjama'ah di masjid. Pada saat ia sakit keras yang menyebabkannya meninggal, ia masih sempat mendengar kumandang adzan Magrib dari masjid nabawi. Ia pun memerintahkan kepada keluarganya untuk memapahnya ke masjid. "Bawalah aku ke masjid!" "Engkau sedang sakit keras." jawab keluarganya. "Bagaimana aku mendengar panggilan Allah lalu aku tidak mendatanginya?" tukas Amir bin Abdullah. Dengan terpaksa keluarganya memapahnya ke masjid. Ia memaksakan berdiri di tengah shaf bersama jama'ah lainnya. Ia masih mampu mengikuti bacaan dan gerakan imam sampai raka'at pertama. Tatkala imam dan seluruh ma'mum lainnya bangkit untuk raka'at kedua, Amir bin Abdullah tidak mampu bangkit lagi. Allah telah memanggil ruhnya untuk selamanya. Ia meninggal dalam keadaan sujud kepada Allah di tengah shaf, di masjid nabawi yang diberkahi. Subhanallah! (Siyar A'lam An-Nubala', 5/220) Dan inilah kisah ketauladanan dari seorang ulama tabi'in senior, Rabi' bin Khutsaim bi bin A'idz Abu Yazid Ats-Tsauri. Ia seorang ulama dan ahli ibadah di kota Kufah. Keshalihan, ketekunan ibadah dan kedalaman ilmunya diakui oleh ulama senior sahabat. Sahabat Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu anhu berkata kepadanya, "Wahai Abu Yazid, sekiranya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam melihatmu, pasti beliau akan mencintaimu. Tidaklah aku melihatmu, melainkan aku teringat akan orang-orang yang tekun beribadah." Pada masa tuanya, Rabi' bin Khutsaim mengalami lumpuh separoh badannya. Meski demikian ia tetap memaksakan diri untuk menghadiri shalat berjama'ah di masjid. Ia meminta keluarganya untuk memapah dirinya ke masjid. Orang-orang berkata, "Wahai Abu Yazid, shalatlah di rumah saja! Anda telah mendapatkan keringanan untuk shalat di rumah." "Benar, aku memang mendapatkan keringanan untuk shalat di rumah. Tapi aku masih bisa mendengar seruan muadzin hayya 'alash shalah..hayya 'alal falah (marilah menuju shalat…marilah menuju keberuntungan). Jika kalian masih bisa mendatangi seruan hayya 'alash shalah..hayya 'alal falah, maka datangilah meski dengan merangkak!" (Siyar A'lam An-Nubala', 4/260) Saudaraku seislam dan seiman… Orang-orang shalih terdahulu telah memberikan ketauladanan nyata kepada kita bagaimana mengamalkan firman Allah Azza wa Jalla: إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا اللَّهَ فَعَسَى أُولَئِكَ أَنْ يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan salat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapa pun) selain kepada Allah. Maka merekalah orang-orang yang pasti termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. At-Taubah [9]: 18) Mereka juga telah memberikan ketauladanan nyata kepada kita bagaimana menjadi orang-orang yang hatinya selalu bergantung dengan masjid, merindukan masjid dan shalat jama'ah serta amal-amal kebaikan yang memakmurkan masjid. سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ، يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ: ...وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي المَسَاجِدِ، "Ada tujuh golongan yang akan mendapat naungan Allah pada hari tiada naungan kecuali naungan-Nya: "…dan orang yang hatinya selalu bergantung dengan masjid." (HR. Bukhari no. 660 dan Muslim no. 1031) عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «أَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى مَا يَمْحُو اللهُ بِهِ الْخَطَايَا، وَيَرْفَعُ بِهِ الدَّرَجَاتِ؟» قَالُوا بَلَى يَا رَسُولَ اللهِ قَالَ: «إِسْبَاغُ الْوُضُوءِ عَلَى الْمَكَارِهِ، وَكَثْرَةُ الْخُطَا إِلَى الْمَسَاجِدِ، وَانْتِظَارُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الصَّلَاةِ، فَذَلِكُمُ الرِّبَاطُ» Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam bersabda, "Maukah aku tunjukkan kepada kalian perbuatan yang dengannya Allah menghapus kesalahan-kesalahan dan meninggikan derajat-derajat?" Para sahabat menjawab, "Tentu, wahai Rasulullah." Beliau menjawab, "Yaitu menyempurnakan wudhu atas bagian-bagian yang tidak disukai jika terkena air (karena air yang sangat dingin atau anggota badan yang sakit), banyak berjalan ke masjid, dan menunggu dari satu shalat ke shalat berikutnya di masjid. Itulah ribath (berjaga-jaga), itulah ribath (berjaga-jaga)." (HR. Muslim no. 251, Ibnu Majah no. 427 dan Ahmad no. 8021) Saudaraku seislam dan seiman…. Mari kita jadikan bulan suci Ramadhan ini sebagai titik start perbaikan diri kita dalam menjaga shalat lima waktu secara berjama'ah di masjid. Wallahu a'lam bish-shawab. (muhib almajdi/arrahmah.com) /@cwi

selengkapnya...

Tetap Sehat dan Segar di Bulan Ramadhan

Marhaban ya Ramadhan.. Bulan Ramadhan telah tiba. Bulan yang dimuliakan Alloh serta banyak keutamaan daripada bulan-bulan lainnya harus kita sambut dengan semangat ibadah. Dan tentunya, kita menginginkan berpuasa dengan amalan-amalan berpahala tanpa kelesuan. Meskipun perut kosong sejak pagi hingga menjelang maghrib, jangan menjadikan aktivitas, terutama amalan ibadah di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini terlewatkan dengan sia-sia. Untuk menjaga tubuh tetap segar dan sehat selama berpuasa, beberapa hal berikut ini perlu kita perhatikan, sehingga dapat membantu meningkatkan amalan-amalan ibadah di bulan Ramadhan. 1. Mengakhirkan sahur Disunahkan mengakhiri waktu makan sahur dengan waktu yang tak jauh dari saat terbit fajar. Telah diriwayatkan dari Anas r.a., dari Zaid bin Tsabit r.a., bahwasanya dia pernah berkata: "Kami pernah makan sahur bersama Nabi SAW, setelah itu Beliau langsung berangkat shalat ". Aku tanyakan: “Berapa lama jarak antara adzan dan sahur? Dia menjawab, “kira-kira sama seperti bacaan limapuluh ayat. (Diriwayatkan oleh Imam Bukhari, IV/118 dan Imam Muslim, 1097). Hikmah mengikuti sunnah Nabi SAW dengan mengakhirkan sahur memang banyak manfaatnya bagi tubuh. Tubuh akan mempunyai tenggang waktu yang cukup guna membakar makanan untuk diubah menjadi energi, sehingga badan tidak akan lemas pada siang hari. 2. Hindari tidur setelah makan sahur Kebanyakan orang sering tidur setelah makan sahur. Salah satu faktor yang menjadi penyebabnya, karena makan sahur saat masih tengah malam atau jauh dari terbit fajar. Selain tidak mengikuti sunnah mengakhirkan sahur, shalat subuh mungkin tak bisa terjaga dengan baik. Keadaan ini akan membuat tubuh semakin lemas pada siang hari. 3. Hindari sikap bermalas-malasan Bermalas-malasan tidak dianjurkan dalam Islam, lebih-lebih di bulan Ramadhan. Tetaplah aktif melakukan kegiatan sehari-hari, termasuk amalan-amalan yang mendatangkan pahala serta olah raga ringan. Berolah raga bisa dilakukan pagi hari, misalnya jalan, lari di tempat, bersepeda atau yang lainnya. Aktivitas pada saat puasa justru dapat merangsang pengeluaran hormon-hormon anti insulin yang berfungsi melepas gula darah dari simpanan energi, sehingga kadar gula darah tidak menurun dan pada akhirnya tubuh tetap segar bugar sepanjang haru. Apabila kantuk menyerang di pagi hari, segera saja berolahraga secukupnya untuk membakar simpanan makanan supaya menjadi energi, kemudian lanjutkan aktivitas Anda seperti biasanya, misalnya taddarus Al Quran, bekerja, dsb. 4. Tidur Cukup Usahakan untuk cukup tidur agar sel-sel otot dan organ tubuh dapat pulih kembali, baik siang maupun malam. Masing-masing orang berbeda-beda dalam memenuhi kebutuhan jam tidurnya, yang penting tidak berlebihan. TIdur berlebihan malah menyebabkan tubuh loyo, kulit wajah kering, dan tidak segar. 5. Menyegerakan berbuka Menyegerakan berbuka merupakan sunnah Rasululloh SAW dan akan mendatangkan kebaikan. Dari Sahl bin Sa’adz bahwa Rasululloh SAW telah bersabda: Umat manusia aini akan tetap baik selama mereka menyegerakan buka puasa. (Riwayat Bukhari, IV/73 dan Muslim, /1093) 6. Saat berbuka memualai dengan makan dengan rasa manis Saat berbuka, awali dengan makanan atau minuman manis, seperti kurma atau teh manis, atau munuman manis lainnya. Demikian juga Rasululloh telah memerintahkan untuk berbuka puasa dengan kurma. Jika tidak memiliki kurma maka hendaknya dengan air. Dari Anas bin Malik r.a , dia bercerita: “Nabi SAW biasa berbuka dengan beberapa buah ruthab (kurma segar) sebelum mengerjakan shalat. Jika beliau tidak mendapatkan ruthab, maka beliau SAW berbuka dengan beberapa buah tamr(kurma masak yang sudah lama dipetik). Dan jika tidak mendapatkan tamr, maka beliau meminum Air". 7. Hindari minum air dingin atau es. Sudah disebut diatas, apabila tak ada kurma, minumlah air putih. Pada saat puasa, tubuh mengalami dehidrasi, sehingga apabila dibasahi dengan air akan sangat bermanfaat memberi kesegaran bagi tubuh. Sebaiknya hindari untuk langsung minum air dingin atau air es, karena akan menyebabkan perut kembung. Juga minuman yang mengandung pemanis buatan, karena pemanis ini tidak mengandung kalori, sehingga akan menambah kelesuan. Jangan pula mengkonsumsi minuman bersoda, karena dapat berakibat buruk bagi perut. 8. Berbuka hendaknya dilakukan secara bertahap Setelah berbuka dengan makanan / minuman yang manis, sebaiknya perut istirahat terlebih dahulu lebih kurang 30 atau 60 menit sebelum menyantap hidangan berbuka lainnya. Pada saat menyantap makan pun, sebaiknya dilakukan secara bertahap, jangan langsung berlebihan, supaya perut (lambung) tidak kaget dan mendadak kerja keras, sehingga menjadikan Anda malas melakukan aktifitas selanjutnya. Sebaliknya, jangan makan terlalu sedikit, sebab hal ini akan menurunkan daya tahan tubuh sewaktu berpuasa. 9. Mengkonsumsi makanan berserat. Perbanyaklah makan sayur dan buah saat akan berbuka atau sahur. Selain mengurangi kekeringan tubuh (karena kandungan air dalam makanan berserat cukup tinggi), tubuh juga dapat menahan rasa lapar lebih lama dengan makanan berserat. Hal ini diakibatkan tubuh memerlukan waktu lebih lama untuk mencerna makanan berserat. Demikian juga daging hewan berkaki empat dan unggas bisa bertahan lama di perut. 10. Banyak minum air putih Pada malam hari dan saat tisahur, perbanyaklah minum air putih, serta selingan dengan bahan berkalori tinggi, misalnya madu, kurma, gula, susu, dan lain-lain untuk mencegah dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh dari aktifitas di siang hari yang banyak mengeluarkan keringat, baik di ruangan terbuka maupun di ruangan ber AC. 11. Mengkonsumsi makanan bergizi Perbanyak makanan yang mengandung lima unsur gizi lengkap, seperti protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral, agar tubuh tetap sehat. Vitamin yang perli dikonsumsi setiap hari adalah Vitamin A, B, dan C yang banyak terdapat pada buah berwarna merah dan kunung, sayuran berwarna hijau tua atau kacang-kacangan. 12. Tetap menggosok gigi dan mandi Dianjutkan tetap menggosok gigi, menyiramkan air dingin pada kepala, dan juga mandi. Gosok gigi boleh dilakukan oleh orang yang berpuasa, demikian juga tidak ada masalah dengan berkumur dan ngadem. Dalam suatu riwayat disebutkan , Rasululloh SAW pernah menyiramkan air pada kepalanya, sedangkan beliau SAW dalam keadaan berpuasa, karena haus atau panas yang menyengat. Ibarat tanaman, jika kekeringan, maka apabila disiram air, tanaman tersebut menjadi segar kembali. Mari kita manfaatkan Ramadhan kali ini dengan sebaik-baiknya, sebagai ajang untuk lebih mendekatkan diri Kepada Alloh SWT. Jangan sampai momen Ramadhan kali ini terlewat dengan sia-sia. /@cwi

selengkapnya...

Gabung bersama kami

About Me

admin jg menerima pelayanan jasa

admin jg menerima pelayanan jasa
Jasa arsitek rumah; desain arsitek / desain rumah, gambar denah rumah, bangun rumah baru, renovasi rumah dan pembangunan mesjid, mushola, ruko, disaign taman, dll. klik gambar utk kontak personal.

Syiar Islam On Twitter

Site info

Kalkulator Zakat Fitrah

  © Syiar islam Intisari Muslim by Dede Suhaya (@putra_f4jar) 2015

Back to TOP  

Share |