Pakar takwil Al-Qur'an dari kabilah Yahudi

Oleh. syifa A'nnisa

Meski berasal dari kabilah Yahudi, Bani Quraizhah, namun penguasaan Muhammad bin Ka'ab Al-Quraizhah terhadap takwil Alquran begitu mempuni. Dia juga berilmu, terpercaya, dan mengetahui banyak hadits.

Tabi'in ini bernama lengkap Muhammad bin Ka'ab bin Salim Al-Qurazhi. Namananya dinisbatkan kepada Bani Quraizhah, salah satu kabilah dari kalangan Yahudi. Para penulis kitab sejarah mengkategorikan tabiin yg tinggal di Madinah dan pernah menetap di kufah ini kedalam tabiin tingkat kedua (thabaqah ats-tsaniyah).



Diantara kepribadian yg paling menonjol dari diri Muhammad bin Ka'ab adalah kebiasaan dan kegemarannya berinteraksi dg Alquran serta berdzikir. Mengenai hal demikian, Muhammad bin Ka'ab pernah berkata "Sesungguhnya membaca Alquran dimalam hari sehingga aku sampai pada surat Alzalzalah dan Al-Qariah, lalu aku tidak membaca lebih banyak lagi dari dua tersebut dan aku berulang-ulang merenungi kedua surat tersebut, maka hal ini lebih aku cintai daripada aku membaca Alquran dg suara yg kasar."

Dari aktivitas inilah Muhammad bin Ka'ab terbiasa untuk berinteraksi dengan Alquran dan mendalami taqwilnya. Aun bin Abdullah berkata, "Aku tidak melihat seorang yg paling mengetahui takwil Alquran selain (Muhammad bin Ka'ab) Al-qurahi." Meski berasal dari kabilah Yahudi, namun orang-orang waktu itu memandangnya sebagai pribadi yg terpercaya, berilmu dan juga mengetahui byk hadits.

Diriwayatkan dari Abu Burdah Ath-Thubi, dia berkata: "Aku mendengar Rosulullah bersabda "Muncul dari dua kabilah pendeta seorang laki-laki yg mempelajari Alquran dg pembelajaran yg tidak pernah dipelajari seseorang setelahnya." Mengenai hadits ini, Nafi' mengatakan bahwa Rabiah berkata: "kita menyatakan (laki-laki yg disinyalir Rosul) itu adalah Muhammad bin Ka'ab Al-Qurazhi. Dan yg dimaksud dua kabilah pendeta adalah Bani Qurizhah dan Nadhir." (HR. Ahmad, Al-Bazzar, dan Ath-Thabarani dari jalur Abdullah bin Mughits.

Demikianlah Muhammad bin Ka'ab sangat menaruh perhatian yg besar terhadap keilmuan dan intelektualitas. Kendati demikian, dia juga tidak luput untuk mengisi sisi ruhani dan spiritualitasnya. Bahkan, anugerah limpahan harta yg dimilikinya tidak lantas membuatnya lupa kepda Allah. Diceritakan bahwa dia mendapatkan byk uang dari usahanya, lalu dikatakan kepadanya, "Tabunglah uang tersebut untuk anakmu kelak. "Muhammad bin Ka'ad menjawab, "Tidak, akan tetapi aku akan menyimpannya untuku disisi Tuhanku. Kemudian Tuhanku-lah yg akan menyimpan sesuatu untuk anakku."

Baginya, merenung dan berdzikir merupakan aktivitas berarti bagi peningkatan keimanan serta ketaatan. Dia berkata, "Seandainya seseorang diberi keringanan untuk meninggalkan zikir, maka Zakariya akan diberi keringanan: "Allah berfirman: "Tandanya bagimu, kamu tidak dapat berkata-kata kepada manusia selama tiga hari, kecuali dg isyarat. Dan sebutlah (nama) Tuhanmu sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah diwaktu petang dan pagi hari."
pun demikian halnya, maka seorang yg sedang berada di medan perang akan diberi keringanan: "Hai orang-orang yg beriman. Apabila kamu memerangi pasukan (musuh) maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung."

Dia juga dikenal sebagai salah satu tabi'in yg bersikap wara' (sikap menjauhkan diri dari dosa dan perkara syubhat). Ibunya pernah berkata kepadanya: "Wahai anakku, sekiranya aku tidak mengetahui waktu kecil dan dewasamu, niscaya aku menyangkamu telah melakukan perbuatan dosa. Pasalnya aku melihat engkau banyak merenung, baik dimalam maupun disiang hari."

Muhammad bin Ka'ab berujar, "Wahai ibuku, apa yg membuatku untuk selalu beriman adalah karena aku merasa Allah senantiasa mengawasiku. Jika aku melakukan beberapa perbuatan dosa, Maka Allah akan Memurkaiku. Seolah-olah Allah berkata, "Pergilah engkau, aku tidak akan mengampuniku." Sesungguhnya keajaiban-keajaiban Alquran menghampiri banyak perkara, sampai-sampai ia menghabiskan waktu malam, dan aku masih berkutat dg urusan-urusanku."

Diantara kata-kata mutiara yg meluncur darinya adalah, "Seorang pembohong berbohong disebabkan kehinaan dirinya." Dia juga pernah berkata, "Apabila Allah menghendaki kebaikan dari seorang hamba, maka Dia akan menjadikan dirinya: memahami agama, zuhud di dunia, dan kesadarannya akan aib-aib dirinya."

Muhammad bin Ka'ab Al-Qurazhi wafat pada tahun 108 Hijriyah. Mengenai penyebab wafatnya, Imam Adz-Dzahabi berkata dalam siyar A'lam An-Nubala'"Muhammad bin Ka'ab memiliki banyak rekan yang merupakan para pakar tafsir. Suatu ketika mereka berkumpul di Masjid Ar-Rabdzah. Lalu mereka terkena gempa bumi yg merobohkan merjid. Maka mereka meninggal semua tertimpa reruntuhan mesjid." Semoga Allah merahmatinya./@cwi

selengkapnya...

Gabung bersama kami

About Me

admin jg menerima pelayanan jasa

admin jg menerima pelayanan jasa
Jasa arsitek rumah; desain arsitek / desain rumah, gambar denah rumah, bangun rumah baru, renovasi rumah dan pembangunan mesjid, mushola, ruko, disaign taman, dll. klik gambar utk kontak personal.

Syiar Islam On Twitter

Site info

Kalkulator Zakat Fitrah

  © Syiar islam Intisari Muslim by Dede Suhaya (@putra_f4jar) 2015

Back to TOP  

Share |