Beberapa Kelompok Ekstrimis Yahudi Akan Umumkan Awal Pertempuran Pembagian Masjid Al-Aqsa

Kelompok-kelompok ekstremis Yahudi yang didukung oleh pemerintah Israel memulai menggelar kampanye besar- besaran yang bertujuan untuk mendapatkan tempat di pelataran masjid Al-Aqsa al-Mubarok guna mengadakan upacara ritual agama Yahudi. Radio "Shaut Al-Aqsa," dari beberapa sumber Palestina di kota Yerusalem, melansir

, “Bahwa di sana terdapat eskalasi gaung zionisme di depan masjid yang belum pernah terjadi sebelumnya, sebagaimana di sana juga terdapat eskalasi jumlah penyerangan kelompok-kelompok ekstrimisYahudi terhadap Masjid Al-Aqsa Radio tersebut juga menambahkan- sebagaimana yang dilansir oleh Kantor Berita Qatar - bahwa pasukan Israel yang dahulu mencegah kelompok- kelompok tersebut untuk menyerbu masjid pada kesempatan tertentu, kini memberikan segala kemudahan untuk beroperasi, tentu hal ini menimbulkan tanda tanya besar. Pertemuan tersebut dihadiri oleh sejumlah besar rabi dan anggota sinagoge yang diadakan pada hari Minggu sore di sebelah barat Yerusalem. Dalam pertemuan tersebut tercetuslah seruan- seruan yang jelas kepada bangsa yahudi untuk menyerbu Masjid al-Aqsha al-Mubarok dan untuk menggelar upacara ritual keagamaan di halaman Masjid tetapi bukan di dalam gedung Masjid al- Aqsha dan Kubah Batu yang mulia.(Itn/an)


/@cwi

selengkapnya...

Al-quds dan Al-aqsha di tengah proyek penjajahan zionis Amerika

Oleh: DR. Muhammad Mahdi Akif Risalah dari Muhammad Mahdi Akif, Mursyid Am Ikhwanul Muslimin,
Segala puji hanya milik Allah, shalawat dan salam atas Rasulullah saw beserta keluarga dan para sahabatnya serta orang-orang yang mendukungnya, selanjutnya… Barangsiapa yang melindungi musuhnya maka pada suatu hari ia akan hancur Sesungguhnya umat yang sadar dan waspada tidak akan bingung dengan segala urusan utamanya, tidak akan mungkin tertipu dengan permasalahannya yang begitu besar, tidak akan mungkin mengabaikan terhadap bahaya yang mengancamnya; karena itu dia akan selalu mengenakan pakaiannya setiap saat, menyiapkan senjata pada setiap pertempuran. Dan pada saat musuhnya melakukan perampasan terhadap negeri, menistakan tempat-tempat sucinya, berusaha mengubah identitasnya, mengusir warganya, dan melakukan ribuan kejahatan yang melanggar kemanusiaan; mereka menyadari tidak ada manfaatnya untuk melakukan negosiasi dan usaha saling memahami, bahkan tidak ada artinya melakukan perdamaian bersamanya. Sungguh benar ungkapan orang Arab dahulu terhadap orang yang merasa dirinya angkuh: Tidak ada diantara diriku dengan Qais cela # Selain suka menikam tubuh dan memukul budak Dan itulah yang harus difahamai dan diketahui oleh umat Islam dan para pemimpinnya;
menyadari dengan penuh bahwa dirinya telah bersekongkol dengan musuh, melakukan pelanggaran terhadap syariat, konsensus kemanusiaan dan undang-undang internasional, mengeluarkan sikap kontroversial terhadap berbagai kesepakatan internasional, sementara musuh-musuhnya menganggapnya hanya sekedar tinta diatas kertas (hitam diatas putih), sehingga mereka tetap membiarkan –bahkan membolehkdan dan memerintahkan- pasukannya untuk membunuh wanita, anak-anak dan orang tua, melakukan tindak kejahatan perang dihadapan mata dan telinga dunia. Melalui media televisi dan radio tersebar tindak kejahatan zionis, dan menjadikan seluruh dunia sebagai saksi nyata dan jelas akan tindak kejahatannya; mayoritas bangsa yang memiliki hati yang hidup, bergetar keras perasaan kemanusiaannya pada kebanyakan tokoh di dunia ini mengecam tindakan tersebut, menggugah jiwa kemanusiaan mereka lalu menyeru untuk melawan tindak kejahatan ini, melakukan pembalasan terhadap tindak kejahatan yang telah merobek dan menghancurkan nilai-nilai kemanusiaan. Sementara itu, ada sekelompok orang melakukan jihad yang agung, usaha yang gigih dan tindakan yang menakjubkan; mereka mampu mengumpulkan beberapa bukti untuk melawan tindak kejahatan yang dilakukan zionis yang keji, berusaha mengajukan para penjahat perang ke Pengadilan internasional; minimal hasilnya adalah mengecam aksi kejahatan zionis, menyebarkan dan memberikan imej negatif dihadapan opini umum dan internasional akan kajahatannya, menyingkap fakta dan realitasnya dihadapan seluruh dunia, menghapus kecurangan, manipulasi dan pemalsuan yang dengannya dapat menipu banyak orang di seluruh dunia. Sekiranya tidak ada satu kelompok yang memberikan jaminan kepada umat akan permasalahan ini maka akan tampak usaha seperti memberikan hadiah satu loyang emas kepadanya, dengan meminta untuk ditunda atau ditarik kembali keputusan internasional dari perdebatan, tidak ditampilkan dihadapan dewan keamanan; dengan harapan dapat mewujudkan kedamaian dan menyerahkan zionis ke pengadilan internasional. Inilah harapan yang sulit diwujudkan, maka dari itu, seperti ungkapan seorang penyair Arab: Lalu melalui lisan saya katakan secara menyeluruh # Barangsiapa yang melindungi musuhnya maka pada suatu hari akan hancur Dimanakah posisi umat terhadap bumi Al-Aqsha dan problematikanya yang besar?! Para penjahat zionis telah menguasai sikap Arab Palestina, mereka begitu cepat melakukan langkah untuk mencapai tujuan yang hina ini; untuk mengakhiri (menghancurkan) eksistensi Palestina Arab Islam di Al-Quds yang suci, mengakhiri (menghancurkan) permasalahan masjid Al-Aqsha, sekiranya tidak satu kelompok anak bangsa –laki-laki dan wanita- yang beriman dan teguh keimanannya, tegar dan teguh dalam memelihara dan melindungi masjid Al-Aqsha, menyerahkan dada dan tubuh mereka dihantam oleh senjata penjahat zionis, mereka berusaha menggagalkan berbagai usaha mereka untuk memasuki masjid Al-Aqsha dan mengusir warga darinya; sehingga memaksa zionis untuk menarik mundur sementara, menunda konspirasi mereka hingga waktu yang belum ditentukan. Namun sangatlah asing dan menakjubkan apa yang diberitakan; bahwa ada kelompok yang meminta penarikan keputusan kejahatan perang kemanusiaan dengan tidak memandang dengan apa yang terjadi dan dialami oleh Al-Aqsha sebagai permasalahan yang mengarah pada seruan diadakannya KTT Arab, bukan sebagai alasan untuk mengadu dalam berbagai acara dan pertemuan arab, domestik atau internasional, seakan usaha penghancuran masjid Al-Aqsha yang diberkahi, membuat puluhan terowongan dibawahnya, mengusir pemilik asli negeri yang disucikan dan menghancurkan rumah-rumah mereka; sebagai perkara yang tidak berhak untuk dijadikan beban sebagai tuntutan untuk mengadakan KTT Arab atau Islam; sebagai sarana untuk meninjau apa yang mungkin dapat dilakukan dalam rangka menghadapi bahaya laten yang mengancam tempat-tempat suci umat Islam. Proyek zionis Amerika mengarah pada seluruh umat dan dunia Tidak sedikit sikap resmi Arab dan Islam yang mengherankan terhadap sikap pemerintah Palestina; mereka berusaha menjadikan permasalahan Al-Aqsha, Al-Quds dan Palestina sebagai permasalahan domistik belaka, tidak ada ada sangkut pautnya dengan negara lain, atau adanya turut campur –atau terlibat- di dalamnya negara dan bangsa lain. Ini merupakan suatu kerancuan besar yang selalu kami ingatkan dan khawatirkan, karena permasalahan ini bukan permasalahan internal Palestina belaka merupakan permasalahan bangsa Arab dan umat Islam secara keseluruhan, tanggungjawab pemerintah dan bangsa lainnya. Jika bangsa Palestina bagi mereka menjadi tembok penghalang dalam terwujudnya proyek zionis Amerika yang aphartheid dan imperialis ini; maka bahaya tersebut tidak sekedar mengarah pada bangsa Palestina belaka, namun mengarah kepada umat secara keseluruhan; kemarin, saat ini dan masa yang akan datang, mengarah pada agama dan aqidahnya, nilai-nilia, akhlak dan peradabannya, mengarah pada kehormatan, stabilitas dan keamanannya, mengarah pada pemerintah dan bangsanya. Karena tidaklah entitas zionis sang penjahat melakukan itu kecuali perang yang ditargetkan kepada seluruh umat, dan jika Al-Quds dan Al- Aqsha jatuh maka akan jatuh pula benteng kekuatan Palestina –semoga itu tidak terjadi- dan pada akhirnya  akan jatuh pula yang lainnya –semoga ini pula tidak terjadi- seperti beberapa ibukota Arab dan umat Islam; karena proyek penjajahan Barat tidak bertujuan pada Palestina saja namun bertujuan pada target umat Islam seluruhnya. Karena itu, seluruh umat harus berada dibelakang jihad Palestina sebagai pendukung dan penyangga, guna mempertahankan jiwa dan eksistensinya, sebelum api penjajahan mencapai pada berbagai ibu kota, kota-kota dan desa- desanya, karena mimpi “Israel raya” masih terus berjalan dan berusaha mewujudkan khayalan mereka sebagai kenyataan, dan akan terus diperbaharui ketika tampak terjadi kebingungan, kehinaan dan kelemahan di tubuh umat. Karena itu apakah para cendekiawan dan tokoh hanya berdiam diri dan tidak berusaha untuk mematikan apinya, tidak mau bergerak sehingga api perang tersebut masuk ke rumah-rumah mereka, dan mereka tidak mampu mematikannya kemudian menyesal pada saat penyesalan sudah tidak ada manfaatnya sama sekali. Dalam sejarah dikisahkan bahwa ada salah seorang mukhlisin saat melihat adanya pembangkangan terhadap pemerintahan Umawiyah; beliau bersegera menulis surat yang ditujukan kepada Marwan bin Muhammad, sebagai khalifah terakhir khilafah Umawiyah, beliau berkata: Saya melihat di balik debu pasir ada percikan api # seakan memiliki letupan yang besar Bahwa api yang terdapat pada musuh akan selalu diingat # dan perang biasanya di mulai dari ucapan Sekiranya para cendekiawan pada suatu kaum tidak berusaha meredamnya # maka percikan apinya akan menjadi mayat bergelimpangan Saya sampaikan dengan penuh rasa heran: kalau bukan karena syairku # apakah umat ini akan bangun  atau tetap tidur? Jika mereka pada saatnya mereka tetap tertidur # maka katakanlah: bangunlah kalian, sudah tiba saat kalian bangun Namun sekalipun peringatan telah sampai kepada pemimpin Negara, namun dirinya telah terdorong melakukan pembunuhan opini, tidak memahami akibat buruk dari pengabaian peringatan, sehingga runtuhlah negaranya dan tenggelamlah masa  keemasan masa khilafahnya, dan ketika ditanya: Apa yang membuat kerajaan anda lemah setelah pada sebelumnya kuat  dan kokoh pondasi- pondasinya? Dia berkata: “Karena adanya pembinasaan pendapat (opini). Apakah para pemimpin arab dan Islam menyadari akan pelajaran ini, menemukan jati dirinya akan peringatan yang tulus ini, atau apakah akan terulang kembali kesalahan ini dan menghadpi kehancuran seperti sebelumnya?! Apakah para pemimpin Arab dan Islam memahami akan adanya ketergantungan dan keterkaitan yang erat umat Islam terhadap Al-Quds dan masjid Al- Aqsha, bahwa eksistensinya tergantung pada sikap yang benar terhadap berbagai permasalahan yang dihadapi umat, terutama permasalahan masjid Al-Aqsha dan Palestina. Bahwa hal tersebut tidak akan ada yang mampu memberikan kekuatan di muka bumi guna melindungi pemerintahan dari kemarahan bangsa yang tidak menerima jatuhnya Al-Quds dan masjid Al-Aqsha, yang tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah bagaimana cara menolaknya terutama bagi orang yang mengabaikan tempat-tempat suci dan mengkhianati permasalahan yang sedang dihadapinya?! Saya tidak menduga tidak semua cendekiawan dari para tokoh dan budayawan serta pemikir dari umat ini semuanya tidak memiliki ikatan yang kuat dan jelas menyembunyikan terhadap apa yang terjadi di Palestina dan apa yang terjadi di belahan dunia Arab dan Islam, baik apa yang terjadi karena ulah perang Amerika dan Barat seperti di Iraq dan Afghanistan, atau apa yang terjadi karena berbagai intrik perang saudara, seperti yang terjadi di Sudan, Somalia, Yaman, Pakistan dan lain-lainnya, atau apa yang terjadi oleh karena adanya konspirasi dengan menebar fitnah seperti di Iran, atau apa yang telah dicapai untuk melakukan penahanan dan perdiskreditan warga Arab dan umat Islam dan para penyeru kebaikan dan reformasi di Mesir, Tunisia dan yang lainnya, atau apa yang terjadi dari berbgai tindakan pemalsuan keinginan umat, kecurangan pemilu yang terjadi dimana- mana; sehingga tidak mampu diterima oleh orang-orang yang tulus akan permasalahannya, dan para pelindung dan penjaga kehormatan dan tempat-tempat sucinya, atau juga terhadap apa yang terjadi penghancuran nilai-nilai, akhlak, peradaban dan eksistensi umat, dan adanya pemaksaan kehendak untuk  mengekor pada nilai-nilai, perilaku permisif barat di tengah masyarakat Islam, yang semua itu tampak sempurna terjadi oleh kerja proyek zionis Amerika. Proyek zionis ancaman bagi seluruh dunia Para cendekiawan dn tokoh di dunia ini sadar bahwa proyek zionis merupakan proyek rasial dan imperialis, dan apa yang dilakukan mereka dari berbagai tindak kejahatan setiap harinya di Palestina merupakan aib bagi kemanuisaan dan merupakan penistaan terhadap berbagai perjanjian dan nilai-nilai kemanusiaan, bertentangan dengan norma-norma yang dianut oleh dunia, dan bahwasanya eksisnya rezim rasial yang tidak mengenal bahasa lain kecuali membunuh dan merusak merupakan ancam bagi keamanan dan kedamaian dunia; karena itu, orang-orang yang cinta kemerdekaan di dunia ini dituntut untuk berdiri dalam satu barisan guna melawan para penumpah dan penghisap darah yang telah memotori berdirinya entitas penjajah dan perampas ini, dituntut untuk membela warga Palestina, membantu menyelamatkan bangsa Palestina yang terzhalimi, dituntut untuk melintasi berbagai arah sehingga dapat mengambil sikap yang tegas dalam menetapkan hak, menyebarkan keadilan, kebebasan dan kemanusiaan di seluruh negeri, dan bangsa Barat hendaknya menampakkan perannya dalam menekan pemerintah Barat; untuk bersama- sama menghentikan dukungannya kepada entitas zionis yang telah banyak menebar permusuhan, kezhaliman dan kelalimannya, dan keangkuhannya yang selalu menisbatkan entitasnya sebagai bagian yang berada diatas undang-undang. Tahiyah dan raja (selamat dan harapan) Kami menyadari bahwa banyak dari orang-orang merdeka dan tokoh di dunia Barat memahami akan kondisi ini, dan banyak dari mereka memiliki peran yang sangat besar dan usaha yang gigih dalam mengumpulkan fakta dan realita guna menuntut tindakan entitas zionis yang zhalim terhadap warga Gaza yang sabar dan tegar, dan kami memberikan selamat kepada seluruh lembaga dan personal yang telah bergerak dan berjuang untuk membela kebenaran, dan kami menyeru kepada mereka semua untuk tetap tabah dan tegar atas prinsip- prinsip kemanusiaan yang mulia, tidak berputus asa atau merasa gagal terhadap apa yang telah dicapai atau belum tercapai dari usaha menggagalkan rencana  zionis Amerika terhadap bangsa Arab dan Palestina; sedangkan mereka yang loyal kepada Zionis -pada hakikatnya- tidak mewakili umat, namun mewakili diri mereka sendiri dan lembaga-lembaga serta kursi yang berusaha mereka pertahankan dan mendapatkan upah darinya; guna memberikan sikap dan keputusan yang tidak memberikan kebaikan bagi  umat dan bangsa mereka. Adapun bangsa Palestina yang percaya dengan problematika mereka, ikhlas dan tulus bersama bangsa dan umatnya; maka mereka akan selalu bersama dengan seluruh bangsa Arab dan Islam, menghargai usaha yang telah dikorbankan oleh para tokoh dan pejuang kebenaran guna menolak kezhaliman, mempertahankan kebenaran dan melawan permusuhan. Dan kami yakin bahwa kemenangan pada akhirnya akan berpihak pada kebenaran, keadilan dan cahaya, seperti yang dijanjikan Allah SWT: إِنَّا لَنَنْصُرُ رُسُلَنَا وَالَّذِينَ آَمَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ يَقُومُ الْأَشْهَادُ “Sesungguhnya Kami menolong Rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat)”. (Ghafir:51) Allah Akbar walillahilhamdu… Dan shalawat dan salam atas nabi kita Muhammad saw, beserta keluarga dan sahabatnya… Dan segala puji hanya milik Allah, Tuhan semesta alam.


/@cwi

selengkapnya...

Mari, Meredam Emosi   

   WASIAT NABI,”JANGAN EMOSI!” Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, Bahwa seorang laki-laki berkata kepada Nabi SAW, ”Berilah wasiat kepadaku” ,Nabi bersabda ,”Jangan emosi”, beliau mengulanginya beberapa kali dan bersabda ,” Jangan emosi” (HR.Bukhari). Hidup ini tidak lepas dari masalah. Dan setiap orang dalam menghadapi masalahnya berbeda- beda. Ada yang dimudahkan oleh Allah untuk menyelesaikannya, ada juga yang justru sebaliknya,.ingin memecahkan masalah malah membuat masalah baru yang justru lebih sulit dan rumit.( baca QS.Al-Lail : 4-10 ). Bila ini yang terjadi, maka tidak jarang nalar dan akal sehat sulit dipakai,yang muncul malah nafsu dan emosi.   Emosi, kata Ja’far bin Muhammad, adalah pintu menuju semua kejelekan. Betapa banyak kejahatan bahkan kehancuran, baik pada pribadi dan masyarakat, berawal dari emosi yang tidak terkendali. Karena emosi, harta yang sudah lama dikumpulkan, bangunan yang sejak dulu dibangun musnah dalam sekejap.
Orang yang tidak berdosa dan kemungkinan besar tidak mengetahui masalah harus menanggung beban penderitaan karena kehilangan orang-orang yang disayanginya. Semua berawal dari emosi yang tidak terkendali. Bahkan tidak mustahil, sebuah bangsa yang dilukiskan oleh seorang sastrawan Mesir dengan ungkapan,” Indonesia adalah sepotong surga Allah di bumi-Nya” , akan berubah menjadi kepingan-kepingan tanah neraka, kalau semua kita tidak mampu mengendalikan emosi.   Maka pantaslah kalau menahan emosi, merupakan puncak dari akhlak yang terpuji, sebagaimana dikatakan oleh Imam Ahmad Ishak bin Rahuwaih, dan Ibnu Mubarak. Allah swt memuji hamba-Nya yang mampu menahan emosinya, sebagaimana firman-Nya, ”Dan bagi orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan yang keji, dan apabila mereka emosi, ia bisa memberi maaf, bagi mereka kenikmatan yang kekal di sisi Allah” (QS.Assyura: 37). Karena itu, sangatlah wajar jika kemampuan menahan emosi dijadikan Allah sebagai salah satu indikator takwa. Allah berfirman, “ Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu, dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan untuk orang- orang yang bertakwa ; yaitu orang-orang yang menafkahkan (hartanya) baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan emosinya, dan memaafkan (kesalahan) orang lain, Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan” (QS. Ali Imran 133-134).   Mengendalikan emosi membutuhkan perjuangan dan pengorbanan. Perjuangan menundukkan nafsu, yang selalu menyuruh kepada kejelekan dan minta diperturutkan. Allah berfirman, “ Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku, sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. Yusuf 53) .   Butuh pengorbanan maksudnya, terkadang untuk menahan emosi, kita harus berkorban perasaan dan memaafkan kesalahan orang lain. Karena itu Rasulullah memberikan predikat “orang kuat” bukan kepada mereka yang kebal, tidak mempan dibacok, atau jagoan secara fisik, tetapi orang kuat kata Rasulullah, adalah orang yang mampu menundukkan nafsunya, ketika sedang emosi ( HR.Bukhari Muslim).   Untuk bisa menjadi orang kuat seperti yang dimaksud Nabi di atas, ada beberapa jurus yang diajarkan beliau. Pertama, memohon perlindungan kepada Allah dari kejahatan setan, karena emosi dan kemarahan, sumbernya adalah dari nafsu yang telah dikuasai setan. Sebagaimana yang pernah terjadi di zaman Nabi, dikisahkan ada dua orang yang berkelahi dengan muka merah, mereka saling menghujat, Rasulullah yang menyaksikan kejadian tersebut bersabda,”Saya mengajarkan satu do’a yang kalau dibaca, niscaya hilang emosinya, yaitu, “ A’ udzubillahi minasy syaithaanirrajiim” (Aku belindung kepada Allah dari kejahatan setan yang terkutuk), (HR.Bukhari Muslim). Berlindung dari setan merupakan jurus pertama untuk meredam emosi, baik dari kejahatan setan abstrak maupun setan konkrit. Setan abstrak ( jin), yaitu setan yang masuk ke dalam diri seorang kemudian menyatu dengan nafsu dan akan selalu menjerumuskan seseorang ke arah perbuatan yang memperturutkan emosinya. Begitu juga setan yang berbentuk ( annas ) manusia, yaitu seorang yang memprovokasi orang lain untuk melakukan tindak kejahatan. Setan dalam bentuk kedua ini tidak kalah peranannya dalam membakar emosi seseorang. Berapa banyak orang-orang yang sebelumnya lugu, tidak tahu masalah, berubah menjadi beringas, merampas, menjarah , membakar, membunuh, karena terprovokasi oleh setan- setan annas ini. Berlindung dari mereka, membutuhkan ketegasan untuk tidak mendengarkan kata-katanya dan iming- imingnya, apalagi sampai mau ikut–ikutan terbakar emosi.   Kedua, mengubah keadaan atau posisi ketika sedang emosi. Seperti yang digambarkan Rasulullah saw dalam hadist riwayat dari Abu Dzar, beliau bersabda ,“ Apabila seseorang di antara kamu sedang emosi dalam keadaan berdiri, maka hendaklah dia duduk, bila emosinya belum mereda maka hendaklah ia berbaring .”(HR. Ahmad dan Abu Dawud).   Sebagian ulama mengatakan, agar mengubah posisi dari berdiri ke duduk kemudian berbaring adalah kiasan agar seseorang semampunya menjauhkan diri dari sesuatu yang bisa membangkitkan emosinya. Karena orang yang terlibat dalam sebuah masalah atau konflik dengan berdiri mempunyai peluang lebih besar untuk melampiaskan emosinya, dibandingkan dengan mereka yang duduk apalagi dalam posisi terbaring.   Ketiga, berusaha diam ketika sedang emosi, baik diam dari gerakan ataupun perkataan. Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas Rasulullah SAW bersabda, “ Apabila salah seorang kamu sedang emosi, hendaklah dia diam” , beliau mengulanginya tiga kali (HR. Bukhari). Diam adalah sikap yang paling baik untuk meredam atau menghindari emosi yang tidak terkendali. Terlebih lagi di saat kondisi yang semakin memanas seperti yang tengah terjadi akhir-akhir ini orang begitu cepat terpancing emosinya oleh sebuah perkataan ataupun statemen dari seseorang.   Bahkan seringkali terjadi, karena sebuah pernyataan yang mungkin maksudnya benar, namun oleh orang lain dipahami salah, mengakibatkan bentrokan yang tak jarang berakhir dengan perusakan dan pembunuhan.   Dibutuhkan kearifan semua pihak, terutama para pemimpin di negara yang sedang memanas ini untuk bisa memberikan pernyataan yang menyejukkan sebagai peredam emosi atau bersikap diam sama sekali. Dan inilah yang dinasehatkan oleh Rasulullah saw, seperti yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah beliau bersabda, “ Barangsiapa yang mengaku dirinya beriman kepada Allah dan hari kemudian hendaklah berkata yang benar atau sebaiknya diam”.(HR. Bukhari Muslim).   Berkata yang jujur dan benar sangat dibutuhkan untuk menjaga kesalahpahaman yang akan menyulut emosi, dan bersikap diam lebih dibutuhkan lagi, terutama untuk membendung emosi yang semakin memanas. Di negara demokrasi seperti ini, siapapun boleh bicara dan memberikan komentar, lewat media apapun dan dengan cara apapun selama tidak melanggar konstitusi. Dalam agama juga seperti itu. Tapi ingat tidak ada sepatah katapun yang terucap oleh lisan kecuali terekam oleh Allah, untuk kemudian dimintakan pertanggung-jawabannya di akherat kelak. Allah berfirman, “Tiada satu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir”. (QS. Qaaf : 18).   Rasulullah saw juga mengingatkan, bahwa terkadang seorang mengucapkan suatu perkataan yang tidak diinginkan oleh Allah, sementara dia tidak memperdulikan perkataannya, padahal bisa menjerumuskannya ke dalam neraka. (HR. Bukhari dari Abu Hurairah) .   Orang yang banyak bicara dan memberikan pernyataan-pernyataan tidak bisa dipastikan semuanya benar, bahkan sering melakukan kesalahan. Yang kesalahannya bisa membuat orang lain menjadi korban. Umar bin Khattab ra pernah berkata, “Barang siapa yang banyak omongannya akan banyak salahnya, dan siapa yang banyak salahnya maka banyaklah dosanya, dan siapa yang banyak dosanya maka neraka lebih dekat dengannya” . Tidaklah berlebihan kalau suatu hari sahabat Abu Bakar ra memegang lidahnya sambil berkata, “Inilah yang bisa menjerumuskan aku kepada kehancuran.”   Walaupun demikian bukan berarti emosi itu tidak diperbolehkan sama sekali. Emosi juga dibutuhkan, tetapi ada tempat dan waktunya. Khususnya ketika hak-hak Allah (syari’at agama) dilanggar, bukan untuk kepentingan pribadi dan kelompok. Nabi sendiri suatu hari ketika membuka pintu rumah Aisyah ra, beliau melihat ada tirai yang bergambar, muka beliau langsung merah dan sambil emosi mengatakan, “ Sesungguhnya orang yang paling berat siksanya pada hari kiamat adalah orang yang membuat gambar ini.” (HR.Bukhari Muslim). Begitu juga ketika ada seorang, yang mengadukan kepada beliau, tentang seorang imam yang memanjangkan bacaannya dalam shalat. Beliau marah dan dengan nada keras beliau berkhotbah dan menyuruh imam untuk meringankan bacaannya ketika shalat. (HR. Muslim) . Dan secara umum, setiap beliau melihat atau mendengar adanya larangan-larangan Allah yang dilanggar, beliau langsung emosi dan memerintahkan umatnya untuk tidak lagi mengulanginya.   Walaupun begitu, tetap emosi harus bisa dikendalikan, agar tidak melakukan atau mengatakan sesuatu di luar yang hak. Dan orang inilah yang dikatakan oleh Nabi, ”Barangsiapa yang bisa menahan emosinya, padahal dia mampu melampiaskannya, Allah akan memanggilnya pada hari kiamat di depan segenap manusia dan disuruh memilih bidadari mana yang dia kehendaki.” (HR.Abu Daud,Tirmizi dan Ahmad)   Akhirnya kita semua berdo’a, ”Ya Allah ! Kami memohon kepada-Mu supaya bisa berkata yang benar dalam keadaan senang dan emosi.” (HR. Ahmad dan Nasai)   (Nurul Mukhlisin Asyraf Ketua Lajnah Dakwah Yayasan Nidaul Fitrah, Surabaya)    

/@cwi

selengkapnya...

Take Me Out

Sobat, ngobrolin acara tivi emang ga ada abisnya.. Mulai dari acara yang bermanfaat, seperti berita, dokumenter, de el el, sampe acara hiburan yang istilah ndeso-nya infotainment ( gubraks..) sarat dengan gaya hidup yang gak syar’i. Gak percaya? Baru-baru ini nih, ada sebuah acara hiburan yang disuguhkan oleh stasiun tivi swasta negeri ini. Apa itu? Yup, kalo kamu ngejawab Take me Out, nilai A deh buat kamu... Emang sih, kalo dilihat sepintas dan sekilas, apalagi kalau dilihat dari kedalaman seratus meter dibawah permukaan tanah (Lebay ah, itu mau lihat tivi atau mau cari minyak bumi sih..) Maksudnya, kalau acara ini Cuma dilihat sekilas tanpa pemahaman dan pandangan yang bener, ( serieus mode: on), maka pada akhirnya, gak salah dong kalo ada yang bertanya, "Emang apa salahnya sih? Itu kan baik, bantu orang cari jodoh.." Nah, loh. Tuh kan, mungkin itu pertanyaan yang bakal terlontar. Terus? Ya, belok kiri trus belok kanan. Ada pertigaan, disitu tanya sama orang, apa jawabannya. Nah, kalau kalian ngebet mau tahu jawabannya gimana. Jangan berhenti bacanya, lanjutin terus sampe abis. Sip deh.
Take Me Out, Apaan tuh? Sobat, tahu gak? Acara yang ditayangkan tiap hari sabtu ini, sejatinya bukan murni karya anak negeri ini loh, melainkan, impor alias nyontek dari Amrik, itu tu negerinya Pak Lik (boso jowo: paman) Sam alias Amerika, dan udah ditayangkan juga di tiga negara Eropa (Spanyol, Belanda, Denmark) dan menyusul Inggris. Kalo di Indonesia, acara ini merupakan penayangan pertama kalinya di Asia (eits, jangan bangga dulu loh...). [info ini dapet dari www. takemeoutindonesia.com] Acara ini bertujuan mencarikan pasangan. Caranya gimana? dengan menghadirkan beberapa wanita yang berdiri di belakang meja pake tanda lampu. Trus, dihadirkan juga seorang pria yang selanjutnya buat para wanita yang tertarik supaya membiarkan lampunya tetap menyala. Bagi para wanita yang gak tertarik, diperkenankan mematikan lampunya (hemmmm. .. terusin deh). Selanjutnya, pembawa acara akan memperlihatkan profil tentang diri si pria. Bagi wanita yang lampunya masih menyala, diperkenankan mematikan lampunya jika gak tertarik setelah melihat profil yang disuguhkan. Tapi, buat yang tertarik bisa mbiarin lampunya teteup menyala. Namun jika terdapat lebih dari tiga lampu yang menyala, si pria harus mematikan lampu dari para wanita. Hingga tersisa tiga lampu yang dibiarin tetep menyala. Nah, kalo udah tinggal tiga lampu yang masih nyala, kemudian si pria bakal mengajukan satu pertanyaan untuk ketiga wanita. Bagi yang jawabanya dirasa kurang cocok menurut si pria, boleh dimatikan lampunya. Begitu selanjutnya, hingga tinggal satu wanita yang lampunya dibiarkan tetap menyala. Cuman, kadang-kadang nih, semua wanita matiin lampunya sehingga ngga ada yang menyala. Kalo udah kayak gene, itu artinya para wanita gak tertarik ama pria tersebut (keciaaan deh..). Bagi yang udah dapet pasangan, akan disediakan tempat duduk di ruangan tersendiri. Disana mereka dibiarkan ngobrol ngalor ngidul untuk lebih mengenal satu sama lain. Trus diluar acara itupun, mereka bakal dipantau terus perkembangan hubungan mereka (pake detektif kalee). Tuh kan, kalau dilihat sekilas memang gak ada yang salah dari acara ini. Tapi kalau kita jeli dan cermat, kita bakal menemukan hal-hal yang gak sesuai dengan Islam. Gak percaya? Baca lanjutannya ! Sobat, dalam pandangan Islam, mencari istri atau suami ngga lain adalah untuk membina sebuah rumah tangga atau keluarga yang sakinah mawadah wa rohmah dan bernilai ibadah di hadapan Allah swt. Tentunya ada rambu-rambu yang sudah ditentukan, trus dalam pelaksanaannya, cara dan tujuannya harus bener, karena kalo salah satunya salah, maka gak akan dinilai sebuah ibadah oleh Allah swt. Rosulullah saw. bersabda: ” Sesungguhnya amal itu tergantung pada niat.” Dan Rosulullah saw. juga bersabda: ”Barangsiapa melakukan amalan yang tidak kami perintahkan, maka amalanya tertolak.” Nah, kalau udah ga diterima, bukannya pahala, bisa-bisa malah dosa yang kita dapetin. Terlepas dari tujuan acara itu sebenernya, kita bisa simpulkan sendiri, acara itu tujuannya bener atau nggak. Kalo di sini nih, (dimana hayo?.. ya di buletin kesayangan kamu ini loh..), kita coba bahas dari sisi cara yang dipake buat cari pasangan. Gimana tuh caranya? Baca terus deh ampe kelar. Sobat, kalo kita ikuti acara itu ampe tuntas, mungkin kita bisa ngambil kesimpulan, bahwa untuk mengenal pasangan yang bakal menjadi istri atau suami kita adalah dengan cara pacaran. Karena acara ini mendesain para peserta yang nantinya mendapat jodoh, akan menjalani masa penjajakan dengan cara pacaran. Padahal dalam Islam pacaran itu haram atau dilarang loh, Mau tahu kenapa? Kalo kita perhatikan lebih dalaaaaam lagi.. ampe ke dasar (emang sumur?..) ketika peserta udah menemukan pasangannya, sang pembawa acara akan memancing mereka (bukan mancing ikan loh) untuk saling mengungkapkan rasa cinta kepada pasangannya, bisa dengan berpelukan atau berciuman ( :-* iiihh......). Padahal di antara mereka belum ijab qabul alias menikah. Jadi intinya masih belum halal tuh. Berkaitan dengan hal ini Rosulullah saw. pernah bersabda: ”Demi Allah, sungguh jika kepala salah seorang dari kalian ditusuk dengan jarum dari besi, maka itu lebih baik daripada ia menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” (HR.ath-Thabrani) Nah, sudah tahu kan salahnya dimana? Kalau tetep belum tahu, coba deh baca lagi. Trus gimana Islam mengatur kita dalam mencari istri atau suami? Nah... Begini sobat, karena dalam Islam gak ada istilahnya pacaran, maka dalam Islam ada istilah yang namanya ta’aruf dan khitbah. Ta’aruf dan khitbah ini sama sekali gak sama dengan pacaran. Singkatnya nih, ta’aruf itu perkenalan, jadi kita hanya sekedar tahu nama dan orangnya. Terus kalau kita tertarik atau merasa cocok, bisa deh dilanjutin dengan meng-khitbah atau meminang. Dengan syarat, si wanita ngga sedang dikhitbah oleh laki-laki lain. Rosulullah saw. bersabda: ”Seorang laki-laiki tidak boleh meminang perempuan yang telah dipinang oleh saudaranya (laki-laki muslim yang lain).” (HR.Ibnu Majah) Tapi yang perlu diketahui, tetep ngga dibenarkan ada aktifitas seperti layaknya pacaran dalam masa khitbah. Jangan dikira karena sudah dipinang atau di-khitbah, lalu sudah setengah halal atau sudah jadi setengah hak milik. Tetep aja, kalau belum ijab qabul ya masih belum halal wa toyyiban. Nah, kalau kita kemudian merasa cocok, bisa dilanjutin ke tahap yang selanjutnya, yaitu menikah. Tapi kalo dalam masa khitbah kita merasa gak cocok, maka salah satu pihak bisa membatalkan atau dengan kata lain, tidak dilanjutkan ke jenjang pernikahan. Trus yang per diinget, ketika dalam masa khitbah ini, kita gak perlu jadi kayak selebritis atau artis yang disorot media infotainment di mana-mana, atau gembar-gembor sampe seluruh dunia tahu bahwa kita sudah punya calon istri ato suami. Karena belum tentu juga kita bakal menikah ama doi, namanya juga calon, ya belum pasti lah. Selain tata caranya, Allah swt. juga memberikan panduan bagi kita dalam memilih pasangan ( suami atau istri). Allah swt. berfirman: "Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita- wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula).” (TQS.an-Nuur[24 ]: 26) Sampai sini, ada pertanyaan? (ga ada Paaak... hehe) Kalo ngga ada, itu artinya sudah paham. Dan tentunya harus diamalkan nantinya. Jangan cuma berakhir jadi informasi aja, tapi juga harus jadi pemahaman. Tapi kalo masih ada pertanyaan, sering-sering deh ikutin kajian (yok.. yok.. ngaji yok..). Selain menambah pahala juga bisa menambah tsaqofah (pengetahuan) ke-Islaman kita. Sedangkan buat pemerintah, gak boleh tinggal diam menyaksikan generasi penerus bangsa dan agama ini diserang pemikiran yang gak syar’i. Pemerintah harus lebih selektif dalam memberikan hak siar. Karena, siaran-siaran yang ngga bermutu dan bertentangan dengan Islam pada akhirnya hanya akan jadi boomerang bagi generasi negeri ini. Tentunya standar layak atau tidaknya siaran adalah dengan menggunakan standar Islam, bukan yang lain. Karena nggak ada yang lebih baik dari hukum Allah swt. Berkaitan dengan hal ini Allah swt. berfirman: "Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?" (TQS. Al-Maidah [5 ]: 50) ”Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu (Muhammad) hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (TQS.an-Nisaa’ [4]: 65) Ok sobat, Kalo kamu udah paham, coba deh sekali-sekali kamu ingetin temen-temen kamu yang lagi pacaran, kalo yang mereka lakuin itu ngga sesuai dengan Islam. Dan yang pasti, bakal menjerumuskan mereka ke lembah dosa... (hiii.. ngeri..). Inget sobat, mumpung nafas masih ada, kesempatan masih ada, jangan putus asa kalo kamu udah ngingetin temen-temen kamu, masih aja ndableg (bandel) atau kamu malah dijauhin.. Tenang aja, jangan kuatir, kalopun mereka masih belom nyadar juga, insyaAllah usaha kamu ini bernilai di hadapan Allah swt. Ayo semangattt... ! [yz/hh]


/@cwi

selengkapnya...

Pornografi dan Kekerasan Naruto: Favorit Bagi Anak-Anak

Sekarang, ini anak-anak mana yang tak mengenal Naruto? Tokoh komik dan film animasi ini (bahasa Jepangnya manga dan anime) sangat populer di kalangan anak-anak. Mereka menggandrunginya, seperti halnya Shinchan beberapa waktu lalu. Namun sama seperti Shincan—dan notabene film dan novel asal Jepang lainnya, Naruto mengandung banyak sekali muatan pornografi dan kekerasan. Jika situasi adegan menjadi benar-benar panas, para karakter di seri Naruto tidak jarang mengatakan “Damn!” (sialan, brengsek) dan “ Bastard” (bajingan). Kedua kata ini memiliki makna yang kasar dalam bahasa Inggris.

Kekerasan mungkin yang paling kuat tentang Naruto. Menimbang bahwa Naruto adalah sesuatu yang diperuntukkan bagi anak-anak, jumlah kekerasannya sangat mengejutkan. Walau memang seri Naruto bercerita tentang Ninja, sehingga ada penggunaan seni bela diri kiri dan kanan, namun tingkat kekerasannya sangat melimpah. Ada banyak perkelahian dengan senjata tajam, dan banyak darah. Perkelahian itu bahkan menakutkan, dan cukup intens. Jelas bukan sesuatu yang sehat untuk anak-anak. Sedangkan adegan-adegan porno Naruto misalnya, dalam film kartun tersebut ada adegan Naruto sedang minum minuman keras, dikelilingi lima perempuan setengah telanjang. Lalu, Naruto yang sedang mabuk berkata; "Serasa di surga." Kartun Naruto juga memuat adegan berciuman dan adegan ranjang. Dalam Naruto juga ada adegan ia tengah mandi dengan seorang perempuan seksi dengan hanya mengenakan baju mandi yang sangat mengundang.Yang memprihatinkan, komik Naruto menempati urutan teratas yang dikonsumsi anak-anak. Jadi, hati-hati jika membiarkan anak Anda menonton atau membaca Naruto. Lebih baik, pikirkan seribu kali sebelum mengizinkan mereka mengonsumsinya. (sa/berbagaisumber)

/@cwi

selengkapnya...

Keajaiban Al Qur’an dan Ilmu Pengetahuan

Benar kiranya jika Al Qur’an disebut sebagai mukjizat. Bagaimana tidak, ternyata ayat- ayat Al Qur’an yang diturunkan di abad ke 7 masehi di mana ilmu pengetahuan belum berkembang (saat itu orang mengira bumi itu rata dan matahari mengelilingi bumi), sesuai dengan ilmu pengetahuan modern yang baru- baru ini ditemukan oleh manusia. Sebagai contoh ayat di bawah: “Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” [Al Anbiyaa:30 ] Saat itu orang tidak ada yang tahu bahwa langit dan bumi itu awalnya satu. Ternyata ilmu pengetahuan modern seperti teori Big Bang dan teori ilmiyah lainnya menyatakan bahwa alam semesta
(bumi dan langit) itu dulunya satu. Kemudian akhirnya pecah menjadi sekarang ini. Kemudian ternyata benar segala yang bernyawa, termasuk tumbuhan bersel satu pasti mengandung air dan juga membutuhkan air. Keberadaan air adalah satu indikasi adanya kehidupan di suatu planet. Tanpa air, mustahil ada kehidupan. Inilah satu kebenaran ayat Al Qur’an. Tatkala merujuk kepada matahari dan bulan di dalam Al Qur’an, ditegaskan bahwa masing- masing bergerak dalam orbit atau garis edar tertentu. “Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.” ( Al Qur’an, 21:33) Disebutkan pula dalam ayat yang lain bahwa matahari tidaklah diam, tetapi bergerak dalam garis edar tertentu: “Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.” (Al Qur’an, 36:38) Langit yang mengembang (Expanding Universe) Dalam Al Qur’an, yang diturunkan 14 abad silam di saat ilmu astronomi masih terbelakang, mengembangnya alam semesta digambarkan sebagaimana berikut ini: “Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan ( Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya.” (Al Qur’an, 51:47) Menurut Al Qur’an langit diluaskan/ mengembang. Dan inilah kesimpulan yang dicapai ilmu pengetahuan masa kini. Menurut Stephen Hawkings dengan teori Big Bang, sejak terjadinya peristiwa Big Bang, alam semesta telah mengembang secara terus- menerus dengan kecepatan maha dahsyat. Teori lain seperti Inflationary juga berpendapat jagad raya terus berkembang. Para ilmuwan menyamakan peristiwa mengembangnya alam semesta dengan permukaan balon yang sedang ditiup. Hingga awal abad ke-20 , satu-satunya pandangan yang umumnya diyakini di dunia ilmu pengetahuan adalah bahwa alam semesta bersifat tetap dan telah ada sejak dahulu kala tanpa permulaan. Namun, penelitian, pengamatan, dan perhitungan yang dilakukan dengan teknologi modern, mengungkapkan bahwa alam semesta sesungguhnya memiliki permulaan, dan ia terus-menerus “mengembang” . Pada awal abad ke-20 , fisikawan Rusia, Alexander Friedmann, dan ahli kosmologi Belgia, George Lemaitre, secara teoritis menghitung dan menemukan bahwa alam semesta senantiasa bergerak dan mengembang. Fakta ini dibuktikan juga dengan menggunakan data pengamatan pada tahun 1929. Ketika mengamati langit dengan teleskop, Edwin Hubble, seorang astronom Amerika, menemukan bahwa bintang-bintang dan galaksi terus bergerak saling menjauhi. Gunung yang Bergerak “Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan.” [QS 27:88] 14 abad lampau seluruh manusia menyangka gunung itu diam tidak bergerak. Namun dalam Al Qur’an disebutkan gunung itu bergerak. Gerakan gunung-gunung ini disebabkan oleh gerakan kerak bumi tempat mereka berada. Kerak bumi ini seperti mengapung di atas lapisan magma yang lebih rapat. Pada awal abad ke-20 , untuk pertama kalinya dalam sejarah, seorang ilmuwan Jerman bernama Alfred Wegener mengemukakan bahwa benua-benua pada permukaan bumi menyatu pada masa-masa awal bumi, namun kemudian bergeser ke arah yang berbeda-beda sehingga terpisah ketika mereka bergerak saling menjauhi. Para ahli geologi memahami kebenaran pernyataan Wegener baru pada tahun 1980 , yakni 50 tahun setelah kematiannya. Sebagaimana pernah dikemukakan oleh Wegener dalam sebuah tulisan yang terbit tahun 1915 , sekitar 500 juta tahun lalu seluruh tanah daratan yang ada di permukaan bumi awalnya adalah satu kesatuan yang dinamakan Pangaea. Daratan ini terletak di kutub selatan. Sekitar 180 juta tahun lalu, Pangaea terbelah menjadi dua bagian yang masing-masingnya bergerak ke arah yang berbeda. Salah satu daratan atau benua raksasa ini adalah Gondwana, yang meliputi Afrika, Australia, Antartika dan India. Benua raksasa kedua adalah Laurasia, yang terdiri dari Eropa, Amerika Utara dan Asia, kecuali India. Selama 150 tahun setelah pemisahan ini, Gondwana dan Laurasia terbagi menjadi daratan-daratan yang lebih kecil. Benua-benua yang terbentuk menyusul terbelahnya Pangaea telah bergerak pada permukaan Bumi secara terus-menerus sejauh beberapa sentimeter per tahun. Peristiwa ini juga menyebabkan perubahan perbandingan luas antara wilayah daratan dan lautan di Bumi. Pergerakan kerak Bumi ini diketemukan setelah penelitian geologi yang dilakukan di awal abad ke-20. Para ilmuwan menjelaskan peristiwa ini sebagaimana berikut: Kerak dan bagian terluar dari magma, dengan ketebalan sekitar 100 km, terbagi atas lapisan- lapisan yang disebut lempengan. Terdapat enam lempengan utama, dan beberapa lempengan kecil. Menurut teori yang disebut lempeng tektonik, lempengan-lempengan ini bergerak pada permukaan bumi, membawa benua dan dasar lautan bersamanya. Pergerakan benua telah diukur dan berkecepatan 1 hingga 5 cm per tahun. Lempengan-lempengan tersebut terus- menerus bergerak, dan menghasilkan perubahan pada geografi bumi secara perlahan. Setiap tahun, misalnya, Samudera Atlantic menjadi sedikit lebih lebar. (Carolyn Sheets, Robert Gardner, Samuel F. Howe; General Science, Allyn and Bacon Inc. Newton, Massachusetts, 1985 , s. 30) Ada hal sangat penting yang perlu dikemukakan di sini: dalam ayat tersebut Allah telah menyebut tentang gerakan gunung sebagaimana mengapungnya perjalanan awan. (Kini, Ilmuwan modern juga menggunakan istilah “continental drift” atau “gerakan mengapung dari benua” untuk gerakan ini. (National Geographic Society, Powers of Nature, Washington D.C., 1978 , s.12- 13) Tidak dipertanyakan lagi, adalah salah satu kejaiban Al Qur’an bahwa fakta ilmiah ini, yang baru-baru saja ditemukan oleh para ilmuwan, telah dinyatakan dalam Al Qur’an. “Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan dan Kami turunkan hujan dari langit lalu Kami beri minum kamu dengan air itu dan sekali kali bukanlah kamu yang menyimpannya.” (Al Qur’an, 15:22) Ramalan Kemenangan Romawi atas Persia “Alif, Lam, Mim. Telah dikalahkan bangsa Romawi, di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang, dalam beberapa tahun (lagi). Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang).” (Al Qur’ an, 30 :1-4) Ayat-ayat ini diturunkan kira-kira pada tahun 620 Masehi, hampir tujuh tahun setelah kekalahan hebat Bizantium Kristen di tangan bangsa Persia, ketika Bizantium kehilangan Yerusalem. Kemudian diriwayatkan dalam ayat ini bahwa Bizantium dalam waktu dekat menang. Padahal, Bizantium waktu itu telah menderita kekalahan sedemikian hebat hingga nampaknya mustahil baginya untuk mempertahankan keberadaannya sekalipun, apalagi merebut kemenangan kembali. Tidak hanya bangsa Persia, tapi juga bangsa Avar, Slavia, dan Lombard menjadi ancaman serius bagi Kekaisaran Bizantium. Bangsa Avar telah datang hingga mencapai dinding batas Konstantinopel. Kaisar Bizantium, Heraklius, telah memerintahkan agar emas dan perak yang ada di dalam gereja dilebur dan dijadikan uang untuk membiayai pasukan perang. Banyak gubernur memberontak melawan Kaisar Heraklius dan dan Kekaisaran tersebut berada pada titik keruntuhan. Mesopotamia, Cilicia, Syria, Palestina, Mesir dan Armenia, yang semula dikuasai oleh Bizantium, diserbu oleh bangsa Persia. (Warren Treadgold, A History of the Byzantine State and Society, Stanford University Press, 1997 , s. 287-299.) Diselamatkannya Jasad Fir’aun “Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu” [QS 10:92] Maurice Bucaille dulunya adalah peneliti mumi Fir’aun di Mesir. Pada mumi Ramses II Dia menemukan keganjilan, yaitu kandungan garam yang sangat tinggi pada tubuhnya.  Dia baru kemudian menemukan jawabannya di Al-Quran, ternyata Ramses II ini adalah Firaun yang dulu ditenggelamkan oleh Allah swt ketika sedang mengejar Nabi Musa as. Injil & Taurat hanya menyebutkan bahwa Ramses II tenggelam; tetapi hanya Al-Quran yang kemudian menyatakan bahwa mayatnya diselamatkan oleh Allah swt, sehingga bisa menjadi pelajaran bagi kita semua. Perhatikan bahwa Nabi Muhammad saw hidup 3000 tahun setelah kejadian tersebut, dan tidak ada cara informasi tersebut (selamatnya mayat Ramses II) dapat ditemukan beliau (karena di Injil & Taurat pun tidak disebut). Makam Fir’aun, Piramid, yang tertimbun tanah baru ditemukan oleh arkeolog Giovanni Battista Belzoni tahun 1817. Namun Al-Quran bisa menyebutkannya karena memang firman Allah swt (bukan buatan Nabi Muhammad saw). Segala Sesuatu diciptakan Berpasang-pasangan Al Qur’an yang berulang-ulang menyebut adanya pasangan dalam alam tumbuh-tumbuhan, juga menyebut adanya pasangan dalam rangka yang lebih umum, dan dengan batas-batas yang tidak ditentukan. “Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa-apa yang mereka tidak ketahui.” [Yaa Siin 36:36] Kita dapat mengadakan hipotesa sebanyak- banyaknya mengenai arti hal-hal yang manusia tidak mengetahui pada zaman Nabi Muhammad. Hal-hal yang manusia tidak mengetahui itu termasuk di dalamnya susunan atau fungsi yang berpasangan baik dalam benda yang paling kecil atau benda yang paling besar, baik dalam benda mati atau dalam benda hidup. Yang penting adalah untuk mengingat pemikiran yang dijelaskan dalam ayat itu secara rambang dan untuk mengetahui bahwa kita tidak menemukan pertentangan dengan Sains masa ini. Meskipun gagasan tentang “pasangan” umumnya bermakna laki-laki dan perempuan, atau jantan dan betina, ungkapan “maupun dari apa yang tidak mereka ketahui” dalam ayat di atas memiliki cakupan yang lebih luas. Kini, cakupan makna lain dari ayat tersebut telah terungkap. Ilmuwan Inggris, Paul Dirac, yang menyatakan bahwa materi diciptakan secara berpasangan, dianugerahi Hadiah Nobel di bidang fisika pada tahun 1933. Penemuan ini, yang disebut “parité”, menyatakan bahwa materi berpasangan dengan lawan jenisnya: anti-materi. Anti-materi memiliki sifat-sifat yang berlawanan dengan materi. Misalnya, berbeda dengan materi, elektron anti-materi bermuatan positif, dan protonnya bermuatan negatif. Fakta ini dinyatakan dalam sebuah sumber ilmiah sebagaimana berikut: “…setiap partikel memiliki anti-partikel dengan muatan yang berlawanan … dan hubungan ketidakpastian mengatakan kepada kita bahwa penciptaan berpasangan dan pemusnahan berpasangan terjadi di dalam vakum di setiap saat, di setiap tempat.” Semua ini menunjukkan bahwa unsur besi tidak terbentuk di Bumi, melainkan dibawa oleh meteor-meteor melalui letupan bintang-bintang di luar angkasa, dan kemudian “dikirim ke bumi”, persis sebagaimana dinyatakan dalam ayat tersebut. Jelas bahwa fakta ini tak mungkin diketahui secara ilmiah pada abad ke-7 , di saat Al Qur’an diturunkan. Tulisan di atas hanyalah sebagian kecil dari keajaiban Al Qur’an yang ada dan ternyata sesuai dengan ilmu pengetahuan modern. Bagi yang ingin tahu lebih banyak silahkan baca buku referensi di bawah. Jelas Al Qur’an itu benar dan tak ada keraguan di dalamnya. ”Kitab Al Quran ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa” [Al Baqarah:2 ] Jika agama lain bisa punya lebih dari 4 versi kitab suci yang berbeda satu dengan lainnya, maka Al Qur’an hanya ada satu dan tak ada pertentangan di dalamnya: ”Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? Kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.” [An Nisaa’:82] Al Qur’an adalah satu-satunya kitab suci yang bisa dihafal jutaan manusia (Hafidz/penghafal Al Qur’an) sehingga keaslian/kesuciannya selalu terjaga. . Sumber: Harun Yaya Mukjizat Al Qur’an, Prof. Dr. Quraisy Syihab BIBEL, QUR-AN, dan Sains Modern Dr. Maurice Bucaille Artikel Bagus Bukti Siapa Tauhid - Mengesakan Allah - Tuhan itu Satu! Keajaiban Al Qur’an dan Ilmu Pengetahuan Kategori Blogroll Link Penting Tags Boikot Produk AS Israel Besar Haji Haram Israel Barbarism tentara Israel Mengapa Ummat Islam Bisa Dikalahkan Israel minuman keras ONH Plus Umrah 2009 Puasa Ramadhan Qadar Allah Sederhana Ekonomi Islam Tawadhu 2009


/@cwi

selengkapnya...

Penyakit Hati Sombong, Iri, dan Dengki dan Cara Mengobatinya

Hati(bahasa Arab Qalbu) adalah bagian yang sangat penting daripada manusia. Jika hati kita baik, maka baik pula seluruh amal kita: Rasulullah saw. bersabda, “….Bahwa dalam diri setiap manusia terdapat segumpal daging, apabila ia baik maka baik pula seluruh amalnya, dan apabila ia itu rusak maka rusak pula seluruh perbuatannya. Gumpalan daging itu adalah hati.” (HR Imam Al-Bukhari) Sebaliknya, orang yang dalam hatinya ada penyakit, sulit menerima kebenaran dan akan mati dalam keadaan kafir. “Orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, disamping kekafirannya yang telah ada dan mereka mati dalam keadaan kafir.” [At Taubah 125] Oleh karena itu
penyakit hati jauh lebih berbahaya daripada penyakit fisik karena bisa mengakibatkan kesengsaraan di neraka yang abadi. Kita perlu mengenal beberapa penyakit hati yang berbahaya serta bagaimana cara menyembuhkannya. Sombong Sering orang karena jabatan, kekayaan, atau pun kepintaran akhirnya menjadi sombong dan menganggap rendah orang lain. Bahkan Fir’aun yang takabbur sampai-sampai menganggap rendah Allah dan menganggap dirinya sebagai Tuhan. Kenyataannya Fir’aun adalah manusia yang akhirnya bisa mati karena tenggelam di laut. Allah melarang kita untuk menjadi sombong: “Janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.” [Al Israa’ 37] “Janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia karena sombong dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang- orang yang sombong lagi membanggakan diri.” [ Luqman 18 ] Allah menyediakan neraka jahannam bagi orang yang sombong: “Masuklah kamu ke pintu-pintu neraka Jahannam, sedang kamu kekal di dalamnya. Maka itulah seburuk-buruk tempat bagi orang- orang yang sombong .” [Al Mu’min 76] Kita tidak boleh sombong karena saat kita lahir kita tidak punya kekuasaan apa-apa. Kita tidak punya kekayaan apa-apa. Bahkan pakaian pun tidak. Kecerdasan pun kita tidak punya. Namun karena kasih-sayang orang tua-lah kita akhirnya jadi dewasa. Begitu pula saat kita mati, segala jabatan dan kekayaan kita lepas dari kita. Kita dikubur dalam lubang yang sempit dengan pakaian seadanya yang nanti akan lapuk dimakan zaman. Imam Al Ghazali dalam kitab Ihya’ “ Uluumuddiin menyatakan bahwa manusia janganlah sombong karena sesungguhnya manusia diciptakan dari air mani yang hina dan dari tempat yang sama dengan tempat keluarnya kotoran. Bukankah Allah mengatakan pada kita bahwa kita diciptakan dari air mani yang hina: “Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina?” [Al Mursalaat 20] Saat hidup pun kita membawa beberapa kilogram kotoran di badan kita. Jadi bagaimana mungkin kita masih bersikap sombong? ‘Ujub (Kagum akan diri sendiri) Ini mirip dengan sombong. Kita merasa bangga atau kagum akan diri kita sendiri. Padahal seharusnya kita tahu bahwa semua nikmat yang kita dapat itu berasal dari Allah. Jika kita mendapat keberhasilan atau pujian dari orang, janganlah ‘ujub. Sebaliknya ucapkan “Alhamdulillah” karena segala puji itu hanya untuk Allah. Iri dan Dengki Allah melarang kita iri pada yang lain karena rezeki yang mereka dapat itu sesuai dengan usaha mereka dan juga sudah jadi ketentuan Allah. “Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. ( Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” [An Nisaa’ 32 ] Iri hanya boleh dalam 2 hal. Yaitu dalam hal bersedekah dan ilmu. Tidak ada iri hati kecuali terhadap dua perkara, yakni seorang yang diberi Allah harta lalu dia belanjakan pada jalan yang benar, dan seorang diberi Allah ilmu dan kebijaksaan lalu dia melaksanakan dan mengajarkannya. (HR. Bukhari) .Jika kita mengagumi milik orang lain, agar terhindar dari iri hendaknya mendoakan agar yang bersangkutan dilimpahi berkah. Apabila seorang melihat dirinya, harta miliknya atau saudaranya sesuatu yang menarik hatinya (dikaguminya) maka hendaklah dia mendoakannya dengan limpahan barokah. Sesungguhnya pengaruh iri adalah benar. (HR. Abu Ya’la) Dengki lebih parah dari iri. Orang yang dengki ini merasa susah jika melihat orang lain senang. Dan merasa senang jika orang lain susah. Tak jarang dia berusaha mencelakakan orang yang dia dengki baik dengan lisan, tulisan, atau pun perbuatan. Oleh karena itu Allah menyuruh kita berlindung dari kejahatan orang yang dengki: “Dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki.” [ Al Falaq 5 ] Kedengkian bisa menghancurkan pahala-pahala kita. Waspadalah terhadap hasud (iri dan dengki), sesungguhnya hasud mengikis pahala-pahala sebagaimana api memakan kayu. (HR. Abu Dawud)


/@cwi

selengkapnya...

Fethullah Gulen, Perajut Jejaring Dunia Islam

Gulen menginginkan umat Islam untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga bisa bersaing dengan masyarakat Barat. Fethullah Gulen bukan nama yang asing di kalangan pergerakan Islam modern. Ketokohan Gulen, bukan hanya dihormati oleh mayoritas Muslim di dunia, tapi juga dihormati oleh kalangan non-Muslim, termasuk komunitas Yahudi.
Sosoknya bisa diterima di berbagai lapisan masyarakat dan agama karena pemikiran-pemikirannya yang moderat dan menjadi penyeimbang para pemikir Islam yang dianggap ekstrem dan radikal. Di negara asalnya, Turki, Gulen bukan hanya dikenal sebagai seorang pemikir dan tokoh pergerakan, tapi juga dikenal sebagai ulama yang sangat hebat. Dia lahir di Desa Erzurum, Izmir, Turki, pada 1941. Ayahnya, Ramiz Gulen, adalah seorang ulama. Sejak kecil ia lebih memfokuskan pendidikan informalnya di bidang agama Islam. Sejak usia 14 tahun, ia sudah berani memberikan ceramah keagamaan. Pada 1959 , saat usianya menginjak 18 tahun, Gulen sudah mendapatkan izin menjadi dai. Kariernya sebagai dai dimulai di kota kelahirannya, Izmir. Di kota inilah Gulen mulai mengenalkan pemikiran-pemikirannya mengenai pendidikan, ilmu pengetahuan, ekonomi, dan keadilan sosial. Di kota ini juga ia mulai membangun basis pengikutnya, yang sebagian besar adalah para siswa sekolah menengah dan perguruan tinggi. Nama Gulen makin dikenal setelah ia diundang ceramah ke berbagai masjid di wilayah Turki. Ia banyak berkeliling kota di hampir seluruh Turki untuk mengajar dan berceramah. Ia juga sering diundang dalam pertemuan-pertemuan formal dan infromal para pejabat kota. Sejak itu, ceramah-ceramahnya selalui diminati masyarakat. Selain melalui ceramah, pemikiran Gulen juga disampaikan melalui tulisan. Hingga kini, tak kurang dari 60 buku telah ia tulis, di samping sejumlah artikel dalam berbagai jurnal. Topiknya beragam, baik mengenai pendidikan, hubungan antaragama, dan keadilan. Karya-karya tulisnya kini sudah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, antara lain Inggris, Jerman, Rusia, Albania, Jepang, Korea, Spanyol, dan Indonesia. Gulen banyak menuangkan pemikiran-pemikiran tentang pembaruan di dunia Islam dan lebih mengedepankan dialog dan perdamaian antarsesama umat beragama dalam menyebarkan ajaran dan nilai-nilai Islam. Pemikiran-pemikirannya ini kemudian menjadi sebuah gerakan yang ia wujudkan dalam bentuk lembaga-lembaga pendidikan, lembaga amal, media massa cetak dan elektronik, perkumpulan- perkumpulan pelajar dan kelompok-kelompok lobi, bahkan membantu berdirinya asosiasi wartawan dan penulis di Turki. Gerakan Nurcu Bagi Gulen, Turki yang sekuler tidak boleh menghalangi kemajuan umat Islam. Namun, yang membuatnya prihatin, Turki yang 99 persen penduduknya Muslim jutsru ekonominya sangat lemah. Kondisi itu sudah ia lihat sejak kecil hingga dewasa. Karena itu, menurut dia, salah satu kunci untuk mencapai kemajuan tersebut adalah pendidikan. Berangkat dari pemikiran semacam itulah, ia kemudian mengajak para pengikutnya terlibat dalam gerakan Nurcu. Gerakan ini terinspirasi dari pemikiran tokoh cendekiawan Muslim Turki, Said Nursi. Dalam setiap ceramahnya, Gulen memang banyak mengadopsi pemikiran- pemikiran Nursi tentang masyarakat Muslim yang maju dan religius. Menurut pemikiran Gulen, umat Islam harus mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga bisa bersaing dengan masyarakat Barat. Inti gerakan Nurcu adalah hidup berjamaah akan lebih baik daripada hidup secara individual. Ia mengumpamakannya dengan kewajiban mengeluarkan zakat. Dalam Islam, seseorang yang harta bendanya sudah memenuhi kuota tertentu, wajib mengeluarkan zakat. Bila zakat ini secara individual dibayarkan kepada yang berhak, tentunya akan kurang berdaya guna. Namun, bila zakat ini dikelola dengan baik secara jamaah, hasilnya akan sangat berdaya guna, tidak hanya dapat meningkatkan taraf perekonomian, tetapi juga taraf pendidikan masyarakat. Buat Gulen, untuk merealisasikan gerakan ini tidak terlalu susah karena ia sudah mempunyai jaringan pengikut yang terikat, baik personal maupun ideologi (kesamaan pandang). Jumlah mereka jutaan orang. Tidak mengherankan bila gerakan atau lembaga Gulen kini sudah mempunyai ratusan sekolah dan sejumlah universitas, rumah sakit, radio dan stasiun televisi, kantor berita, bank, perusahaan penerbitan, dan surat kabar. Institusi-institusi ini melibatkan ribuan orang sukarelawan yang digaji secara profesional. Aset lembaga Gulen pada 1999 saja diperkirakan tidak kurang dari 25 miliar dolar AS. Gerakan Gulen inilah yang menginspirasi banyak pemuka agama dan pemimpin di berbagai negara, yang kemudian meniru prinsip-prinsip gerakan tersebut. Presiden Marywood University, Pennsylvania, Ann Munley memuji gerakan Gulen yang dinilainya telah banyak memberikan kontribusi bagi dunia pendidikan bukan hanya di Turki, tapi juga di seluruh dunia. Munley memandang Gulen sebagai tokoh Islam yang telah memberikan pengorbanan yang besar dalam dunia pendidikan bagi masyarakat dari beragam etnis dan agama. Kekaguman terhadap kiprah Gulen dalam bidang pendidikan juga pernah dilontarkan mantan presiden Republik Indonesia, KH Abdurrahman Wahid atau yang biasa disapa dengan panggilan Gus Dur. Menurut Gus Dur, dalam mengembangkan sistem pendidikan, bangsa Indonesia harus belajar banyak dari Fethullah Gulen yang lebih menekankan pada pembentukan akhlak yang mulia. ''Ini sesuatu yang sangat penting apalagi bagi bangsa Indonesia karena sekolah-sekolah kita ini sekarang hampa moral. Kehampaan moral ini telah mengakibatkan terjadinya berbagai pelanggaran yang ada di masyarakat, maraknya korupsi, dan berbagai penyelewengan yang dilakukan birokrasi merupakan salah satu akibatnya. Ini menunjukkan bahwa ada krisis di dalam dunia pendidikan kaum Muslimin di Indonesia. Karena itu, saya rasa belajar bagaimana mengembangkan akhlak yang baik dalam pendidikan kita menjadi sangat penting,'' papar Gus Dur seperti dikutip dari website Pasiad Indonesia. Selain di Turki, gerakan Gulen juga mengelola sekitar 500 institusi pendidikan di lebih 90 negara di Eropa, Asia, Afrika, dan Amerika Utara. Nama institusi di setiap kawasan berbeda. Di Asia Pasifik bernama  Association of Social and Economic Solidarity with Pacific Nations yang dalam bahasa Turki disingkat Pasiad. Keberadaan Pasiad juga sekolah-sekolah Turki di berbagai negara secara langsung tentu juga dimaksudkan membangun jaringan kerja sama ekonomi. Untuk maksud ini, sejumlah mahasiswa Turki juga belajar bahasa Indonesia di beberapa universitas di Indonesia. Sebaliknya, banyak pengajar Indonesia yang diberi beasiswa untuk belajar bahasa di Turki. Mereka ini, antara lain, juga diharapkan menjadi penghubung antara kedua negara. Kini, bila ekonomi Turki mengalami kemajuan pesat, tentu tidak terlepas dari peran gerakan Gulen dan keberadaan lembaga-lembaga di luar negeri yang di Asia Pasifik bernama Pasiad. Sebagai ancaman Meski dunia Islam dan Barat mengakui gerakan Gulen sebagai gerakan damai dan bukan politik, namun di dalam negeri Turki sendiri gerakan itu tetap dianggap sebagai ancaman oleh kelompok- kelompok Islam radikal dan kelompok-kelompok sekuler. Kelompok Islam yang radikal mengkritik pemikiran Gulen tentang konsep dialog antarumat beragama. Kritikan itu memuncak ketika Gulen melakukan pertemuan dengan Paus Paulus II. Gulen juga harus menjalani proses pengadilan yang cukup panjang di Turki pada 2000 , setelah Pemerintah Turki menuduhnya merencanakan kudeta dan ingin menjadikan Turki sebagai negara Islam. Namun, tuduhan itu tak bisa dibuktikan dan pada 2006 , Gulen dibebaskan dari segala tuduhan. Sejak 1998 , Gulen sudah tinggal di Amerika Serikat (AS). Pada Juni 2008 lalu, Gulen mengajukan permohonan untuk menjadi pemukim tetap di AS, tetapi permohonan tersebut ditolak oleh pihak USCIS ( United States Citizenship and Immigration Services ). Gulen kemudian mengajukan banding dan pada Agustus 2008 , pengadilan AS akhirnya memerintahkan USCIS untuk mengabulkan permohonan Gulen dengan status tenaga kerja asing dan warga negara asing yang memiliki kemampuan khusus. Gulen kini menetap di Pennsylvania. dia/ berbagai sumber Biodata Nama : Fethullah Gulen Lahir : Desa Erzurum, Izmir, Turki 1941 Ayah : Ramiz Gulen Aktivitas : Tokoh Muslim Turki, Penulis, Dai Karya Tulis : Lebih dari 60 Judul Buku dan Ratusan Artikel Tinggal di : Pennsylvania AS


/@cwi

selengkapnya...

menelusuri jejak sumpah pemuda

Oleh : Al Halaj Muhyiddin Tonggak Kebangkitan Nasional di Indonesia yang menjadi pemicu semangat pergerakan putra-putri Indonesia meraih kemerdekaan telah diawali pada permulaan abad 20 , namun Kebangkitan Nasional tidak berhenti sampai disitu saja. Secara pribadi kami mempunyai pendapat bahwa Kebangkitan Nasional Indonesia tidak hanya terjadi satu kali di awal abad 20 itu saja tetapi telah terjadi beberapa kali dan akan sambung menyambung dalam beberapa era atau beberapa tahap. Adapun sebagai landasan hukumnya, penulis mensitir teks Pembukaan UUD 1945 alinea kedua yang berbunyi : "Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur".
Kalimat "yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur" disamping menunjukkan sebagai sifat Negara Indonesia, dalam hal ini penulis juga mencoba mengambil pengertian dan penafsiran bahwa kalimat "(1) merdeka, (2) bersatu, (3) berdaulat, (4) adil dan ( 5) makmur" adalah juga menunjukkan sebagai tahapan Kebangkitan Nasional menuju negara yang lebih baik, menuju Kebangkitan Indonesia yang seutuhnya. Oleh sebab itu, berdasarkan teks Pembukaan UUD 1945 alinea kedua di atas dan bila mengamati perjalanan Bangsa Indonesia selama ini, maka era kebangkitan nasional mungkin bisa kami kelompokkan tahapannya menjadi beberapa era, yaitu sebagai berikut: 1. Era pertama : Kebangkitan Pergerakan Nasional ("merdeka"). 2. Era kedua : Kebangkitan Persatuan Nasional ("bersatu"). 3. Era ketiga : Kebangkitan Kedaulatan Nasional ("berdaulat"). 4. Era keempat : Kebangkitan Keadilan Nasional ("adil"). 5. Era kelima : Kebangkitan Kemakmuran Nasional ("dan makmur"). Dari kelima tahapan itu dapat dirangkum menjadi satu istilah saja yaitu : ‘Kebangkitan Nasional'. Dari teks yang berbunyi: ".......mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur", dapat kita tarik pemahaman bahwa lima tahapan atau lima era kebangkitan nasional diatas adalah merupakan pintu gerbang untuk menuju ‘Indonesia Merdeka' yang dicita-citakan, tetapi pengertiannya bukan merdeka sekedar terlepas dari kolonialisme bangsa asing saja, bukan merdeka dalam artian legal formal saja, tapi lebih dari itu, maksud "mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia" adalah menuju Indonesia Merdeka dalam arti yang luas,menuju Indonesia Merdeka dalam arti yang sebenar-benarnya, menuju Kebangkitan Nasional yang seutuhnya, atau yang diisyaratkan dalam Alquran : "baldatun thoyyibatun wa robbun ghofuur". Era Kebangkitan Pergerakan Nasional Selama dalam cengkraman kolonial penjajah, yang dimulai sejak tahun 1512 M dengan datangnya Portugis di Maluku, lalu tahun 1595 dengan mendaratnya Belanda di Banten, mulai saat itulah Bangsa Indonesia dijajah oleh bangsa asing. Kala itu Bangsa Indonesia cukup menderita, kebebasan di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, dikekang oleh penjajah. Ikhtiar melalui perjuangan fisik telah dilakukan mulai zaman Patiunus dan terus sambung menyambung hingga akhir abad 19 , namun perjuangan fisik tersebut hanya bersifat lokal dan kedaerahan saja, tidak terkoordinir secara nasional. Maka upaya yang berskala nasional dimulai pada permulaan abad 20 , yang dikenal dengan sebutan Hari Kebangkitan Nasional. Ada dua pendapat mengenai kapankah hari Kebangkitan Nasional itu. Ada yang berpendapat tanggal 20 Mei 1908 dengan ditandai berdirinya organisasi pergerakan yang bernama Budi Utomo. Ada lagi yang berpendapat bahwa tonggak Kebangkitan Nasional itu bukan sejak berdirinya Budi Utomo tetapi dimulai sejak berdirinya Sarekat Islam ( SI), sedangkan tentang kapan kelahiran Sarekat Islam itu sendiri juga terjadi polemik pula. Sebagian mengatakan bahwa cikal bakal SI adalah dari Sarekat Dagang Islam bentukan H.Samanhudi di Surakarta pada tanggal 16 Oktober 1905. Sebagian lain mengatakan SI itu didirikan oleh H.Samanhudi pada tahun 1911. Dan sebagian lagi mengatakan bahwa cikal bakal SI adalah dari Sarekat Dagang Islamiyah bentukan R.M.Tirtoadisoerjo di Bogor pada tanggal 5 April 1909. Budi Utomo yang selama ini dimitoskan sebagai lokomotif Kebangkitan Nasional sebenarnya tidak berperan menyeluruh bagi misi pergerakan secara nasional karena perhatian Budi Utomo lebih kepada kalangan priyayi dari suku Jawa dan Madura saja, tidak me-nasional. Di dalam Pasal 2 Anggaran Dasar Budi Utomo tertulis "Tujuan organisasi untuk menggalang kerjasama guna memajukan tanah dan bangsa Jawa dan Madura secara harmonis". Inilah tujuan Budi Utomo, maka berdirinya Budi Utomo lebih tepat disebut sebagai ‘Kebangkitan Jawa' bukan disebut ‘Kebangkitan Nasional'. Tonggak Kebangkitan Nasional yang disandarkan pada berdirinya Sarekat Islam memang cukup beralasan, karena merekalah yang memposisikan diri sebagai pemicu pergerakan nasional dengan membangkitkan nasionalisme Indonesia, di samping lebih dahulu berdirinya, SI memiliki spectrum yang lebih luas, tidak ada diskriminsi suku, ras, dan antar golongan. Sejak didirikan SI mendapat simpati yang besar dari rakyat, perkembangannya demikian pesat, pada kisaran tahun 1912 jumlah anggotanya ada 35.000 orang, pada saat itu SI di bawah pimpinan HOS Tjokroaminoto merupakan periode yang cemerlang karena mampu membangkitkan semangat rakyat untuk merdeka yang nyaris padam di bawah atmosfir kolonial. Dan pada tahun 1919 anggotanya berkembang menjadi 2 juta orang, sementara cabang-cabangnya telah menyebar hampir di seluruh wilayah Hindia Belanda, maka dapat dikatakan bahwa SI merupakan organisasi politik nasional pertama di Indonesia. Dengan demikian kita bisa menilai bahwa Hari Kebangkitan Nasional seharusnya mengacu pada kelahiran SI, bukan tanggal 20 Mei 1908. Keberadaan SI adalah tonggak awal Kebangkitan Pergerakan Nasional yang merupakan kebangkitan kemerdekaan berpendapat, kemerdekaan berserikat, kemerdekaan berpendidikan, kemerdekaan berbudaya, kemerdekaan mendirikan partai politik. Dan Kebangkitan Pergerakan Nasional ini selaras dengan pintu gerbang yang pertama ("merdeka") menuju Kebangkitan Nasional yang seutuhnya, sebagaimana bunyi teks Pembukaan UUD 1945 di atas : "....... mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, (1) yang merdeka". Di era inilah kemerdekaan di bidang pendidikan, sosial, budaya, mulai digerakkan sebagai sarana perjuangan pergerakan Bangsa Indonesia untuk meraih kemerdekaan yang dicita-citakan, atau bisa juga disebut "Era Kebangkitan Nasional yang pertama". Era Kebangkitan Persatuan Nasional. Perlawanan melalui jalur pergerakan yang telah dijalankan Bangsa Indonesia selama itu memang hanya bersifat partisan atau golongan sehingga disadari kurang memaksimalkan potensi persatuan dari segenap Bangsa Indonesia. Maka dihimpunlah potensi kekuatan Bangsa Indonesia dengan dikemas dan diwujudkan dalam bingkai semangat persatuan dan kesatuan nasional yang diimplementasikan didalam Ikrar Putra- Putri Indonesia dari seluruh Nusantara, yang kita kenal dengan peristiwa Sumpah Pemuda. Inilah Kebangkitan Nasional yang kedua atau bisa disebut sebagai Kebangkitan Persatuan Nasional, sebagaimana bunyi teks Pembukaan UUD 1945 alinea kedua : ".......mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, (1) yang merdeka, (2) bersatu". Maka Kebangkitan Persatuan Nasional adalah pintu gerbang yang kedua menuju Kebangkitan Nasional yang seutuhnya. Sejarah peristiwa Sumpah Pemuda diawali pada tanggal 15 November 1925 dengan dibentuknya Panitia Kongres Pemuda. Lalu pada 30 April 1926 dilaksanakanlah Kongres Pemuda ke 1 , sidang diketuai oleh pemuda bernama Sigit, dan menghasilkan dua keputusan yaitu : Cita-cita Indonesia merdeka, dan menggalang persatuan. Kemudian PPPI berinisiatif mengadakan Kongres Pemuda ke 2 yang dilaksanakan pada tanggal 27 dan 28 Oktober 1928. Kongres Pemuda ke 2 ini terbagi dalam 3 sesi sidang. Dan menghasilkan kebulatan tekad : " Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa", yang dikenal dengan istilah Sumpah Pemuda. Dan pada tanggal 31 Desember 1930 dilakukan fusi organisasi menjadi "Indonesia Muda". Maka peristiwa Sumpah Pemuda inilah yang menjadi tonggak Kebangkitan Persatuan Nasional atau yang disebut "Era Kebangkitan Nasional kedua" . Era Kebangkitan Kedaulatan Nasional Setelah melalui perjalanan panjang dalam masa penjajahan, langkah kongkrit selanjutnya ialah pada tanggal 29 April 1945 dibentuklah BPUPKI, suatu Badan Penyelidik yang legal dalam usaha untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, diantara tugas terpentingnya ialah menyiapkan Dasar Negara untuk Indonesia Merdeka. Kemudian pada tanggal 9 Agustus 1945 terbentuklah PPKI, suatu Badan yang mewakili seluruh rakyat Indonesia untuk membentuk Negara Indonesia. Akhirnya, atas Berkat Rohmat Allah Yang Maha Kuasa, Bangsa Indonesia mencapai titik kulminasinya yaitu Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang diproklamirkan pada hari Jum`at Legi jam10 siang, tanggal 9 Romadlon 1364 H atau 17 Agustus 1945 M. Didalam nikmat ‘ kemerdekaan' yang diraih itu terkandung ‘ kedaulatan', lalu nikmat kedaulatan yang diperoleh tersebut disusun dan diwujudkan menjadi berdirinya Negara Republik Indonesia pada tanggal 10 Romadlon 1634 H atau 18 Agustus 1945 M. Inilah Kebangkitan Kedaulatan Nasional atau Era Kebangkitan Nasional tahap yang ketiga bagi rakyat Indonesia, ".......mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, (1) yang merdeka, (2) bersatu, (3) berdaulat". Era Kebangkitan Keadilan Nasional Era Kebangkitan Nasional yang keempat ialah Kebangkitan Supremasi Keadilan Nasional, dengan menafsiri teks Pembukaan UUD 1945 : " .......mengantarkan rakyat Indonesia kedepan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, ( 1) yang merdeka, (2) bersatu, (3) berdaulat, (4) adil". Era ini menjadi tahap yang keempat menuju Kebangkitan Nasional yang seutuhnya. Kapankah itu? Inilah yang jadi permasalahan kita semua.Sejak proklamasi tahun 1945 sampai sekarang ini, tonggak keadilan nasional belum dibangkitkan / ditegakkan dengan sepenuh hati. Orde Lama lebih berkutat pada pranata sistim perpolitikan dan pemerintahan, Orde Baru lebih berkutat pada pembangunan material tanpa dibarengi pembangunan moral, Orde Reformasi lebih berkutat pada kebebasan demokrasi tanpa diiringi norma dan etika berdemokrasi, sedangkan penegakan nilai-nilai keadilan menjadi "anak tiri" yang belum mendapatkan tempat selayaknya. Kebangkitan Keadilan Nasional mengandung pengertian bahwa didalam lingkungan Negara diwujudkan tegaknya norma-norma keadilan yang menyangkut negara terhadap warga negaranya, warga negara terhadap negaranya, dan antar sesama warga negara, aparatur pemerintah terhadap penduduknya, penduduk terhadap aparatur pemerintahnya, dan antar sesama warga masyarakat secara luas, dalam keseimbangan meletakkan hak dan kewajibannya pada porsinya masing-masing, baik dalam bidang hokum maupun bidang sosial : Adapun untuk mewujudkan Keadilan Nasional di bidang hukum ialah dengan menegakkan supremasi hukum, sehingga hukum akan menjadi panglima, dan aturan hukum tidak pandang bulu dan tidak pula pandang saku, yang benar dikatakan benar dan yang salah dikatakan salah, inilah yang disebut meletakkan sesuatu pada tempatnya, dan inilah keadilan dalam bidang hukum. Kita lihat bagaimana proses hukum bisa dipermainkan oleh pemodal dan penguasa, bagaimana aturan hukum bisa diterapkan dengan standar ganda, bagaimana sistim peradilan tak ubahnya seperti panggung sandiwara, dan bagaimana kebenaran bisa disetting berdasarkan pesanan seseorang pula, itulah kondisi negeri kita pada saat ini dan kemarin. Sedangkan untuk mewujudkan Keadilan Nasional di bidang sosial ialah dengan menegakkan norma-norma agama, meletakkan martabat manusia sesuai pada tempatnya, sehingga kebajikan dan kebijaksanaan akan menjadi pedoman, dan siapapun yang menyimpang dari prinsip keadilan di bidang sosial ini maka ia akan memetik buahnya berupa kejatuhan dan ketidak harmonisan. Kebangkitan Keadilan Nasional adalah penegakan nilai-nilai keadilan, dan itu sumbernya dari ‘al iman', sebagaimana diterangkan dalam ayat berikut : "Wa idzansyuzuu fansyuzuu yarfa`illaahul ladziina aamanuu minkum" (Q.S. Al Mujadalah/ayat 11) Artinya: "Dan apabila dikatakan: "Bangkitlah kamu!", maka bangkitlah, niscaya Allah mengangkat orang-orang yang beriman di antara kamu".Oleh sebab itu untuk mencapai Kebangkitan Nasional yang keempat ini maka modal dasar yang harus dimiliki ialah " keimanan". Ini diperkuat lagi dengan ayat dibawah ini : Wa idz qoola ibroohimu robbij`al haadzaa baladan aamina warzuq ahlahuu minats tsamarooti man aamana minhum billaahi wal yaumil aakhir, Qoola waman kafaro faumatti`uhu qoliilan (Q. S. Al Baqoroh/ayat 126) Artinya: Dan ingatlah ketika Ibrohim berdoa: "Yaa Tuhanku, jadikanlah negeri ini aman sentosa dan berikanlah rizqi dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman kepada Allah dan hari akhir". Allah berfirman: "Dan kepada orang kafirpun (tidak beriman) juga Aku beri kesenangan tapi hanya sementara". Disitu Nabi Ibrohim berdoa agar negerinya aman dan makmur tapi hanya ditujukan untuk penduduknya yang beriman saja, sedangkan yang tidak beriman tidak termasuk didalamnya, jadi syarat atau modalnya adalah iman. Kemudian Allah menjawab bahwa orang yang tidak beriman juga diberi kesenangan tapi hanya sementara dan semu belaka. Sebagaimana ayat di atas, maka demikian pula pembangunan di Indonesia kalau tidak didasari keimanan maka sifatnya hanya sementara dan semu belaka, dan sampai kapanpun negara tidak bisa maju dan jaya. Oleh sebab itu apabila pemimpin dan segenap rakyat Indonesia memelihara iman didalam hatinya, insya Allah bisa menjaga moralitas dan perilakunya, dan Insya Allah mampu menerapkan nilai-nilai keadilan dalam membangun negerinya, dan dari sinilah diharapkan bisa muncul ‘Ratu Adil' alias pemimpin yang adil, pemimpin yang memiliki sifat-sifat yang terpuji (‘Ahmad'), yang tidak memakai senjata apapun (‘ghoiru cokro') selain senjata keadilan dan kebijaksanaan. "Dan jika kamu memutuskan perkara mereka, maka putuskanlah (perkara itu) diantara mereka dengan adil, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang adil". (Q.S. AlMaidah/ ayat 42). "Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan". (Q.S. Shood/ ayat 26) Era Kebangkitan Kemakmuran Nasional Era Kebangkitan Nasional yang kelima ialah Kebangkitan Kesejahteraan dan Kemakmuran Nasional, ini menafsiri teks Pembukaan UUD 1945 : ".......mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, (1) yang merdeka, (2) bersatu, (3) berdaulat, (4) adil dan (5) makmur". Era ini menjadi tahap kelima menuju Kebangkitan Nasional yang seutuhnya. Menukil dari lanjutan ayat Alqur'an di atas yang berbunyi: "Wa idzansyuzuu fansyuzuu yarfa`illaahul ladziina aamanuu minkum walladziina uutul `ilma darojaatin" (Q.S. Al Mujadalah/ayat 11) Artinya: Dan apabila dikatakan: "Bangkitlah kamu!", maka bangkitlah, niscaya Allah mengangkat orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang berilmu diangkat beberapa derajat". Dalam ayat ini, Allah mengangkat derajat orang yang beriman kemudian mengangkat orang yang berilmu beberapa derajat lagi. Maka iman dan ilmu menjadi kunci untuk kebangkitan. Apabila para pemimpin negeri dan segenap rakyatnya memegang teguh keimanan dan menggali serta menerapkan keilmuan, ilmu positif di segala bidang, ilmu aqidah, ilmu akhlaq, ilmu ekonomi, ilmu politik etis, ilmu teknologi, ilmu komunikasi, ilmu sosial kemasyarakatan, ilmu pertanian, dsb, Insya Allah Indonesia akan mencapai taraf kemakmuran dan kesejahteraan. Karena apabila Allah menghendaki kesejahteraan dan kemakmuran pada suatu negeri maka Allah memilihkan pemimpinnya orang yang berilmu luas, sebagaimana diterangkan dalam ayat lain, yang artinya Nabi mereka mengatakan kepada mereka: " Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut menjadi rajamu". Mereka menjawab: " Bagaimana Thalut memerintah kami, padahal kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedang diapun tidak diberi kekayaan yang cukup banyak?". Nabi (mereka) berkata: "Sesungguhnya Allah telah memilih rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa". Allah memberikan pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki- Nya. Dan Allah Maha Luas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui. (Al Baqoroh/ayat 247) Dalam salah satu ayat yang lain, perintah menimbang neraca dengan benar alias tidak korupsi digandeng dengan perintah mengikuti pemimpin yang berilmu."Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah dengan neraca yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya" ( ayat 35). " Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai ilmu tentangnya" (ayat36) Q.S Al Isro`.Berarti disini ada keterkaitan yang erat, disamping pemimpin itu berilmu juga jauh dari tindak korupsi bila hendak mencapai kemakmuran negeri. Jadi yang diperlukan ialah ilmu yang didasari keimanan dan iman yang dilengkapi keilmuan. Dengan ilmu, sesuatu yang kecil bisa menjadi besar karena ilmu mampu menjadi kaca pembesar. Dengan ilmu, orang yang papa bisa menjadi sejahtera karena ilmu mampu mengangkat potensi dan sumber daya. Dengan ilmu, kemakmuran akan bisa diunduh dan kebangkitan nasional akan bisa direngkuh. Pengertian ‘makmur' dalam topik ini ialah mencakup artian materiil dan immaterial yang menjadi dasar pemenuhan kebutuhan kehidupan manusia lahir dan bathin. Kemakmuran yang benar-benar bisa memenuhi martabat kemanusiaan secara lahir dan batin, kesejahteraan dan ketentraman: Makmur secara materiil diharapkan Indonesia akan mencapai Kebangkitan Perekonomian Nasional, karena bila dilihat dari begitu besarnya potensi kekayaan sumber daya alam dan ditunjang dengan besarnya jumlah penduduk sebagai potensi pasar tersendiri, maka kesejahteraan Bangsa Indonesia akan tercapai dan bukan tidak mungkin Negara Indonesia akan muncul sebagai ‘macan asia baru' atau bahkan bisa tampil mengagetkan dunia. Makmur secara immateriil diharapkan Indonesia akan mencapai Kebangkitan Peradaban Nasional, karena bila dilihat dari kesucian falsafah Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan dilihat dari potensi intelektualitas sumber daya manusia, toleransi antar umat beragama, kekayaan budaya, kedewasaan berdemokrasi, dan yang cukup penting adalah tumbuh kembangnya semangat cinta tanah air, maka bisa jadi Bangsa Indonesia akan tampil menjadi pemimpin dunia, menjadi super power perdamaian dunia. "dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial" (Pembukaan UUD 1945 / alinea empat). Wakadzaalika ja`alnaakum ummatan wasathon litakuunuu syuhadaa-a `alan naasi.. (Q.S.Al Baqoroh/ ayat 143). Artinya:"Dan demikianlah Kami jadikan kamu umat tengah, supaya kamu menjadi saksi atas segala manusia". Amiin yaa robbal `alamiin.Demikianlah tahapan-tahapan Kebangkitan Nasional apabila kita korelasikan dengan amanat Pembukaan UUD 1945 alinea kedua. Sebagai penutup, bahwasanya pengelompokan fase-fase Kebangkitan Nasional diatas adalah merupakan kajian ilmiyah dan pendapat pribadi sehingga jikalau ada kekhilafan maka hal itu semata-mata keterbatasan kemampuan penulis dan cukup dianggap sebagai analisis saja. Wallohu a`lamu bisshowab.    

/@cwi

selengkapnya...

Sekarang, Selamatkan Al-Aqsa!

Afghanistan, Pejabat AS Mengundurkan Diri Ketegangan berkobar di Masjid Al-Aqsa hari Ahad (25 /10) kemarin. Ratusan pasukan Israel menyerbu tempat suci umat Islam itu, memukuli jamaah dan menembakkan peluru gas air mata, peluru karet berlapis, dan melemparkan granat. "Mereka memukuli orang dan menodai tempat suci. Mereka mengabaikan kesopanan dan kesusilaan manusia," Adnan al-Husseini, pejabat tinggi Wakf Muslim, mengatakan kepada IslamOnline.net. "Mereka mengepung Masjid Aqsha dan mencegah umat Islam mendekati tempat itu." Menurut saksi mata, sedikitnya 10 warga Palestina terluka, beberapa parah, sementara yang lain menderita iritasi karena gas air mata. Sebanyak 20 warga Palestina ditangkap. Syeikh Muhammad Hussein, seorang ulama terkemuka dan pemimpin agama, menggambarkan situasi di Al-Aqsa
sangat berbahaya. "Para tentara Israel menyerang semua orang, termasuk perempuan dan anak- anak," katanya. Sebelumnya, para pemimpin Muslim mendesak umat Islam untuk berbondong-bondong mendatangi Masjid Al-Aqsa, yang saat ini dijadikan incaran utama Yahudi. Panggilan itu disampaikan melalui pengeras suara di kompleks Aqsha, membuat penjajah Israel menghentikan pasokan listrik ke masjid-masjid di daerah tersebut. Selamatkan Al-Aqsa Palestina menuduh pasukan pendudukan Israel dan para ekstrimis Yahudi bermain dengan api. "Mereka berusaha untuk membuktikan bahwa mereka adalah penguasa di sini, atau mereka memiliki kedaulatan atas tempat suci kami," kata Hussein. "Tapi ini merupakan tempat suci Islam. Ini selalu seperti ini dan akan selalu seperti ini. " Al-Aqsa adalah kiblat Muslim pertama kiblat dan merupakan bangunan suci ketiga setelah Ka `bah di Mekah dan Mesjid Nabi Muhammad di Madinah, Arab Saudi. Al-Husseini menyerukan kepada seluruh dunia untuk bahu-membahu menghentikan "agresi kurang ajar Israel ini kepada Islam dan tempat- tempat suci Islam. "Apa yang terjadi hari ini di Masjid Al-Aqsa belum pernah terjadi sebelumnya, dalam hal tidak menghormati kesucian tempat itu," ia berkeluh kesah. "Israel berusaha terus untuk menabur ketegangan dan teror dan ketika umat Islam memprotes agresi Israel, Israel mengklaim bahwa umat Islam membesar- besarkan masalah di luar proporsional." "Dan jika umat Islam, pemerintah dan bangsa, tidak bergerak cepat untuk menghentikan Israel, mungkin besok terlambat."



/@cwi

selengkapnya...

Kesetaraan Jender Ternyata Ciptakan Eksploitasi Terhadap Perempuan

Jayapura: Pemerhati Masalah Perempuan, Asri Supatmiati di Jayapura, Rabu (1 /7) menyatakan, gagasan kesetaraan jender yang saat ini banyak diusung kaum feminis ternyata hanya menciptakan jalan untuk mengeksploitasi para perempuan. “Para feminis ini menghendaki agar kaum perempuan diberi hak-hak yang setara dengan laki-laki dengan menghilangkan diskriminasi,” ujarnya. Selanjutnya dia menjelaskan, para feminis menganggap kewajiban para perempuan di dalam kehidupan rumah tangga sebagai beban yang menghambat kemandirian sehingga harus disingkirkan walaupun dengan cara mereduksi nilai-nilai budaya dan agama. Misalnya peran sebagai ibu untuk mengandung, menyusui, mendidik anak dan mengatur urusan rumah tangga. Sementara itu, sistem kehidupan kapitalisme yang saat ini diterapkan hampir di seluruh bidang kehidupan masyarakat, menuntut para perempuan juga harus mampu menghasilkan materi sebagai perwujudan eksistensi dan aktualisasi diri mereka di ranah publik.
Akibatnya, perempuan yang berusaha menunjukkan jati dirinya di dunia kerja yang pekat dengan nilai-nilai kapitalisme dengan meninggalkan kehidupan domestik justru terjebak dalam sistem kehidupan ini sehingga memurukkan harkat dan martabatnya. “Para perempuan ini, antara sadar dan tidak, menjadi ujung tombak dalam sistem ekonomi kapitalisme. Jadi model, sales promotion girl, public relation sampai profesi sebagai pelobi hampir selalu berada di pundak mereka untuk mendatangkan pundi-pundi rupiah,” tandas Asri. Di sisi lain, perempuan terdidik yang berkesempatan mengenyam pendidikan tinggi, tidak luput dari lingkaran eksploitasi. Menurut Asri, tenaga dan pikiran mereka diperas habis- habisan untuk menggerakkan roda-roda perekonomian dengan lebih banyak menghabiskan waktu di gedung-gedung perkantoran daripada di rumah. Bahkan, eksistensi perempuan di ranah publik kapitelisme justru semakin mendudukkan posisi mereka dalam kubangan libido laki-laki yang tidak punya benteng iman dan takwa. Oleh karena itu, Asri menegaskan gagasan kesetaraan jender adalah racun bagi kaum perempuan sendiri. Gagasan yang berasal dari dunia barat ini, bukan merupakan jalan terbaik untuk mengentaskan persoalan perempuan. Sebaliknya, menyetarakan posisi perempuan dan laki-laki menimbulkan persoalan baru bagi perempuan dan bahkan masyarakat pada umumnya. Seperti tingginya angka perceraian yang melahirkan orang tua tunggal, rendahnya angka natalitas, maraknya pelecehan seksual terhadap perempuan dan lain sebagainya.


/@cwi

selengkapnya...

Baha’i Sekte Sesat Baru Berkiblat Gunung Caramel di Israel

Sejumlah warga Desa Ringinpitu, Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, diidentifikasi sebagai penganut aliran keyakinan bernama Baha’i. Dengan sebuah Kitab Suci Akhdas yang berkiblat di Gunung Caramel, Israel, para pengikut ajaran ini meyakini Baha’i sebagai agama yang setara dengan agama yang disahkan pemerintah. Untuk itu, sebagian pengikut ritual ini meminta pemerintah desa memasukkan nama Baha’i dalam Kartu Tanda Penduduk. Bahkan mereka juga berani membuat surat nikah sendiri untuk semua pengikut ajaranya.
Menurut keterangan Sekretaris MUI Kabupaten Tulungagung, Abu Sofyan Firojuddin, keberadaan kaum Baha’i ini telah meresahkan warga sekitarnya. Sebagian warga meminta pemerintah untuk melakukan penertiban. “Sejauh ini kami memang mendapat laporan dari warga tentang aliran Baha’i. Namun kami belum bisa memastikan ajaran mereka sesat,” ujar Sofyan kepada wartawan. Sebuah ajaran, kata Sofyan, bisa dikatakan sesat bila substansinya telah menistakan agama resmi yang diakui pemerintah. Sementara itu, Sekte Baha’i yang diduga kuat berasal dari Israel tidak hanya memiliki kitab suci sendiri. Mereka juga memiliki dogma-dogma lain seperti, salat menghadap ke arah Gunung Caramel. Sekretaris MUI Kabupaten Tulungagung, Abu Sofyan Firojuddin menyatakan perbedaan sekte Baha’i dengan agama Islam juga terlihat pada aturan salat. Umat Baha’i hanya bersalat sekali dalam sehari. Kemudian puasa di bulan Ramadan hanya 17 hari, dan arah kiblat dalam salat bukan di Ka’bah. “Sampai saat ini kita masih melakukan kajian mendalam. Kita tidak bisa membubarkan seenaknya. Warga juga menuding mereka (Baha’ i) telah kumpul kebo, karena telah menerbitkan surat nikah sendiri,” papar Abu Sofyan di Jawa Timur. Informasi yang dihimpun, masuknya ajaran Baha’ i ke wilayah Kabupaten Tulungagung berlangsung cukup lama. Ajaran yang agak nyleneh ini awalnya dibawa Slamet Riadi dan Sulur. Saat ini keberadaanya telah berkembang pesat. Sedikitnya ada 13 tokoh Baha’i dengan jumlah pengikut sekitar 157 orang. Salah seorang tokoh ajaran Bahai Slamet Riyadi ketika ditemui menolak berkomentar. Ia juga menolak untuk difoto. Kapolres mengaku sudah melakukan croos check ke lapangan terkait laporan warga setempat. Sebagai tindak lanjut, pihaknya telah merekomendasikan agar pihak-pihak yang berwenang turun tangan memberikan pembinaan. “Kita sudah meminta Majelis Ulama Indonesia, Departemen Agama, dan Pemkab Tulungagung turun tangan mengambil langkah,” ujarnya. Sementara itu, Keberadaan pengikut sekte Baha’ i dengan kiblat Gunung Caramel Israel di Desa Ringinpitu, Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung ditanggapi dingin Departemen Agama (Depag) setempat. Menurut Kepala Seksi Urusan Agama Depag Kabupaten Tulungagung Akhsan Tohari, pihaknya tidak bisa mengambil langkah apapun, selama ajaran Baha’i tidak menyimpangi dogma agama yang diakui pemerintah. Kendati belum sepenuhnya memahami, sepengetahuan Akhsan, dirinya tidak menemukan kesamaan ajaran Baha’i dengan dogma yang dianut umat Islam, Nasrani, Katolik, Hindhu, Budha, dan Konghucu. “Mereka memiliki ajaran sendiri yang tidak sama dengan agama yang diakui pemerintah. Jadi tidak bisa dikatakan menyimpangi. Saya melihat mereka ini hanya aliran, bukan agama,” ujarnya kepada wartawan. Yang bisa disikapi pada pemeluk Baha’i hanya terkait permintaan pencantuman agama Baha’i dalam KTP dan pembuatan surat nikah sendiri. Tindakan tersebut menurut Akhsan telah melanggar UU No 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan. Sebab, didalamnya sudah diatur dengan jelas, pernikahan muslim dilakukan di KUA dan non muslim di Kantor Catatan Sipil. Dan itu menjadi tugas kepolisian. “Depag dan MUI menyerahkan sepenuhnya masalah ini ke Kepolisian,” pungkasnya.


/@cwi

selengkapnya...

Kembalikan Semuanya Kepada Allah

Kita adalah milik Allah. Allah yang menciptakan kita. Karena itu Allah tentu yang paling tahu keadaan kita. Allah yang mengurus diri kita setiap saat. Kita sesungguhnya tidak pernah tahu bagaimana cara mengurus diri sendiri. Kita tidak tahu kerja jantung, paru-paru, otak atau organ tubuh lainnya. Kita hanya tahu sedikit saja. Jadi, sekali lagi hanya Allah, cuma Allah yang paling tahu dan bisa mengurus diri kita. Maka, tentu Allah juga yang paling tahu apa yang telah kita lakukan. Allah mengetahui semua dosa dan kejelekan kita. Allah Maha Tahu apa isi hati kita. Termasuk juga mengetahui segala masalah yang kita hadapi.
Sebaliknya, Allah juga yang mengetahui semua jalan keluar dari setiap kesulitan yang kita alami. Maka, sebenarnya kita hanya disuruh untuk menyelesaikan setiap masalah dengan Allah, Yang Maha Mengetahui jalan keluarnya. Karena, kita tidak akan mungkin menyelesaikan setiap masalah sendiri dengan benar tanpa petunjuk atau tuntunan dari Allah. Begitupun jika ingin menikmati hidup, hanya Allah yang bisa memberikannya. Caranya, senantiasa bersyukur atas segala pemberian Allah. ” ...Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari ( nikmatKu), maka pasti azabKu sangat berat.” (QS Ibrahim [14 ]: 7) Kita tidak pernah tahu rezeki kita dimana. Apapun profesi, pekerjaan kita harus dalam upaya mencari ridha Allah. Jika sudah begitu, rezeki pasti akan dengan sendirinya menghampiri kita. Atau ketika kita ditakdirkan Allah diuji dengan terlilit hutang? Sementara kita merasa sudah tahajud dan beramal baik. Padahal jika dibandingkan dengan orang lain yang tidak tahajud, mereka tetap mendapat rezeki. Maka, kita harus pandai mencari hikmahnya. Boleh jadi ketika hutang lunas, tahajud yang biasa dilakukan juga turut hilang. Allah sangat suka melihat hamba-Nya meluangkan sepertiga malam untuk shalat tahajud. Merintihkan segala kepayahannya hanya kepada Allah, walau mungkin hanya sekadar minta dilunasi hutangnya. Jadi, yang harus sangat kita yakini adalah tidak ada satu pun perbuatan Allah yang sia-sia. Allah selalu memberikan terbaik kepada setiap makhluknya. Lalu, apa lantas setelah yakin kita tidak berikhtiar? Jawabannya, ikhtiar juga harus tetap dilakukan, tentu dengan tuntunan dari Allah. Wallahu’alam.


/@cwi

selengkapnya...

Klub Poligami Berdiri LSM Feminis Meradang

Seperti sudah diduga, lembaga swadaya masyarakat (LSM) Institut Perempuan menolak adanya klub Poligami Indonesia yang diluncurkan di Hotel Grand Aquila Bandung Sabtu (17 /10) malam. “Kami menolak Klub Poligami Indonesia. Peluncuran Klub Poligami ini telah menyakiti hati perempuan dan merupakan bentuk kekerasan terhadap perempuan,” kata Direktur LSM Institut Perempuan, Elin Rozana, dikutip Antara di Bandung, Senin. “Jelas, Klub Poligami ini telah melanggar Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Kekerasan terhadap Perempuan yang telah ditandatangani pemerintah.

Salah satu bentuk kekerasan dalam konferensi tersebut ialah poligami,”
ujar Elin.
Menurut dia, alasan lain penolakan terhadap Klub Poligami ialah berdasarkan pengaduan yang diterima Institut Perempuan selama ini, praktik poligami dinilai menimbulkan tekanan psikis, penganiayaan fisik, dan penelantaran, baik istri maupun anak. Namun, ketika disinggung apakah perlu dilakukan pembubaran terhadap Klub Poligami tersebut, Elin menyatakan, pihaknya tidak berwenang melakukan pembubaran terhadap sebuah perkumpulan. “Kami selalu mengkritisi permasalahan poligami, karena ini merupakan salah satu bentuk kekerasan, sedangkan untuk masalah pembubaran Klub Poligami itu bukan wewenang kami,” katanya. Pada Sabtu malam (17 /10) , bertempat di Hotel Grand Aquila Bandung, sebanyak 150 orang undangan dari seluruh Indonesia memeriahkan launching Klub Poligami Indonesia. Para tamu undangan yang datang di antaranya dari Papua, Jakarta, Tasikmalaya, dan Garut. Dalam peresmian tersebut, hadir juga Ketua Klub Poligami Malaysia Global Ikhwan Chodijah Binti Am. Di samping peresmian Klub Poligami, dalam kegiatan yang bertema `Poligami Obat Mujarab untuk Mendapatkan Cinta Allah`, digelar juga konser musik, operet, dan penjelasan mengenai poligami. Ketua Global Ikhwan Chodijah Binti Am mengatakan, Klub Poligami tersebut awal mulanya diresmikan di Malaysia. Untuk itu, Global Ikhwan akan mendirikan cabang Klub Poligami di Indonesia dan dimulai dari daerah Jawa dan Sumatera. Menurut dia, Klub Poligami di Malaysia sekarang sudah berjalan dengan lancar, bahkan sekarang sudah memiliki 300 anggota yang tersebar di berbagai negara, seperti Indonesia, Australia, Singapura, Timur Tengah, Thailand, dan masih banyak lagi. Ia menjelaskan, kenapa poligami menjadi obat mujarab untuk mendapatkan cinta Allah sebab dengan poligami seseorang akan senantiasa mengalami kesusahan dalam hidupnya. “Ketika dia dalam kesusahan, maka dia akan meminta pertolongan kepada Allah. Kesusahan yang dialami seorang istri yang suaminya berpoligami sifatnya terus-menerus, maka dia pun akan terus meminta tolong kepada Allah,” ujarnya. Sebelum ini, Bulan Agustus lalu sebuah Klub Pasangan Nikah didirikan di Malaysia. Namanya, Ikhwan Polygamy Club, didirikan oleh Hatijah Aam. Klub ini sepertinya serius menggeluti masalah poligami. Hal ini terlihat dari pengelola klub yang berbentuk badan usaha perusahaan, Global Ikhwan Sdn Bhd. “Kami ingin mengubah persepsi masyarakat tentang poligami, agar dipandang sebagai sesuatu yang indah dan bukan sesuatu yang menjijikkan,” demikian kata Hatijah Aam, sebagaimana dikutip Canadian Press Senin (28 /9) . Tak lama dibuka di Malaysia, klub juga dibuka di Bandung dan Indonesia. Meski banyak penganut feminisme meradang, klub yang di Negara asalnya memiliki 300 suami dan 700 istri sebagai anggota itu mengaku rumah tangga mereka sangat harmonis. Mereka juga mengaku telah membantu para janda, pelacur yang sudah tobat, dan para wanita lajang yang sudah lewat usia menikahnya, untuk mendapatkan suami yang pantas. “Apa salahnya dengan berbagi suami? Saya telah menjalaninya hampir 30 tahun.” Menurut Hatijah, poligami adalah pendekatan yang paling praktis dan efektif sebagai solusi atas keinginan pria terhadap wanita. (hdytlh/ant/arrahmah. com)


/@cwi

selengkapnya...

Tuduhan dan Jawaban terhadap Tokoh Ikhwan

  Tuduhan selain itu adalah seputar perkataan Hasan al-Banna yang menjadikan ayat-ayat asma' wa shifat dalam kelompok ayat-ayat Mutasyabih. 5 Qardhawi : "Ikhwan Lakukan Pengkhianatan Terhadap Umat Jika ..." Amerika Memerangi Teroris, Amerika Diperangi Flu Babi Berhubungan Oral suami-istri Netanyahu: Palestina, Kalian Ingin Damai? Akui Kami Sebagai Yahudi! Mahasiswa Pakistan: Pergilah, Amerika! 5 Qardhawi : "Ikhwan Lakukan Pengkhianatan Terhadap Umat Jika ..." Mahasiswa Ampas Amerika Memerangi Teroris, Amerika Diperangi Flu Babi Netanyahu: Palestina, Kalian Ingin Damai? Akui Kami Sebagai Yahudi! Mahasiswa Pakistan: Pergilah, Amerika! Dari Buku: Ikhwanul Muslimin; Deskripsi, Jawaban Tuduhan, dan Harapan. Penulis: Syaikh Jasim Muhalhil. Hasan al-Banna dituduh bersikap tafwidh ( menyerahkan) terhadap makna ayat-ayat sifat dan asma Allah. Sesungguhnya lafadz "tafwidh" yang dimaksud oleh Ustadz Hasan al-Banna rahimahullah adalah tafwidh terhadap kaifiyah (cara). Sebagaimana perkataan Imam Malik rahimahullah ketika ditanya tentang kaifiyah istiwa'. Imam malik mengatakan, "Istiwa itu ma'lum (diketahui), kaifiyah itu majhul (tidak diketahui)."

Artinya kita kembalikan pemahaman kaifiyah istiwa itu kepada Allah swt. yang lebih mengetahui tentang kaifiyah yang layak bagi-Nya. Yang lebih mengukuhkan bahwa yang dimaksud Hasan al-Banna adalah tafwidh dalam hal kaifiyah adalah bahwa beliau merincikan penjelasan tentang asma dan shifat dalam kitabnya. Kalaulah yang dimaksud adalah tafwidh dari sisi makna, niscaya al-Banna tidak berbicara rinci tentang hal tersebut dalam risalah al-‘Aqa'id. Tuduhan selain itu adalah seputar perkataan Hasan al-Banna yang menjadikan ayat-ayat asma' wa shifat dalam kelompok ayat-ayat Mutasyabih (penyerupaan makna sehingga tidak ada kejelasan). Perkataan tersebut adalah, "Dan ma'rifatullah - tabaraka wa ta’ala-, mentauhidkan dan mensucikan-Nya merupakan unsur aqidah Islam yang paling tinggi. Ayat-ayat sifat dan hadits- hadits shahih serta yang terkait dengannya dari masalah-masalah yang mutasyabih, kami mengimaninya sebagaimana adanya tanpa ta'wil (tatsir yang jauh dari eks) dan ta’thil ( peniadaan) dan kami tidak ingin tenggelam dalam perselisihan antara ulama dalam masalah ini. “Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata, "Kami beriman kepada ayat-ayat mutasyabihat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami. .." (QS. Ali Imran: 7) Lafadz mutasyabih dalam ungkapan al-Banna di atas adalah dalam kaifiyah penyifatan, bukan bahwa asma wa sifat itu mutasyabih. Ini jelas tersimpul bila kita meneliti tulisan-tulisan Imam al-Banna rahimahullah. Pemakaian kata mutasyabih sendiri sebenarnya boleh digunakan terhadap kaifiyah. Berkata Syaikh Muhammad Amin Syanqity, “Dan ketahuilah bahwa banyak di antara manusia menyebut dengan mutasyabih. Dari satu sisi hal ini adalah keliru. Namun dari sisi lain, sebutan itu bisa diperbolehkan sebagaimana yang diucapkan Malik bin Anas, “Istiwa itu diketahui, kaifiyahnya tidak diketahui, menanyakannya bid'ah dan mengimaninya wajib.” Ungkapan bahwa istiwa yang diketahui, menunjukkan bahwa artinya tidak mutasyabih, bahkan dikenal oleh orang-orang Arab. Dan ungkapan bahwa kaifiyah itu tidak diketahui, menunjukkan kelemahan manusia untuk mengetahuinya. Sedangkan suatu perkara yang hanya diketahui Allah dinamakan mutasyabih, berdasarkan firman Allah swt., “Dan tidak ada yang mengetahui ta’wilnya kecuali Allah.” (QS. Ali Imran:7) Artinya dari sisi makna bukan mutasyabih, tapi dari sisi kaifiyah penyifatan adalah mutasyabih. Sebab, sebagaimana disebutkan, yang dimaksud mutasyabih adalah sesuatu masalah yang hanya diketahui oleh Allah swt. saja. Kemudian tentang perkataan al-Banna yang tidak mau tenggelam pada pembahasan tema- tema aqidah yang diperselisihkan di dalamnya, serta menghindari benturan dengan para ulama yang memperselisihkannya, sikap ini dilandasi cara penanaman aqidah sebagaimana yang dilakukan Rasulullah saw. Yakni, membangun aqidah dengan realitas sikap yang hidup dan bergerak, jauh dari metode filsafat dan melebur bersama ruh keimanan yang suci. Imam al-Banna menerangkan masalah iman dan aqidah sesuai manhaj yang shahih. la menyebutkan sikap apa yang harus ada pada diri seorang muslim dalam aqidahnya sehingga ia menjadi seorang muslim sejati. Rasulullah saw. berkata kepada seorang budak wanita, "Di mana Allah?" Wanita itu menjawab, " Di langit." Rasul bersabda, “Bebaskan wanita ini, sesungguhnya ia telah beriman." Ungkapan Hasan al-Banna sama sekali tidak mengandung penyimpangan dan kesesatan filsafat. Bahkan inilah manhaj tarbiyah yang dilakukan Rasulullah kepada para sahabatnya. Kami tidak memandang hal ini berarti tenggelam dalam masalah-masalah ilmu kalam di mana orang-orang Yunani dahulu unggul dalam perkara ini. Apakah manhaj seperti ini menjadi celah penyebaran pemikiran yang berlawanan dalam aqidah di kalangan para sahabat? Kami mohon ampun dan bertaubat kepada Allah. Selanjutnya., tentang perhatian beliau terhadap aqidah shahih, jauh dari musyrik dan bid'ah, telah diterangkan dimuka. Sayyid Quthb Dituduh Berpaham Mu'tazilah Sebagian orang menuduh pemikiran Sayyid Quthb rahimahullah sejalan dengan pemikiran mu'tazilah, karena menolak peristiwa ru'yah ( melihat Allah). Konon ini berasal dari tulisan beliau dalam kitab Fi Dzilalil Qur'an saat membahas firman Allah, “ Bagi orang-orang yang berbuat baik mendapatkan kebaikan dan ziyadah.” (QS. Yunus: 26). Sayyid Quthb menyebutkan bahwa makna ziyadah dalam ayat ini adalah ni'mat Allah yang tidak terbatas. Karena ungkapan tersebut, beliau dituduh mu' tazilah. Allah lah tempat berlindung. Mereka tidak mengetahui bahwa Ibnu Katsir rahimahullah dalam tatsirnya juga mengatakan yang dimaksud dengan ziyadah adalah pelipatgandaan pahala amal kebaikan, dan meliputi seluruh ni'mat yang Allah berikan kepada mereka di surga. Termasuk istana, bidadari, dan keridhaan Allah atas mereka. Lebih dari itu adalah melihat Allah swt. Itulah ziyadah yang paling mulia dari semua yang Allah berikan kepada mereka yang tidak dapat diperoleh hanya melalui amal seseorang saja, akan tetapi karena fadhilah serta rahmat dari Allah swt. lbnu Katsir kemudian menyertakan hadits-hadits sebagai dalil. Dalam hal ini kita dapatkan Ibnu Katsir mengungkapkan sesuatu yang umum (' aam) dan rinci (mufashshal). Sedangkan Sayyid Quthb memberi komentar secara 'aam dengan menjelaskan bahwa ziyadah dalam ayat tersebut maknanya tidak terbatas. Sedangkan penjelasan rincinya, beliau sebutkan di lembaran lain dalam kitabnya. Pandangan Sayyid Quthb rahimahullah jelas tidak sejalan dengan pendapat Mu’tazilah. Saat membahas firman Allah swt., "Pada hari itu, terdapat wajah-wajah yang bersinar, melihat Tuhannya." (QS. al-Qiyamah:22-23). Sayyid Quthb mengatakan, "Bagaimana dengan hal ini. Wajah-wajah itu tidak lagi melihat indahnya ciptaan Allah swt., akan tetapi langsung pada keindahan Dzat Allah swt." Selanjutnya beliau mengatakan, “Hendaknya kita dapat merasakan bagaimana luapan kebahagiaan dan kegembiraan qudus yang lahir hanya melalui penggambaran kita terhadap hakikat keadaan pada saat itu, sebatas kemampuan kita. Dan hendaknya ruh kita pun dapat merasakan bagaimana luapan kegembiraan itu. Dapat merasakan hal ini saja merupakan suatu ni'mat yang sungguh besar dan tak ada duanya selain ni'mat melihat WajhuLlah Yang Mulia." Esensi perbedaan antara pendapat Sayyid Quthb dengan Mu’tazilah juga jelas sekali melalui ungkapan Sayyid Quthb atas pendapat az- Zamakhsyari -tokoh kelompok Mu’tazilah- dalam pembahasan tafsir firman Allah swt.: "(Hai api), jadilah dingin dan menyelamatkan atas Ibrahim.” (QS. Al-Anbiya: 69) Bagi yang ingin mengetahui lebih detail tentang masalah ini, silahkan merujuk langsung pada kitab Dzilal ketika pembahasan ayat di atas. Selain itu, dapat juga mengkaji tulisan Sayyid Quthb dalam kitab Khashaish Tashawwur. Sayyid Quthb Dituduh Berfaham Asy'ariyah Pembahasan masalah ini akan kami paparkan setelah menyebutkan beberapa statemen berikut: Pertama, bahwa Asy'ariyah adalah kelompok yang paling dekat pendapatnya dengan ahlu sunnah wal jama'ah dalam memandang masalah asma dan sifat. Kedua, bahwa mayoritas fuqaha setelah imam madzhab yang empat, kebanyakan sejalan pemikirannya dengan pemikiran Asy'ariyah. Hal ini kembali pada penyebaran madzhab Asy'ariyah serta penjelasan para syuyukh kepada murid- murid mereka. Sebagaimana dalam banyak kurikulum sekolah- sekolah agama dewasa ini pun menggunakan pendekatan sama. Ketiga, bahwa bagaimana pun seorang alim yang melakukan kesalahan adalah hal yang wajar dan manusiawi. Mungkin saja, ia kemudian sadar akan kesalahannya, melepas diri dari apa yang pernah ia tulis dan ia sebutkan dalam masalah tersebut. Ini dapat terjadi, bila usia sang alim itu mengizinkan. Keempat, sesungguhnya kesalahan yang dilakukan sebagian ulama yang aktif dan giat berjihad tetap dianggap sebagai kesalahan. Meskipun begitu, kesalahan tersebut tidaklah disebut-sebut secara berlebihan dengan menghapus jerih payah yang dilakukannya dalam mencapai kebenaran, namun temyata ia gagal dan hanya sampai pada pendapatnya itu. Kelima, sebagaimana yang disebutkan oleh Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin, bahwa hukum ta'wil itu terbagi tiga: 1 . Dilakukan melalui ijtihad dan niat yang baik. Sehingga bila telah jelas yang haq di dalamnya, yang bersangkutan kembali pada yang haq. Kelompok ini dimaafkan karena bagaimanapun demikianlah akhir usaha yang dapat ia lakukan. Allah swt. berfirman, “Allah tidak membebani seseorang kecuali sebatas kemampuannya.” 2 . Dilakukan melalui landasan hawa nafsu dan ta' asshub. Ta'wil yang dihasilkan memiliki argumentasi dari sudut bahasa Arab. Yang melakukan hal ini dihukumi sebagai fasiq, dan tidak kufur. Kecuali bila pendapatnya mengandung pengurangan atau aib atas Allah swt. hal tersebut bisa menjadikannya kufur. 3 . Dilakukan melalui landasan hawa nafsu dan ta' asshub, dan ta'wilnya tidak memiliki argumentasi secara bahasa Arab. Kelompok ini dihukumi kufur karena pada hakikatnya merupakan kedustaan yang sama sekali tak mempunyai landasan. Keenam, bahwa perjalanan hidup Sayyid Quthb rahimahullah, sejak beliau terlibat dalam harakah dan amal jihad selalu diliputi mihnah ( ujian). Hingga akhirnya beliau dengan keberaniannya, mengatakan kalimat yang haq di hadapan penguasa zalim kemudian beliau mati syahid. Statemen di atas, merupakan kaidah yang harus kita pahami saat membicarakan atau melontarkan kritik atas pemikiran Sayyid Quthb rahimahullah. Untuk lebih menyempurnakan masalah ini, kami akan menyebutkan dua perkataan Sayyid Quthb yang sering dipermasalahkan terkait dengan sikapnya terhadap ta’wil. Contoh pertama: Tafsir Sayyid Quthb tentang firman Allah swt. Surat al-Baqarah ayat 29 : "Dialah Allah yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak menuju langit, lalu dinadikan-Nya, Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS. al-Baqarah: 29) Sayyid Quthb mengatakan, "Tidak pada tempatnya untuk mendalami arti istiwa, kecuali kata tersebut merupakan simbol kekuasaan dan iradah atau kemampuan Allah dalam Mencipta dan Membentuk." Kalimat inilah yang disebutkan Sayyid Quthb rahimahullah. Demikian pula sikap Ibnu Katsir rahimahullalah dalam menafsirkan firman Allah., “Dialah Yang Menciptakan apa-apa yang ada di bumi seluruhnya untuk kalian, kemudian istiwa ke langit.” Ibnu Katsir menyebutkan, arti istiwa adalah naik ke langit. Dan istiwa di sini mengandung arti maksud dan tujuan. Contoh kedua: Tafsir Sayyid Quthb terhadap firman Allah swt. surat al-A'raf ayat 54 : “Sesungguhnya Tuhan kalian yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian istiwa di atas ‘Arasy.” (QS. al-Alraf: 54) Sayyid Quthb mengatakan, "Sesungguhnya aqidah tauhid Islam tidak meninggalkan celah apapun bagi persepsi manusiawi tentang dzat Allah swt. Juga tidak meninggalkan pendapat tentang penggambaran bagaimana kaifiat (cara) pekerjaan Allah. Allah swt., tidak dapat diserupai dengan sesuatu apapun. Karena itu, tidak pada tempatnya bagi persepsi manusiawi untuk mengarang gambaran tentang Dzat Allah swt. Semua penggambaran manusia, sesungguhnya terbentuk dalam batasan yang mengelilinginya sebagai buah pemikiran akal manusia dari apa yang ada di sekitarnya. Bila Allah swt. tidak dapat diserupai dengan sesuatu apapun, berarti penggambaran manusiawi itu mutlak terhenti untuk memberi gambaran spesifik bagi Dzat Allah swt. Dan hal ini praktis meliputi seluruh gambaran kaifiat pekerjaan Allah, sehingga tidak tertinggal satu celah pun di hadapan manusia kecuali dengan mantadabburkan ayat-ayat Allah yang ada di alam wujud. Hanya inilah celahnya. Dan bila terdapat pertanyaan, "Bagaimana Allah menciptakan langit dan bumi? Bagaimana Allah istiwa di atas Arasy? Bagaimana Arasy tempat istiwa'nya Allah? Bentuk-bentuk pertanyaan seperti ini merupakan perbuatan sia-sia yang bertentangan dengan kaidah aqidah Islamiyah. Ungkapan ini disebutkan oleh Sayyid Quthb dalam menjalaskan tafsir surat al-A'raf ayat 54. Adapun tentang tafsir beliau dalam surat as- Sajdah ayat 4 , al-Furqan ayat 59 , Thaha ayat 5 , ar-Ra'd ayat 2 , Yunus ayat 3 , al-Hadiid ayat 4 , adalah kelompok tafsir yang mewakili penulisan Sayyid Quthb sebelum beliau menyadari dan memahami masalah. Sayyid Quthb telah mengevaluasi kembali pandangannya yang telah beliau tulis dalam Dzilal. Beliau merevisi kitabnya, menambahkan, dan menghapus sebagian isinya. Akan tetapi ajal terburu menjemputnya dan menjadikan upaya beliau terhenti hingga juz 14. Demikianlah yang dikisahkan dari mereka yang memiliki hubungan dekat dengan Sayyid Quthb. Hasil evaluasi tersebut dijelaskan dalam tafsirnya terhadap ayat-ayat surat al-A’raf. Dalam penafsiran surat al-A’raf Sayyid Quthb telah kembali kepada pemikiran yang benar, setelah beliau menyadari kekeliruannya. Yang jelas, sikap Sayyid Quthb yang mau mengevaluasi kembali hasil tulisannya, adalah sikap mental yang istimewa yang jarang didapati di kalangan pemikir lainnya. (Buku Ikhwanul Muslimin; Deskripsi, Jawaban Tuduhan, dan Harapan Oleh Syaikh Jasim Muhalhil)

/@cwi

selengkapnya...

Gabung bersama kami

About Me

admin jg menerima pelayanan jasa

admin jg menerima pelayanan jasa
Jasa arsitek rumah; desain arsitek / desain rumah, gambar denah rumah, bangun rumah baru, renovasi rumah dan pembangunan mesjid, mushola, ruko, disaign taman, dll. klik gambar utk kontak personal.

Syiar Islam On Twitter

Site info

Kalkulator Zakat Fitrah

  © Syiar islam Intisari Muslim by Dede Suhaya (@putra_f4jar) 2015

Back to TOP  

Share |