Petunjuk Kewaspadaan
Nov 17
Petunjuk Al Qur-an Sebagaimana telah dipaham, bahwa “ nafsu manusia” adalah menjadi sarang bisikan syaithon [Qs An Nisa : 118 ], Maka cara mengatasi dari berbagai upaya kejahatan yang direncanakan oleh kelompok atau golongan atau organisasi syaithon, telah dipandukan oleh al Qur- an surah Al A’rof 201 debagai berikut:
إِنَّ الَّذِينَ اتَّقَوْا إِذَا مَسَّهُمْ طَائِفٌ مِنَ الشَّيْطَانِ تَذَكَّرُوا فَإِذَا هُمْ مُبْصِرُونَ ( ٢٠١)
“Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu apabila mengena mereka golongan daripada syaithon, mereka ingat, maka tiba-tiba mereka dapat, menjadi golongan orang-orang yang sadar”. Ayat tersebut berdasarkan ayat-ayat sebelum dan sesudahnya, maka pengertian dari lafadz ”alladzi-nat taqau” adalah orang-orang yang senantiasa melakukan amalan intiqod [Qs Al Hasyr : 18 ], kemudian mengkondisikan diri mereka untuk menyatakan sebagi Muslim[Qs Fushilat : 33 ]. Dan lafadz ”tho-ifun minasy syaithon” adalah golongan manusia syithon, maksudnya adalah mereka yang merencanakan kejahatan terhadap Islam dan umat Islam secara beralibi melalui 9 aktor intelektual[Qs An Naml : 48-49 ]. Pembahasan Bahwa sebenarnya kebencian kafirin ahli kitab dan musyrikin terhadap Islam dan umat Islam [Qs Al Baqarah : 120 ], bermula dari kebejatan moral yang muncul dari sebahagian dari kalangan ‘ Ulama Yahudi dan Nasrani [Qs At Taubah : 34 ]. Dan ini merupakan imbrio bagai bermunculan tokoh-tokoh ahli fikir dunia yang bersandar kepada rasio dan hawa nafsu, yang tumbuh pada 400 tahun sebelum Masehi, untuk memisahkan agama dengan Negara, yang disebut sebagai Kaum Logika [Qs Al Jatsiyah : 23- 24 ]; Inilah yang disebut “golongan syaithon” sebagai pendiri globalisasi dengan segala program makarnya terhadap Dunia Islam. Maka diantara bukti dari dampak globalisasi, antara lain menimbulkan: 1 . Berbagai hambatan mental, antara lain muncul kecemasan (:anxiety) dan depresi (:depression). 2 . Pergaulan bebas dengan berbagai perilaku seksual bebas (:sexual promiscuity). 3 . Sebahagian besar masyarakat awam telah terkondisi dan terkontaminasi oleh berbagai bentuk kehidupan yang spekulatif. Dengan gambaran tersebut maka hanya dapat terantisipasi melalui keberfihakan kepada Kebenaran al Qur-an sebagai jalan muthlaq [Qs Al An’am : 153].
/@cwi