Ramadhan terakhir



Ya, jangan terprofokasi dulu ya sobat. Maksud dari judul diatas tak jauh dari bagaimana kita mempersiapkan diri menyambut bulan suci ramadhan agar pada waktu kita melaksanakan kewajiban berpuasa kita juga beraktifitas yang membawa islam pada kejayaan lebih tinggi. Tak hanya itu kita juga mempersiapkan bagaimana kita bisa menambah amal kita setelah ditinggalkan bulan ramadhan..

kita back to topic, pada zaman ke Rosulan Muhammad SAW bulan ramadhan adalah bulan yang sangat istemewa, berharga dan sangat sakral. Sehingga saat para sahabatpun ditinggalkan oleh bulan ramadhan, banyak yang sedih dan bahkan ada yang menangis dan menitihkan air mata di malam terakhir bulan ramadhan ini.

Terbalik dengan fakta yang ada sekarang sobat, budaya hedon kapitalistik menutupi cara pandang masyarakat khususnya para remaja terhadap bulan ramadhan. Mendekati bulan ramadhanpun tak banyak speaker-speaker masjid yang merayakannya, merayakan penyambutan bulan yang penuh rahmat ini. Tak sedikit pula masyarakat kita khususnya remaja muda-mudi yang cuek abis, tak tahu menahu tentang kedatangan bulan rahmat ini. Yang lebih parahnya, hampir semua masyarakat khususnya remaja menganggap kedatangan bulan suci ini suatu hal yang biasa dan bukan sebuah hal yang luar biasa. Inipun ditambah dengan persepsi bahwa kewajiban berpuasa dianggap tradisi bukan sebuah kewajiban. Masya'Allah..

Ramadhan ala Kapitalis

Ya, dari pengantar diatas menunjukkan sedikit fakta yang terjadi sacara umum ditengah-tengah kita. Keagungan serta muliahnya bulan ini tak pernah kita rasakan serentak dan dampak setelah perginya bulan ini hanya meninggalkan kepuasan dimana kita sudah tidak lagi menahan haus dan lapar..

Perlu kita sadari sobat, semua manusia di dunia ini menjadikan kapitalis atau keduniawian sebagai patokan menjalankan kehidupan. Coba kita tengok, berbondong-bondong stasiun televisi mulai menyiarkan siaran-siaran yang berbau islami, seperti Sponsor Islami, Sinetron Islami, yang Spesial Ramadhan dan banyak lagi lah yang berbauh ramadhan untung aja ga ada special pake telor entar baunya bukan bau ramadhan yang ada bau telor.

Ok, kita kembali bung, jadi gini lah fakta sebenarnya yang ada. Sayangnya kita kurang melek tentang permasalahan yang menimpah masyarakat kita. Memang sih permasalahan ini ga tiap hari hanya tahunan, tapi sistemik bung..

Ga hanya kalangan bawah yang memiliki pandangan seperti ini dalam memahami eksistensi bulan ramadhan, semua diaduk jadi satu dengan asas mata ijo alias (kapitalisman) hehehe… Mulai dari yang kecil, masyarakat biasa sampai artis dan para pejabat mula ambil ancang-ancang untuk mendapatkan berkah “si-ijo” (baca duit) di bulan suci ini. Memang sih bulan ini penuh dengan berkah tapi bukan hanya kantong yang dipikirin. Nah coba kita tarik salah satu contoh, tahukan sama mas duda yang lagi deket n mesrah dengan Syahrini… Yup, dua sejoli ini ga mau ketinggalan start bung, mereka membuat lagu yang bernafaskan religi untuk menyambut datangnya bulan suci ramadhan. “kita sih harus lebih mendekatkan diri pada Allah ya di bulan ini, ya mungkin dengan lagu ini kita bisa berkontribusi di bulan suci ramdhan” (Sabtu, 31 Juli 2010. SCTV)

Emang kontribusi apaan? Yang ada meraup keuntungan bukan menyambut bung. Ye ga mau ketinggalan start ya sama vagetoz yang sudah meluncurkan lagu religinya ke publik lebih awal…?

Tak hanya itu, bapak-bapak kita yang sedang jadi pejabat pun sudah siap-siap untuk menyambut bulan suci ramadahan lebih awal ternyata. Ingat dengan naiknya TDL (Tarif Dasar Listrik)? Ya ini berdampak pada pasar-pasar yang menjual bahan-bahan kebutuhan pokok. Banyak bahan-bahan yang melunjak naik menjelang datangnya bulan suci ramadhan ini. Cabe misalnya, harga di pasaran naik hingga 100%. (Kabar Indonesia Pagi, TVone) ini menyebabkan masyarakat bingung. Masalahnya bukan hanya cabe bung, tapi bahan keperluan dapur hamper semuanya meledak… hah! Brantakan donk, Bener-bener dah..

Bener sih ramadhan mendatangkan berkah, tapi tuh berkah hanya yang berkepentingan doank…. Sudah masyarakatnya cuek, remajanya rah ngurus, artisnya ga becus, pak mentrinya bolos ga masuk sidang…. Aduh-aduh-aduh… komplit deh.

Marhaban Ya Ramadhan

Ok lah sobat kita harus berbenah mulai dari sekarang, jangan nunggu nanti, entar lagi maupun besok. Karena kita ga ada yang tahu n ga jamin bakal hidup nanti, besok, ataupun lusa. Perubahan hanya bisa efektif jika mulai detik ini, karena pada dasarnya umur kita cuman sehari men..

Apa yang salah kali ini? Yup pemahaman hidup. Kita sering kewalahan memecahkan tiga simpul besar ini. Dari mana, untuk apa, dan mau kemana. Coba kita rubah mainstream kita dan coba jawab pertanyaan di atas. Pertama, kita adalah manusia yang diciptakan dari hal yang hina yaitu mani (Al Mu'minuun [23], 14). Kedua, kita diciptakan di dunia ini tak sebatas persinggahan terakhir.. dengan anggapan kapan kita bisa hidup lagi, hidup cuman sekali. Anggapan ini yang keliru, kita yang harus sadari bahwa kita hidup hanya sekali maka jangan sia-siakan hidup ini kecuali hanya untukNya. Dan ketiga yang terakhir, kita adalah manusia yang pasti akan merasakan mati (Ali 'Imran [3], 185) dan kembali padaNya (Al Anbiyaa' [21], 35). Jadi apa yang bisa kita berikan kepada Tuhan pencipta kita jika dalam kehidupan hanya mengejar keindahan dan kenyamanan duniawi, jika kita tidak memaknai hidup dengan ukiran sabdaNya serta menghiasi amalan dengan perintahNya.

Didalam bulan suci ramadhan umat islam diwajibkan berpuasa bagi yang berakal dan telah baligh. Allah SWT berfirman dalam Al-qur'an: "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS Al-baqarah 2: 183)

Dengan datangnya bulan suci ramadhan ini tak hanya dengan berpuasa dan bukan dengan alasan puasa ini kita malah bermalas-malasan seperti khutbah rosulullah dalam haditsnya : “tidaklah beriman kepadaku orang yang tidur nyenyak dan kenyang di malam hari sementara tetangganya kelaparan padahal ia mengetahui hal itu”. (Marhaban ya ramadhan Ramadhan, Bulan Penuh Berkah, M. Harun al-Rasyid).

Nah ayo sobat kita berlomba-lomba dalam kebaikan. Tak hanya itu menyambut dan memuliakan bulan suci ramadhan adalah sebuah keharusan bagi setiap muslim, yaitu dengan menjalankan ibadah puasa dan mengisinya dengan amalan-amalan yang baik seperti memakmurkan masjid dengan majelis-majelis dzikir dan taqorub ilallah. Tak hanya itu menyeruh pada kebaikan serta mencegah pada yang munkar di bulan suci ramadhan sangatlah besar pahalanya. Hal ini Rasulullah SAW telah berucap pada salah satu haditsnya :

"Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, penghulu segala bulan. Maka hendaklah engkau mengucapkan selamat datang kepadanya. Telah datang bulan puasa dengan segenap berkah di dalamnya maka hendaklah engkau memuliakannya."

So, jadikan hidup ini sebagai sarana menggapai ridloNya, dan jangan pernah berharap kita bisa bertemu ramadhan tahun yang akan datang, boyong semua pahala di bulan penuh berkah mulai dari sekarang. (Bang)

/@cwi

selengkapnya...

Kepompong Ramadhan




Semua amal anak Adam dapat dicampuri kepentingan hawa nafsu, kecuali shaum. Maka sesungguhnya shaum itu semata-mata untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya (Hr. Bukhari Muslim).

Pernahkan Anda melihat seekor ulat bulu? Bagi kebanyakan orang, ulat burlu memang menjijikkan bahkan menakutkan. Tapi tahukah Anda kalau masa hidup seekor ulat ini ternyata tidak lama. Pada saatnya nanti ia akan mengalami fase dimana ia harus masulk ke dalam kepompong selama beberapa hari. Setelah itu ia pun akan keluar dalam wujud lain : ia menjelma menjadi seekor kupu-kupu yang sangat indah. Jika sudah berbentuk demikian, siapa yang tidak menyukai kupu-kupu dengan sayapnya yang beraneka hiasan indah alami? Sebagian orang bahkan mungkin mencari dan kemudian mengoleksinya bagi sebagai hobi (hiasan) ataupun untuk keperluan ilmu pengetahuan.

Semua proses itu memperlihatkan tanda-tanda Kemahabesaran Allah. Menandakan betapa teramat mudahnya bagi Allah Azza wa Jalla, mengubah segala sesuatu dari hal yang menjijikkan, buruk, dan tidak disukai, menjadi sesuatu yang indah dan membuat orang senang memandangnya. Semua itu berjalan melalui suatu proses perubahan yang sudah diatur dan aturannya pun ditentukan oleh Allah, baik dalam bentuk aturan atau hukum alam (sunnatullah) maupun berdasarkan hukum yang disyariatkan kepada manusia yakin Al Qur\'an dan Al Hadits.

Jika proses metamorfosa pada ulat ini diterjemahkan ke dalam kehidupan manusia, maka saat dimana manusia dapat menjelma menjadi insan yang jauh lebih indah, momen yang paling tepat untuk terlahir kemabli adalah ketika memasuki Ramadhan. Bila kita masuk ke dalam \'kepompong\' Ramadhan, lalu segala aktivitas kita cocok dengan ketentuan-ketentuan "metamorfosa" dari Allah, niscaya akan mendapatkan hasil yang mencengangkan yakni manusia yang berderajat muttaqin, yang memiliki akhlak yang indah dan mempesona.

Inti dari badah Ramadhan ternyata adalah melatih diri agar kita dapat menguasai hawa nafsu. Allah SWT berfirman, "Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya maka sesungguhnya syurgalah tempat tinggalnya." (QS. An Nazii\'at [79] : 40 - 41).

Selama ini mungkin kita merasa kesulitan dalam mengendalikan hawa nafsu. Kenapa? Karena selama ini pada diri kita terdapat pelatihan lain yang ikut membina hawa nafsu kita ke arah yang tidak disukai Allah. Siapakah pelatih itu? Dialah syetan laknatullah, yang sangat aktif mengarahkan hawa nafsu kita. Akan tetapi memang itulah tugas syetan. apalagi seperti halnya hawa nafsu, syetan pun memiliki dimensi yang sama dengan hawa nafsu yakni kedua-duanya sama-sama tak terlihat. "Sesungguhnya syetan itu adalah musuh yang nyata bagimu, maka anggaplah ia sebagai musuhmu karena syetan itu hanya mengajak golongannya supaya menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala," demikian firman Allah dalam QS. Al Fathir [25] : 6).

Akan tetapi kita bersyukur karena pada bulan Ramadhan ini Allah mengikat erat syetan terkutuk sehingga kita diberi kesempatan sepenuhnya untuk bisa melatih diri mengendalikan hawa nafsu kita. Karenanya kesempatan seperti ini tidak boleh kita sia-siakan. Ibadah shaum kita harus ditingkatkan. Tidak hanya shaum atau menahan diri dari hawa nafsu perut dan seksual saja akan tetapi juga semua anggota badan kita lainnya agar mau melaksanakan amalan yang disukai Allah. Jika hawa nafsu sudah bisa kita kendalikan, maka ketika syetan dipelas kembali, mereka sudah tunduk pada keinginan kita. Dengan demikian, hidup kita pun sepenuhnya dapat dijalani dengan hawa nafsu yang berada dalam keridhaan-Nya. Inilah pangkal kebahagiaan dunia akhirat. Hal lain yang paling utama harus kita jaga juga dalam bulan yang sarat dengan berkah ini adalah akhlak. Barang siapa membaguskan akhlaknya pada bulan Ramadhan, Allah akan menyelamatkan dia tatkala melewati shirah di mana banyak kaki tergelincir, demikianlah sabda Rasulullah SAW.

Pada bulan Ramadhan ini, kita dianggap sebagai tamu Allah. Dan sebagai tuan rumah, Allah sangat mengetahui bagaimana cara memperlakukan tamu-tamunya dengan baik. Akan tetapi sesungguhnya Allah hanya akan memperlakukan kita dengan baik jika kita tahu adab dan bagaimana berakhlak sebagai tamu-Nya. Salah satunya yakni dengan menjaga shaum kita sesempurna mungkin. Tidak hanya sekedar menahan lapar dan dahaga belaka tetapi juga menjaga seluruh anggota tubuh kita ikut shaum.

Mari kita perbaiki segala kekurangan dan kelalaian akhlak kita sebagai tamu Allah, karena tidak mustahil Ramadhan tahun ini merupakan Ramadhan terakhir yang dijalani hidup kita, jangan sampai disia-siakan.

Semoga Allah Yang Maha Menyaksikan senantiasa melimpahkan inayah-Nya sehingga setelah \'kepompong\' Ramadhan ini kita masuki, kita kembali pada ke-fitri-an bagaikan bayi yang baru lahir. Sebagaimana seekor ulat bulu yang keluar menjadi seekor kupu-kupu yang teramat indah dan mempesona, amiin.***
/@cwi

selengkapnya...


Sepuluh Kiat Agar Puasa Tidak Didompleng Setan

Kamis, 19/08/2010 10:45 WIB | email | print | share

Secara nilai, puasa merupakan benteng yang Allah anugerahkan kepada hamba-hambaNya dari segala godaan setan berjenis jin dan manusia. Tapi, yang namanya setan, justru dalam pelaksanaan ibadahlah mereka lebih gencar melancarkan godaan kepada manusia. Setidaknya, puasa bisa menjadi cacat.
Ada sepuluh kiat agar puasa yang kita lakukan bisa terus bernilai dan tidak cacat. Yaitu:
Satu, pertahankan niat semata-mata karena Allah swt.
Inilah dasar seberapa bagus kualitas ibada puasa seseorang. Kalau niat sudah melenceng, nilai ibadah menjadi rusak. Untuk itu, persoalan niat yang hanya Allah dan si orang itu sendiri yang tahu, harus benar-benar dijaga kemurniannya.
Jangan pernah terpengaruh dengan celaan, apalagi pujian. Baik datangnya serius, atau main-main. Biasanya, setan akan membisikkan dengan lembut ke hati kita ketika kita berusaha penuh menjaga nilai puasa kita. Setan berbisik, sepertinya hanya Anda seorang di tempat ini yang puasanya paling bagus.
Kalau kita merasakan getaran bisikan setan seperti ini, cepat-cepatlah istighfar dan muhasabah, agar perangkap setan tidak jadi menjerat kita.
Dua, paksakan diri untuk menunaikan ibadah sunnah.
Selain pahala ibadah yang Allah lipatgandakan di bulan Ramadan, kesibukan menunaikan ibadah sunnah seperti shalat tarawih, tahajud, shalat dhuha, shalat rawatib, dan lain-lain akan mengecilkan peluang setan masuk ke hati kita. Karena setan sulit menembus hati yang dipenuhi zikrullah.
Karena itulah, biasanya setan mengkondisikan kita untuk merasa berat menunaikan ibadah sunnah. Biasanya dia berbisik, ah cuma sunnah aja kan. Allah juga tahu Anda lagi sibuk! Dan seterusnya.
Tiga, akrabkan lidah untuk senantiasa zikir dan tilawah.
Jangan biarkan diri kita terjebak dalam lamunan kosong. Karena saat itulah setan membimbing kita untuk masuk dalam imajinasi kotor dan menyesatkan. Biasakan lidah kita terlatih untuk menyebut asma Allah di semua kesempatan dan keadaan.
Tilawah Alquran juga merupakan siraman ruhani yang luar biasa, terutama untuk mereka yang sudah paham bahasa Arab. Untuk yang belum paham arti bacaan Alquran, getaran ayat-ayat yang kita bacakan mempunyai pengaruh positif untuk hati dan fisik kita.
Empat, biasakan untuk tetap berwudhu, walau dalam tidur sekalipun.
Wudhu selain mampu mendatangkan rasa sejuk, juga memberikan benteng diri dari kecenderungan untuk melakukan maksiat. Orang yang berwudhu akan selalu berusaha untuk berada dalam kesucian, baik fisik maupun batin. Sehingga, setan sulit mendekati mereka yang terbentengi dengan wudhunya.
Selain itu, dalam keadaan berwudhu mampu menstimulasi orang untuk melaksanakan ibadah sunnah karena tidak lagi direpotkan dengan acara ke toilet, buka kaos kaki, dan hal-hal lain yang merepotkan.
Lima, jangan terlalu lama ngobrol dengan siapa pun.
Umumnya, orang yang berpuasa merasa bosan dengan waktu luang yang ada. Ngobrol atau berbicara dengan teman, baik langsung atau via telepon, menjadi pilihan yang asyik.
Awalnya, mungkin sekadar menyapa, tapi tidak tertutup kemungkinan, akan berkembang menjadi gosip, ghibah, fitnah, dan lain-lain. Karena itu, silakan ngobrol dengan siapa pun yang kita senangi, tapi harus ketat dalam soal waktu dan tema pembicaraan.
Enam, jangan pergi ke mal atau pusat belanja, kecuali mendesak.
Untuk mengisi waktu kosong, biasanya orang mencari tempat yang nyaman seperti mal atau pusat belanja. Selain ber-ac, mal memamerkan barang-barang dengan diskon yang menggiurkan.
Saat itulah, setan menggiring kita untuk merasa perlu dan butuh dengan barang-barang yang sebetulnya tidak penting dan mendesak. Tanpa disadari, kita masuk dalam perangkap tabzir atau pemborosan. Padahal, masih banyak keperluan lain yang jauh lebih penting dan mendesak.
Tujuh, hindari televisi kecuali sebagai media informasi.
Televisi ibarat pisau bermata dua: ada manfaat, tapi banyak juga mudharatnya. Dalam suasana puasa, baik dalam berbuka atau sahur, apalagi dalam waktu kosong, biasanya kita nyambi dengan menonton televisi. Saat itulah, berbagai jendela tayangan kita saksikan. Ada gosip, buka aurat, senandung yang melalaikan, dan lain-lain.
Karena itu, usahakan untuk menyetel televisi hanya untuk kebutuhan informasi. Baik berupa berita, kajian keislaman, informasi bisnis dan pendidikan, dan lain-lain. Jangan buka peluang setan untuk ikut ’main’ dalam acara yang kita saksikan.
Delapan, pilih waktu tidur siang yang tepat.
Setiap orang punya sudut keseimbangan yang berbeda. Ada yang sibuk pada pagi, ada siang, bahkan ada yang malam. Karena itu, pilih waktu tidur yang tepat sesuai kesibukan kita, agar tidur tidak justru mengurangi waktu produktif kita.
Jangan dibuka peluang tidur untuk sepanjang siang penuh, mulai dari pagi hingga sore hari. Rasulullah saw. menganjurkan untuk tidur sebentar pada siang hari. Bukan pagi atau sore. Apalagi sepanjang waktu siang dan sore.
Sembilan, makan dan minumlah sekadar mengobati lapar dan haus setelah berpuasa.
Secara syariat memang dihalalkan untuk makan dan minum bagi orang berpuasa pada malam hari, jam berapa pun, selama makanan dan minumannya halal. Tapi, orang kerap lupa bahwa nilai inti dari puasa adalah menahan dan mengendalikan nafsu, termasuk makan dan minum.
Karena itu, atur pola makan dan minum saat berbuka. Jangan sampai karena asyik berbuka, shalat maghrib menjadi terlalaikan. Dan jangan sampai karena terlalu kenyang, shalat sunnah tarawih dan tahajud menjadi tidak lagi menarik, alias terjebak malas.
Tidak terlalu kenyangnya perut di saat malam, juga akan menumbuhkan rasa kepekaan kita terhadap fakir miskin. Karena mereka bukan sekadar puasa pada siang hari, pada malam pun mereka terbiasa berpuasa karena terpaksa.
Sepuluh, jangan lewatkan waktu sebelum sahur untuk curhat kepada Allah swt.
Di antara kenikmatan di bulan Ramadan adalah kita menjadi mudah terkondisikan untuk bangun malam. Biasanya, orang bangun lebih pagi dari biasanya hanya untuk makan sahur.
Kesempatan ini sebenarnya sangat sayang. Karena, saat itulah waktu yang paling mustajab untuk kita berdekat-dekat dengan Allah swt. Setidaknya kita bisa menunaikan shalat witir dan kemudian curhat dalam permohonan doa dan ampunan kepada Allah swt. (muhammadnuh@eramuslim.com)
 
/@cwi

selengkapnya...

Tiga Persamaan Puasa dan Sabar


Oleh Bahtiar HS

Saya merayakan HUT ke-65 RI kali ini di Masjid Istiqlal, Jakarta. Bukan upacara bendera, melainkan mengikuti shalat tarawih di masjid bersejarah itu, 17 Agustus kemarin. Bagaimanapun saya sudah bolak-balik ke Jakarta, tetapi belum sekalipun menapakkan kaki di masjid yang diklaim terbesar se-Asia Tenggara itu. Bukan termasuk dosa besar sih, tetapi kurang afdhol kiranya jika tidak menyempatkan diri bershalat di masjid ini. Setidaknya sekali seumur hidup

selengkapnya...

Gabung bersama kami

About Me

admin jg menerima pelayanan jasa

admin jg menerima pelayanan jasa
Jasa arsitek rumah; desain arsitek / desain rumah, gambar denah rumah, bangun rumah baru, renovasi rumah dan pembangunan mesjid, mushola, ruko, disaign taman, dll. klik gambar utk kontak personal.

Syiar Islam On Twitter

Site info

Kalkulator Zakat Fitrah

  © Syiar islam Intisari Muslim by Dede Suhaya (@putra_f4jar) 2015

Back to TOP  

Share |