Puncak Kemuliaan dan Kedermawanan





Diceritakan bahwa pasukan Romawi menahan sebagian kaum wanita muslimat, kemudian beritanya terdengar oleh Al-Manshur bin ' Ammar. Orang-orang pun menyarankan kepadanya: “Sebaiknya engkau membuat majelis di dekat Amirul Mukminin, kemudian engkau gugah semangat manusia untuk melakukan penyerangan (dalam rangka membebaskan wanita muslimat yang ditawan tersebut).” Maka selanjutnya Al-Manshur membuat majelis di dekat Amirul Mukminin, Harun Ar- Rasyid, yaitu di Ruqqah yang ada di negeri Syam. Ketika Syekh Al-Manshur sedang menganjurkan kepada orang-orang untuk berjihad di jalan Allah, tiba-tiba dilemparkanlah sebuah buntelan kain


yang di dalamnya terdapat sebuah kantong terikat dan bercap. Padanya terdapat sepucuk surat. Al-Manshur kemudian membuka surat tersebut dan ternyata isinya adalah sebagai berikut: “Sesungguhnya aku adalah salah seorang wanita dari kalangan keluarga Arab. Telah sampai kepadaku berita tentang apa yang telah dilakukan oleh orang-orang Romawi terhadap kaum muslimat dan aku telah mendengar pula perihal anjuranmu kepada kaum muslim agar mereka melakukan penyerangan berkenaan dengan kasus tersebut. Untuk itu, aku sengaja mengambil sesuatu yang paling berharga dari tubuhku,, yaitu kedua kepangan rambutku ini yang kupotong, lalu kumasukkan ke dalam buntelan yang bercap ini. Aku memohon kepada Allah Yang Mahabesar semoga engkau menjadikan keduanya sebagai bagian dari tali kendali kuda yang digunakan untuk berjihad di jalan Allah. Mudah-mudahan Allah Yang Mahabesar memperhatikan keadaanku yang sangat prihatin ini, lalu Dia mengasihani diriku melalui keduanya.” Setelah membaca ungkapan yang sangat menyentuh ini, Manshur tidak dapat menguasai dirinya lagi, hingga ia menangis dan orang-orang yang hadir di majelisnyapun ikut menangis. Saat itu juga khalifah Harun Ar- Rasyid bangkit dan memerintahkan untuk melakukan mobilisasi umum, lalu ia sendiri ikut berperang bersama kaum mujahid di jalan Allah. Akhirnya, Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan kemenangan kepada pasukan kaum muslim./@cwi

selengkapnya...

Menemukan Kedamaian Islam di Balik Jilbab


Sara Bokker, dulunya adalah seorang model, aktris, aktivis dan instruktur fitness. Seperti umumnya gadis remaja Amerika yang tinggal di kota besar, Bokker menikmati kehidupan yang serba gemerlap. Ia pernah tinggal di Florida dan South Beach, Miami, yang dikenal sebagai tempat yang glamour di Amerika. Kehidupan Bokker ketika itu hanya terfokus pada bagaimana ia menjaga penampilannya agar menarik di mata orang banyak.

Setelah bertahun-tahun, Bokker mulai merasakan bahwa ia selama ini sudah menjadi budak mode. Dirinya menjadi "tawanan" penampilannya sendiri. Rasa ingin memuaskan ambisi dan kebahagian diri sendiri sudah mengungkungnya dalam kehidupan yang serba glamour. Bokker pun mulai mengalihkan kegiatannya dari pesta ke pesta dan alkohol ke meditasi, mengikuti aktivitas sosial dan mempelajari berbagai agama. Sampai terjadilah serangan 11 September 2001 ,
dimana seluruh Amerika bahkan diseluruh dunia mulai menyebut-nyebut Islam, nilai-nilai Islam dan budaya Islam, bahkan dikait-kaitkan dengan deklarasi "Perang Salib" yang dilontarkan pimpinan negara AS. Bokker pun mulai menaruh perhatian pada kata Islam. "Pada titik itu, saya masih mengasosiasikan Islam dengan perempuan-perempuan yang hidup di tenda-tenda, pemukulan terhadap istri, harem dan dunia teroris. Sebagai seorang feminis dan aktivis, saya menginginkan dunia yang lebih baik bagi seluruh umat manusia," kata Bokker seperti dikutip dari Saudi Gazette. Suatu hari, secara tak sengaja Bokker menemukan kita suci al-Quran, kitab suci yang selama ini pandang negatif oleh Barat. " Awalnya, saya tertarik dengan tampilan luar al-Quran dan saya mulai tergelitik membacanya untuk mengetahui tentang eksistensi, kehidupan, penciptaan dan hubungan antara Pencipta dan yang diciptakan. Saya menemukan al-Quran sangat menyentuh hati dan jiwa saya yang paling dalam, tanpa saya perlu menginterpretasikan atau menanyakannya pada pastor," sambung Bokker. Akhirnya, Bokker benar-benar menemukan sebuah kebenaran, ia memeluk Islam dimana ia merasa hidup damai sebagai seorang Muslim yang taat. Setahun kemudian, ia menikah dengan seorang lelaki Muslim. Sejak mengucap dua kalimat syahdat Bokker mulai mengenakan busana Muslim lengkap dengan jilbabnya. "Saya membeli gaun panjang yang bagus dan kerudung seperti layaknya busana Muslim dan saya berjalan di jalan dan lingkungan yang sama, dimana beberapa hari sebelumnya saya berjalan hanya dengan celana pendek, bikini atau pakaian kerja yang 'elegan'," tutur Bokker. "Orang-orang yang saya jumpai tetap sama, tapi untuk pertama kalinya, saya benar-benar menjadi seorang perempuan. Saya merasa terlepas dari rantai yang membelenggu dan akhirnya menjadi orang yang bebas," Bokker menceritakan pengalaman pertamanya mengenakan busana seperti yang diajarkan dalam Islam. Setelah mengenakan jilbab, Bokker mulai ingin tahu tentang Niqab. Ia pun bertanya pada suaminya apakah ia juga selayaknya mengenakan niqab (pakaian muslimah lengkap dengan cadarnya) atau cukup berjilbab saja. Suaminya menjawab, bahwa jilbab adalah kewajiban dalam Islam sedangkan niqab (cadar) bukan kewajiban. Tapi satu setengah tahun kemudian, Bokker mengatakan pada suaminya bahwa ia ingin mengenakan niqab. "Alasan saya, saya merasa Allah akan lebih senang dan saya merasa lebih damai daripada cuma mengenakan jilbab saja," kata Bokker. Sang suami mendukung keinginan istrinya mengenakan niqab dan membelikannya gaun panjang longgar berwarna hitam beserta cadarnya. Tak lama setelah ia mengenakan niqab, media massa banyak memberitakan pernyataan dari para politisi, pejabat Vatikan, kelompok aktivis kebebasan dan hak asasi manusia yang mengatakan bahwa niqab adalah penindasan terhadap perempuan, hambatan bagi integrasi sosial dan belakangan seorang pejabat Mesir menyebut jilbab sebagai " pertanda keterbelakangan." "Saya melihatnya sebagai pernyataan yang sangat munafik. pemerintah dan kelompok- kelompok yang katanya memperjuangkan hak asasi manusia berlomba-lomba membela hak perempuan ketika ada pemerintah yang menerapkan kebijakan cara berbusana, tapi para 'pejuang kebebasan' itu bersikap sebaliknya ketika kaum perempuan kehilangan haknya di kantor atau sektor pendidikan hanya karena mereka ingin melakukan haknya mengenakan jilbab atau cadar," kritik Bokker. "Sampai hari ini, saya tetap seorang feminis, tapi seorang feminis yang Muslim yang menyerukan pada para Muslimah untuk tetap menunaikan tanggung jawabnya dan memberikan dukungan penuh pada suami-suami mereka agar juga menjadi seorang Muslim yang baik. Membesarkan dan mendidik anak-anak mereka agar menjadi Muslim yang berkualitas sehingga mereka bisa menjadi penerang dan berguna bagi seluruh umat manusia." "Menyerukan kaum perempuan untuk berbuat kebaikan dan menjauhkan kemunkaran, untuk menyebarkan kebaikan dan menentang kebatilan, untuk memperjuangkan hak berjilbab maupun bercadar serta berbagi pengalaman tentang jilbab dan cadar bagi Muslimah lainnya yang belum pernah mengenakannya," papar Bokker. Ia mengungkapkan, banyak mengenal muslimah yang mengenakan cadar adalah kaum perempuan Barat yang menjadi mualaf. Beberapa diantaranya, kata Bokker, bahkan belum menikah. Sebagian ditentang oleh keluarga atau lingkungannya karena mengenakan cadar. "Tapi mengenakan cadar adalah pilihan pribadi dan tak seorang pun boleh menyerah atas pilihan pribadinya sendiri," tukas Bokker. (eramuslim.com)


/@cwi

selengkapnya...

Sejarah Bangsa Palestina (Bag ke-1)



Peninggalan manusia purba yang ditemukan dalam galian arkeologi di lembah al Nathuf menunjukkan bahwa penduduk yang mendiami Palestina pada zaman pra sejarah, mereka berasal dari keturunan yang disebut ras Laut Tengah. Sejak 3000 SM, ketika terjadi berbagai eksodus ras Smith, mereka datang dari wilayah Arab menguasai Palestina hingga menjadi mayoritas di sana. Pada saat itulah suku Kan’an sampai di Palestina sekitar tahun 2500 SM. Pada tahun 1500 SM terjadi lagi eksodus ras Smith dari suku Ma’abiya, Edomiya dan Amuniya. Mereka menetap di wilayah selatan Suriah yang membentang dari Laut mati hingga Teluk Aqabah. Kemudian terjadi eksodus ras Smith ketiga yang dilakukan oleh kabilah Anbath, mereka



menyebar dan menetap di wilayah Syam sekitar tahun 500 SM. (82) Di sisi lain, ada kelompok lain yang melakukan eksodus ke Palestina pada sekitar tahun 1200 SM. Mereka adalah kaum bahari yang datang dari wilayah barat Asia Kecil dan kepulauan laut Ijah. Mereka menetap di pantai Palestina, yang kemudian dikenal dengan PLST (Ba Lam Sin Ta). Dengan cepat mereka berasimilasi dan melebur dengan orang-orang Kan’an. Adapun orang-orang Bani Israel, mereka telah mencoba masuk Palestina dengan dipimpin Nabi Musa alaihis salam pada akhir abad ke 12 ( sekitar tahun 1230 SM), kemudian setelah itu mereka tinggal di wilayah-wilayah bagian timur laut Palestina. Namun setelah kejatuhan kedua negara mereka, 10 dari 12 suku Bani Israel yang ada melakukan eksodus. Termasuk sejumlah besar mereka yang dipindahkan oleh kerajaan Babilonia pada tahun 721 SM dan tahun 586 SM ke Irak, hingga jumlah mereka di Palestina menyusut drastis. Setelah itu mereka mengalami sedikit kebangkitan, ketika berhasil mendapatkan pemerintahan otonomi yang dipimpin oleh dinasti Mukabiya (tahun 164 – 37 SM), yaitu saat berada di bawah hegemoni Mesopotamia kemudian Romawi. Namun setelah abad kedua masehi (setelah tahun 135 M), tak satu pun peran mereka yang dapat dicatat. (83) Sementara itu jalur-jalur perdagangan di wilayah negeri Syam sejak milenium pertama SM telah dikuasai secara mayoritas oleh orang-orang Saba’ dan Muin dari Yaman. Dan di antara kabilah-kabilah Arab pertama termasyhur yang mendiami wilayah Syam, termasuk di dalamnya tanah Palestina, adalah kabilah Qadha’ah yang di kemudian hari menjadi pemeluk Nasrani. Mereka ditunjuk oleh raja- raja Romawi untuk memimpin orang-orang Arab Syam. Kemudian datang kabilah Sulaih yang menggantikan tempat kabilah Qadha’ah. Kemudian Bani Ghassan eksodus dari Yaman pada akhir abad ke 3 M dan menetap di wilayah utara Hijaz, kemudian mereka berpindah ke negeri Syam dan pihak Bizantium mengakui kepemimpinan mereka. Maka mereka pun mendirikan negara yang memisahkan antara kerajaan Romawi dan Persia. Kekuasaan mereka meluas menguasai kabilah- kabilah Arab di Palestina. Kerajaan mereka berlanjut hingga sekitar tahun 584 M yang mulai surut kekuasaanya setelah mereka menentang kerajaan Romawi. Dan ketika kerajaan Persia menyerbu negeri Syam pada tahun 713 , mereka menghabisi seluruh keturunan orang-orang Ghassan, peristiwa ini terjadi beberapa saat sebelum turunnya wahyu kepada Nabi Muhammad SAW, dan mulai tersebarnya Islam. Sebelum masa Islam, negeri Syam mengenal tiga entitas Arab. Pertama adalah kemunculan kabilah Anbath di wilayah selatan, Tadmur di wilayah utara dan kabilah Ghassan berada antara kedua kabilah tersebut. Kabilah Tadmur belum pernah sampai pengaruhnya ke Palestina, sementara kabilah Anbath telah memusatkan diri di el Batra’, bagian timur Yordania. Dengan cepat mereka memperluas pengaruhnya secara ekspansif dan mendirikan kerajaan untuk diri mereka yang dipimpin oleh al Harits I sejak tahun 169 SM. Pada masa kejayaannya, kerajaan mereka meliputi wilayah-wilayah timur dan selatan Palestina, wilayah Huran, Idum, Madyan dan wilayah pesisir Laut Merah. Kerajaan mereka mengepung wilayah orang-orang Mukabi ( Yahudi) dari tiga arah pada masa kekuasaan al Harits II dan III. Namun kerajaan mereka ini juga tidak bertahan lama, sampai akhirnya jatuh ke tangan Romawi pada akhir abad pertama masehi. (84) Setelah futuh islami, kabilah-kabilah Arab tersebar di Palestina dan berbaur dengan orang yang telah ada lebih dahulu termasuk dengan kaum Kan’an dan yang lainnya. Terus terjadi arabisasi secara bertahap dan alami di bawah panji Islam, sampai akhirnya agama warga Palestina Islam dan lisan (bahasa) mereka Arab. Secara umum, orang-orang Arab yang tinggal menetap di Palestina, mereka adalah kaum Qahthawi yaitu dari Arab Aribah, yakni mereka adalah dari kabilah Arab yang asal usulnya kembali kepada asli Yaman. Karena mayoritas pasukan futuh Islam waktu itu berasal dari kabilah ini. Dan menetap, misalnya, orang-orang dari kaum Asy’ariyah Thabari dan menjadi mayoritas di sana, dan menetap sebagian kaum keturunan Judzam di Beit Jibrin, selanjutnya menjadi Thabari, dan orang-orang dari kaum Bakar bin Wail tinggal menetap di Jenin, dan yang lainnya dari Mudhar bin Nazzar di Nablus. Di wilayah Hebron (al Khalil) dan sekitarnya telah menetap Lakham dan anak kabilah (marga) Bani Abdul Dar, mereka adalah anak keturunan Tamin al Dari radhiyallahu ‘anhu. Kabilah Aribah yang paling menonjol adalah suku Himyar, anggota suku ini menasabkan diri mereka ke kabilah Qudha’ah, yang anak kabilahnya tersebar di desa-desa el bathani (Gaza), Jama’in (Nablus), Lembah Hanin (Yafa) dan yang lainnya. Dari anak kabilah Qudha’ah yang tersebar di Palestina adalah kabilah kalb, bali, Jahinah, Jaram, Qudamah, Bani Bahra’, Bani’Adzrah, kabilah Qiin dan Maskah. Sedang dari Arab Aribah adalah Bani Kahlan – yang menonjol adalah suku Thai’ yang hari ini dikenal dengan nama Shamr -, Lakham, Zubaid, Aus dan Khazraj semuanya tersebar di tempat-tempat yang berbeda-beda di Palestina. Di sana juga ada sejumlah kabilah Arab dari wilayah utara Jazirah Arab yang dikenal dengan Bani Adnan atau Bani Ismail atau Bani Arab Musta’rabah. Termasuk yang menisbatkan diri ke kabilah ini adalah kaum Quraisy yang sejumlah marga (keluarga) keturunannya datang ke Palestina dari keturunan Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, Abbas dan dari sahabat-sahabat yang lainnya. Di sana juga ada kabilah ‘Anzah, Harb dan yang lainnya. (85) Bangsa Palestina masih tetap muslim dan berlisan Arab sejak futuh islami hingga hari ini. mereka tidak pernah terpengaruh oleh masa perang salib dalam struktur pendudukan, kecuali sedikit sekali ketika orang-orang Salib Eropa menyerbu mereka. Maka dengan cepat umat Islam menguasai serangan tersebut dan mengembalikan identitas kemuslimannya. Palestina tetap menjadi tempat yang menarik untuk ditempati karena kedudukannya sebagai tanah suci, karena letak geografisnya yang strategis, karena cuacanya yang sedang, karena potensi pertanian, perdagangan dan yang lainnya. Karenanya, telah tinggal di Palestina orang-orang Israel dari bangsa Kurdi, Barbar (Afrika), Chechnya, Bosnia, Turki yang kemudian terjadi arabisasi dan berbaur dengan pendudukannya. Meski demikian di Palestina masih tetap ada minoritas Nasrani yang hidup dengan aman dan tenang di bawah pemerintahan umat Islam. Di antara orang- orang Nasrani Palestina, mereka yang masih tetap pada agama mereka, adalah penduduk Palestina. Dan juga orang-orang Nasrani yang ingin tinggal di Palestina berasal dari Armenia, Yunani dan yang lainnya. Toleransi Islam juga diberikan seluas-luasnya kepada orang-orang Yahudi untuk tinggal menetap di Palestina, mereka dianggap sebagai ahli dzimmah. Mereka hidup sebagai minoritas yang tidak memiliki obsesi politik. Pada awal abad ke-19 , jumlah mereka tidak lebih dari 5 ribu jiwa. Jumlah mereka meningkat menjelang program kerja aktif eksodus Yahudi ke Palestina sekitar tahun 1880 hingga mencapai 23 ribu jiwa. (86) Ketika pasukan Israel menduduki Palestina pada tahun 1918 , jumlah penduduk Palestina sekitar 665 ribu jiwa. Sebanyak 550 jiwa warga muslim, 60 ribu jiwa warga Nasrani dan 55 ribu jiwa warga Yahudi. Yakni orang Arab waktu itu mencapai 91 ,73 % dari seluruh jumlah penduduk. Sedang Yahudi 8 ,27 % yang mayoritasnya mereka itu adalah para pendatang asing yang datang dari Rusia dan Eropa Timur selama 40 tahun sebelumnya. (87) Di bawah penjajahan Inggris, yang telah berjanji mendirikan negara nasional bagi Yahudi di Palestina, terbuka lebar-lebar pintu migrasi Yahudi ke Palestina dan pembangunan permukiman-permukiman Yahudi. Sehingga selama tahun 1919 – 1948 saja orang-orang Yahudi yang migrasi ke Palestina sebanyak 483 ribu Yahudi. (88) Akan tetapi sampai keluarnya keputusan PBB mengenai pembagian Palestina pada November 1947 orang-orang Arab Muslim Palestina masih tetap mayoritas. Sesuai dengan maklumat ( informasi) dari lajnah PBB yang menyarankan pembagian Palestina, maka jumlah penduduk Arab Muslim Palestina mencapai 1 juta 237 ribu 374 jiwa atau 67 ,05 % dari total jumlah penduduk yang ada, sedang Yahudi sekitar 608 ribu 225 jiwa atau 32 ,95 % dari total jumlah penduduk. Angka ini berdasarkan data resmi pihak Inggris tahun 1946. (89) Keputusan PBB yang zhalim dengan membagi Palestina ini telah berupaya memberikan legalitas bagi pendirian entitas “negara” Zionis Yahudi di tanah Palestina. Wujud kezhaliman yang paling menonjol akibat dari keputusan PBB ini adalah tercerai-berai dan terusirnya warga Palestina. Di wilayah yang dibagi, di mana orang Yahudi mendapat bagian 54 % tanah, orang Yahudi yang tinggal hanya 498 orang dan orang Arab Muslimnya 497 ribu jiwa. Sedang di wilayah yang dibagi, di mana orang Arab Palestina Muslim mendapat 45 % tanah, orang Arab Palestina yang tinggal sebanyak 725 ribu jiwa sementara Yahudi hanya 10 ribu orang saja. Sementara itu diputuskan wilayah al Quds (1 % dari tanah Palestina) berada dalam kontrol internasional dengan dihuni 105 ribu Arab Muslim Palestina dan 100 ribu Yahudi. (90) Berdasarkan studi data yang mendalam, yang dilakukan Janeet Abu Laghad, bahwa jumlah orang-orang Palestina Arab Muslim pada akhir tahun 1948 sekitar 1 juta 398 ribu orang. Sedang menurut perkiraan Salman Abu Sittah, pada tahun yang sama, jumlah orang Palestina sekitar 1 juta 441 ribu jiwa. (91) Dikarenakan orang-orang Yahudi benar-benar telah siap menghadapi perang, dengan mendapat dukungan dari kekuatan super power untuk membagi Palestina, bahkan siap untuk melakukan ekspansi wilayah entitas Yahudi  dan mengusir orang-orang Palestina dari tanah yang telah beratus-ratus tahun mereka tempati, maka perang tahun 1948 benar-benar menjadi bencana dan prahara besar bagi rakyat dan bangsa Palestina. Berdasarkan data pihak PBB, sedikitnya 726 ribu orang Palestina terusir dari tanah tinggal mereka, dan menurut prediksi jumlah itu bertambah mencapai 900 ribu pengungsi. Artinya lebih dari 2 /3 rakyat Palestina telah terusir dari kampung halaman mereka. Di mana orang-orang Zionis Yahudi telah mempraktekkan salah satu cara paling biadab dalam melakukan pembersihan etnis dalam sejarah modern. Kemudian posisi orang-orang Palestina yang terusir digantikan oleh orang-orang Zionis Yahudi dari berbagai jenis bangsa dan warna. Pada tahun 1967 , penjajah Israel menganeksasi wilayah Palestina yang tersisa (Tepi Barat dan Jalur Gaza) dan mengusir 330 ribu rakyat Palestina berikutnya. (92) Dan penjajah Zionis Israel melarang, dan sampai saat ini masih tetap melarang, orang-orang Palestina kembali ke tanah-tanah mereka. Oleh karena itu, dalam jumlah yang sangat besar, lebih dari separo total penduduk Palestina, sebagai pengungsi di luar tanah Palestina. Yakni sekitar 4 juta 830 ribu pada tahun 2002 , atau sekitar 50 ,55 % dari total jumlah warga Palestina. (93) Masalah pengungsi Palestina adalah masalah kemanusiaan yang paling sulit dalam sepanjang sejarah modern. Mereka adalah para pemilik tanah, paling banyak jumlah dan paling lama mengalami tindak kejahatan bila dibandingkan dengan pengungsi-pengungsi seluruh dunia sejak tahun 1948. Meski demikian, dunia internasional masih tunduk dan mengamini kekuatan negara-negara adi daya, khususnya Amerika Serikat bersama Zionis Israel, yang melarang dan mencegah orang- orang Palestina kembali ke tanah air mereka. Meski sudah ada puluhan resolusi PBB yang menegaskan hak mereka untuk kembali. Bersambung… ___ Referensi: Dr. Muhsin Muhammad Shaleh, Warsito, Lc (pent), Ardhu Filistin wa Sya’buha (Tanah Palestina dan Rakyatnya), Seri Kajian Sistematis tentang Issu Palestina (1). ___ Catatan kaki: 82 Al Mausu’ah al Filistiniyah 1/362 83 Secara rinci dapat dilihat di al mausu’ah al filistiniyah 1 /37 , 3 /273 – 279, 4/174, sebagaimana telah diisyaratkan di buku Tarikh Filistin al Qadim oleh Dzufrul Islam Khan, yang telah merekomendasikan untuk membeca masalah tema ini. 84 Al mausu’ah al filistiniyah 3/218 – 219 dan 401 – 402. 85 Ibid. 1 /362 – 366, 3/253. Seputar rincian kabilah-kabilah Arab di Palestina lihat buku Mustafa Murad al Dibagh, al qabail al arabiyah wa salailuha fii biladina Filistin. 86 Hassan Hallaq, Ibid. hlm. 82 – 84. 87 Sebagian besar sumber (referensi) tidak ada kesamaan angka tertentu secara detail seputar jumlah penduduk tahun 1918 , meski perbedaan angka dari masing-masing sumber tidak begitu signifikan dan tidak terlalu urgen. Sedang taksiran jumlah orang Yahudi berdasarkan sumber-sumber yang ada berkisar antara 7 % – 10% dari jumlah total penduduk Palestina. Angka yang ada di atas adalah apa yang dilihat penulis mendekati kevalidan berdasarkan pada kajian perbandingan pada sejumlah sumber (referensi). Lihat misalnya: al Nehal, ibid. hlm. 87 , Muhammad Izet Daruza, Filistin wa Jihad al Filistiniyin, hlm. 11. Lihat juga laporan Komisi Palin (P.C. Palin) yang dibentuk oleh pemerintah Inggris untuk penyelidikan pada intifadhah Nabi Musa yang meletus pada 4 – 10 April 1920 , data ini masih tersimpan di F.O. 371 /5121 , hlm. 3. 88 Lihat: Muhammad Mi’ari mengenai “ komposisi penduduk” di dalam bukunya, Dalil Israil al ‘Am, hlm. 42 89 Al mausu’ah al filistiniyah 1/ 558. 90 Ibid. 1 /559 – 560. 91 Salman Abu Sita, Palestinian Right to Return (London: The Palestine Return Centre, 1999) hlm.16. 92 Lihat: Buletin Nasyrah al Audah, edisi 65 , Juli 1999. Dan Cliford Rait, Haqaiq wa Abathil fii al Shira’ al Arabi al Israili, terjemahan ( dalam bahasa Arab) oleh Abdullah Uraikat dan Abdullah Iyad (Aman: Darul Nashir, 1992) hlm. 36. Juga harian Kuwait al Anba’ edisi 3 Februari 1987. 93 Jumlah penduduk Palestina biasanya didasarkan kepada perkiraan bukan kepada penghitungan data yang detail. Di sana ada data statistic dan perkiraan tahunan khusus berkaitan dengan jumlah penduduk Palestina yang tinggal di entitas Zionis Israel dengan catatan bahwa jumlah mereka itu ditambah warga Palestina yang tinggal di al Quds ( Jerusalem) Timur (karena pihak penjajah menyatakan telah menggabungkan secara resmi al Quds Barat dan al Quds Timur) jumlah mereka diperkirakan mencapai 200 ribu. Pemerintah Palestina melakukan pendataan penduduk Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza pada tahun 1997 yang biasanya juga meliputi warga Palestina yang ada di al Quds Timur. Adapun data orang Palestina yang ada diluar maka angka-angka mereka adalah perkiraan berdasarkan ijtihad para peneliti. Dan memungkinkan mendapatkan angka perkiraan dengan mengetahui perkiraan pertambahan jumlah orang-orang Palestina dalam setiap tahunnya dari total jumlah mereka, yang diperkirakan rata-rata angka pertambahannya adalah sekitar 3 ,4 %. Lihat rinciannya pada halan-halaman berikutnya.

/@cwi

selengkapnya...

Tafsir Surah Al Fathihah




Written AL MAU’IDHOH بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ Puji-pujian bagi Allah Yang Esa, yang telah menciptakan manusia dalam kejadian yang sangat indah dan sempurna. Dia yang telah menjadikan Al Quran sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa. Sholawat dan salam ditujukan atas Nabi Muhammad Salallahu’alahi Wassalam sebagai penutup para nabi dan rosul, bagi para ahli keluarga beliau serta para sahabatnya. Adapun dengan tersusunnya Tafsir Surah Al Fathihah ini yang sengaja di beri nama AL MAU’IDHOH adalah didasarkan semata-mata merasa berkewajiban, agar oleh anak-anakku yang sangat kusayangi dapat dijadikan sebagai washiyat dan nasihat.

Ya Allah, tiada lain hambaMu sangat berharap dan mendambakan akan ampunanMu dan kerihoanMu, karena hamba yaqin terhadap segala janji- janjiMu. Palembang, 1 Muharram 1406 16  September   1985 hamba Allah yang faqier Muhammad Bardan Kindarto   TENTANG BASMALAH بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (Dengan Nama Allah Yang Maha Pemurah Yang Penyayang) Ucapan ‘basmallah’ yang tersebut di dalam Al Quran itu, sebenarnya bukan merupakan satu ayat dari suatu surah Al Quran.
Baikpun yang tersebut dalam Surah Al Fatehah atau pada setiap permulaan surah - terkecuali Surah At Taubah. Ucapan ‘basmallah’ kedudukan sebenarnya adalah sebagai berikut : 1.   Perintah Allah yang mengandung ‘ adab’, yang diterangkan dalam Al Quran Surah Al ‘Alaq ayat 1, yang berbunyi : اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ Bacalah dengan nama Rabb engkau ( Muhammad) yang menciptakan Perintah membaca pada ayat di atas dasar hukumnya adalah mengandung ‘ amr  lil  ijab’, yang maksudnya ‘wajib akan pelaksanaannya’. Akan tetapi disebabkan pertama, karena pada tiap- tiap Allah menurunkan surah Al Quran kepada RosulNya senantiasa didahului dengan lafadz ‘bismillahirrahmanirrahim’, kecuali hanya pada satu surah saja yaitu At Taubah. Kemudian sebab kedua, adanya riwayat yang diajarkan Allah kepada Muhammad SAW., tentang kisah Nabi Sulaiman as., ketika mengirim surat kepada Ratu Balqis yang dimulai dengan “bismillah”. Sebagaimana diterangkan dalam Al Quran Surah An Naml ayat 30 yang berbunyi : إِنَّهُ مِنْ سُلَيْمَانَ وَإِنَّهُ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ Sesungguhnya surat itu, dari SuIaiman dan Sesungguhnya (isi)nya: "Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Oleh karena itu kedudukan ‘basmallah’ adalah ‘amr lil adab’, maksudnya ‘ perintah yang menunjukkan adab’, atau setinggi-tinggi kedudukannya adalah ‘ nadab’. Bukan berkedudukan sebagai ‘ ijab’ yaitu wajib, bukan pula salah satu daripada ayat, akan tetapi bagian atau potongan daripada ayat di dalam Al Quran Surah An Naml ayat 30 itu. Adapun penomoran ayat-ayat Al Quran terjadi pada masa mutakhir oleh para ulama untuk memudahkan mempelajarinya sehingga pada mushaf Al Quran sekarang lafadz ‘basmallah’ khusus pada Surah Al Fatehah diberi urutan penomoran pertama. 2. Dengan adanya keterangan dari al hadits tentang pemakaian basmallah untuk setiap memulai pebuatan baik semakin memperjelas akan kedudukan basmalah itu menjurus kepada “adab”. Dalam hadits tersebut dinyatakan : “ Segala perkara kebaikan yang tidak dimulai dengan bismillahirahmanirrahim maka ia akan terputus (dari rahmat)” ( Hadits riwayat Abdul Qodir Ar Rowahiy dari sahabat Abi Hurairah ra.). Adapun kedudukan hadits tersebut oleh Imam Jalaludin Abdurrahman bin Abi Bakr As Suyuthiy di dalam Kitabnya yang bernama Al Jami’ush Shoqhier pada juz II halaman 92 , cetakan ke empat, terbitan tahun 911 Hijriyah, dinyatakannya lemah (dlo’if). Namun isi haditsnya adalah bersesuaian dengan kehendak hukum dari Al Quran. 3. Adanya keterangan atas dasar hadits- hadits Rasulullah yang menyangkut masalah pembacaan Al Fathihah di dalam sholat juga menunjukkan bahwa ucapan “basmallah” itu adalah bukan salah satu ayat dalam Surah Al Fathihah. Hal tersebut dapat dibuktikan dalam beberapa hadits, yang antara lain sebagai berikut : “……berkata Rasulullah: Bagaimana engkau membaca ketika memulai sholat?, berkata (sahabat) : “Aku membaca Alhamdulillahirobbil ‘alamin hingga akhirnya”, maka berkata Rasulullah : Inilah surah, dan ia adalah tujuh yang diulang-ulang…….” (Hadits dari Aba Sa’id Al Maula ‘Amir bin Kuraiz yang diriwayatkan oleh Imam Malik dalam Kitab Al Muwatho’ pada halaman 73). Hadits ini juga dikeluarkan oleh Imam Al Bukhari dalam Kitab Shahih Al Bukhari juz I halaman 179. Juga dalam Kitab Shahih Muslim yang bernama “Al Jami’us Shahih Imam Abi Al Husain uslim bin Al Hajaj bin Muslim Al Qusyairiy An Nisyaburiy pada juz I halaman 149 dengan penjelasannya. Juga terdapat dalam Kitab Syarieh dari Mukhtashor Shahih Shahih At Turmudzi pada juz II halaman 143-144. Juga oleh Ibnu Hajar dalam Kitab Subulus Salam pada juz I halaman 263-264. Maka dengan keterangan demikian jelaslah bahwa ucapan “basmallah” itu termasuk amr (perintah) di dalam Dinul Islam, tapi pada posisi amr lil adab. Dan bukanlah dia itu termasuk salah satu ayat dari Surah Al Fathihah yang dinamakan “As Sab’u minal matasniy” ( tujuh yang diulang-ulang). Lanjutan.... Ayat ke 1 : الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ “Segala puji bagi Allah, Rabb seru sekalian alam. Bahwa yang dimaksud dengan kalimat Alhamdulillah adalah segala pujian itu seluruhnya milik Allah, hakNya, dan wajib dikembalikan kepadaNya. Karena hanya Allah saja Yang Maha Sempurna, Maha Pencipta dan Maha Berkehendak terhadap segala sesuatu ciptaanNYa. Perlu diketahui bahwa dalam pengertian pujian itu sendiri didalamnya mengandung suatu dorongan bagi hamba Allah untuk wajib mengenalNya. Sehingga segala sesuatu yang terjadi pada alam semesta ini keseluruhnya akan menjurus kepada pengertian tauhid dalam arti yang sebenarnya. Oleh karena itu yang dimaksud pujian disini adalah meliputi beberapa hal, yaitu : 1 . Pujian Allah terhadap diriNya. 2 . Pujian Allah terhadap makhluqNya. 3 . Pujian makhluq terhadap Allah, dan 4 . Pujian makhluq terhadap makhluq. Adapun penjelasan makna dan tafsir dari kalimat alhamdulillah pada ayat tersebut diatas adalah sebagai berikut: a. Pujian Allah terhadap diriNya Maksud Pujian Allah terhadap diriNya disini adalah bahwa Allah menunjukkan tentang keadaan diriNya Yang Maha Terpuji, bahwa Dia Yang Maha Sempurna, Maha Pencipta, Maha Berkehendak melalui Nama-namaNya yang indah yang disebut Al Asma Al Husna, yang diterangkan melalui ayat-ayatNya. Dalam sebuah hadits diterangkan bahwa Allah ‘Azza wa Jalla mempunyai sembilan puluh sembilan nama. إ ِنَّ لِلَّهِ تَعَالَى تِسْعَةً وَتِسْعِينَ اسْمًا مِائَةً غَيْرَ وَاحِدَةٍ مَنْ أَحْصَاهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ هُوَ اللَّهُ الَّذِى لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ…. الْوَارِثُ الرَّشِيدُ الصَّبُورُ . “Sesunguhnya Allah memiliki 99 nama, seratus kurang satu, barangsiapa menghafalnya ia akan masuk ke dalam jannah, Dialah Allah yang tiada ilah selain dari Dia, Arrahman (Maha Pengasih), Ar Rahim (Maha Penyayang)… , Al Warits (yang Maha Mewarisi) Ar Rasyid (Yang Maha Menunjukkan) Ash Shabur (Yang Maha Sabar)”. Hadits di atas dari Abi Hurairah yang diriwayatkan Turmudzi; Ibnu Hibban; Hakim; Al Baihaqi, dan dinyatakan berderajat shahih. Juga dishahihkan oleh Imam Jalaluddin ‘Abdurrahman bin Abi Bakr As Suyuthiy dalam Kitabnya Al Jami’ ush Shoghier pada Juz I halaman 94 , cetakan ke empat hahun 911 Hijriyah. Ada pula hadits tentang Al Asma Al Husna dari Abu Syaeh dan Ibnu Mardawaih, juga dari Abu Naim dari Abi Hurairah, tetapi hadits tersebut dinyatakan dlo’if oleh Imam As Suyuthiy di dalam kitabnya. Namun pada intinya, sebagai hamba Allah dengan pengenalan Al Asma Al Husna olehNya bertujuan untuk menghayatinya dan mewujudkannya dalam bertauhid terhadap af’alNya atau sifat-sifatNya. Berkaitan tentang pengenalan ini diterangkan antara lain dalam Al Quran Surah Al Hasyr ayat 22 sampai 24 berikut: هُوَ اللَّهُ الَّذِي لا إِلَهَ إِلا هُوَ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ ( ٢٢)هُوَ اللَّهُ الَّذِي لا إِلَهَ إِلا هُوَ الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ السَّلامُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيزُ الْجَبَّارُ الْمُتَكَبِّرُ سُبْحَانَ اللَّهِ عَمَّا يُشْرِكُونَ (٢٣)هُوَ اللَّهُ الْخَالِقُ الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُ لَهُ الأسْمَاءُ الْحُسْنَى يُسَبِّحُ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (٢٤) “Dialah Allah yang tiada ilah selain Dia, yang mengetahui perkara ghaib dan yang nyata, Dialah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Dialah Allah yang tiada ilah selain Dia, Yang Merajai, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan Keamanan, Yang Maha Memelihara, yang Maha perkasa, yang Maha Kuasa, yang memiliki segala Keagungan, Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. Dialah Allah yang Menciptakan, yang Mengadakan, yang membentuk Rupa, yang mempunyai nama-nama yang baik, bertasbih kepadaNya apa yang di langit dan bumi, dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. Lanjutan.. Pada ayat-ayat tersebut di atas jelas adanya bahwa Allah Maha Sempurna dan Dia mengenalkan diriNya kepada hamba- hambaNya dengan nama-nama yang indah atau yang diistilahkan Al Asmaul Husna. Dan keadaan Dia tidak ada keserupaan sama sekali dengan segala apa yang diciptakanNya, sebagaimana yang tersebut dalam Al Quran Surah Al Ikhlas Ayat 4 : وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ (٤) “Dan tidak ada sesuatupun yang sepadan (sama) denganNya. Maksudnya ialah bahwa segala sesuatu yang ada di alam ini semuanya adalah diciptakan olehNya. Oleh karena itu mustahil apabila sifat Allah itu dipersamakan dengan makhluqNya, dan mustahil pula bahwa Allah itu mengambil manfaat terhadap makhluqNya. Dengan demikian maka Dzat Allah itu keadaanNya tidak akan dapat terjangkau oleh fikiran, bayangan atau angan-angan. Perihal ini ada tersebut di dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Adie dalam Kitab Al Kamil, oleh Al Baihaqi dalam Syu’b Al Iman, serta oleh As Sayuthi dalam Al Jami’us Shoghir-kalaupun As Sayuthi memandang hadits ini adalah lemah (Al Jami’us Shaghier jus I halam 132) antara lain berbunyi : تَفَكَّرُوْا فِى الْخَلْقِ وَلاَتَفَكَّرُوْا فِى الْخَالِقِ ”Pikirkanlah oleh kamu tentang ciptaan ( Allah) dan janganlah kamu memikirkan tentang Yang Mencipta”. Hadits-hadits yang semakna dengan itu juga dikeluarkan oleh Abie Nuaim yang  Hadits menguatkan makna terhadap ayat dalam surah Al Ihlash tersebut diatas yaitu : -         Jelas bahwa Yang Pencipta itu keadaanNya tidak dapat terjangkau oleh fikiran, angan-angan dan ataupun bayangan dari makhluq. -         Dengan demikian mengandung hukum haram atau syirik apabila menyerupakan keadaan Dzat Allah dengan makhluqNya. Manusia di dalam hal berfikir hanya ditugaskan oleh Allah agar memikirkan tentang dirinya, kejadiannya dan sebagainya, dan bukan memikirkan tentang Dzat Allah, seperti tersebut dalam Al Quran surah Ar Rum ayat 8 yang berbunyi : أَوَلَمْ يَتَفَكَّرُوا فِي أَنْفُسِهِمْ…. “Dan tidakkah mereka (mau) berfikir terhadap diri-diri mereka ? Maksud ayat tersebut diatas adalah memberi pelajaran kepada kita bahwa dengan berfikir akan hal-hal yang diperintahkan Allah, maka akan menjurus kepada tujuan utama yaitu mengenal akan adanya Yang Maha Pencipta, yaitu Allah. Selanjutnya diterangkan oleh Allah didalam Al Quran surah Ar Ra’du ayat 3, sebagai berikut : وَهُوَ الَّذِي مَدَّ الأرْضَ وَجَعَلَ فِيهَا رَوَاسِيَ وَأَنْهَارًا وَمِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ جَعَلَ فِيهَا زَوْجَيْنِ اثْنَيْنِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ (٣) “dan Dialah yang membentangkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai padanya. Dan menjadikan padanya semua buah-buahan yang berpasang-pasangan, Allah menutupkan malam kepada siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda- tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan. Yang dimaksud berpasang-pasangan, ialah jantan dan betina, pahit dan manis, putih dan hitam, besar kecil dan sebagainya. Selengkapnya terdapat dalam Kitab Tafsir Al Mau'idhoh.
/@cwi

selengkapnya...

Delapan Tanda Orang Ikhlas

Oleh: Mochamad Bugi
Amal yang kita lakukan akan diterima Allah jika memenuhi dua rukun. Pertama, amal itu harus didasari oleh keikhlasan dan niat yang murni: hanya mengharap keridhaan Allah swt. Kedua, amal perbuatan yang kita lakukan itu harus sesuai dengan sunnah Nabi saw. Syarat pertama menyangkut masalah batin. Niat ikhlas artinya saat melakukan amal perbuatan, batin kita harus benar-benar bersih. Rasulullah saw. bersabda, “ Innamal a’ maalu bin-niyyaat , sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung niatnya.” (Bukhari dan Muslim).

Berdasarkan hadits itu, maka diterima atau tidaknya suatu amal perbuatan yang kita lakukan oleh Allah swt. sangat bergantung pada niat kita. Sedangkan syarat yang kedua, harus sesuai dengan syariat Islam. Syarat ini menyangkut segi lahiriah. Nabi saw. berkata, “ Man ‘amala ‘ amalan laisa ‘alaihi amrunaa fahuwa raddun , barangsiapa yang mengerjakan suatu perbuatan yang tidak pernah kami diperintahkan, maka perbuatan itu ditolak.” ( Muslim). Tentang dua syarat tersebut, Allah swt. menerangkannya di sejumlah ayat dalam Alquran.
Di antaranya dua ayat ini. “Dan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh….” ( Luqman: 22). “Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia pun mengerjakan kebaikan….” (An-Nisa: 125) Yang dimaksud dengan “menyerahkan diri kepada Allah” di dua ayat di atas adalah mengikhlaskan niat dan amal perbuatan hanya karena Allah semata. Sedangkan yang yang dimaksud dengan “mengerjakan kebaikan” di dalam ayat itu ialah mengerjakan kebaikan dengan serius dan sesuai dengan sunnah Rasulullah saw. Fudhail bin Iyadh pernah memberi komentar tentang ayat 2 surat Al-Mulk, “ Liyabluwakum ayyukum ahsanu ‘amala , supaya Allah menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya.” Menurutnya, maksud “yang lebih baik amalnya” adalah amal yang didasari keikhlasan dan sesuai dengan sunnah Nabi saw. Seseorang bertanya kepadanya, “Apa yang dimaksud dengan amal yang ikhlas dan benar itu?” Fudhail menjawab, “Sesungguhnya amal yang dilandasi keikhlasan tetapi tidak benar, tidak diterima oleh Allah swt. Sebaliknya, amal yang benar tetapi tidak dilandasi keikhlasan juga tidak diterima oleh Allah swt. Amal perbuatan itu baru bisa diterima Allah jika didasari keikhlasan dan dilaksanakan dengan benar. Yang dimaksud ‘ikhlas’ adalah amal perbuatan yang dikerjakan semata-mata karena Allah, dan yang dimaksud ‘benar’ adalah amal perbuatan itu sesuai dengan tuntunan Rasulullah saw.” Setelah itu Fudhail bin Iyad membacakan surat Al-Kahfi ayat 110 , “ Barangsiapa yang mengharapkan perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaknya ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya.” Jadi, niat yang ikhlas saja belum menjamin amal kita diterima oleh Allah swt., jika dilakukan tidak sesuai dengan apa yang digariskan syariat. Begitu juga dengan perbuatan mulia, tidak diterima jika dilakukan dengan tujuan tidak mencari keridhaan Allah swt. Delapan Tanda Keikhlasan Ada delapan tanda-tanda keikhlasan yang bisa kita gunakan untuk mengecek apakah rasa ikhlas telah mengisi relung-relung hati kita. Kedelapan tanda itu adalah: 1. Keikhlasan hadir bila Anda takut akan popularitas Imam Ibnu Syihab Az-Zuhri berkata, “Sedikit sekali kita melihat orang yang tidak menyukai kedudukan dan jabatan. Seseorang bisa menahan diri dari makanan, minuman, dan harta, namun ia tidak sanggup menahan diri dari iming-iming kedudukan. Bahkan, ia tidak segan-segan merebutnya meskipun harus menjegal kawan atau lawan.” Karena itu tak heran jika para ulama salaf banyak menulis buku tentang larangan mencintai popularitas, jabatan, dan riya. Fudhail bin Iyadh berkata, “Jika Anda mampu untuk tidak dikenal oleh orang lain, maka laksanakanlah. Anda tidak merugi sekiranya Anda tidak terkenal. Anda juga tidak merugi sekiranya Anda tidak disanjung ornag lain. Demikian pula, janganlah gusar jika Anda menjadi orang yang tercela di mata manusia, tetapi menjadi manusia terpuji dan terhormat di sisi Allah.” Meski demikian, ucapan para ulama tersebut bukan menyeru agar kita mengasingkan diri dari khalayak ramai ( uzlah ). Ucapan itu adalah peringatan agar dalam mengarungi kehidupan kita tidak terjebak pada jerat hawa nafsu ingin mendapat pujian manusia. Apalagi, para nabi dan orang-orang saleh adalah orang-orang yang popular. Yang dilarang adalah meminta nama kita dipopulerkan, meminta jabatan, dan sikap rakus pada kedudukan. Jika tanpa ambisi dan tanpa meminta kita menjadi dikenal orang, itu tidak mengapa. Meskipun itu bisa menjadi malapetaka bagi orang yang lemah dan tidak siap menghadapinya. 2. Ikhlah ada saat Anda mengakui bahwa diri Anda punya banyak kekurangan Orang yang ikhlas selalu merasa dirinya memiliki banyak kekurangan. Ia  merasa belum maksimal dalam menjalankan segala kewajiban yang dibebankan Allah swt. Karena itu ia tidak pernah merasa ujub dengan setiap kebaikan yang dikerjakannya. Sebaliknya, ia cemasi apa-apa yang dilakukannya tidak diterima Allah swt. karena itu ia kerap menangis. Aisyah r.a. pernah bertanya kepada Rasulullah saw. tentang maksud firman Allah: “Dan orang-ornag yang mengeluarkan rezeki yang dikaruniai kepada mereka, sedang hati mereka takut bahwa mereka akan kembali kepada Tuhan mereka.” Apakah mereka itu orang- orang yang mencuri, orang-orang yang berzina, dan para peminum minuman keras, sedang mereka takut akan siksa dan murka Allah ‘ Azza wa jalla? Rasulullah saw. menjawab, “ Bukan, wahai Putri Abu Bakar. Mereka itu adalah orang-orang yang rajin shalat, berpuasa, dan sering bersedekah, sementera mereka khawatir amal mereka tidak diterima. Mereka bergegas dalam menjalankan kebaikan dan mereka orang-orang yang berlomba.” ( Ahmad). 3. Keikhlasan hadir ketika Anda lebih cenderung untuk menyembunyikan amal kebajikan Orang yang tulus adalah orang yang tidak ingin amal perbuatannya diketahui orang lain. Ibarat pohon, mereka lebih senang menjadi akar yang tertutup tanah tapi menghidupi keseluruhan pohon. Ibarat rumah, mereka pondasi yang berkalang tanah namun menopang keseluruhan bangunan. Suatu hari Umar bin Khaththab pergi ke Masjid Nabawi. Ia mendapati Mu’adz sedang menangis di dekat makam Rasulullah saw. Umar menegurnya, “Mengapa kau menangis?” Mu’adz menjawab, “Aku telah mendengar hadits dari Rasulullah saw. bahwa beliau bersabda, ‘Riya sekalipun hanya sedikit, ia termasuk syirik. Dan barang siapa memusuhi kekasih-kekasih Allah maka ia telah menyatakan perang terhadap Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang baik, takwa, serta tidak dikenal. Sekalipun mereka tidak ada, mereka tidak hilang dan sekalipun mereka ada, mereka tidak dikenal. Hati mereka bagaikan pelita yang menerangi petunjuk. Mereka keluar dari segala tempat yang gelap gulita.” (Ibnu Majah dan Baihaqi) 4. Ikhlas ada saat Anda tak masalah ditempatkan sebagai pemimpin atau prajurit Rasulullah saw. melukiskan tipe orang seperti ini dengan berkataan, “Beruntunglah seorang hamba yang memegang tali kendali kudanya di jalan Allah sementara kepala dan tumitnya berdebu. Apabila ia bertugas menjaga benteng pertahanan, ia benar-benar menjaganya. Dan jika ia bertugas sebagai pemberi minuman, ia benar-benar melaksanakannya.” Itulah yang terjadi pada diri Khalid bin Walid saat Khalifah Umar bin Khaththab memberhentikannya dari jabatan panglima perang. Khalid tidak kecewa apalagi sakit hati. Sebab, ia berjuang bukan untuk Umar, bukan pula untuk komandan barunya Abu Ubaidah. Khalid berjuang untuk mendapat ridha Allah swt. 5. Keikhalasan ada ketika Anda mengutamakan keridhaan Allah daripada keridhaan manusia Tidak sedikit manusia hidup di bawah bayang- bayang orang lain. Bila orang itu menuntun pada keridhaan Allah, sungguh kita sangat beruntung. Tapi tak jarang orang itu memakai kekuasaannya untuk memaksa kita bermaksiat kepada Allah swt. Di sinilah keikhlasan kita diuji. Memilih keridhaan Allah swt. atau keridhaan manusia yang mendominasi diri kita? Pilihan kita seharusnya seperti pilihan Masyithoh si tukang sisir anak Fir’aun. Ia lebih memilih keridhaan Allah daripada harus menyembah Fir’aun. 6. Ikhlas ada saat Anda cinta dan marah karena Allah Adalah ikhlas saat Anda menyatakan cinta dan benci, memberi atau menolak, ridha dan marah kepada seseorang atau sesuatu karena kecintaan Anda kepada Allah dan keinginan membela agamaNya, bukan untuk kepentingan pribadi Anda. Sebaliknya, Allah swt. mencela orang yang berbuat kebalikan dari itu. “Dan di antara mereka ada orang yang mencela tentang (pembagian) zakat. Jika mereka diberi sebagian daripadanya, mereka bersenang hati, dan jika mereka tidak diberi sebagian daripadanya, dengan serta merta mereka menjadi marah.” (At-Taubah: 58) 7. Keikhalasan hadir saat Anda sabar terhadap panjangnya jalan Keikhlasan Anda akan diuji oleh waktu. Sepanjang hidup Anda adalah ujian. Ketegaran Anda untuk menegakkan kalimatNya di muka bumi meski tahu jalannya sangat jauh, sementara hasilnya belum pasti dan kesulitan sudah di depan mata, amat sangat diuji. Hanya orang-orang yang mengharap keridhaan Allah yang bisa tegar menempuh jalan panjang itu. Seperti Nabi Nuh a.s. yang giat tanpa lelah selama 950 tahun berdakwah. Seperti Umar bin Khaththab yang berkata, “Jika ada seribu mujahid berjuang di medan juang, aku satu di antaranya. Jika ada seratus mujahid berjuang di medan juang, aku satu di antaranya. Jika ada sepuluh mujahid berjuang di medan juang, aku satu di antaranya. Jika ada satu mujahid berjuang di medan juang, itulah aku!” 8. Ikhlas ada saat Anda merasa gembira jika kawan Anda memiliki kelebihan Yang paling sulit adalah menerima orang lain memiliki kelebihan yang tidak kita miliki. Apalagi orang itu junior kita. Hasad. Itulah sifat yang menutup keikhlasan hadir di relung hati kita. Hanya orang yang ada sifat ikhlas dalam dirinya yang mau memberi kesempatan kepada orang yang mempunyai kemampuan yang memadai untuk mengambil bagian dari tanggung jawab yang dipikulnya. Tanpa beban ia mempersilakan orang yang lebih baik dari dirinya untuk tampil menggantikan dirinya. Tak ada rasa iri. Tak ada rasa dendam. Jika seorang leader, orang seperti ini tidak segan- segan membagi tugas kepada siapapun yang dianggap punya kemampuan.
/@cwi

selengkapnya...

Sejarah Palestina dan Rakyatnya (Bag ke- 2)


Secara mendasar, wilayah Palestina mungkin dapat kita bagi (dengan memotong garis bujur) menjadi tiga wilayah. Yaitu wilayah pinggiran pantai, dataran tinggi pegunungan yang menyebar di hampir seluruh wilayah Palestina dan galur Yordan (wilayah dataran rendah Yordan). Wilayah pinggiran Palestina menyempit karena bersebelahan dengan gunung Karmel di Haifa sampai 200 meter dan meluas ke arah selatan mencapai 30 kilometer di wilayah Gaza. Di wilayah inilah terkonsentrasi pemukiman penduduk dan kegiatan ekonomi dalam skala besar.


Saat itu sekitar tiga perempat penduduk Palestina terkonsentrasi di wilayah ini, di tambah aktifitas ekonomi di pelabuhan khususnya di Haifa, wilayah-wilayah ini merupakan pusat kegiatan pertanian strategis terutama produksi asam. Adapun dataran tinggi di wilayah tengah Palestina, meliputi pegunungan Nablus, al Khalil (Hebron) dan perbukitan Nagev yang luasnya mencapai 1000 meter. Kemudian gunul Halhul mencapai 1020 meter, gunung Jurzaim dan ‘Aibal mencapai 940 meter. Dan di rangkaian pegunungan el Jalil di wilayah utara Palestina, di situ ada gunung tertinggi di Palestina, menjulang gunung el Jurmeq luasnya mencapai 1208 meter. Di wilayah dataran tinggi ini berkembang sejumlah kota-kota penting Palestina seperti al Quds (Jerusalem), Nablus, el Khalil (Hebron), Bethlehem dan Ramallah. Meskipun wilayah- wilayah ini terbuka, namun sejak ribuan tahun tetap menjadi markas penduduk yang bercirikan pedesaan. Sebagian besar wilayahnya tanah subur bagus untuk pertanian. Para petani Palestina memanfaatkannya untuk memproduksi kacang-kacangan, sayuran, pertanian zaitun, chrom, perkebunan buah badam dan di tambah lagi padang gembala ternak. Sedang bukit Nagev, yang luasnya mencapai 10 ribu kilometer persegi, merupakan wilayah padang pasir yang sedikit sekalai memiliki potensi alam, kecuali daerah pinggiran utara. Selebihnya tidak pernah mendapatkan curah hujan kecuali 50 mm atau lebih kecil dari itu. Merupakan wilayah Palestina yang paling sedikit penduduknya. Adapun wilayah dataran rendah (galur) Yordan, luasnya membentang 460 kilometer dari kaki gunung Syaikh (sebelah utara) sampai teluk Aqabah (sebelah selatan), membentang sepanjang garis perbatasan Palestina – Yordania, di bagian utara dilewati sungai Yordan kemudian masuk danai Thabriya kemudia keluar dan bermuara di laut Mati yang kedalamannya kurang dari 395 meter di bawah permukaan laut. Laut Mati sendiri luasnya 940 kilometer persegi, airnya sangat asin bila dibandingkan dengan danau atau laut-laut yang ada di dunia ini, tak satupun ada kehidupan laut di dalamnya. Lembah Yordan dan Laut Mati merupakan wilayah yang paling rendah dari permukaan air laut dibandingkan dengan tempat-tempat lain di dunia. Kekhasan wilayah ini adalah panas yang tinggi sepanjang tahun. Penduduknya bertani kurma, pisang dan sayuran. Di wilayah ini terdapat kota tertua dalam sejarah Palestina, yaitu kota Jericho (Ariha), yang sudah berkembang pada tahun 8000 SM. Ke arah selatan dari Laut Mati membentang galur Yordan lebih dari 150 kilometer, yang dinamakan dengan lembah Arabah. Namun semakin ke arah selatan wilayah ini semakin bertambah tinggi, kemudian kembali menurun sampai setinggi permukaan air laut di pantai teluk Aqabah. Iklim yang berlaku di Palestina adalah iklim Laut Tengah secara umum, yaitu panas kering di waktu musim panas dan hangat berhujan pada musim dingin (hujan). Curah hujan berkisar antara 600 – 800 mm setiap tahun di wilayah dataran tinggi el Jalil, Nablus, dan Khalil (Hebron). Di wilayah pinggiran pantai, semakin ke selatan curah hujan semakin turun, mulai dari wilayah Karmel yang bercurah hujan 800 mm pertahun sampai di Rafah yang bercurah hujan tinggal 150 mm pertahun. Sedangkan di wilayah lembah Yordan, curah hujan mencapai 200 mm pertahun, di Nagev hanya mencapai 50 mm pertahun. Sedang tingkat derajat panas secara umum beriklim sedang. Suhu terendah paling dingin terjadi di kota al Quds (Jerusalem) pada bulan Januari sekitar 8º , dan pada bulan Agustus 25º  merupakan suhu panas tertinggi di al Quds. Di wilayah pantai suhu terendah tidak kurang dari 19º  dan pada bulan Agustus suhu panas tidak lebih dari 26º. Namun pada situasi paling ekstrim, pada musim dingin suhu terendah bisa mencapai 0º , terutama di wilayah dataran tinggi pegnungan, dan suhu tertinggi pada musim panas bisa mencapai 40º terutama di wilayah lembah Yordan. 5 Bersambung… ___ Referensi: Dr. Muhsin Muhammad Shaleh, Warsito, Lc (pent), Ardhu Filistin wa Sya’buha (Tanah Palestina dan Rakyatnya), Seri Kajian Sistematis tentang Issu Palestina (1). ___ Catatan kaki: 5  Seputar peta geografi Palestina, lihat Shalahuddin al Buhairi “ Jughrafiyah Filistin “, di  Al Madkhal Ila Al Qadhiyah Al Filistiniyah , editor Jawwad al Hamd, kajian berseri no 21 ( Aman: markaz dirasat al syarqil awsath, 1997) hal: 15-24


/@cwi

selengkapnya...

Menggapai Kemuliaan Akhlaq


Akhlaq menurut ahli  ilmu yang benar-benar ahli dibidangnya yaitu ilmu syar’i yang mulia dan menjadikan kita tidak salah kaprah dalam memahaminya karena pada umumnya banyak orang yang memandang akhlaq hanya sebagai sesuatu yang berkaitan dengan hubungan manusia dengan sesama manusia saja, padahal akhlaq juga mencakup hubungan manusia dengan Yang Mahatinggi, Allah swt. I.

Definisi Akhlaq Beberapa definisi akhlaq antara lain adalah : 1. Menurut Ibnu Abbas Ra ketika menafsirkan firman Alloh Subhanahu wa Ta’alaa dalam surat Al Qolam ayat 4 yang terjemahannya berbunyi sebagai berikut “Dan sesungguhnya kamu benar-benar memiliki akhlaq yang agung” , akhlaq yang agung tersebut adalah dien yang agung (Islam).
Demikian pula pendapat Mujahid, Abu Malik, As Suddi, Rabi bin Anas, Ad Dhahak, dan Ibnu Zaid. Didalam Shohih Muslim, Aisyah ra pernah ditanya tentang akhlaq Nabi Saw, lalu beliau menjawab bahwa akhlaq Beliau Saw adalah Al Quran, karena segala perintah yang terdapat didalam Al Quran beliau laksanakan dan segala larangan yang terdapat didalamnya beliau tinggalkan. Syaikh Salim bin ‘Ied Al Hilali berkata “Dengan ini menjadi jelas bahwa akhlaq yang agung dimana Nabi disifati dengannya adalah dien yang mencakup semua perintah-perintah Alloh Ta’alaa dan larangan- Nya, sehingga bersegera untuk melaksanakan segala yang dicintai Alloh dan di ridloi-Nya dan menjauhi segala yang dibenci dan dimurkai-Nya dengan sukarela dan lapang dada” (Makarimul Akhlaq/23) . 2. Ibnul Atsir menyebutkan dalam An Nihayah (2 /70) tentang “al khuluqu” dan “al khulqu” yang berarti dien, tabiat dan sifat. Syaikh ‘ Utsaimin menerangkan tentang hakikatnya adalah potret batin manusia yaitu jiwa dan kepribadiannya (Makarimul Akhlaq, hal 9). 3. Al Imam Ibnul Qoyyim Al Jauziyah   menyebutkan beberapa pendapat tentang definisi akhlaq didalam bukunya Madarijus Saalikin antara lain akhlaq yang baik adalah berderma, tidak menyakiti orang lain dan tangguh menghadapi penderitaan. Pendapat lain menyebutkan bahwa akhlaq yang baik adalah berbuat kebaikan dan menahan diri dari keburukan. Ada lagi yang mengatakan, “ membuang sifat-sifat yang hina dan menghiasinya dengan sifat-sifat mulia” 4. Imam Ibnu Qudamah menyebutkan dalam Mukhtashor Minhajul Qoshidiin bahwa akhlaq merupakan ungkapan tentang kondisi jiwa, yang begitu mudah menghasilkan perbuatan tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan, jika perbuatan itu baik maka disebut akhlaq yang baik, dan jika buruk maka disebut akhlaq yang buruk. II. Keutamaan akhlaq yang baik Syaikh Salim bin ‘Ied Al Hilali menyebutkan keutamaan-keutamaan akhlaq yang mulia yaitu : 1. Akhlaq yang mulia merupakan penyebab masuknya orang yang memiliki akhlaq yang mulia tersebut kedalam Jannah (surga) Nabi Saw bersabda yang artinya “Saya adalah penjamin bagi orang yang meninggalkan mira ( debat kusir) meskipun ia ada dipihak yang benar dengan mendapatkan rumah di jannah terendah dan bagi orang yang baik akhlaqnya akan mendapatkan rumah di jannah yang tertinggi” (hadits riwayat Abu Daud/4800, Al Mizzi dalam Tahdzibul Kamal, dengan sanad yang hasan) Hadits lainnya yaitu dari Abu Huroiroh Rodliyallohu ‘anhu bahwasannya Rosululloh Saw pernah ditanya tentang perbuatan yang menyebabkan banyak manusia yang masuk Jannah, maka beliau menjawab yang artinya “ Takwa kepada Alloh dan akhlaq yang baik” , beliau ditanya pula tentang penyebab yang menjadikan banyak manusia masuk neraka, maka beliau menjawab “mulut dan kemaluan” ( diriwayatkan Tirmidzi (2003) , Ibnu Majah ( 4246) , Ahmad (2 /291 , 392 , 442) , Ibnu Hibban ( Mawarid, 1923) , Al Baghowi (Ma’alim At Tanziil, 4 /377 dan Syarhu As Sunnah 13 /79-80 , Al Khoroithi (Makarimul Akhlaq hal. 10) , dan Bukhori (Al Adab Al Mufrod, 442). Sanad hadits ini hasan 2. Akhlaq yang mulia merupakan penyebab seorang hamba dicintai Alloh Rosululloh Saw bersabda yang artinya “ Hamba-hamba Alloh yang paling dicintai-Nya adalah yang paling baik akhlaqnya diantara mereka” (hadits riwayat Thabrani (471) dan Hakim (4 / 399-401) 3. Akhlaq yang mulia merupakan penyebab seorang hamba dicintai Rosululloh Saw. Beliau Saw bersabda yang artinya “Sesungguhnya yang paling aku cintai diantara kalian dan yang paling dekat dengan majelisnya dariku di hari kiamat adalah yang paling baik akhlaqnya diantara kalian” (hadits riwayat Tirmidzi (2018) dengan sanad yang hasan, dan memiliki penguat yang diriwayatkan Imam Ahmad (2 /189) dengan sanad yang shohih, sehingga kesimpulannya hadits ini shohih lighoirihi) 4. Akhlaq yang mulia mendapatkan timbangan yang paling berat di hari kiamat. Rosululloh Saw bersabda yang artinya “ Sesuatu yang paling berat dalam timbangan seorang mukmin di hari kiamat adalah akhlaq yang baik” (hadits riwayat Abu Daud (4799), Ahmad (6 / 446-448) , Ibnu Hibban (481) dan selain mereka) 5. Akhlaq yang mulia meninggikan derajat seseorang disisi Alloh Rosululloh Saw bersabda yang artinya “ Sesungguhnya seseorang itu dengan sebab akhlaqnya yang baik, sungguh akan mencapai derajat orang yang sholat malam dan shaum di siang hari” (hadits shohih riwayat Abu Daud ( 4798) , Hakim (1 /60) dan selainnya). Beliau Saw juga bersabda yang artinya “Sesungguhnya seorang muslim yang dibimbing lurus (oleh Alloh) benar-benar akan mencapai derajat ahli shaum dan ahli ibadah (sholat) yang selalu melantunkan ayat-ayat Alloh disebabkan karakternya yang mulia dan akhlaqnya yang baik” (hadits shohih riwayat Ahmad (2/17 dan 220) 6. Akhlaq yang mulia merupakan sebaik-baik amalan manusia Rosululloh Saw bersabda yang artinya ” Wahai Abu Dzar, maukah aku tunjukkan kepadamu dua hal ; keduanya itu sangat ringan dipikul dan sangat berat dalam timbangan dibandingkan selain keduanya?” Abu Dzar menjawab, “Tentu wahai Rosululloh.”, beliau bersabda, “Engkau harus berakhlaq yang baik dan harus banyak diam, demi yang jiwaku berada ditangan-Nya, tidak ada amalan manusia yang menyamai keduanya.” ( diriwatkan oleh Ibnu Abi Dunya dalam As Shamt (112 dan 554) , Al Bazzar (Kasyful Atsar, 4 /220) dan lain-lain. Hadits ini derajatnya hasan 7. Akhlaq yang mulia menambah umur 8. Akhlaq yang mulia menjadikan rumah makmur Rosululloh Saw bersabda yang artinya “Akhlaq yang baik dan bertetangga yang baik, keduanya menjadikan rumah makmur dan menambah umur” (hadits shohih riwayat Ahmad, 6 /159) Dari uraian tentang definisi dan keutamaan akhlaq diatas, semoga menjadikan kita dapat mengerti tentang akhlaq menurut ahli ‘ilmu yang benar-benar ahli dibidangnya yaitu ‘ilmu syar’i yang mulia dan menjadikan kita tidak salah kaprah dalam memahaminya karena pada umumnya banyak orang yang memandang akhlaq hanya sebagai sesuatu yang berkaitan tentang hubungan manusia dengan sesama manusia saja, padahal akhlaq juga mencakup hubungan manusia dengan Yang Mahatingg, Yang ada di atas Arsy sana, Yang tidak ada sesembahan yang berhak disembah dengan benar, dan tidak ada yang serupa dengan-Nya yaitu Alloh Subhanahu wa Ta’alaa, Dialah Pencipta manusia, sehingga hanya Dialah yang Mahatahu tentang apa yang terbaik buat para hamba-Nya sehingga Dia memerintahkannya melalui KalamNya yang mulia yaitu Al Quran dan melalui lisan utusannya yang mulia yaitu Nabi Muhammad Saw.  Wallahu a’lam


/@cwi

selengkapnya...

Yunus Bin Ubaid & Sikapnya Terhadap Hutang

Tabi'in yang agung ini, Yunus bin Ubaid Rahimahullah tidak memperbolehkan seorang pedagang yang mengambil barang lalu menunda-nunda pembayaran. Beliau menilai bahwa penundaan pembayaran dengan tujuan untuk dikembangkan lagi, padahal sudah jatuh tempo pembayaran dan ia mampu membayarnya adalah sebagai tindakan pencurian.
Beliau berkata: "Tidak ada pencuri yang lebih jahat menurutku daripada seseorang yang mendatangi seorang muslim lalu dia membeli dagangannya dan ditangguhkan pembayarannya hingga waktu tertentu, namun tatkala telah datang waktu yang dijanjikan, dia masih ke sana kemari mengembangkan barang tadi untuk meraup untung. Demi Allah tiada dirham yang didapatkan darinya melainkan sesuatu yang haram."
Yunus bin Ubaid tidak hanya melihat dari batasan-batasan dha hir dan bentuk hukumnya saja, namun juga melihat dari sisi tujuan, niat dan tendensi yang ditunjukkan dalam perilaku. Mengapakah dia menunda pembayaran tatkala bermu'amalah dengan seorang muslim padahal dia telah dipercaya untuk menjualkan dagangan nya, demi mendapatkan keuntungan dan mendapatkan manfaat darinya hingga waktu yang telah disepakati, lalu tatkala jatuh tempo dia tidak bersegera membayarnya padahal mampu? Lalu dia masih berambisi untuk menambah keuntungan dengan mengembangkan uang yang semestinya dia bayarkan kepada pemilik barang. Itulah problematika perdagangan yang rata- rata terjadi di zaman kita ini pemilik barang membantu dengan cara menjual barang dan dibayar dalam tempo tertentu, namun tatkala jatuh tempo, yang mengambil barang meminta penundaan pembayaran dan meng obral janji- janji yang tidak terwujud. Kemudian mulailah ia mena war agar harganya diturunkan (dari yang telah disepakati sebe lumnya), atau merayu agar pemilik barang merelakan sebagian harga dan dianggap lunas sebagian hutangnya atau membawanya kedepan pengadilan untuk diperdebatkan. Padahal sudah sekian hari keterlambatan, sudah demikian banyak keuntungan yang didapatkan pembayarannya Manakala problem semacam itu dapat diatasi dengan mudah, seandainya masalah dapat diselesaikan dengan konsep agama sebagaimana yang dijelaskan Yunus bin Ubaid dalam kalimatnya yang demikian gamblang, lalu siapakah yang ridha jika dirinya disejajarkan dengan pencuri? Bahkan sejahat- jahat pencuri? Karena sama-sama merampas harta, sama-sama khianat dan menya lahi janji. Siapakah yang ridha jika dirinya mendapatkan penghasilan dari yang haram karena dihasilkan dengan cara curang dan zhalim? Sesungguhnya seorang muslim yang tulen akan segera untuk menunaikan apa yang menjadi hak saudaranya, setia dengan janji nya, bergembira dengan kesetiaan ini dan bersemangat untuk itu. Sehingga terealisasilah rasa saling percaya dalam bermu'amalah. Perdagangan lancar dan kebaikan dirasakan oleh semua. Atas dasar yang kuat inilah mu'amalah yang terjadi di kalangan kaum muslimin pada generasi utama, yang tidak ada penyakit menjalar di dalamnya, tidak ada pula penyebab keruh dan kerusakannya. Kerjasama yang dilakukan seorang muslim dengan hartanya dengan saudaranya yang menyumbangkan tenaganya, itulah modal itulah buah sebelum panen dan mu'amalah lain yang tegak di atas saling percaya, amanah terealisasi di dalamnya, khianat adalah urusan yang langka dan nyaris tiada. Akan tetapi masyarakat modern lebih condong dengan konsep materialis yang kelewat batas, hingga mendorong kebanyakan manusia untuk berlaku curang dan menipu, khianat dan dusta da lam jual beli. Berapa banyak hak-hak terabaikan, berapa banyak rumah tergusur, karena kekurangan ini, yang sebab utamanya adalah hilangnya nilai-nilai iman. Dengarkanlah wahai para pedagang, bersungguh-sungguhlah untuk menunaikan dan setialah pada janji. Sumber: Haakadza tahadatsas salaf


/@cwi

selengkapnya...

Rintihan jiwa


Sobat, gmn kbrnya? Alhamd. Wah, punya mediasi baru neh bwt curat coret demo isi hati ane hehehe. Gak penting x, ye. Sekedar perkenalan aja. Karna jujur ne sob, sejak awal ane luncurkan halaman ni, tujuannya adalah utk mengarsipkan data2 pemikiran kegiatan petualangan sehari2 ane dari kecil hingga ujung waktu nanti, insy. Tp e malah jadinya kayak begini hehehe.
So nice, kan manusia cuma bisa berencana, Allah jualah yg menentukan.

Sobat, tak ada kata istilah terlambat utk sebuah harapan. Intinya, meskipun isi site ni sdh d luar 'budgeter, tp admin keukeuh pokokna pengen bernarsiz ria jg. Jd meskipun label ini mungkin tak ada hikmahnya sama sekali, barangkali sobat-sobat sekalian pengen mengenal lebih jauh sosok penggagas site ini, kali aja dpt ilham bwt cerpennya hehehe. Klo pun gak peduli, gak maksa kok, yee...



Baiklah sob, kita mulai aja x ya.

Ane punya kisah ter update d mana admin kita ini baru saja mengalami kegagalan lg dalam usahanya menyunting seorang perempuan. Owh, kasihan amir. . . Tapi bukan petualang namanya jika dia mesti terlarut dalam kisah yg sebenarnya cukup membuat dilema jg seh.
Mau tau ceritanya? Follow me

upaya ini berawal dari usaha ortu kami. Sebenarnya ortu ane dah lama jg seh menawarkannya, cuma ane pending coz wkt itu ane merasa udah klik dg perempuan lain tp ujung2nya gagal jg hehehe (playbacknya nnt ane ceritakan jg). Nah, iseng-iseng aja ane 'iyakan. Setelah itu komunikasi kami (ane ma ortu) hanya via hp aja, coz ane mst kerja ke kota.
Baru aja 1 hari d perantauan, ortu dah nelp lg. Kali ini bawa mandat dari 'camer bhw jika ane serius, dan akan melamarnya dalam waktu dekat, maka anaknya urung berangkat kerja ke kota.
Blar ! Bukannya gak serius, ne wktnya kok kayak lg ngejar2 bus kota?

Singkat kata singkat cerita aku dan dia berpacaran (et dah malah nyanyi). Tepatnya, berangkatlah pula ia kota guna kerja. Entah sebuah kebetulan ato gimana, ternyata e ternyata tempat kerjanya dan tempat kerja ane cuma berjarak setengah jam perjalanan motor lah. Tp msk begitu, ane g mau grasuk grusuk menemuinya. Walau dalam hati pengen bgt mengetahui rupanya bgmn hehehe.

Dua minggu setelah kami di rantau, barulah ane punya waktu, keinginan, dan tekad yg kuat utk menemuinya ( Yess! Semangat '45!).
Akhirnya, bertemulah kami utk pertamakalinya (bahkan mungkin jg utk terakhir kalinya). Obrolan kami lancar, nyambung dan cepat akrab. Temanya, karena ini baru perkenalan yak yg ringan2 aja dl. Kesan pertama yg ane dapat darinya adalah orangnya supel, ramah dan pemikir jg. Msk usianya mungkin 8-9 thn d bawah, tp ane rasa jiwanya penuh beban. Itu terlihat dari pernyataan2anya yg mencerminkan dia itu peminder dan kurang 'pd. Itulah kesan dan pesan yg dpt tertangkap di awal pertemuan kami.

Setelah pertemuan itu, orang tuanya kian gencar berharap supaya ane lekas meminangnya. Tak tahulah apa yg mst ane perbuat, yg jelas ane merasa tak habis pikir, kok secepat ini seh? Perkenalan kami msh seumur jagung. Bahkan baru seumur jamur. Ane tak mau hal yg menurut ane sangat sakral ini terjadi hanya karena terburu2, tanpa persiapan yg matang.
Sobat, ane berusaha mengulur waktu bukan karena inginku. Tp memang beginilah alur yg tercipta. Tp sepertinya dia tdk pernah mau sabar atau entah ada pertimbangan lain lg hingga iapun pulang meninggalkan kota kami.
Beberapa minggu kemudian, ane dengar kabar bahwa ia sudah d lamar oleh orang lain. Tidak kaget jg seh, karena sejak awalpun ane sudah punya firasat gak baik dgnnya. Justru yg membuatku terkejut adalah yg melamarnya tu seorang pria yg telah mempunyai anak bahkan cucu.
Makin bingunglah. Siapa jg yg mau mengalah sama kasus spt ni. Apalg jiwa mudaku yg msh bergolak. Tapi ane berusaha bijak, pria itu punya dunia, yg tdk pernah aku mililiki. Mungkin dgnya ia bisa bahagia, msk ane ingat betul ucapannya bahwa harta bukanlah segalanya, ane coba rasionalis dan terus memantau perkembangannya tanpa bermaksud mengganggu hubungannya. Semata2 hanya mengikuti naluri saja.
Tersiar kabar ia d jemput oleh mr.X ke kota 'B utk d jadikannya sebeagai sekretaris pribadinya d usaha pererbengkelannya.
Ane pikir, ia sudah ikhlas menerimanya sbg calon suami. Tak tahulah, kabar terakhir yg ane dgr, sudah beberapa kali ia berusaha kabur dari jeratan pria itu, namun percuma sj.
Sementara ane di sini cuma bengong tak tau apa yg mesti d perbuat. Kejadiannya begitu cepat dan tak pernah masuk dlm nalarku sebelumnya.
Yg dpt kulakuan hanya bermunajat kepada-Nya, mudah2an Allah swt selalu membeberikan jalan terbaik bagi kasus kami ini. Amin...
Otre, sob. Cukup sekian dl sbg mukodimah utk label baru ini. Insy, msh byk lg petualangan2 ane yg tak kalah menariknya lg dg kasus di atas. Di tunggu aja. Jazakallah...

/@cwi

selengkapnya...

Temuan Ilmuwan Muslim Indonesia Digunakan oleh NASA

Ilmuwan Indonesia menciptakan pemindai empat dimensi pertama di dunia. Laboratoriumnya hanya ruko sederhana. Sangat diperlukan untuk industri perminyakan. Teknologi tersebut adalah teknologi ECVT ( electrical capacitance volume tomography ). ECVT adalah sistem pemindai berbasis medan listrik statis yang mampu menghasilkan citra obyek volumetrik dan real time (seketika). Pada dasarnya, teknologi ECVT adalah teknologi scanning atau fotokopi yang bisa melihat secara real time dan 3 dimensi gerak bahan di dalam boiler, reaktor industri, pipa, dsb, meskipun bertekanan dan bersuhu tinggi. Teknologi ECVT bisa diterapkan di berbagai bidang mulai dari bidang industri, kedokteran, pertambangan, proses kimia, body scan untuk keperluan security, pencitraan aktifitas di dalam gunung berapi atau semburan lumpur panas, dll.   Teknologi tersebut kini dipakai oleh Badan Antariksa Amerika Serikat atau  National Aeronautics and Space Administration  ( NASA). “Guna penerapan pada pemindaian obyek dielektrika pada saat misi antariksanya,” demikian tulis editorial jurnal Industrial and Engineering Chemistry Research edisi Januari 2009 , yang diterbitkan oleh American Chemical Society. NASA, dalam jurnalnya yang dipublikasikan di Measurement Science and Technology yang terbit di Inggris, menyatakan telah memanfaatkan teknologi ECVT untuk memindai keberadaan air di permukaan luar pelapis sistem pelindung panas pada dinding pesawat ulang-aliknya. Teknologi ECVT mampu menghasilkan citra volumetrik dan real time dari konsentrasi air yang terakumulasi pada dinding luar pesawat ulang- alik. Adalah Dr. Warsito yang menemukan dan mengembangkan teknologi ECVT ini. Ilmuwan muslim dari Indonesia ini juga sebagai pemilik paten ECVT yang didaftarkan di dokumen paten AS. Dr. Warsito meraih gelar pendidikan S1 s.d S3 di Shizuoka University, Jepang. Dia adalah Ketua Masyarakat Ilmuwan dan Teknolog Indonesia (MITI) dan Ketua Dewan Penasehat Institute for Science and Technology Studies (Istecs). Pernah meraih penghargaan Tokoh Muda Indonesia (Gatra, 2003) dan meraih penghargaan Yang Mengubah Indonesia (Tempo, 2006). Dr. Warsito mengembangkan teknologi ECVT di Center for Tomography Research Laboratory (CTECH Labs), sebuah laboratorium pada ruang berukuran 5 x 8 meter di sebuah ruko berlantai dua di Tangerang. CTECH boleh saja disebut laboratorium “kelas ruko”, tapi karya yang dihasilkannya sungguh “berkualitas ekspor”. Betapa tidak, CTECH di bawah pimpinan Warsito berhasil menciptakan alat pemindai empat dimensi (4 D) pertama di dunia. Karyanya itu diluncurkan pertama kali di Koffolt Laboratories, Department of Chemical and Biomolecular Engineering, Ohio State University, Columbus, Ohio, Amerika Serikat, November lalu. Bangsa Indonesia harus bangga dengan temuan yang bisa diaplikasikan langsung secara luas di dunia industri ini. Temuan atas teknologi pencitraan secara 3 dimensi sempat menjadi headlines di media electronik maupun cetak yang menyangkut sains dan teknologi di seluruh dunia belum lama ini. Berita yang pertama kali dirilis oleh Ohio State Research News pada tanggal 27 Maret 2006 itu kemudian dikutip oleh ScienceDaily (AS), Scenta (Inggris), Chemical Online, Electronics Weekly dan hampir seluruh media pemberitaan iptek di segala bidang dari energi, kedokteran, fisika, biologi, kimia, industri, elektronika hingga nano-teknologi dan antariksa di seluruh dunia. (gtr/kt-uw/bi-mbu/hdn)


/@cwi

selengkapnya...

Sejarah Palestina dan Rakyatnya (Bag ke- 1)

Muqaddimah Alhamdulillahirabbil ‘alamin, shalawat serta salam semoga terjurahkan kepada junjungan kita, Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam , kepada keluarga dan seluruh shabatnya. Tulisan yang ada di hadapan pembaca ini adalah bagian pertama dari seri “diraasat manhajiyah fiil qadhiyah al filistiniyah” ( kajian sistematik/metodologis tentang issu Palestina). Kajian ini dimaksudkan untuk melakukan ekstensifikasi kepedulian intelektual dan kebangsaan berkenaan dengan issu Palestina.  Ini merupakan seri kajian ilmiah dan dokumentatif yang membahas berbagai sisi dalam masalah issu Palestina, sebagai pengantar bagi siapa saja yang ingin – kelak di kemudian hari – melakukan kajian dalam bidang yang lebih spesifik (spesialis keilmuan tentang Palestina). Buku “ardhu filistin wa sya’buha” (Tanah dan Bangsa Palestina) ini berbicara tentang tanah Palestina dari sisi sejarah dan geografi, kedudukannya dalam Islam, menangkis klaim- klaim Yahudi yang menyatakan mereka lebih berhak atas tanah Palestina. Juga berbicara mengenai perkembangan permukiman Yahudi dan perampasan mereka atas tanah Palestina, mengungkapkan kebohongan dan kepalsuan klaim-klaim yang mengatakan bahwa rakyat Palestina telah menjual tanah mereka kepada orang-orang Yahudi. Kemudian berbicara mengenai al Quds dan tindak penodaan terhadap tempat-tempat suci Islam berupa upaya-upaya penggusuran, pencaplokan, penghancuran dan yahudisasi. Selanjutnya buku ini berbicara tentang pembentukan komunitas bangsa Palestina sepanjang sejarah, mengenai rakyat Palestina yang berada di wilayah-wilayah Palestina yang diduduki Israel sejak tahun 1948 , mengenai kehidupan mereka di Tepi Barat dan Jalur Gaza, kondisi mereka di luar Palestina dan menjelaskan penderitaan orang-orang Palestina serta berbagai aksi pembantaian dan penyiksaan yang mereka alami. Kami memohon kepada Allah subhanahu wata’ala agar menjadikan amal ini tulus karena-Nya, Dzat Yang Maha Mulia. Penulis — BAGIAN PERTAMA Tanah Palestina Palestina: Palestina adalah sebuah nama untuk menyebut wilayah Barat Daya negeri Syam. Sebuah wilayah yang terletak di bagian barat benua Asia dan bagian pantai timur Laut Tengah. Palestina terletak di titik strategis penting, karena dianggap sebagai penghubung antara benua Asia dan Afrika, di samping sebagai sentra yang mempertemukan wilayah dunia Islam. Nama klasik yang terkenal untuk sebutan negeri ini adalah “tanah Kan’an”, karena yang pertama kali bermukim di sini yang dikenal dalam sejarah adalah bangsa Kan’an, mereka datang dari Jazirah Arab sekitar 2500 tahun S. M. Adapun nama Palestina sendiri diambil dari salah satu bangsa-bangsa pelaut, kemungkinan mereka datang dari daerah barat Asia kecil dan wilayah laut Ijah sekitar abad ke 12 S.M. Nama ini diketemukan diukiran Mesir dengan nama “Ba Lam Sin Ta, PLST”. Adapun penambahan Nun “N” kemungkinan untuk menunjukan kata plural atau jama’. Mereka bermukim di wilayah-wilayah pesisir dan berasimilasi dengan orang-orang Kan’an dalam waktu yang tidak terlalu lama. Namun orang-orang Kan’an memberikan nama buat tanah wilayah tersebut dengan nama mereka ( orang-orang Palestina). Mengenai bentuk dan batas-batas wilayah Palestina pada zaman dahulu belum dikenal secara konkrit seperti sekarang, kecuali pada masa penjajahan Inggris atas Palestina tahun 1920-1923. Dalam perjalanan sejarahnya, penetapan batas wilayah ini terkadang menyempit dan meluas, namun secara umum ada hal yang konstan tentang wilayah ini bahwa ia tetap terletak di antara Laut Tengah, Laut Mati dan Sungai Jordan sebagai bagian dari wilayah negeri Syam. Sangat sulit menetapkan batas-batas wilayah Palestina secara historis, karena kajian yang kami lakukan di sini tidak mengarah kepada kajian yang bersifat tafsili daqiq (rinci dan detail). Namun demikian kami akan membahas sekilas tanda-tanda perkembangan historis terpenting bagi batas-batas ini. Pada masa Bizantium, dan sampai pertengahan abad IV masehi, wilayah Palestina terbagi menjadi tiga daerah administratif, yaitu: 1.  Palestina I : Batas wilayah ini meliputi sebelah utara mulai dari selatan gunung Karmel dan padang Ibnu Ameer, sebelah selatan berupa garis yang membentang dari selatan Rafah ke arah timur sampai pertengahan Laut Mati. Perbatasan timur wilayah ini meliputi bagian-bagian timur Yordania, garis perbatasannya melewati selatan Bisan dan membelah sungai Yordan yang mengelilingi wilayah antara Ajlon untuk sebelah utara dan ujung Laut Mati untuk sebelah tenggara. Yang menjadi jantung Palestina I ketika itu adalah kota Qasariyah yang meliputi kota al Quds, Nablus, Yafa, Gaza dan Asqalan. 2.  Palestina II : Wilayah ini meliputi pegunungan el Jalil, Maraj Ibn Ameer dan dataran-dataran tinggi yang membentang ke arah timur dari danau Thabriyah, yakni wilayah-wilayah bagian timur Yordania dan Suriyah sekarangn ini. 3.  Palestina III : Wilayah ini mencakup daerah- daerah yang terletah di sebelah selatan garis Rafah – Laut Mati, sampai Teluk Aqabah. Wilayah ini berpusat di kota al-Betraa yang sekarang ini terletak di wilayah bagian timur Yordania. 1 Ketika Palestina masuk di bawah pemerintahan Islam pada masa kekhalifahan Umar bin Khathab radiyallahu ‘anhu maka dianggap sebagai bagian dari negeri Syam. Saat itu negeri Islam dibagi menjadi tujuh wilayah, dan Syam adalah salah satu dari ketujuh wilayah tersebut. Pada masa khulafaur Rasyidin, secara administratif negeri Syam terbagi menjadi beberapa kota administratif, yakni kota administratif Himsh, Damaskus, Palestina dan Yordania. Sedang pada masa kekhalifahan Bani Umayah ditambah kota administratif yang kelima, yaitu kota administratif Qanisrain. Wilayah kota administratif Palestina membentang dari Rafah yang berbatasan dengan Sinai sampai ke el Lajun, yaitu sebuah kota yang terletak setelah 18 kilometer barat laut kota Jenin. Wilayah administratif Palestina beribukotakan Alladu sampai akhirnya Sulaiman bin Abdul Malik menjadi wali wilayah ini pada masa kekhalifahan saudaranya, Khalifah Alwalid bin Abdul Malik, pada tahun 86 – 97 Hijriah. Kemudian Sulaiman memerintahkan pembangunan kota Remlah yang kemudian menjadi ibukota wilayah ini. Selanjutnya Palestina menjadi wilayah yang terlepas berdiri sendiri pada masa kekhalifahan Bani Abbasiyah, yaitu setelah masa pemerintahan Abu Abbas al Sifah dengan Remlah tetap menjadi sentral pemerintahan. Setelah terlepas berdiri sendiri, Palestina terbagi menjadi 12 Kurah (kota). Yaitu Remlah, Eilia (al Quds), Amwas, Alladdu, Yabna, Yafa, Qaisariya, Nablus, Sabastiyan, Asqalan, Gaza, Beit Jabrain serta bergabung ke dalamnya wilayah pinggiran, Zagar, Diyar Qaum, Lud, Syara dan pegunungan hingga Aila di Teluk Aqabah. Adapun kota administratif Yordania, berdasarkan fakta-fakta kontemporer, sekarang ini menjadi bagian wilayah timur Yordania, wilayah utara Palestina dan selatan Lebanon. Ketika itu, Yordania merupakan kota anministratif terkecil dari negeri Syam yang berpusat (ibukota) Thabriya, yang terdiri dari 13 Kurah. Yaitu Thabriya, Samira, Bisan, Fuhl, Jursy, Beit Ras, Jadr, Abil, Susiya, Shafwariya, Aka, Qadas (utara Shafad) dan Shur. Pada masa pemerintahan Mamalik (th 1250 – 1517) , secara administratif negeri Syam terbagi menjadi beberapa wilayah perwakilan ( niyabah). Wilayah Palestina terdiri dari tiga niyabah, yaitu Shafad, al Quds dan Gaza. Niyabah Shafad meliputi wilayah dari utara Palestina dan selatan Lebanon sampai ke sungai Lithani. Pada masa kekhalifahan Turki Utsmani di Syam (th 1516 – 1918), negeri ini terbagi menjadi tiga iyalah (distrik), yaitu iyalah Damaskus, Halb dan Tharablus. Setiap iyalah terdiri dari beberapa daerah administratif yang disebut sanajiq . Ketika itu sanajiq Nablus, Gaza, al Quds, Lajun dan Shafad berada dalam iyalah Damaskus. Sanajiq Nablus meliputi bagian-bagian wilayah timur Yordania. Ketika dibentuk iyalah baru Shaida pada tahun 1660 , masuk dalam distrik ini wilayah Shafad yang kemudian sentral pemerintahan berpindah  ke Aka pada tahun 1777. Setelah itu turut bergabung dalam iyalah Shaida kota al Quds, Nablus dan Balqa. Dan ketika terbit sistem kewilayahan baru pada tahun 1864 iyalah Shaida bergabung dalam wilayah (propinsi) Suriah. Dan ketika dibentuk wilayah (propinsi) Beirut pada tahun 1887 , Aka, Balqa dan tiga kota lainya pisah dari wilayah Suriah membentuk propinsi-propinsi ( wilayah) baru. Wilayah Beirut membentang sampai penghujung jalan antara Nablus dan al Quds, yang mencakup kota Aka dan Balqa yang berpusat di Nablus yang meliputi pinggiran Jenin, Bani Sha’b, Jamain dan Salth. Saat itu kota Aka mencakup pinggiran Haifa, Nashira, Thabriya dan Shafad. Wilayah- wilayah utara Palestina ini masih tetap menjadi bagian wilayah Beirut sampai  tahun 1914. Sedangkan distrik al Quds, melihat dari urgensi dan kekhawatiran Daulah Utsmaniyah dari ketamakan zionis Yahudi, serta masuknya campur tangan negara asing dalam urusan al Quds, pihak daulah memisahkannya dari Propinsi Suriah, dan dinyatakan sebagai wilayah otonomi yang berdiri sendiri dan langsung terikat oleh pemerintah pusat sejak tahun 1874. Wilayah ini meliputi bagian tengah dan selatan Palestina, yang diikuti wilayah pinggiran al Quds, Yafa, Gaza dan Hebron (al Khalil). Pada tahun 1909 dibangun pinggiran Bi’ r Sebaa yang sebelumnya merupakan bagian dari pinggiran Gaza. Melihat kuatnya kekuasaan al Quds, beberapa kali terjadi penggabungan wilayah Nablus (Balqa’) juga pinggiran Nashira selama tahun 1906 – 1909. Kekuasaan otonomi al Quds ini terus berlanjut hingga akhir kekhalifahan Daulah Utsmaniyah. 2 Dari pembahasan yang agak melebar tentang batas-batas geografis Palestina ini, kami sebenarnya hanya ingin menegaskan beberapa makna: Bahwa penamaan Palestina adalah penamaan sudah ada sejak lama (klasik). Yang secara ghalib meliputi daerah antara Laut Tengah, Laut Mati dan Sungai Yordan. Bahwa Palestina adalah wilayah bagian dari negeri Syam. Karenanya, pembagian wilayah secara administratif, penamaan wilayah-wilayah, perluasan sebagian wilayah dan penyempitan sebagian yang lain, tidak pernah mempengaruhi perasaan penduduk aslinya, bahwa mereka adalah bagian tak terpisahkan dari umat Islam yang utuh. Bahwa loyalitas mereka kepada pemerintah takkan pernah goyah selama pemerintahnya adalah muslim. Bahwa pembagian wilayah secara administratif tidak lain hanyalah pembagian secara tekhnis belaka, untuk membudahkan kontrol yang dilakukan oleh Daulah Islamiyah dalam rangka mengelolah propinsi-propinsi yang ada. Bahwa perubahan itu tidak memberikan dampak sensitif apapun pada masyarakat umum. Bahwa perubahan ini terjadi sebagaimana terjadi pada negeri manapun saat ini. Mulai dari perluasan, penyempitan atau penamaan kembali terhadap propinsi-propinsi, distrik dan yang sejenisnya tanpa harus merombak esensi kehidupan manusia. Oleh karena itu, hal yang alami apabila wilayah utara Palestina menjadi bagian kota Yordania, juga wilayah-wilayah timur Yordania menjadi bagian Palestina. Kemudian wajar juga bila terjadi wilayah-wilayah utara Palestina menjadi bagian wilayah (propinsi) Beirut, atau kota Nablus menjadi pusat propinsi Balqa’, dan seterusnya. Bahwa perasaan dan wawasan sempit dan terkungkung tidak pernah terjadi di antara mayarakat negeri Syam (dan kaum muslimin secara umum). Bahwa kebebasan untuk berpindah-pindah, bergerak, bermukim, bekerja dan kepemilikan adalah hal yang wajar dan alami yang bisa dilakukan oleh semua masyarakat negeri Syam tanpa ada perasaan sempit dan terikat. Bahwa pembatasan-pembatasan berdasarkan territorial serta status kebangsaan berdasarkan domisili wilayah sangat jauh dari kehidupan masyarakat muslim sepanjang masa pemerintahan Islam sampai akhir kekhalifahan Daulah Utsmaniyah. Benih-benih kebangsaan dan nasionalisme sempit tidak pernah tumbuh kecuali setelah jaman penjajahan Barat. Namun sayang sekali hal itu tidak mengakar, kecuali dengan munculnya negara-negara domestik Arab dan negara-nagara Islam yang berdiri sendiri. Telah menjadi kebiasaan orang-orang Arab menyebut tanah Palestina dengan nama Suriah Selatan. Ini tidak lain karena adanya anggapan bahwa Palestina merupakan bagian dari Suriah (negeri-negeri Syam). Pada masa pemerintahan Arab di Damaskus (sejak awal Oktober 1917 sampai Juli 1920) , Palestina – meskipun dijajah Inggris – menjadi perwakilan dalam muktamar umum Suriah. Bahkan surat kabar Arab yang pertama kali terbit setelah penjajahan Inggris mengusung nama Suriah Selatan (Suriya al Janubiyah). Kebanyakan tokoh-tokoh Palestina berada di Suriah ( Damaskus), diantaranya adalah para wakil dalam muktamar Suriah yang memproklamirkan kemerdekaan Suriah pada tanggal 8 Maret 1920. Nama ini tidak pernah lenyap dari Palestina kecuali setelah pertempuran Meislon, penjajahan Perancis atas Suriah dan jatuhnya pemerintahan Arab di Suriah pada Juli 1920. 3 Di bawah kolonialisme Inggris, perbatasan antara Palestina dengan Lebanon di satu pihak dan Lebanon dengan Suriah di pihak lain. Ini berdasarkan perjanjian Inggris – Perancis yang diadakan pada 23 Desember 1920 , yang kemudian ada beberapa perubahan pada tahun 1922 -1923. Adapun perbatasan Palestina dengan wilayah timur Yordania ditetapkan oleh perutusan Palestina dan wilayah timur Yordania pada awal September tahun 1922. Dengan penetapan perbatasan ini, maka luas wilayah Palestina mencapai 27009 kilometer persegi, yang membentang antara garis 29 30 0 dan 33 15 0 lintang utara, dan antara garis 34 15 0 dan 35 40 0 bujur timur. Panjang perbatasan Palestina dengan wilayah timur Yordania mencapai 360 kilometer, dengan Suriah mencapai 70 kilometer, dengan Lebanon mencapai 79 kilometer dan dengan Mesir mencapi 210 kilometer. Sedang pantai Palestina di Laut Tengah panjangnya mencapai 224 kilometer. 4 Bersambung… ___ Referensi: Dr. Muhsin Muhammad Shaleh, Warsito, Lc (pent), Ardhu Filistin wa Sya’buha (Tanah Palestina dan Rakyatnya), Seri Kajian Sistematis tentang Issu Palestina (1). ___ Catatan kaki: 1 Lihat Al Mausu’ah Al Filistiniyah oleh Ahmad al Mur’asyli (Damaskus: haiah al mausu’ah al filistiniyah, 1984) 2/474-475 2 Seputar pembagian administrasi Palestina pada masa Islam, lihat Al Mausu’ah Al Filistiniyah 1 / 119-124 3 Ijaj Nuwaihedh, Rijalun Min Filistin (Beirut: mansyurat filistin al muhtalah, 1980) hal 314 – 315 4 Al Mausu’ah Al Filistiniyah 1 /124 dan Biladuna Filistin oleh Mustafa al Dibagh ( Beirut: Darul Thali’ah, 1973) 1/15-21


/@cwi

selengkapnya...

Riwayat singkat salahuddin al-ayubi


SIAPA SALAHUDDIN AL-AYUBI? SALAHUDDIN al-Ayubi dilahirkan pada 532 Hijrah bersamaan 1138 Masihi di Kota Tarkit iaitu bahagian Tebing Barat Sungai Tigris, terletak di antara Mosul dan Baghdad. Beliau adalah anak gabenor. Ayahnya, Najmuddin Ayub bin Shadhi adalah anak saudara kepada Sultan Nurudin Zenggi, berketurunan Kurdistan yang berasal dari Azerbaijan. Selain sebagai panglima perang, beliau adalah pendakwah, mujahid dan tokoh pemimpin Islam yang bukan daripada kalangan bangsa Arab. Ketika hayatnya, beliau lebih banyak berada di khemah perang daripada duduk di istana bersama keluarga.
Siapa saja yang menggalakkannya berjihad akan mendapat kepercayaannya. Apabila hendak memulakan jihad melawan tentera salib, beliau akan menumpukan seluruh perhatiannya kepada persiapan perang dan menaikkan semangat tentera. Di medan perang, beliau bagaikan seorang ibu garang kehilangan anak tunggal. Beliau bergerak dari satu hujung medan peperangan ke hujung yang lain untuk mengingatkan tenteranya supaya benar-benar berjihad di jalan Allah. Beliau juga akan pergi ke seluruh pelosok tanah air dengan mata yang berlinangan mengajak manusia supaya bangkit membela Islam. Ketika berusia 17 tahun, Salahuddin al- Ayubi mula berkhidmat dengan Nur al- Din di Damsyik. Beliau adalah panglima tentera, pemimpin dan pentadbir negara yang sangat berbakat dan sangat popular ketika zaman perang salib. Beliau membabitkan diri dalam peperangan salib di kawasan Mesir, Palestin dan Syria. Beliau mula terkenal pada 559 Hijrah ( 1164 Masihi) apabila menyertai ekspedisi bersama-sama Shirkuh yang dihantar oleh Nur al-Din bagi menentang tentera Salib di Mesir. Beliau berjaya mengusir Amaury dari Mesir pada 1 Rabiulakhir 564 Hijrah (Januari 1969 Masihi). Selepas Shirkuh meninggal dunia, tempatnya diganti oleh Salahuddin al-Ayubi. Pada masa sama, Nur al-Din melantik beliau sebagai panglima angkatan tentera Syria. Bagi memperkukuhkan tentera Islam, Salahuddin meminta negara Islam diurus di bawah satu pemerintahan. Walaupun cadangannya tidak dipersetujui sesetengah pihak termasuk pemimpin Syria, cita-cita Salahuddin itu termakbul. Dalam bulan Zulkaedah 570 Hijrah (Mei 1175 Masihi), khalifah Abbasiyyah mengisytiharkan Salahuddin al-Ayubi sebagai Sultan Mesir dan menggelarkan dirinya sebagai Sultan al-Islam wa al- Muslimin. Pada tahun itu juga beliau membina kota pertahanan di Kaherah. Pada tahun 583 Hijrah (1187 Masihi) berlaku Perang Salib kedua, yang juga dikenali sebagai Perang Hittin. Peperangan ini dipimpin sendiri oleh Salahuddin al-Ayubi hingga membuka jalan mudah untuk menawan kembali Baitulmaqdis. Pada tahun 588 Hijrah (1192 Masihi) berlaku Perang Salib ketiga, hasil dendam dan kekecewaan golongan pembesar Kristian. Mereka berusaha merampas semula Baitulmaqdis daripada orang Islam. Walaupun perang Salib yang ketiga itu menggabungkan seluruh kekuatan negara Kristian, mereka tidak mampu menggugat kekuatan tentera Salahuddin al-Ayubi. Pihak Kristian mengalami kekalahan dan ramai tentera terbunuh dan tertawan. Baitulmaqdis yang dikuasai orang Kristian selama 88 tahun, dapat ditakluki semula oleh Salahuddin al-Ayubi. Sifat penyayang dan belas kasihan Salahuddin ketika peperangan sangat jauh berbeza daripada kekejaman tentera Kristian. Ahli sejarah Kristian pun mengakui mengenai hal itu. Lane-Poole (penulis Barat) mengesahkan, kebaikan hati Salahuddin mencegahnya daripada membalas dendam. Beliau menulis bahawa Salahuddin menunjukkan ketinggian akhlaknya ketika orang Kristian menyerah kalah. Tenteranya sangat bertanggungjawab, menjaga peraturan di setiap jalan, mencegah segala bentuk kekerasan sehingga tidak ada kedengaran orang Kristian dianiaya. Selanjutnya Lane-Poole menuliskan mengenai tindak-tanduk tentera Kristian ketika menawan Baitulmaqdis kali pertama pada 1099. Tercatat dalam sejarah bahawa ketika Godfrey dan Tancred menunggang kuda di jalan-jalan Jerusalem, jalan itu dipenuhi mayat, orang Islam yang tidak bersenjata diseksa, dibakar dan dipanah dari jarak dekat di atas bumbung dan menara rumah ibadat. Darah membasahi bumi yang mengalir daripada pembunuhan orang Islam secara beramai-ramai. Ia juga mencemarkan kesucian gereja yang sebelumnya mengajar sifat berkasih sayang. Orang Kristian sangat bertuah apabila mereka dilayan dengan baik oleh Salahuddin. Beliau meninggal dunia pada 27 Safar 589 Hijrah (1193 Masihi) pada usia 55 tahun di Damsyik, Syria slepas memerintah selama 25 tahun. Beliau sakit selama 14 hari sebelum menghembuskan nafas terakhir. Beliau meninggal dunia tanpa meninggalkan sebarang harta untuk diwariskan. Beliau dikatakan hanya memiliki 47 dirham wang perak dan 1 dinar wang emas. Urusan penyelenggaraan jenazah ditanggung oleh keluarga beliau, manakala kain kafannya diberikan oleh menteri. Malammu disinar solat munajat Siangmu dihias lonjakan jihad Pembela insan yang miskin dan lara Kemelut yang menyelubungi Dalam sirah ummah Kau ungkai dengan fatwa nubuwwah Pernah kembara bagai pelarian Akhri bertakhta penuh kemuliaan Berkurung dendam demi keamanan Bergemalah bumi Anbia Takbir kemenangan Menjulang iman hapus kemungkaran Walaupun seisi dunia Melutut di tapak kakimu Tetapi kau pergi tanpa sisanya untuk Diwarisi Quran Hadith terpasak di kalbumu Syair puisi pelembut rasamu Tinta senjata lakaran mindamu Darah juga airmatamu Dakwat yang mewarna Lembaran agung insan terulung Jasamu Salahuddin Bagai kasturi mewangi Harumannya melewati Baitul Maqdis Walaupun jasadmu tiada Semangatmu tetap menyala Kekal menjadi aspirasi Mujahid kini dan selamanya Malammu disinar solat munajat Siangmu dihias lonjakan jihad Pembela insan yang miskin dan lara Kemelut yang menyelubungi Dalam sirah ummah Kau ungkai dengan fatwa nubuwwah Kaulah satria, kaulah perwira Fisabilillah ( mestica ) Berkata SALAHUDDIN AL-AYUBI : “Sesiapa yang menguasai Palestin, dia menguasai dunia.” [ ya ALLAH! masih adakah "salahuddin al- ayubi" di zaman ini? rindu akan laungan takbir kemenangan di baitul maqdis ] CORETAN KASIH : SYAFIRUZ AFIRA AT

/@cwi

selengkapnya...

Alexander Agung

Alexander (yang) Agung , juga dieja: Aleksander (yang) Agung , ( bahasa Yunani : Μέγας Ἀλέξανδρος ("Megas Alexandros"), bahasa Inggris : Alexander the Great ) adalah seorang penakluk asal Makedonia . Ia diakui sebagai salah seorang pemimpin militer paling jenius sepanjang zaman. Ia juga menjadi inspirasi bagi penakluk- penakluk seperti Hannibal , Pompey dan Caesar dari Romawi , dan Napoleon . Dalam masa pemerintahannya yang singkat, Alexander mampu menjadikan Makedonia sebagai salah satu kekaisaran terbesar di dunia. Riwayat Alexander dilahirkan pada tanggal 20 Juni 356 SM di Pella, ibu kota Makedonia, sebagai anak dari Raja Makedonia, Fillipus II , dan istrinya Olympias, seorang Putri dari Epirus . Ketika kecil, ia menyaksikan bagaimana ayahnya memperkuat pasukan Makedonia dan memenangkan berbagai pertempuran di wilayah Balkan . Ketika berumur 13 tahun, Raja Filipus mempekerjakan filsuf Yunani terkenal, Aristoteles , untuk menjadi guru pribadi bagi Alexander. Dalam tiga tahun, Aristoteles mengajarkan berbagai hal serta mendorong Alexander untuk mencintai ilmu pengetahuan, kedokteran, dan filosofi. Pada tahun 340 SM, Filipus mengumpulkan sepasukan besar tentara Makedonia dan menyerang Byzantium. Selama penyerangan itu, ia memberikan kekuasaan sementara kepada Alexander yang ketika itu berumur 16 tahun, untuk memimpin Macedonia. Raja Phillip II meninggal tahun 336 SM oleh pembunuh gelap pada saat pernikahan putrinya. Alexander pun naik tahta menggantikan ayahnya pada usia 20 tahun. Sesaat setelah kematian Phillip, kota-kota di Yunani yang sebelumnya telah tunduk pada Makedonia seperti Athena dan Thebes memberontak. Alexander segera bertindak dan berhasil menggagalkan pemberontakan tersebut. Namun, tahun beikutnya terjadi pemberontakan kembali, dia memutuskan untuk bertindak tegas dengan mengahancurkan Thebes dan menjual seluruh penduduknya sebagai budak. Kejadian ini berhasil memadamkan keinginan kota-kota lain untuk memberontak. Tahun 335 SM, Alexander menyerang Persia dengan membawa sekitar 42.000 pasukan. Selama dua tahun berikutnya Alexander memenangkan berbagai pertempuran melawan pasukan Persia hingga akhirnya dia berhasil mengalahkan pasukan yang dipimpin oleh Raja Persia Darius III pada 333 SM. Darius yang kabur berusaha untuk damai dengan menawarkan Alexander wilayah dan harta namun ditolak. Alexander mengatakan bahwa dia sekarang adalah Raja Asia dan hanya dia yang berhak menentukan pembagian wilayah. Alexander kemudian meneruskan ekspansi militernya hingga berhasil menaklukkan wilayah Mesir hingga ke perbatasan India sebelum terpaksa berhenti karena prajuritnya yang kelelahan karena pertempuran terus- menerus selama sepuluh tahun. Alexander kemudian kembali ke kerajaanya untuk merencanakan ekspansi baru. Selama perjalanan ia mengeksekusi banyak satrap (semacam gubernur) dan pejabat yang bertindak melenceng sebagai contoh. Kemudian sebagai wujud terima kasih pada para prajuritnya, Alexander memberi sejumlah uang pada mereka dan menyatakan bahwa ia akan mengirim para veteran dan cacat kembali ke Makedonia. Namun tindakan ini justru diartikan sebaliknya oleh prajurit Alexander. Selain itu, mereka juga menentang sejumlah keputusan Alexander, seperti mengadopsi budaya Persia dan dimasukkanya pasukan dari Persia ke dalam barisan prajurit dari Makedonia. Sejumlah Prajurit kemudian memberontak di kota Opis . Alexander mengeksekusi para pemimpin pemberontakan tersebut, namun mengampuni para prajuritnya. Dalam upaya menciptakan perdamaian yang bertahan antara orang-orang Makedonia dan rakyat Persia, Alexander mengadakan pernikahan massal antara para perwiranya dengan wanita bangsawan dari Persia. Akan tetapi, hanya sedikit pernikahan yang bertahan lebih dari setahun. Sewaktu di Babilonia, Alexander tiba-tiba terkena sakit parah dan mengalami demam selama 11 hari sebelumnya akhirnya meninggal pada tanggal 10 Juni 323 SM , dalam usia sekitar 33 tahun. Penyebab kematian yang sesungguhnya tidak jelas. Setelah kematian Alexander, tidak adanya ahli waris menyebabkan terjadi perpecahan dan pertempuran antara para bawahannya. Akhirnya, setelah perselisihan bertahun-bertahun, sekitar tahun 300 SM, kekuasaan atas bekas kerajaan Alexander terbagi menjadi 4 wilayah yang masing dikuasai salah satu jendral Alexander. Walaupun hanya memerintah selama 13 tahun, semasa kepemimpinannya ia mampu membangun sebuah imperium yang lebih besar dari setiap imperium yang pernah ada sebelumnya. Pada saat ia meninggal, luas wilayah yang diperintah Alexander berukuran 50 kali lebih besar daripada yang diwariskan kepadanya serta mencakup tiga benua ( Eropa , Afrika , dan Asia ). Penyatuan wilayah dari makedonia hingga persia oleh Alexander Agung menyebabkan terbetuknya perpaduaan kebudayaan Yunani, Mediterrrania, Mesir, dan Persia yang disebut dengan kebudayaan Hellenisme . Pengaruh Hellenisme ini bahkan sampai ke India dan Cina . Khusus di Cina, pengaruh kebudayaan ini dapat ditelusuri di antaranya dengan artefak yang ditemukan di Tunhuang . Alexander selama ekspansinya juga mendirikan beberapa kota yang semuanya dinamai berdasarkan namanya, seperti Alexandria atau Alexandropolis. Salah satu dari kota bernama Alexandria yang berada di Mesir, kelak menjadi terkenal karena perpustakaannya yang lengkap dan bertahan hingga seribu tahun lamanya serta berkembang menjadi pusat pembelajaran terhebat di dunia pada masa itu. Gelar The Great atau Agung di belakang namanya diberikan karena kehebatannya sebagai seorang raja dan pemimpin perang lain serta keberhasilanya menaklukkan wilayah yang sangat luas hanya dalam waktu 10 tahun. Alexander Agung dan Dzulqarnain Artikel utama untuk bagian ini adalah: Alexander dalam Al-Qur'an Lihat pula: Hikayat Iskandar Zulkarnain Alexander Agung adalah salah satu tokoh yang dianggap sebagai Dzul Qarnain (Iskandar Zulkarnain) yang dapat ditemukan pula pada kitab suci Al Qur'an , Surah Al Kahfi 83-101 . Dikisahkan ialah yang mengurung bangsa Ya’juj dan Ma’juj (Gog dan Magog) - yang menurut hadist shahih, bangsa tersebut akan keluar di akhir zaman. Riwayat ini bemula dari saat ia akan menaklukkan suatu daerah, penduduk tersebut tanpa disangka bersedia mengikutinya. Asal bangsa Yajuj dan Majuj dikurungnya. Maka Iskandar Dzulqarnain mengurung kedua bangsa tersebut. Dan para penduduk pun bersedia ditaklukkan dengan suka cita. Anggapan tersebut datang dari kisah Alexander Romance yang sudah ada sebelum Islam . Beberapa allamah Muslim menolak anggapan Alexander Agung adalah Dzul Qarnain, sebab Alexander Agung bukanlah monoteis , sedangkan Dzul-Qarnain adalah penyembah Allah dan hanya seorang penguasa. Pranala luar Dunia pada saat kematian Alexander, menunjukkan kemaharajaannya dalam konteks geopolitik yang lebih besar


/@cwi

selengkapnya...

Sekelumit tentang Syekh Siti Jenar


Syekh Siti Jenar lahir sekitar tahun 829 H/1348 C/1426 M ( Serat She Siti Jenar Ki Sasrawijaya; Atja, Purwaka Tjaruban Nagari ( Sedjarah Muladjadi Keradjan Tjirebon), Ikatan Karyawan Museum, Jakarta, 1972 ; P.S. Sulendraningrat, Purwaka Tjaruban Nagari, Bhatara, Jakarta, 1972 ; H. Boedenani, Sejarah Sriwijaya, Terate, Bandung, 1976 ; Agus Sunyoto, Suluk Abdul Jalil Perjalanan Rohani Syaikh Syekh Siti Jenar dan Sang Pembaharu , LkiS, yogyakarta, 2003-2004 ; Sartono Kartodirjo dkk, [i]Sejarah Nasional Indonesia, Depdikbud, Jakarta, 1976 ; Babad Banten; Olthof, W.L., Babad Tanah Djawi. In Proza Javaansche Geschiedenis, ‘s- Gravenhage, M.Nijhoff, 1941 ; raffles, Th.S., The History of Java, 2 vol, 1817 ), dilingkungan Pakuwuan Caruban, pusat kota Caruban larang waktu itu, yg sekarang lebih dikenal sebagai Astana japura, sebelah tenggara Cirebon. Suatu lingkungan yg multi-etnis, multi-bahasa dan sebagai titik temu kebudayaan serta peradaban berbagai suku. Selama ini, silsilah Syekh Siti Jenar masih sangat kabur. Kekurangjelasan asal-usul ini juga sama dgn kegelapan tahun kehidupan Syekh Siti Jenar sebagai manusia sejarah. Pengaburan tentang silsilah, keluarga dan ajaran Beliau yg dilakukan oleh penguasa muslim pada abad ke-16 hingga akhir abad ke- 17. Penguasa merasa perlu untuk “mengubur” segala yg berbau Syekh Siti Jenar akibat popularitasnya di masyarakat yg mengalahkan dewan ulama serta ajaran resmi yg diakui Kerajaan Islam waktu itu. Hal ini kemudian menjadi latar belakang munculnya kisah bahwa Syekh Siti Jenar berasal dari cacing.
Dalam sebuah naskah klasik, cerita yg masih sangat populer tersebut dibantah secara tegas, “ Wondene kacariyos yen Lemahbang punika asal saking cacing, punika ded, sajatosipun inggih pancen manungsa darah alit kemawon, griya ing dhusun Lemahbang .” [Adapun diceritakan kalau Lemahbang (Syekh Siti Jenar) itu berasal dari cacing, itu salah. Sebenarnya ia memang manusia berdarah kecil saja ( rakyat jelata), bertempat tinggal di desa Lemah Abang]….< serat Candhakipun Riwayat jati ; Alih aksara; Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Tengah, 2002 , hlm. 1 > Jadi Syekh Siti Jenar adalah manusia lumrah hanya memang ia walau berasal dari kalangan bangsawan setelah kembali ke Jawa menempuh hidup sebagai petani, yg saat itu, dipandang sebagai rakyat kecil oleh struktur budaya Jawa, disamping sebagai wali penyebar Islam di Tanah Jawa. Syekh Siti Jenar yg memiliki nama kecil San Ali dan kemudian dikenal sebagai Syekh ‘Abdul Jalil adalah putra seorang ulama asal Malaka, Syekh Datuk Shaleh bin Syekh ‘Isa ‘Alawi bin Ahmadsyah Jamaludin Husain bin Syekh ‘ Abdullah Khannuddin bin Syekh Sayid ‘Abdul Malikal-Qazam . Maulana ‘Abdullah Khannuddin adalah putra Syekh ‘Abdul Malik atau Asamat Khan. Nama terakhir ini adalah seorang Syekh kalangan ‘Alawi kesohor di Ahmadabad, India, yg berasal dari Handramaut. Qazam adalah sebuah distrik berdekatan dgn kota Tarim di Hadramaut. Syekh ‘Abdul Malik adalah putra Syekh ‘Alawi, salah satu keluarga utama keturunan ulama terkenal Syekh ‘Isa al-Muhajir al-Bashari al-‘ Alawi, yg semua keturunannya bertebaran ke berbagai pelosok dunia, menyiarkan agama Islam. Syekh ‘Abdul Malik adalah penyebar agama Islam yg bersama keluarganya pindah dari Tarim ke India. Jika diurut keatas, silsilah Syekh Siti Jenar berpuncak pada Sayidina Husain bin ‘Ali bin Abi Thalib, menantu Rasulullah . Dari silsilah yg ada, diketahui pula bahwa ada dua kakek buyutnya yg menjadi mursyid thariqah Syathariyah di Gujarat yg sangat dihormati, yakni Syekh Abdullah Khannuddin dan Syekh Ahmadsyah Jalaluddin. Ahmadsyah Jalaluddin setelah dewasa pindah ke Kamboja dan menjadi penyebar agama Islam di sana. Adapun Syekh Maulana ‘sa atau Syekh Datuk ‘ Isa putra Syekh Ahmadsyah kemudian bermukim di Malaka. Syekh Maulana ‘Isa memiliki dua orang putra, yaitu Syekh Datuk Ahamad dan Syekh Datuk Shaleh. Ayah Syekh Siti Jenar adalah Syekh Datuk Shaleh adalah ulama sunni asal Malaka yg kemudian menetap di Cirebon karena ancaman politik di Kesultanan Malaka yg sedang dilanda kemelut kekuasaan pada akhir tahun 1424 M, masa transisi kekuasaan Sultan Muhammad Iskandar Syah kepada Sultan Mudzaffar Syah. Sumber- sumber Malaka dan Palembang menyebut nama Syekh Siti Jenar dgn sebutan Syekh Jabaranta dan Syekh ‘Abdul Jalil. Pada akhir tahun 1425 , Syekh Datuk Shaleh beserta istrinya sampai di Cirebon dan saat itu, Syekh Siti Jenar masih berada dalam kandungan ibunya 3 bulan. Di Tanah Caruban ini, sambil berdagang Syekh Datuk Shaleh memperkuat penyebaran Islam yg sudah beberapa lama tersiar di seantero bumi Caruban, besama-sama dgn ulama kenamaan Syekh Datuk Kahfi, putra Syehk Datuk Ahmad. Namun, baru dua bulan di Caruban, pada tahun awal tahun 1426 , Syekh Datuk Shaleh wafat. Sejak itulah San Ali atau Syekh Siti Jenar kecil diasuh oleh Ki Danusela serta penasihatnya, Ki Samadullah atau Pangeran Walangsungsang yg sedang nyantri di Cirebon, dibawah asuhan Syekh datuk Kahfi. Jadi walaupun San Ali adalah keturunan ulama Malaka, dan lebih jauh lagi keturunan Arab, namun sejak kecil lingkungan hidupnya adalah kultur Cirebon yg saat itu menjadi sebuah kota multikultur, heterogen dan sebagai basis antarlintas perdagangan dunia waktu itu. Saat itu Cirebon dgn Padepokan Giri Amparan Jatinya yg diasuh oleh seorang ulama asal Makkah dan Malaka, Syekh Datuk Kahfi , telah mampu menjadi salah satu pusat pengajaran Islam, dalam bidang fiqih dan ilmu ‘alat, serta tasawuf. Sampai usia 20 tahun, San Ali mempelajari berbagai bidang agama Islam dgn sepenuh hati, disertai dgn pendidikan otodidak bidang spiritual. Sumber http://yuliano.vox.com/library/post/ asal-usul-syekh-siti-jenar.html 8 Comments so far wendi on June 4 th, 2009 salute for syeah siti jenar berani tampil beda yes odang on July 10 th, 2009 di pondok pesantren manakah dapat mempelajari ajaran murni syekh siti jenar ? terima kash odang on July 10 th, 2009 di pondok pesantren manakah dapat menpelajari / mengamalkan ajaran sekh siti jenar yg murni? terima kasih Herdoni Wahyono on July 22 nd, 2009 Kisah Syekh Siti Jenar sampai sekarang masih menjadi teka teki bagi kebanyakan orang. Benarkah sosok Syekh Siti Jenar ada dalam wujudnya sebagai manusia dan hidup di zaman para Walisanga ? Benarkah makamnya ada di Jepara Jawa Tengah ? Sebenarnya cerita Syekh Siti Jenar adalah tajassudil makna atau masal atau perumpamaan. Masal adalah perumpamaan, untuk memudahkan menerima keterangan- keterangan yang sulit. Banyak keterangan yang bersifat rahasia yang terkandung di dalam kisah Syekh Siti Jenar. Arti kata “Syekh Siti Jenar” : Kata “syekh” dapat diartikan menurut bahasa dan juga dapat diartikan menurut istilah. Menurut bahasa, kata “syekh” adalah setiap orang yang sudah berumur lebih dari 40 tahun, itu dinamakan syekh baik orang itu mukmin atau orang itu kafir. Menurut istilah, kata “syekh” adalah setiap orang yang mempunyai ilmu hakekat, walaupun orang itu berusia sebelum 40 tahun. Kata “siti” berarti “isinya hati”. Tempatnya di dalam hati, bukan di bibir atau lesan. Kata “jenar” itu artinya kuning. Kuning itu menggembirakan. Siti Jenar berarti isinya hati yang kuning (yang menggembirakan). Di dalam Al Quran surat Al Baqarah ayat 69 : … “Kuning warnanya, menggembirakan hati orang-orang yang melihatnya”. Maksudnya cerita Syekh Siti Jenar itu adalah peringatan supaya kita jangan sembrono meletakkan ilmu haq. Karena salah meletakkan ilmu haq itu adalah seperti mengalungkan berlian pada lehernya celeng/babi. Celeng itu meskipun dikalungi dengan berlian, tetap tidak akan mulia. Dalam Kitab Jamius Shaghir Bab huruf Tha hal 194 ada sebuah hadits yang bunyinya : Bersabda Rasulullah SAW : “Tiap-tiap orang muslim yang meletakkan ilmu bukan pada ahlinya laksana mengalungkan permata berlian dan mutiara serta emas di lehernya celeng” ( An Anas, Rowahu Ibnu Majjah). Jadi kesimpulannya : Orang yang namanya Syekh Siti Jenar dan hidup di zaman Walisanga itu sebenarnya tidak ada. Itu hanyalah sebagai lambang akan bahayanya meletakkan ilmu haq tidak pada tempatnya. Lambang itu kemudian dijasadkan agar mudah diterima. Itulah yang dinamakan Tajassudil Makna. Seandainya percaya bahwa Siti Jenar itu ada, pasti akan sesat. Gunawan on October 14 th, 2009 @Herdoni Wahyono : yeps saya setuju dengan anda bung, bahkan ada yang menyebut bahwa seh siti jenar ini hanya tokoh fiktifnya dari sunan kali jaga dalam mengajarkan ilmunya. limin on October 28 th, 2009 @herdoni W. saya kurang sependapat dengan anda, terbukti ajaran syekh siti jenar tersebut masih eksis sampe sekarang, apakah mungkin ajaran yang hanya dalam “fiktif (menurut anda)” itu bisa lestari sampai sekarang???…. aku lebih setuju pada pendapat2 yang mengatakan ajaran syekh siti jenar dan syekh siti jenarnyapun adalah benar keberadaannya,, tetapi karena soal ” politik” ajaran tersebut dianggap sesat dan menyesatkan oleh penguasa saat itu… sabar black on November 12 th, 2009 syeh siti jenar adalah seorang wali Allah yang tidak mempunyai ayah, tetapi syeh siti jenar mempunyai ayah dalam keadaan ghoib , karena seorang syeh siti jenar adalah titisan dari seorang kenabian musa kalamullah, dan perlu di ketahui bahwa seorang syeh siti jenar tidak meninggal tetapi hilang di telan bumi, dengan ilmu berdialog dengan Allah, dan seorang syeh siti jenar tidak mempunyai turunan dari arab karena setiap wali Allah bukan di lahirkan tetapi di temukan dan di urus oleh manusia yang mempunyai hati nurani yang tulus dan ikhlas dan ini menjadi sebuah pandangan hidup yang di bawa oleh cerita dan cerita…seorang kewalian adalah anak antah brantah . banas pati on November 19 th, 2009 yang saya tau syekh siti jenar adl syekh lemah abang yang didalamnya menjelaskan kalo siti= tanah/lemah jenar = merah jadi kalo dalam arti jawa syekh siti jenar adl syekh yang menyebarkan ilmu tentang kehidupan sejati kalo dalam waktu itu kebetulan syekh berada pada jaman kekuasaan islam makanya dia menyatakan bahwa dirinya seorang yg beragama muslim. tp menurut dia belajar ttg ajaran wali yang sempat menjadi gurunya masih belum memuaskan hatinya ttg bgaimana cara pendekatan pada sang khalik dgn sempurna makanya pada kisah crita ni ya, dia mendirikan padepokan/perguruan sendiri dicirebon dan critanya waktu itu syekh mendapatkan wejangan dr sang widi ttg kesempurnaan org adl ketika seseorang mdptkan ….?,tdk perlu saya ceritakan sgkat aja. wkt para wali 9 memanggilnya tuk berdiskusi kalo syekh tdk segera bertobat maka akn dihukum syehk pun berkata saya tdk perlu dihukum mati maka menurut cerita buku jawa wktu itu syekh siti jenar/ menutup air kehidupan dengan sendirinya,dia pun hanyut tak berwujud lagi tdk ada lagi bentuk atau wujud dari syekh dr crita diatas saya cuma pengen share aja ma kalian jangan pernah salah artikan syech siti jenar


/@cwi

selengkapnya...

Gabung bersama kami

About Me

admin jg menerima pelayanan jasa

admin jg menerima pelayanan jasa
Jasa arsitek rumah; desain arsitek / desain rumah, gambar denah rumah, bangun rumah baru, renovasi rumah dan pembangunan mesjid, mushola, ruko, disaign taman, dll. klik gambar utk kontak personal.

Syiar Islam On Twitter

Site info

Kalkulator Zakat Fitrah

  © Syiar islam Intisari Muslim by Dede Suhaya (@putra_f4jar) 2015

Back to TOP  

Share |