Siapa Generasi Thaifah Manshurah yang Dijanjikan Kemunculannya di Akhir Zaman?


DALAM berbagai hadits yang shahih telah
dijelaskan bahwa akan senantiasa ada
sekelompok umat Islam yang berpegang
teguh di atas kebenaran. Mereka
melaksanakan Al-Qur’an dan As-Sunnah
dengan konskuen, memperjuangkan tegaknya syariat Islam, dan meraih
kemenangan atas musuh-musuh Islam, baik
dari kalangan kaum kafir maupun kaum
munafik dan murtadin. Kelompok Islam ini disebut ath-thaifah al-
manshurah atau kelompok yang mendapat
kemenangan. Kelompok ini akan senantiasa
ada sampai saat bertiupnya angin lembut
yang mewafatkan seluruh kaum beriman
menjelang hari kiamat kelak. Kelompok ini diawali dari Rasulullah saw beserta
segenap sahabat, berlanjut dengan
generasi-generasi Islam selanjutnya,
sampai pada generasi Islam yang
menyertai imam Mahdi dan Nabi Isa dalam
memerangi Dajjal dan memerintah dunia berdasar syariat Islam. Hadits-hadits tentang ath-thaifah al-
manshurah diriwayatkan banyak jalur dari
sembilan belas (19) shahabat. Menurut
penelitian sejumlah ulama hadits, hadits-
hadits tentang ath-thaifah al-manshurah
telah mencapai derajat mutawatir. Kelompok umat Islam ini adalah kelompok
elit umat Islam. Mereka adalah sekelompok
kecil kaum ‘fundamentalis Islam’, di tengah
kelompok umat Islam yang telah mulai lalai
dari kewajiban berpegang teguh dengan Al-
Qur’an dan As-Sunnah. Mereka adalah ‘muslim-muslim militan’ yang sangat
dikhawatirkan oleh AS dan Barat akan
mengancam kepentingan mereka.
Rasulullah saw menamakan kelompok ini
sebagai ath-thaifah al-manshurah,
kelompok yang mendapatkan kemenangan. Penamaan ini merupakan sebuah janji
kemenangan bagi kelompok ini, baik dalam
waktu yang cepat maupun lambat, baik
kemenangan materi maupun spiritual. Di antara hadits-hadits tentang ath-
thaifah al-manshurah tersebut adalah
sebagai berikut:
“Akan senantiasa ada satu kelompok dari
umatku yang meraih kemenangan (karena
berada) di atas kebenaran, orang-orang
yang menelantarkan mereka tidak akan
mampu menimbulkan bahaya kepada
mereka, sampai datangnya urusan Allah sementara keadaan mereka tetap seperti itu .”[1] “Akan senantiasa ada satu kelompok dari
umatku yang berperang di atas urusan
Allah. Mereka mengalahkan musuh-musuh
mereka. Orang-orang yang memusuhi
mereka tidak akan mampu menimpakan
bahaya kepada mereka sampai datangnya kiamat, sementara keadaan mereka tetap konsisten seperti itu.”[2] Ashabu Rayati Suud, Generasi Akhir
Thaifah Mansurah yang dijanjikan Dalam sebuah riwayat tentang Thaifah
manshurah disebutkan, “Akan senantiasa
ada sekelompok umatku yang berperang di
atas kebenaran. Mereka meraih
kemenangan atas orang-orang yang
memerangi mereka, sampai akhirnya kelompok terakhir mereka memerangi Dajjal.”[3] Riwayat tersebut menjelaskan bahwa di
akhir zaman, kelompok Thaifah Manshurah
adalah mereka yang bergabung dengan Al-
Mahdi untuk memerangi musuh-musuh Islam,
dimana Dajjal adalah salah satu yang
akan dikalahkan oleh kelompok ini. Parameter kebenaran saat itulah adalah
mereka yang bersama Al-Mahdi, sedang
mereka yang menolak Al-Mahdi adalah
munafik (hal itu sebagaimana yang telah
dijelaskan dalam hadits fitnah duhaima’).
Sedangkan kelompok Thaifah Manshurah yang memberikan dukungan kepada Al-
Mahdi telah dijelaskan ciri-ciri mereka
dalam beberapa riwayat yang kemudian
dikenal dengan nama Ashabu Rayati Suud
(Pasukan Panji Hitam dari Khurasan). Benar, membicarakan kemunculan Al-Mahdi
tidak bisa terlepas dari membicarakan satu
kelompok manusia yang menamakan dirinya
sebagai pasukan panji hitam (Ashhabu
Rayati Suud / The Black Banner). Kelompok
ini memiliki beberapa ciri khusus yang akan lebih memudahkan bagi seseorang untuk
mengenalinya. Meskipun demikian, tidak
mudah bagi seseorang untuk menjustifikasi
kelompok tertentu bahwa mereka adalah
Ashhabu Rayati Suud. Sebab ciri-ciri
tersebut juga banyak dimiliki oleh banyak manusia dan kelompok, sedang riwayat yang
menunjukkan asal keberadaan mereka
(Khurasan) merupakan sebuah wilayah luas
yang dihuni oleh banyak manusia. Siapakah sebenarnya Ashahbu Rayati Suud
yang kelak menjadi pendukung Al Mahdi ?
Benarkah riwayat yang membicarakan
kemunculan kelompok ini ? Ada beberapa riwayat yang menjelaskan
keberadaan kelompok ini, di antaranya
adalah sebagai berikut □ “Akan keluar sebuah kaum dari arah
Timur, mereka akan memudahkan
kekuasaan bagi Al Mahdi.” □ “Dari Khurasan akan keluar beberapa
bendera hitam, tak sesuatupun bisa
menahannya sampai akhirnya bendera-
bendera itu ditegakkan di Iliya (Baitul
Maqdis).” □ “Akan keluar manusia dari Timur yang
akan memudahkan jalan kekuasaan bagi Al ‘
Mahdi.” Namun riwayat-riwayat tersebut memiliki
cacat dari sisi sanad dan periwayatannya.
Sedangkan riwayat tentang Ashhabu Rayati
Suud yang sampai pada derajat hasan
adalah sebagaimana yang diriwayatkan
oleh sahabat Tsauban : “Akan berperang tiga orang di sisi
perbendaharaanmu. Mereka semua adalah
putera khalifah. Tetapi tak seorang pun di
antara mereka yang berhasil
menguasainya. Kemudian muncullah
bendera-bendera hitam dari arah timur, lantas mereka membunuh kamu dengan
suatu pembunuhan yang belum pernah
dialami oleh kaum sebelummu.” Kemudian
beliau saw menyebutkan sesuatu yang aku
tidak hafal, lalu bersabda: “Maka jaika
kamu melihatnya, berbai’atlah walaupun dengan merangkak di alas salju, karena dia adalah khalifah Allah Al-Mahdi. [4] Riwayat tersebut tidak banyak menjelaskan
ciri-ciri fisik tertentu secara detil
sebagaimana yang disebutkan dalam
riwayat-riwayat lainnya. Tentang maksud
perbendaharaan dalam riwayat tersebut
Ibnu Katsir berkata, “Yang dimaksud dengan perbendaharaan di dalam hadits ini ialah
perbendaharaan Ka’bah. Akan ada tiga
orang putera khalifah yang berperang di
sisinya untuk memperebutkannya hingga
datangnya akhir zaman, lalu keluarlah Al-
Mahdi yang akan muncul dari negeri Timur. Zaman Kemunculan Ashabu Rayati Suud Berdasar riwayat Tsauban di atas,
kemunculan Ashhabu Rayati Suud adalah di
saat kemunculan Al-Mahdi. Riwayat tersebut
mengisyaratkan bahwa keberadaan Ashhabu
rayati Suud dan embrionya sudah muncul
jauh-jauh hari sebelum kemunculan Al- Mahdi. Sebab, kemunculan sebuah kelompok
yang kelak mewakili satu-satunya kelompok
paling haq di antara kelompok umat Islam
yang ada jelas tidak mungkin muncul
dengan sekejab, sim salabim. Keberadaan
mereka sudah ada dan embrio mereka terus tumbuh di tengah kerasnya kecamuk perang
dan debu-debu mesiu. Ciri khas mereka
dalam riwayat di atas – memiliki
kemampuan membunuh lawan yang tidak
pernah dimiliki oleh kaum sebelumnya –
menggambarkan betapa dahsyatnya daya tempur dan strategi militer yang mereka
punyai. Riwayat ini juga mengisyaratkan
bahwa aktivitas mereka sebelum kemunculan
Al-Mahdi adalah perang dan pembunuhan,
hal yang menjadi ciri khas thaifah
manshurah di akhir zaman. Riwayat Tsauban di atas juga
mengisyaratkan bahwa kemunculan Ashabu
Rayati Suud dari Khurasan ini terjadi di
saat kematian seorang raja Saudi yang
dilanjutkan dengan pertikaian tiga putra
khalifah untuk memperebutkan Ka’bah. Dalam hal ini, banyak analisa menyebutkan
bahwa boleh jadi kondisi itu akan segera
menjadi realita demi melihat apa yang
saat ini terjadi di Saudi. Adalah Tony Khater[5], seorang analis politik Amerika dengan spesialisasi kajian Timur Tengah
khususnya Arab Saudi, telah secara
konsisten menyebutkan tentang terpecahnya
pemerintahan Arab Saudi menjadi empat
kelompok sebelum wafatnya Raja Fahd,
seakan-akan kelompok-kelompok itu memunyai pemerintahannya sendiri-
sendiri, yaitu pemerintahan Putra Mahkota
Pangeran Abdullah, pemerintahan
Pangeran Nayef, pemerintahan Pangeran
Sultan, dan pemerintahan Pangeran
Salman. Dengan wafatnya Raja Fahd, lalu Putra Mahkota Abdullah yang telah berusia
80 tahun naik menjadi raja, maka di
bawahnya terdapat tiga pangeran dengan
pemerintahannya sendiri-sendiri yang
bersiap-siap menggantikannya ketika ia
wafat nanti, yaitu Pangeran Nayef, Pangeran Sultan, dan Pangeran Salman. Jika ini kelak terjadi, akankah ia menjadi
tanda kemunculan Al-Mahdi dan menjadi
tanda keluarnya Ashabu Rayati Suud? Lalu
siapakah kelompok yang layak untuk disebut
sebagai Ashabu rayati Suud, kelompok
Thaifah Manshurah akhir zaman yang dijanjikan? [granadamediatama]/@cwi

selengkapnya...

Apa Itu Sistem Dajjal, Umur Umat Islam, Kapan Imam Mahdi Keluar, Dan Perang-Perang Akhir Zaman


Apa itu sistem Dajjal? Sistem Dajjal adalah sistem kepalsuan,
seperti yang terjadi sekarang ini. Orang
menyebutnya The New World Order (Tatanan
Dunia Baru), meski kenyataannya malah
tidak ada tatanan. Yang disebut pejuang
hak asasi manusia justru yang sebenarnya teroris. Sedangkan mereka yang dituduh
teroris justru sebenarnya orang yang mulia
di hadapan Allah. Apakah sistem Dajjal itu adalah
tatanan kehidupan yang kini
dikomandani AS? Ya. Itu tercermin dalam lembaran uang satu
dollar AS. Bagian depan itu bergambar
Presiden AS pertama, George Washington,
dan bagian belakangnya bergambar piramid
yang terpotong. Letak gambar piramida
ada di belakang, sebagai sinyal bahwa di belakang AS ada kekuatan lain. Pada
piramida tersebut ada segitiga bergambar
mata satu. Di atasnya ada tulisan “annuis
coeptis” (semoga dia senang dengan proyek
ini). “Dia” yang dimaksud adalah Si Mata
Satu. Di bawahnya ada tulisan “novus ordo seclorum” (tatanan dunia baru). Artinya,
ummat seluruh dunia diharapkan masuk
proyek tatanan dunia baru dan menerima
kepemimpinan Si Mata Satu. Orang yang
familiar dengan hadits-hadits Rasulullah
shallallaahu ‘alaihi wasallam akan paham bahwa yang dimaksud Si Mata Satu adalah
Dajjal. Kapan sosok Dajjal akan muncul? Dajjal sudah ada sejak zaman Rasulullah
shallallaahu ‘alaihi wasallam. Hal ini
dijelaskan dalam sebuah hadits shahih
yang panjang yang diriwayatkan oleh Imam
Muslim dari Fathimah binti Qais. Ada seorang pengembara Nashrani yang
terdampar di suatu pantai. Ia turun dari
kapalnya dan kemudian bertemu binatang
aneh. Binantang itu mengantarkannya ke
sebuah biara. Di biara tersebut ada seorang
pria terpasung. Dia bertanya, “Apakah Sungai Tiberia sudah mengering? Apakah
muncul seorang lelaki yang bernama
Muhammad yang disebut sebagai nabi akhir
zaman? Apakah lelaki itu sudah diusir oleh
penduduk di negerinya sendiri? ” Pengembara Nashrani itu penasaran. Dia
kemudian menelusuri jazirah Arab untuk
mencari lelaki yang dimaksud. Dia
kemudian bertemu Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wasallam. Dia bertanya pada beliau,
“Siapa orang yang dipasung itu?” Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam
menyatakan bahwa pria itu adalah Dajjal.
Namun Dajjal tidak akan muncul sebelum
Imam Mahdi keluar. Kapan Imam Mahdi keluar?
Menurut Rasulullah shallallaahu ‘alaihi
wasallam, salah satu tandanya adalah
meninggalnya atau terbunuhnya seorang
khalifah. Namun sekarang sudah tidak ada
kekhalifahan. Menurut saya, khalifah yang
dimaksud adalah seorang pemimpin negeri Muslim yang sangat nyata. Amin Muhammad
Jamaluddin, seorang penulis asal Mesir
yang menulis buku “Umur Umat Islam”,
menafsirkannya sebagai pemimpin
Kerajaan Arab Saudi. Kalau memang benar
seperti itu, berarti sudah dekat. Menurut hadits tersebut, kelak Al-Mahdi
akan muncul lalu di-baiat oleh sekelompok
pemuda di Ka’bah. Penguasa semenanjung
Arab akan langsung mengirim pasukan untuk
menangkap para pemuda itu. Tetapi tim itu
akan dibenamkan ke bumi oleh Allah, kecuali dua orang saja. Dua orang tersebut sengaja diselamatkan
agar mereka bisa menceritakan pada publik
bahwa teman-teman mereka telah
tenggelam ke Bumi. Begitu kabar ini tersiar,
semua Mukmin yang paham hadits-hadits
shahih tentang munculnya Al-Mahdi akan sadar bahwa Imam Mahdi telah muncul.
Mereka akan berbondong-bondong untuk ber-
baiat. Bagaimana bila dihubungkan dengan
umur ummat Islam? Menurut Amin Muhammad Jamaluddin,
ketika dia menafsirkan beberapa hadits
mengenai umur umat Yahudi, Kristen, dan
Islam, diisyaratkan bahwa umur umat Islam
adalah 1500 tahun. Sekarang sudah 1424
Hijriah [tulisan ini dibuat pada 2003], jadi tinggal 76 tahun lagi. Itu belum dipotong
waktu perjuangan Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wasallam ketika di Mekkah, yang
memakan waktu 13 tahun. Jadi umur ummat
Islam tinggal sekitar 63 tahun. [Berarti
sekarang tinggal sekitar 54 tahun] Kapan masa kekhalifahan di akhir zaman –
yang menurut hadits akan berlangsung
selama 40 tahun – terjadi pada masa
damai, maka huru-hara besar itu akan
terjadi dalam kurun waktu kurang dari 23
tahun ke depan ini [sekarang berarti kurang dari 14 tahun ke depan]. Kemunculan
khilafah akan didahului oleh terjadinya
huru-hara dan kaum Muslim akan di bawah
komando Imam Mahdi. Kemunculan Imam Mahdi juga akan
ditandai dengan munculnya komet. Menurut
yang saya tahu dari para astronom, komet
akan muncul pada 2022. Jadi kalau saat itu
Imam Mahdi muncul, maka perhitungan itu
menjadi sangat mungkin. Atau bisa jadi kemunculan Imam Mahdi justru akan lebih
cepat dari itu. Apa fitur-fitur khusus Imam Mahdi? Menurut Rasulullah shallallaahu ‘alaihi
wasallam, namanya seperti nama
Rasulullah shallallaahu’ alaihi wasallam
dan nama ayahnya pun sama dengan nama
ayah Rasulullah shallallaahu ‘alaihi
wasallam. Bicaranya kurang lancar, sehingga kalau bicara harus menepuk
pahanya dulu. Apakah itu berarti dia
gagap? Wallahu’alam. Berapa usia Imam Mahdi ketika
muncul? Usia Imam Mahdi adalah seusia ketika
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam
pertama kali berperang. Rasulullah
shallallaahu ‘alaihi wasallam pertama kali
berperang di Perang Badar di usia 55
tahun. Apakah itu berarti sebenarnya Imam
Mahdi sudah ada? Ya, sudah ada, tapi oleh Allah belum
dimunculkan. Sekarang kita tidak tahu
Imam Mahdi itu siapa. Dan hal itu bukan
hal aneh, karena memang ia akan muncul
mendadak. Bukankah sudah ada beberapa orang
yang mengaku sebagai Imam Mahdi? Tidak bisa. Imam Mahdi di-baiat oleh 313
pemuda di Ka’bah. Jumlah itu sama dengan
jumlah pasukan saat Perang Badar.
Baiatnya terbuka meski sebenarnya Imam
Mahdi enggan dijadikan pemimpin. Bila
ada yang mengaku-ngaku Imam Mahdi, maka itu adalah omong kosong. Apakah kelak Imam Mahdi akan
memimpin kekhalifahan Islam? Ya. Sebelum itu ia akan memimpin beberapa
peperangan untuk meruntuhkan The New
World Order ini. Perang meruntuhkan
maalikan jabariyan ini dimaksudkan untuk
mewujudkan The Next World Order . Perang apa saja itu? Ada empat perang besar. Pertama, perang
melawan penguasa semenanjung Arab. Kaum
Muslim menang. Kedua adalah perang
melawan penguasa zhalim Persia, Muslim
juga menang. Perang selanjutnya adalah
melawan Rum atau Eropa, dan menang juga. Ke empat adalah perang melawan Dajjal
dan 70.000 tentara Yahudi. [Disarikan dari
wawancara Ust Ihsan Tandjung/
bolehjadikiamatsudahdekat]/@cwi

selengkapnya...

Intelijen Di Zaman Rasulullah; Melindungi Kepentingan Umat Muslim


APA yang terlintas di benak anda ketika
mendengar nama Intelijen? Hal yang
menyeramkan? Membuat takut? Ada orang
mengikuti di belakang anda? Makar?
Konspirasi? Tentu penilaian itu itu sah-sah
saja, sebab selama ini kita lebih mengenal kata ‘intelijen’ untuk membungkam umat
Islam. Lahirlah nama-nama Organisasi
intelijen sepertim Mossad (Israel) dan CIA
(Amerika) yang memiliki peran
membusukkan Islam lewat serangkaian
agendanya. Namun tahukah anda, di zaman Rasulullah
fungsi intelijen justru sebaliknya. Sebagai
pemimpin, Rasulullah justru
mengintsruksikan intelijen untuk
kepentingan umat muslim. Dr. Abdur
Rahman Ra’fat Basya dalam bukunya yang berjudul “Kepahlawanan Generasi Sahabat
Rasulullah” menceritakan bahwa fungsi
intelijen sangat mulia, jauh dari kesan
pengadu domba umat Islam seperti saat ini. Hudzaifal Ibnu Yaman: Sosok Cerdas
Lagi Amanah Pada masanya, Rasulullah memiliki seorang
intel yang terpercaya. Beliau bernama
Hudzaifah Ibnul Yaman. Rasulullah SAW
memiliki pandangan tersendiri mengenai
sahabat yang mulia ini. Beliau menilai
dalam pribadi Hudzaifah Ibnul Yaman terdapat tiga keistimewaan yang begitu
menonjol. Pertama, cerdas, sehingga dia
dapat meloloskan diri dalam situasi yang
serba sulit. Kedua, cepat tanggap, berpikir
cepat, tepat dan jitu, yang dapat
dilakukannya setiap kali diperlukan. Dan ketiga, cermat memegang rahasia dan
berdisplin tinggi, sehingga tidak seorang
pun dapat mengorek yang dirahasiakannya. Sudah menjadi salah satu kebijaksanaan
Rasulullah, berusaha menyingkap
keistimewaan para sahabatnya dan
menyalurkannya sesuai dengan bakat dan
kesanggupan yang terpendam dalam
pribadi masing-masing mereka. Yakni, menempatkan seseorang pada tempat yang
selaras. Kesulitan terbesar yang dihadapi kaum
muslimin di Madinah ialah kehadiran kaum
Yahudi munafik dan sekutu-sekutu yang
mereka miliki. Mereka terkenal selalu
membuat isu-isu dan tipu muslihat yang
kerap dilancarkan terhadap Rasulullah dan para sahabat. Untuk menghadapi kesulitan
ini, Rasulullah mempercayakan suatu yang
sangat rahasia kepada Hudzaifah Ibnul
Yaman dengan memberikan daftar nama
orang munafik itu kepadanya. Itulah suatu
rahasia yang tidak pernah bocor kepada siapa pun hingga sekarang, baik kepada
para sahabat yang lain atau kepada siapa
saja. Dengan mempercayakan hal yang sangat
rahasia itu, Rasulullah menugaskan
Hudzaifah memonitor setiap gerak-gerik
dan kegiatan mereka, untuk mencegah
bahaya yang mungkin dilontarkan mereka
terhadap Islam dan kaum muslimin. Karena inilah, Hudzaifah Ibnul Yaman digelari oleh
para sahabat dengan Shaahibu Sirri
Rasulullah (Pemegang Rahasia Rasulullah). Suatu ketika, Rasulullah pernah
memerintahkan Hudzaifah melaksanakan
suatu tugas yang amat berbahaya. Tugas ini
pun membutuhkan keterampilan luar biasa
untuk mengatasinya. Karena itulah, tak
berlebihan jika beliau memilih orang yang cerdas, tanggap, dan berdisiplin tinggi.
Peristiwa ini sendiri terjadi pada puncak
peperangan Khandaq. Kaum muslimin kala
itu telah lama dikepung rapat oleh musuh.
Umat muslim pun merasakan ujian yang
berat dengan menahan segala penderitaan yang hampir tidak dapat tertangguhkan.
Akhirnya semakin hari rasanya situasi
tersebut semakin gawat. Tidak sedikit hal
itu dapat membuat hati seorang mukmin
sehingga menjadi lemah. Bahkan,
menjadikan sementara kaum muslimin
berprasangka yang tidak wajar terhadap Allah SWT. Meski demikian, pada saat kaum
muslimin mengalami ujian berat dan
menentukan itu, kaum Quraisy dan sekutunya
yang terdiri dari orang-orang musyrik tidak
lebih baik keadaannya daripada yang
dialami kaum muslimin. Karena murka-Nya, Allah menimpakan bencana kepada mereka
dan melemahkan kekuatannya. Allah pun
meniupkan angin topan yang amat dahsyat,
sehingga menerbangkan kemah-kemah
mereka, membalikkan periuk, kuali, dan
belanga, memadamkan api, menyiramkan muka mereka dengan pasir dan menutup
mata dan hidung mereka dengan tanah. Pada situasi genting dalam sejarah setiap
peperangan, pihak yang kalah ialah yang
lebih dahulu mengeluh dan pihak yang
menang ialah yang dapat bertahan
menguasai diri melebihi lawannya. Dalam
detik-detik seperti itulah amat diperlukan informasi secepatnya mengenai kondisi
musuh, untuk menetapkan penilaian dan
landasan dalam mengambil putusan melalui
musyawarah. Nah ketika itulah, Rasulullah membutuhkan
keterampilan Hudzaifah Ibnul Yaman untuk
mendapatkan info-info yang tepat dan
pasti mengenai keadaan musuh. Beliau
akhirnya memutuskan untuk mengutus
Hudzaifah ke jantung pertahanan musuh dalam kegelapan malam yang hitam pekat. Marilah kita dengarkan cerita, bagaimana
Hudzaifah melaksanakan tugas maut
tersebut. Hudzaifah berkata, “Malam itu
kami (tentara muslimin) duduk berbaris, Abu
Sufyan dengan dua baris pasukannya kaum
musyrikin Mekkah mengepung kami dari sebelah atas. Orang-orang Yahudi Bani
Quraizhah berada di sebelah bawah. Yang
kami khawatirkan ialah serangan mereka
terhadap para wanita dan anak-anak kami.
Malam sangat gelap. Belum pernah kami
alami gelap malam yang sepekat itu, sampai-sampai kami tidak mampu melihat
anak jari sendiri. “Angin bertiup sangat kencang, sehingga
desirannya menimbulkan suara bising yang
memekakkan. Orang-orang lemah iman, dan
orang-orang munafik minta izin pulang
kepada Rasulullah, dengan alasan rumah
mereka tidak terkunci. Padahal, sebenarnya rumah mereka terkunci. “Setiap orang yang minta izin pulang diberi
izin oleh Rasulullah. Tidak ada yang
dilarang atau ditahan beliau. Semuanya
keluar dengan sembunyi-sembunyi, sehingga
kami yang tetap bertahan hanya tinggal
300 orang. Rasulullah berdiri dan berjalan memeriksa kami satu per satu. Setelah
beliau sampai di dekatku, aku sedang
meringkuk kedinginan. Tidak ada yang
melindungi tubuhku dari udara dingin yang
menusuk-nusuk, selain sehelai sarung butut
kepunyaan istriku, yang hanya dapat menutupi hingga lutut. Beliau mendekatiku
yang sedang menggigil, seraya
bertanya,’siapa ini?!’‘Hudzaifah!’ jawabku.
‘Hudzaifah!?’ tanya Rasulullah minta
kepastian. Aku merapat ke tanah, sulit
berdiri karena sangat lapar dan dingin. ‘Betul, ya Rasulullah!’ jawabku. ‘Ada
beberapa peristiwa yang dialami musuh.
Pergilah engkau ke sana dengan sembunyi-
sembunyi untuk mendapatkan data-data
yang pasti, dan laporkan kepadaku
segera?!’ kata beliau memerintah. Aku bangun dengan ketakutan dan kedinginan
yang sangat menusuk. Maka, Rasulullah
berdoa, ‘Wahai Allah! lindungilah dia, dari
hadapan, dari belakang, kanan, kiri, atas,
dan dari bawah.’ “Demi Allah! sesudah Rasulullah saw.
selesai berdoa, ketakutan yang menghantui
dalam dadaku dan kedinginan yang
menusuk-nusuk tubuhku hilang seketika,
sehingga aku merasa segar dan perkasa.
Tatkala aku memalingkan diriku dari Rasulullah, beliau memanggilku dan
berkata, ‘Hai, Hudzaifah! sekali-kali jangan
melakukan tindakan yang mencurigakan
mereka sampai tugasmu selesai, dan
kembali kepadaku!’ Jawabku, ‘Saya siap, ya
Rasulullah!’ “Lalu aku pergi dengan sembunyi-sembunyi
dan hati-hati sekali, dalam kegelapan
malam yang hitam kelam. Aku berhasil
menyusup ke jantung pertahanan musuh
dengan berlagak seolah-olah aku anggota
pasukan mereka. Belum lama aku berada di tengah-tengah mereka, tiba-tiba terdengar
Abu Sufyan memberi komando. Ia berkata,
‘Hai, pasukan Quraisy! dengarkan aku
berbicara kepada kamu sekalian. Aku
sangat khawatir, hendaknya pembicaraanku
ini jangan sampai terdengar oleh Muhammad. Karena itu, telitilah lebih
dahulu setiap orang yang berada di
samping kalian masing-masing!’ Mendengar ucapan Abu Sufyan, aku segera
memegang tangan orang yang di sampingku
seraya bertanya, ‘Siapa kamu?’ Jawabnya,
‘Aku si Anu, anak si Anu!’ Sesudah dirasanya
aman, Abu Sufyan melanjutkan bicaranya,
‘Hai, pasukan Quraisy! demi Tuhan! Sesungguhnya kita tidak dapat bertahan di
sini lebih lama lagi. Hewan-hewan
kendaraan kita telah banyak yang mati.
Bani Quraizhah berkhianat meninggalkan
kita. Angin topan menyerang kita dengan
ganas seperti kalian rasakan. Karena itu, berangkatlah kalian sekarang dan
tinggalkan tempat ini. Sesungguhnya aku
sendiri akan berangkat.’ “Selesai berkata demikian, Abu Sufyan
kemudian mendekati untanya, melepaskan
tali penambat, lalu dinaiki dan dipukulnya.
Unta itu bangun dan Abu Sufyan langsung
berangkat. Seandainya Rasulullah tidak
melarangku melakukan suatu tindakan di luar perintah sebelum datang melapor
kepada beliau, sungguh telah kubunuh Abu
Sufyan dengan pedangku. “Aku kembali ke pos komando menemui
Rasulullah. Kudapati beliau sedang salat di
tikar kulit, milik salah seorang istrinya.
Tatkala beliau melihatku, didekatkannya
kakinya kepadaku dan diulurkannya ujung
tikar menyuruhku duduk di dekatnya. Lalu, kulaporkan kepada beliau segala kejadian
yang kulihat dan kudengar. Beliau sangat
senang dan bersuka hati, serta
mengucapkan puji dan syukur kepada Allah
SWT. Hudzaifah Ibnul Yaman sangat cermat dan
teguh memegang segala rahasia mengenai
orang-orang munafik selama hidupnya,
sampai kepada seorang khalifah sekalipun
yang mencoba mengorek rahasia tetap ia
tidak mau membocorkannya. Sampai- sampai khalifah Umar bin Khathtab r.a.
ada orang muslim yang meninggal, dia
bertanya, ‘Apakah Hudzaifah turut
menyalatkan jenazah orang itu ?’ Jika
mereka menjawab, “Ada,” beliau turut
menyalatkannya. Subhanallah. Abdullah Bin Jahsy: Komandan yang
Terpercaya Kisah lainnya ada di bulan Jumadil Akhir.
Seorang sahabat bernama Abdullah bin
Jahsy Asady, beserta dua belas sahabat
dari kalangan muhajirin diperintahkan
Rasulullah berangkat untuk menjalankan
sebuah operasi intelejen rahasia. Ikut dalam rombongan itu Sa’ad bin Abi
Waqqash dan ‘Utbah bin Ghazwan.
Rasulullah SAW memberinya sebuah surat
yang boleh dibaca jika perjalanan mereka
sudah mencapai dua hari. Setelah dua hari dalam perjalanan, sang
komandan, Abdullah bin Jahsy kemudian
membuka isi surat tersebut. Isinya, tak lain
adalah sebuah perintah untuk memata-
matai musuh: “Berangkatlah menuju
Nikhlah, antara Mekkah dan Tha’if. Intailah keadaan orang orang Quraisy di
sana dan laporkan kepada kami keadaan
mereka.” Selepas membaca surat itu,
Abdullah bin Jahsy dan para rombongan
kemudian berujar, “Kutaati perintah ini!” Kemudian diceritakanlah isi surat
Rasulullah tersebut kepada para
sahabatnya yang lain seraya berkata,
“Rasul Allah telah melarang aku memaksa
seorang pun dari kalian. Siapa yang ingin
mati sebagai pahlawan syahid, marilah berjalan terus bersama aku, dan siapa yang
tidak menyukai hal tersebut hendaklah dia
pulang…!” Muhammad adalah panglima perang sejati.
Saat melalukan pembebasan negeri Mekah
dari suku Quraisy, Nabi Muhammad –ketika
itu berencana—akan mengerahkan 10.000
pasukan tentara Muslim. Untuk
mempertahankan ‘serangan mendadak’ ini, Rasulullah kemudian melepaskan petugas
intelijennya menuju Mekah yang ditugaskan
mengacaukan informasi pada musuh agar
mereka tidak mengerti bila pasukan Islam
yang berencana melakukan serangan
mendadak itu jumlahnya banyak. Untuk kepentingan intelijen dan
kerahasiaan militer, Nabi Muhammad
bahkan menyimpa rapat-rapat informasi
jumlah pasukan ini bahkan kepada istri
tercinta Siti Aisyah atau pada sahabat
kepercayaannya sendiri, Abu Bakar Ash Shidiq. Esoknya, dalam penyerangan mendadak itu
kau kafir Quraisy benar-benar kelabakan
dan kedodoran. Mereka tak menyangka di
pagi hari buta itu, telah datang puluhan
ribu orang dari pasukan Islam di kota
Mekah. Tanpa persiapan, mereka kemudian menyerah. Muhammad paham, orang
Quraisy tak akan melakukan perlawanan.
Sebab, di tangannya, Rasulullah telah
menguasai informasi kekuatan musuh,
situasi yang bakal terjadi, hingga informasi
logistik, menyangkut keadaan jalan-jalan yang akan dilalui pasukan Islam dan kondisi
mata air. Detil, rapi dan rahasia. Itulah
strategi Muhammad dalam menjalankan
perang dan intelijen. Bedanya, Nabi Muhammad tak pernah
mengajarkan kerja-kerja intelijen yang
keluar dalam akhlaq Islam sebagaimana
halnya gaya intelejen modern sekarang ini.
Muhammad tak pernah memerintahkan
pasukan pengintainya untuk melakukan fitnah terhadap musuh, menculik atau
menghilangkan nyawa orang tanpa alasan
syar’I./@cwi

selengkapnya...

Gabung bersama kami

About Me

admin jg menerima pelayanan jasa

admin jg menerima pelayanan jasa
Jasa arsitek rumah; desain arsitek / desain rumah, gambar denah rumah, bangun rumah baru, renovasi rumah dan pembangunan mesjid, mushola, ruko, disaign taman, dll. klik gambar utk kontak personal.

Syiar Islam On Twitter

Site info

Kalkulator Zakat Fitrah

  © Syiar islam Intisari Muslim by Dede Suhaya (@putra_f4jar) 2015

Back to TOP  

Share |