Ahmad Jamaluddin Kiat Sehat di Bulan Ramadhan


Ibadah puasa pada bulan Ramadhan menjadi kesempatan yang baik bagi kaum muslimin untuk meraih manfaat sebesar-besarnya, baik manfaat pahala ibadah maupun manfaat kesehatan. Masalahnya, pada bulan puasa biasanya munculnya kebiasaan-kebiasaan baru. Misalnya produktivitas kerja yang menurun dengan alasan badan lemas karena kurang makan, kebiasaan makan sahur yang banyak, makan berlebihan saat berbuka, kurangnya konsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran serta tidur seharian tanpa berolahraga. Tanpa kita sadari hal-hal ini justru dapat menyebabkan berat badan yang terus meningkat dan kondisi tubuh menjadi kurang fit, sehingga mengurangi manfaat puasa untuk kesehatan kita. Agar puasa dapat menyehatkan diperlukan strategi yang tepat. Siasat yang baik adalah dengan melakukan pengaturan pola makan dan minum, pengaturan aktivitas/olahraga, perhatian ekstra dan strategi khusus untuk penyakit/kondisi tertentu, serta persiapan mental. Pengaturan makan dan minum Walaupun tidak makan dan minum di siang hari, jumlah kalori, karbohidrat, dan asupan gizi lainnya harus tetap sama dengan saat kita tidak berpuasa. Fungsi zat gizi dalam tubuh adalah sebagai sumber energi (karbohidrat dan lemak), zat pembangun (protein) terutama untuk tumbuh kembang serta mengganti sel yang rusak dan sumber zat pengatur (vitamin dan mineral). Sahur Pengaturan makan dan minum pada saat puasa dimulai ketika sahur. Sahur menjadi penting karena pada saat sahur kita mempersiapkan makanan yang menjadi sumber energi selama puasa. Sahur dianjurkan dilakukan di akhir waktu. Makanan yang dikonsumsi saat sahur tidak hanya sekadar praktis, tapi juga makanan bergizi, yang mengandung lima unsur zat gizi yaitu: protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral. Selain itu, pada saat sahur perlu mengkonsumsi makanan yang berserat yakni sayuran dan buah untuk menjaga kesehatan saluran pencernaan. Sebaiknya konsumsi air 8-10 gelas per hari termasuk susu, jus, dan kuah sup atau sayur agar tubuh kita tidak kekurangan cairan. Pembagiannya 5 gelas pada malam hari dan 3 gelas pada saat sahur. Setelah makan sahur dianjurkan tidak langsung tidur untuk memperlancar pencernaan. Berbuka Puasa Pada saat berbuka puasa sebaiknya dengan minuman yang manis dan hangat. Makan dilakukan secara bertahap dan tidak langsung makan dalam porsi yang besar dan terburu-buru. Bagi orang gemuk hindari berbuka puasa dengan makanan yang tinggi kolesterol dan kurangi makanan yang manis-manis. Sebaiknya lebih banyak konsumsi sayuran dan buah serta kurangi makanan yang digoreng. Bagi yang terlalu kurus perlu menambah porsi susu dan hindari makanan yang sulit dicerna seperti sayuran berserat kasar (daun singkong, daun pepaya). Bagi yang berusia lanjut makanlah dalam jumlah porsi kecil tapi sering. Setelah buka puasa sebaiknya tidak langsung tidur untuk memperlancar pencernaan. Contoh Perencanaan Makan Selama Puasa Maghrib 10% dari total kebutuhan kalori sehari (makanan kecil) Sesudah Maghrib 25% dari total kebutuhan kalori sehari (makanan utama) Sesudah Tarawih 20% dari total kebutuhan kalori sehari (makanan utama) Sebelum tidur malam 10% dari total kebutuhan kalori sehari (makanan kecil/susu/buah) Sahur 25% dari total kebutuhan kalori sehari (makanan utama) Sebelum imsak 10% dari total kebutuhan kalori sehari (makanan kecil/susu/buah) Pengaturan Aktivitas/olahraga Berpuasa tidak berarti mengurangi aktivitas atau kerja. Kita dapat terus berolahraga dengan memperhatikan waktu berolahraga yang tepat. Pada saat puasa tidak dianjurkan melakukan aktivitas/olahraga berat. Sebaiknya olahraga dilakukan menjelang berbuka puasa atau pada malam hari. Olahraga yang dianjurkan adalah olahraga ringan seperti jalan kaki, senam, lari kecil. Shalat tarawih pun dapat dijadikan aktivitas untuk menjaga kebugaran tubuh. Perhatian ekstra dan strategi khusus untuk penyakit/kondisi tertentu 1. Penyakit lambung Pada pasien yang memiliki penyakit pada lambung yang disebabkan oleh peningkatan asam lambung, stres dan makan tidak teratur umumnya boleh berpuasa. Namun bila penyakit pada lambung disebabkan karena adanya luka (ulkus) pada lambung umumnya tidak dianjurkan berpuasa. Makanan yang perlu dihindari antara lain: -Banyak mengandung gas dan tinggi serat (sawi, kol, nangka, pisang, kedondong, buah yang dikeringkan, minuman bersoda) -Merangsang pengeluaran asam lambung (kopi, sari buah sitrus, susu) -Merusak dinding lambung (cuka, pedas, merica, dan bumbu yang merangsang) -Sulit dicerna (makanan berlemak, kue tart, coklat dan keju) 2. Penyandang diabetes (Diabetesi) Penyandang diabetes atau diabetisi yang ingin berpuasa sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Secara umum diabetesi boleh berpuasa bila: -Keadaan gula darahnya terkontrol (gula darah puasanya 80-126 mg/dl, 2 jam setelah makan 80-180 mg/dl). -Bila menggunakan insulin tidak lebih dari dua kali sehari -Mempunyai fungsi hati/liver dan ginjal yang baik -Tak ada gangguan pembuluh darah otak yang berat -Tak ada kelainan pembuluh darah jantung -Cadangan lemak tubuh cukup -Tak ada kelainan hormonal lain -Tidak mengalami demam tinggi. Pengaturan makan pada saat puasa untuk diabetisi tidak berbeda dengan jumlah asupan kalori dari makanan bila tidak puasa. Hanya saja diperlukan pengaturan dan distribusi makanan serta obat-obatan yang perlu dikonsultasikan dengan dokter. 3. Ibu hamil dan menyusui Untuk ibu hamil diperbolehkan puasa apabila kuat dan tidak merasakan keluhan seperti pusing, gemetar, mual berlebihan, serta tidak termasuk kehamilan berisiko tinggi. Ibu hamil juga sebaiknya tidak memaksakan berpuasa jika membahayakan diri sendiri dan janin. Jenis dan jumlah makanan yang dibutuhkan pada waktu puasa sama seperti bila tidak puasa. Sebagian besar ibu menyusui tidak kuat berpuasa karena mengeluarkan ASI, karena pengeluaran ASI bisa memberikan dampak lemas dan mudah lapar. Sebaiknya tidak memaksakan diri untuk puasa bila tidak kuat, karena bukan tindakan bijaksana bagi seorang ibu menyusui memaksakan diri menjalankan puasa tapi mengganti ASI dengan susu kaleng untuk sang anak. Persiapan mental Menghadapi puasa di bulan Ramadhan diperlukan persiapan mental, di antaranya niat dan motivasi kuat yang juga mempengaruhi kesiapan fisik. Puasa dengan niat ibadah yang ikhlas dan tenang, diiringi dengan kesabaran dapat menghindarkan stress, dan terbukti bermanfaat bagi kesehatan fisik dan mental. Dengan persiapan yang baik, kita dapat melaksanakan ibadah di bulan Ramadhan dengan khusyuk dan optimal, meraih manfaat pahala ibadah dan meningkatkan kesehatan. Ahmad Jamaluddin Lahir di Tangerang tahun 1979. Telah menikah dan sudah dikaruniai 3 orang anak. Saat ini tinggal di Jakarta. Lulus dari Fakultas Kedokteran UI. Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/07/21659/kiat-sehat-di-bulan-ramadhan/#ixzz21ECNmB9f /@cwi

selengkapnya...

Karena Ikatan Kita… Istimewa

Sebut saja A dan B. Dua orang sahabat yang sejak kecil sering bercanda bersama, menangis bersama, bahkan melanjutkan sekolah hingga perguruan tinggi pun selalu bersama. Kecocokan antara keduanya telah terbingkai dalam sebuah jalinan persaudaraan yang unik, yang tak mudah kita temui di kebanyakan episode persaudaraan yang lain. Suatu ketika, di sebuah serambi masjid kampus, mereka sepakat untuk saling mengoreksi dan mengevaluasi dir mereka masing-masing. Si A harus mengevaluasi kekurangan dan kelebihan si B. Begitu pun sebaliknya, si B juga harus bisa menyebutkan kekurangan dan kelebihan yang ada pada diri si A. Mereka bersepakat bahwa beberapa hari lagi akan bertemu di tempat yang sama untuk menyampaikan hasil evaluasi yang mereka siapkan mulai dari pertemuan itu. Hingga tibalah hari dimana mereka menyampaikan boring evaluasinya. “A, silakan kamu mulai bacakan evaluasimu terhadap tingkahku selama ini.” Ucap si A mengawali pembicaraan. “Tidak B, kamu saja yang memulainya. Sepertinya tulisanmu lebih banyak. Dan sepertinya kamu lebih siap untuk menyampaikannya lebih dahulu.” “Hmm, baiklah. Aku yang akan memulainya.” “Silakan B, aku akan mendengarkan.” “Tapi,,, kamu janji ya tidak akan marah padaku setelah kubacakan penilaianku padamu?” “Baiklah, aku tidak akan marah. Sampaikan saja sejujurnya padaku.” “Err, kamu mau mendengar yang mana dulu? Tentang kelebihanmu atau kekuranganmu?” “Kekuranganku saja dulu.”
“A, kamu itu orangnya egois, maunya selalu diperhatikan, tidak peka sama lingkungan, tak pernah mau terus terang tentang masalah yang menimpamu. Kamu itu selalu menyalahkan orang lain ketika ada masalah yang menimpamu, kamu itu……” “maaf B, maafkan aku bila selama ini telah sering menyakitimu.” Ujar si A memotong perkataan si B yang sedang membacakan evaluasinya. “Tak apa A, maaf juga bila kamu telah tersinggung mendengarkan evaluasiku ini. Tapi, aku masih belum selesai membacakannya. Apakah harus ku hentikan?” “Tidak B, lanjutkan saja. Aku akan terus mendengarkannya.” Kata si A sambil menyeka pipinya yang mulai meneteskan air mata. “Kamu itu, maaf…. Pemalas, tergantung pada orang tua, selalu bilang aku seperti anak-anak. Dan kamu itu plin-plan….” Sejenak B menatap wajah saudaranya. Binar matanya mulai terbasahi air mata yang mulai menetes melintasi pipinya. “A, ada apa? Apa ku menyakitimu? Kalau begitu aku hentikan saja evaluasiku. Aku tak ingin sahabatku bersedih seperti ini.” “Tidak apa B, terus lanjutkan saja. Aku akan terus mendengarkan nasihat dari sahabat terbaik ku.” “Aku tak sanggup melihatmu bersedih seperti ini. Biar ku hentikan saja ya.” “Tolong B, lanjutkan saja. Aku tidak apa-apa sahabatku. Aku hanya ingin mengetahui dari lisanmu mengenai kesalahan-kesalahanku padamu. Apakah kekuranganku masih banyak?” ujar A sambil menahan tangis yang hampir meledak “Maaf A, masih ada tiga halaman lagi. Baiklah, aku lanjutkan.” Si B pun melanjutkan membaca daftar kekurangan si a yang telah ia tuliskan. Selanjutnya, si B membacakan daftar kelebihan yang dimiliki si A. “A, bagiku kamu tetap istimewa, kamu adalah temanku yang paling cerdas dan kamu sering mengingatkanku bila ku tersalah.” Si B membacakan daftar kelebihan si A yang hanya tiga paragraph tersebut. “Sudah A, aku sudah membacakan semuanya. Selanjutnya giliranmu.” Sambil berusaha senyum, si A membacakan daftar kelebihan dan kekurangan si B. “Sekarang aku akan membacakan kelebihanmu dulu saja ya B.” “Baik A, kalau kamu berkenan, silakan.” “Kamu itu kreatif, cekatan, suka menolong, penuh ide brilian, konsisten, tak mengharap imbalan duniawi, kata-katamu selalu terjaga, dan selalu senyum tatkala menyapa orang-orang di sekitarmu….” Ucap si A panjang lebar hingga tiga halaman A4 ia selesai bacakan. “sudah B, aku sudah selesai membacakan semua yang kutulis.” “kekuranganku?” “Tidak, tidak ada…. Aku sudah rampung membaca semua evaluasiku padamu saudaraku.” “Apa maksudmu? Apa saja kekuranganku dan tingkah burukku yang telah menyakitimu selama aku menjadi sahabatmu A? coba sebutkan saja, aku tidak akan marah.” “Aku tak bisa menuliskan apapun pada lembar kekuranganmu A. bagiku, kekuranganmu telah mengajarkanmu untuk lebih dewasa dan bijak dalam mengambil setiap keputusan. Dan semua itu telah terbingkai indah dalam memori hidupku sahabatku. Oleh karena itu tak ada yang bisa kubacakan mengenai kekuranganmu.” “Duhai sahabatku, maafkan aku. Sungguh engkau adalah sahabat terbaik yang pernah kutemui. Engkau adalah mutiara yang selalu menjadi perhiasan dalam hidupku, menghiasi setiap lembaran perjalanan kehidupan yang penuh kejadian mengharu biru ini.” Dan kini, serambi masjid kampus itu pun menjadi saksi, tetesan air mata yang mengalir karena sebuah ikatan yang begitu berharga. Ikatan ukhuwah. ***** Ah, rasanya aku belum bisa menjadi seperti A yang mampu menangkap setiap aura kebaikan dari sahabatnya. Menjadikan segala kekurangan sahabatnya sebagai pelecut semangat untuk mendewasakan diri tanpa mengungkit-ngungkit apalagi membicarakan kekurangan sahabatnya pada orang lain. Kita, pasti pernah punya salah. Bahkan sering kita lakukan pada orang lain. Pada sahabat kita. Saat ego masih tersimpan dalam hati, saat persepsi menutupi mata hati bahwa orang lain harus menjadi yang sempurna di hadapan kita, tanpa cacat, tanpa kekurangan. Maka, sesungguhnya kita telah membutakan mata hati kita untuk memberikan permaafan pada orang lain. Menganggap setiap kesalahan sahabat kita adalah dosa besar yang takkan termaafkan dan telah menutup pintu maaf bagi setiap kesalahan mereka. Sahabatku, Saudaraku… ikatan kita bukan sembarang ikatan. Kita diikat bukan karena kesamaan kampus, kesamaan asal daerah, kesamaan jurusan, kesamaan organisasi. Akan tetapi kita diikat atas dasar cinta yang terbingkai dalam ukhuwah. Cinta pada Allah dan ukhuwah yang menggelora mempersatukan setiap keping-keping hati yang tersebar di seluruh penjuru bumi-Nya ini. Sahabatku, Saudaraku… ikatan kita adalah ikatan yang istimewa. Yang telah dipertautkan oleh Yang Maha Istimewa, yang selalu kita ucapkan doa-doa rabithah dalam waktu istimewa kita, di sepertiga malam terakhir sambil berdoa, Ya Allah….Sesungguhnya Engkau tahu bahwa hati ini telah berpadu ,berhimpun dalam naungan cintaMu, bertemu dalam ketaatan, bersatu dalam perjuangan, menegakkan syariat dalam kehidupan, Kuatkanlah ikatannya, kekalkanlah cintanya, tunjukilah jalan-jalannya, terangilah dengan cahayaMu, yang tiada pernah padam, Ya Rabbi bimbinglah kami. Lapangkanlah dada kami, dengan karunia iman dan indahnya tawakal padaMu, hidupkan dengan ma’rifatMu, matikan dalam syahid di jalan Mu, Engkaulah pelindung dan pembela….. Jupri Supriadi Lahir pada tanggal 14 Februari 1990 disebuah desa di Kabupaten Bogor, tepatnya di kawasan Parung.Saat ini sedang merantau untuk melanjutkan studinya Situs web: http://salamic.wordpress.com Sumber: http://www.dakwatuna.com/2011/09/14290/karena-ikatan-kita-istimewa/#ixzz21EBMubxe /@cwi

selengkapnya...

Gabung bersama kami

About Me

admin jg menerima pelayanan jasa

admin jg menerima pelayanan jasa
Jasa arsitek rumah; desain arsitek / desain rumah, gambar denah rumah, bangun rumah baru, renovasi rumah dan pembangunan mesjid, mushola, ruko, disaign taman, dll. klik gambar utk kontak personal.

Syiar Islam On Twitter

Site info

Kalkulator Zakat Fitrah

  © Syiar islam Intisari Muslim by Dede Suhaya (@putra_f4jar) 2015

Back to TOP  

Share |