Keajaiban Al Qur’an dan Ilmu Pengetahuan

Benar kiranya jika Al Qur’an disebut sebagai mukjizat. Bagaimana tidak, ternyata ayat- ayat Al Qur’an yang diturunkan di abad ke 7 masehi di mana ilmu pengetahuan belum berkembang (saat itu orang mengira bumi itu rata dan matahari mengelilingi bumi), sesuai dengan ilmu pengetahuan modern yang baru- baru ini ditemukan oleh manusia. Sebagai contoh ayat di bawah: “Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” [Al Anbiyaa:30 ] Saat itu orang tidak ada yang tahu bahwa langit dan bumi itu awalnya satu. Ternyata ilmu pengetahuan modern seperti teori Big Bang dan teori ilmiyah lainnya menyatakan bahwa alam semesta
(bumi dan langit) itu dulunya satu. Kemudian akhirnya pecah menjadi sekarang ini. Kemudian ternyata benar segala yang bernyawa, termasuk tumbuhan bersel satu pasti mengandung air dan juga membutuhkan air. Keberadaan air adalah satu indikasi adanya kehidupan di suatu planet. Tanpa air, mustahil ada kehidupan. Inilah satu kebenaran ayat Al Qur’an. Tatkala merujuk kepada matahari dan bulan di dalam Al Qur’an, ditegaskan bahwa masing- masing bergerak dalam orbit atau garis edar tertentu. “Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.” ( Al Qur’an, 21:33) Disebutkan pula dalam ayat yang lain bahwa matahari tidaklah diam, tetapi bergerak dalam garis edar tertentu: “Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.” (Al Qur’an, 36:38) Langit yang mengembang (Expanding Universe) Dalam Al Qur’an, yang diturunkan 14 abad silam di saat ilmu astronomi masih terbelakang, mengembangnya alam semesta digambarkan sebagaimana berikut ini: “Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan ( Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya.” (Al Qur’an, 51:47) Menurut Al Qur’an langit diluaskan/ mengembang. Dan inilah kesimpulan yang dicapai ilmu pengetahuan masa kini. Menurut Stephen Hawkings dengan teori Big Bang, sejak terjadinya peristiwa Big Bang, alam semesta telah mengembang secara terus- menerus dengan kecepatan maha dahsyat. Teori lain seperti Inflationary juga berpendapat jagad raya terus berkembang. Para ilmuwan menyamakan peristiwa mengembangnya alam semesta dengan permukaan balon yang sedang ditiup. Hingga awal abad ke-20 , satu-satunya pandangan yang umumnya diyakini di dunia ilmu pengetahuan adalah bahwa alam semesta bersifat tetap dan telah ada sejak dahulu kala tanpa permulaan. Namun, penelitian, pengamatan, dan perhitungan yang dilakukan dengan teknologi modern, mengungkapkan bahwa alam semesta sesungguhnya memiliki permulaan, dan ia terus-menerus “mengembang” . Pada awal abad ke-20 , fisikawan Rusia, Alexander Friedmann, dan ahli kosmologi Belgia, George Lemaitre, secara teoritis menghitung dan menemukan bahwa alam semesta senantiasa bergerak dan mengembang. Fakta ini dibuktikan juga dengan menggunakan data pengamatan pada tahun 1929. Ketika mengamati langit dengan teleskop, Edwin Hubble, seorang astronom Amerika, menemukan bahwa bintang-bintang dan galaksi terus bergerak saling menjauhi. Gunung yang Bergerak “Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan.” [QS 27:88] 14 abad lampau seluruh manusia menyangka gunung itu diam tidak bergerak. Namun dalam Al Qur’an disebutkan gunung itu bergerak. Gerakan gunung-gunung ini disebabkan oleh gerakan kerak bumi tempat mereka berada. Kerak bumi ini seperti mengapung di atas lapisan magma yang lebih rapat. Pada awal abad ke-20 , untuk pertama kalinya dalam sejarah, seorang ilmuwan Jerman bernama Alfred Wegener mengemukakan bahwa benua-benua pada permukaan bumi menyatu pada masa-masa awal bumi, namun kemudian bergeser ke arah yang berbeda-beda sehingga terpisah ketika mereka bergerak saling menjauhi. Para ahli geologi memahami kebenaran pernyataan Wegener baru pada tahun 1980 , yakni 50 tahun setelah kematiannya. Sebagaimana pernah dikemukakan oleh Wegener dalam sebuah tulisan yang terbit tahun 1915 , sekitar 500 juta tahun lalu seluruh tanah daratan yang ada di permukaan bumi awalnya adalah satu kesatuan yang dinamakan Pangaea. Daratan ini terletak di kutub selatan. Sekitar 180 juta tahun lalu, Pangaea terbelah menjadi dua bagian yang masing-masingnya bergerak ke arah yang berbeda. Salah satu daratan atau benua raksasa ini adalah Gondwana, yang meliputi Afrika, Australia, Antartika dan India. Benua raksasa kedua adalah Laurasia, yang terdiri dari Eropa, Amerika Utara dan Asia, kecuali India. Selama 150 tahun setelah pemisahan ini, Gondwana dan Laurasia terbagi menjadi daratan-daratan yang lebih kecil. Benua-benua yang terbentuk menyusul terbelahnya Pangaea telah bergerak pada permukaan Bumi secara terus-menerus sejauh beberapa sentimeter per tahun. Peristiwa ini juga menyebabkan perubahan perbandingan luas antara wilayah daratan dan lautan di Bumi. Pergerakan kerak Bumi ini diketemukan setelah penelitian geologi yang dilakukan di awal abad ke-20. Para ilmuwan menjelaskan peristiwa ini sebagaimana berikut: Kerak dan bagian terluar dari magma, dengan ketebalan sekitar 100 km, terbagi atas lapisan- lapisan yang disebut lempengan. Terdapat enam lempengan utama, dan beberapa lempengan kecil. Menurut teori yang disebut lempeng tektonik, lempengan-lempengan ini bergerak pada permukaan bumi, membawa benua dan dasar lautan bersamanya. Pergerakan benua telah diukur dan berkecepatan 1 hingga 5 cm per tahun. Lempengan-lempengan tersebut terus- menerus bergerak, dan menghasilkan perubahan pada geografi bumi secara perlahan. Setiap tahun, misalnya, Samudera Atlantic menjadi sedikit lebih lebar. (Carolyn Sheets, Robert Gardner, Samuel F. Howe; General Science, Allyn and Bacon Inc. Newton, Massachusetts, 1985 , s. 30) Ada hal sangat penting yang perlu dikemukakan di sini: dalam ayat tersebut Allah telah menyebut tentang gerakan gunung sebagaimana mengapungnya perjalanan awan. (Kini, Ilmuwan modern juga menggunakan istilah “continental drift” atau “gerakan mengapung dari benua” untuk gerakan ini. (National Geographic Society, Powers of Nature, Washington D.C., 1978 , s.12- 13) Tidak dipertanyakan lagi, adalah salah satu kejaiban Al Qur’an bahwa fakta ilmiah ini, yang baru-baru saja ditemukan oleh para ilmuwan, telah dinyatakan dalam Al Qur’an. “Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan dan Kami turunkan hujan dari langit lalu Kami beri minum kamu dengan air itu dan sekali kali bukanlah kamu yang menyimpannya.” (Al Qur’an, 15:22) Ramalan Kemenangan Romawi atas Persia “Alif, Lam, Mim. Telah dikalahkan bangsa Romawi, di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang, dalam beberapa tahun (lagi). Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang).” (Al Qur’ an, 30 :1-4) Ayat-ayat ini diturunkan kira-kira pada tahun 620 Masehi, hampir tujuh tahun setelah kekalahan hebat Bizantium Kristen di tangan bangsa Persia, ketika Bizantium kehilangan Yerusalem. Kemudian diriwayatkan dalam ayat ini bahwa Bizantium dalam waktu dekat menang. Padahal, Bizantium waktu itu telah menderita kekalahan sedemikian hebat hingga nampaknya mustahil baginya untuk mempertahankan keberadaannya sekalipun, apalagi merebut kemenangan kembali. Tidak hanya bangsa Persia, tapi juga bangsa Avar, Slavia, dan Lombard menjadi ancaman serius bagi Kekaisaran Bizantium. Bangsa Avar telah datang hingga mencapai dinding batas Konstantinopel. Kaisar Bizantium, Heraklius, telah memerintahkan agar emas dan perak yang ada di dalam gereja dilebur dan dijadikan uang untuk membiayai pasukan perang. Banyak gubernur memberontak melawan Kaisar Heraklius dan dan Kekaisaran tersebut berada pada titik keruntuhan. Mesopotamia, Cilicia, Syria, Palestina, Mesir dan Armenia, yang semula dikuasai oleh Bizantium, diserbu oleh bangsa Persia. (Warren Treadgold, A History of the Byzantine State and Society, Stanford University Press, 1997 , s. 287-299.) Diselamatkannya Jasad Fir’aun “Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu” [QS 10:92] Maurice Bucaille dulunya adalah peneliti mumi Fir’aun di Mesir. Pada mumi Ramses II Dia menemukan keganjilan, yaitu kandungan garam yang sangat tinggi pada tubuhnya.  Dia baru kemudian menemukan jawabannya di Al-Quran, ternyata Ramses II ini adalah Firaun yang dulu ditenggelamkan oleh Allah swt ketika sedang mengejar Nabi Musa as. Injil & Taurat hanya menyebutkan bahwa Ramses II tenggelam; tetapi hanya Al-Quran yang kemudian menyatakan bahwa mayatnya diselamatkan oleh Allah swt, sehingga bisa menjadi pelajaran bagi kita semua. Perhatikan bahwa Nabi Muhammad saw hidup 3000 tahun setelah kejadian tersebut, dan tidak ada cara informasi tersebut (selamatnya mayat Ramses II) dapat ditemukan beliau (karena di Injil & Taurat pun tidak disebut). Makam Fir’aun, Piramid, yang tertimbun tanah baru ditemukan oleh arkeolog Giovanni Battista Belzoni tahun 1817. Namun Al-Quran bisa menyebutkannya karena memang firman Allah swt (bukan buatan Nabi Muhammad saw). Segala Sesuatu diciptakan Berpasang-pasangan Al Qur’an yang berulang-ulang menyebut adanya pasangan dalam alam tumbuh-tumbuhan, juga menyebut adanya pasangan dalam rangka yang lebih umum, dan dengan batas-batas yang tidak ditentukan. “Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa-apa yang mereka tidak ketahui.” [Yaa Siin 36:36] Kita dapat mengadakan hipotesa sebanyak- banyaknya mengenai arti hal-hal yang manusia tidak mengetahui pada zaman Nabi Muhammad. Hal-hal yang manusia tidak mengetahui itu termasuk di dalamnya susunan atau fungsi yang berpasangan baik dalam benda yang paling kecil atau benda yang paling besar, baik dalam benda mati atau dalam benda hidup. Yang penting adalah untuk mengingat pemikiran yang dijelaskan dalam ayat itu secara rambang dan untuk mengetahui bahwa kita tidak menemukan pertentangan dengan Sains masa ini. Meskipun gagasan tentang “pasangan” umumnya bermakna laki-laki dan perempuan, atau jantan dan betina, ungkapan “maupun dari apa yang tidak mereka ketahui” dalam ayat di atas memiliki cakupan yang lebih luas. Kini, cakupan makna lain dari ayat tersebut telah terungkap. Ilmuwan Inggris, Paul Dirac, yang menyatakan bahwa materi diciptakan secara berpasangan, dianugerahi Hadiah Nobel di bidang fisika pada tahun 1933. Penemuan ini, yang disebut “parité”, menyatakan bahwa materi berpasangan dengan lawan jenisnya: anti-materi. Anti-materi memiliki sifat-sifat yang berlawanan dengan materi. Misalnya, berbeda dengan materi, elektron anti-materi bermuatan positif, dan protonnya bermuatan negatif. Fakta ini dinyatakan dalam sebuah sumber ilmiah sebagaimana berikut: “…setiap partikel memiliki anti-partikel dengan muatan yang berlawanan … dan hubungan ketidakpastian mengatakan kepada kita bahwa penciptaan berpasangan dan pemusnahan berpasangan terjadi di dalam vakum di setiap saat, di setiap tempat.” Semua ini menunjukkan bahwa unsur besi tidak terbentuk di Bumi, melainkan dibawa oleh meteor-meteor melalui letupan bintang-bintang di luar angkasa, dan kemudian “dikirim ke bumi”, persis sebagaimana dinyatakan dalam ayat tersebut. Jelas bahwa fakta ini tak mungkin diketahui secara ilmiah pada abad ke-7 , di saat Al Qur’an diturunkan. Tulisan di atas hanyalah sebagian kecil dari keajaiban Al Qur’an yang ada dan ternyata sesuai dengan ilmu pengetahuan modern. Bagi yang ingin tahu lebih banyak silahkan baca buku referensi di bawah. Jelas Al Qur’an itu benar dan tak ada keraguan di dalamnya. ”Kitab Al Quran ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa” [Al Baqarah:2 ] Jika agama lain bisa punya lebih dari 4 versi kitab suci yang berbeda satu dengan lainnya, maka Al Qur’an hanya ada satu dan tak ada pertentangan di dalamnya: ”Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? Kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.” [An Nisaa’:82] Al Qur’an adalah satu-satunya kitab suci yang bisa dihafal jutaan manusia (Hafidz/penghafal Al Qur’an) sehingga keaslian/kesuciannya selalu terjaga. . Sumber: Harun Yaya Mukjizat Al Qur’an, Prof. Dr. Quraisy Syihab BIBEL, QUR-AN, dan Sains Modern Dr. Maurice Bucaille Artikel Bagus Bukti Siapa Tauhid - Mengesakan Allah - Tuhan itu Satu! Keajaiban Al Qur’an dan Ilmu Pengetahuan Kategori Blogroll Link Penting Tags Boikot Produk AS Israel Besar Haji Haram Israel Barbarism tentara Israel Mengapa Ummat Islam Bisa Dikalahkan Israel minuman keras ONH Plus Umrah 2009 Puasa Ramadhan Qadar Allah Sederhana Ekonomi Islam Tawadhu 2009


/@cwi

selengkapnya...

Penyakit Hati Sombong, Iri, dan Dengki dan Cara Mengobatinya

Hati(bahasa Arab Qalbu) adalah bagian yang sangat penting daripada manusia. Jika hati kita baik, maka baik pula seluruh amal kita: Rasulullah saw. bersabda, “….Bahwa dalam diri setiap manusia terdapat segumpal daging, apabila ia baik maka baik pula seluruh amalnya, dan apabila ia itu rusak maka rusak pula seluruh perbuatannya. Gumpalan daging itu adalah hati.” (HR Imam Al-Bukhari) Sebaliknya, orang yang dalam hatinya ada penyakit, sulit menerima kebenaran dan akan mati dalam keadaan kafir. “Orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, disamping kekafirannya yang telah ada dan mereka mati dalam keadaan kafir.” [At Taubah 125] Oleh karena itu
penyakit hati jauh lebih berbahaya daripada penyakit fisik karena bisa mengakibatkan kesengsaraan di neraka yang abadi. Kita perlu mengenal beberapa penyakit hati yang berbahaya serta bagaimana cara menyembuhkannya. Sombong Sering orang karena jabatan, kekayaan, atau pun kepintaran akhirnya menjadi sombong dan menganggap rendah orang lain. Bahkan Fir’aun yang takabbur sampai-sampai menganggap rendah Allah dan menganggap dirinya sebagai Tuhan. Kenyataannya Fir’aun adalah manusia yang akhirnya bisa mati karena tenggelam di laut. Allah melarang kita untuk menjadi sombong: “Janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.” [Al Israa’ 37] “Janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia karena sombong dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang- orang yang sombong lagi membanggakan diri.” [ Luqman 18 ] Allah menyediakan neraka jahannam bagi orang yang sombong: “Masuklah kamu ke pintu-pintu neraka Jahannam, sedang kamu kekal di dalamnya. Maka itulah seburuk-buruk tempat bagi orang- orang yang sombong .” [Al Mu’min 76] Kita tidak boleh sombong karena saat kita lahir kita tidak punya kekuasaan apa-apa. Kita tidak punya kekayaan apa-apa. Bahkan pakaian pun tidak. Kecerdasan pun kita tidak punya. Namun karena kasih-sayang orang tua-lah kita akhirnya jadi dewasa. Begitu pula saat kita mati, segala jabatan dan kekayaan kita lepas dari kita. Kita dikubur dalam lubang yang sempit dengan pakaian seadanya yang nanti akan lapuk dimakan zaman. Imam Al Ghazali dalam kitab Ihya’ “ Uluumuddiin menyatakan bahwa manusia janganlah sombong karena sesungguhnya manusia diciptakan dari air mani yang hina dan dari tempat yang sama dengan tempat keluarnya kotoran. Bukankah Allah mengatakan pada kita bahwa kita diciptakan dari air mani yang hina: “Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina?” [Al Mursalaat 20] Saat hidup pun kita membawa beberapa kilogram kotoran di badan kita. Jadi bagaimana mungkin kita masih bersikap sombong? ‘Ujub (Kagum akan diri sendiri) Ini mirip dengan sombong. Kita merasa bangga atau kagum akan diri kita sendiri. Padahal seharusnya kita tahu bahwa semua nikmat yang kita dapat itu berasal dari Allah. Jika kita mendapat keberhasilan atau pujian dari orang, janganlah ‘ujub. Sebaliknya ucapkan “Alhamdulillah” karena segala puji itu hanya untuk Allah. Iri dan Dengki Allah melarang kita iri pada yang lain karena rezeki yang mereka dapat itu sesuai dengan usaha mereka dan juga sudah jadi ketentuan Allah. “Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. ( Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” [An Nisaa’ 32 ] Iri hanya boleh dalam 2 hal. Yaitu dalam hal bersedekah dan ilmu. Tidak ada iri hati kecuali terhadap dua perkara, yakni seorang yang diberi Allah harta lalu dia belanjakan pada jalan yang benar, dan seorang diberi Allah ilmu dan kebijaksaan lalu dia melaksanakan dan mengajarkannya. (HR. Bukhari) .Jika kita mengagumi milik orang lain, agar terhindar dari iri hendaknya mendoakan agar yang bersangkutan dilimpahi berkah. Apabila seorang melihat dirinya, harta miliknya atau saudaranya sesuatu yang menarik hatinya (dikaguminya) maka hendaklah dia mendoakannya dengan limpahan barokah. Sesungguhnya pengaruh iri adalah benar. (HR. Abu Ya’la) Dengki lebih parah dari iri. Orang yang dengki ini merasa susah jika melihat orang lain senang. Dan merasa senang jika orang lain susah. Tak jarang dia berusaha mencelakakan orang yang dia dengki baik dengan lisan, tulisan, atau pun perbuatan. Oleh karena itu Allah menyuruh kita berlindung dari kejahatan orang yang dengki: “Dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki.” [ Al Falaq 5 ] Kedengkian bisa menghancurkan pahala-pahala kita. Waspadalah terhadap hasud (iri dan dengki), sesungguhnya hasud mengikis pahala-pahala sebagaimana api memakan kayu. (HR. Abu Dawud)


/@cwi

selengkapnya...

Fethullah Gulen, Perajut Jejaring Dunia Islam

Gulen menginginkan umat Islam untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga bisa bersaing dengan masyarakat Barat. Fethullah Gulen bukan nama yang asing di kalangan pergerakan Islam modern. Ketokohan Gulen, bukan hanya dihormati oleh mayoritas Muslim di dunia, tapi juga dihormati oleh kalangan non-Muslim, termasuk komunitas Yahudi.
Sosoknya bisa diterima di berbagai lapisan masyarakat dan agama karena pemikiran-pemikirannya yang moderat dan menjadi penyeimbang para pemikir Islam yang dianggap ekstrem dan radikal. Di negara asalnya, Turki, Gulen bukan hanya dikenal sebagai seorang pemikir dan tokoh pergerakan, tapi juga dikenal sebagai ulama yang sangat hebat. Dia lahir di Desa Erzurum, Izmir, Turki, pada 1941. Ayahnya, Ramiz Gulen, adalah seorang ulama. Sejak kecil ia lebih memfokuskan pendidikan informalnya di bidang agama Islam. Sejak usia 14 tahun, ia sudah berani memberikan ceramah keagamaan. Pada 1959 , saat usianya menginjak 18 tahun, Gulen sudah mendapatkan izin menjadi dai. Kariernya sebagai dai dimulai di kota kelahirannya, Izmir. Di kota inilah Gulen mulai mengenalkan pemikiran-pemikirannya mengenai pendidikan, ilmu pengetahuan, ekonomi, dan keadilan sosial. Di kota ini juga ia mulai membangun basis pengikutnya, yang sebagian besar adalah para siswa sekolah menengah dan perguruan tinggi. Nama Gulen makin dikenal setelah ia diundang ceramah ke berbagai masjid di wilayah Turki. Ia banyak berkeliling kota di hampir seluruh Turki untuk mengajar dan berceramah. Ia juga sering diundang dalam pertemuan-pertemuan formal dan infromal para pejabat kota. Sejak itu, ceramah-ceramahnya selalui diminati masyarakat. Selain melalui ceramah, pemikiran Gulen juga disampaikan melalui tulisan. Hingga kini, tak kurang dari 60 buku telah ia tulis, di samping sejumlah artikel dalam berbagai jurnal. Topiknya beragam, baik mengenai pendidikan, hubungan antaragama, dan keadilan. Karya-karya tulisnya kini sudah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, antara lain Inggris, Jerman, Rusia, Albania, Jepang, Korea, Spanyol, dan Indonesia. Gulen banyak menuangkan pemikiran-pemikiran tentang pembaruan di dunia Islam dan lebih mengedepankan dialog dan perdamaian antarsesama umat beragama dalam menyebarkan ajaran dan nilai-nilai Islam. Pemikiran-pemikirannya ini kemudian menjadi sebuah gerakan yang ia wujudkan dalam bentuk lembaga-lembaga pendidikan, lembaga amal, media massa cetak dan elektronik, perkumpulan- perkumpulan pelajar dan kelompok-kelompok lobi, bahkan membantu berdirinya asosiasi wartawan dan penulis di Turki. Gerakan Nurcu Bagi Gulen, Turki yang sekuler tidak boleh menghalangi kemajuan umat Islam. Namun, yang membuatnya prihatin, Turki yang 99 persen penduduknya Muslim jutsru ekonominya sangat lemah. Kondisi itu sudah ia lihat sejak kecil hingga dewasa. Karena itu, menurut dia, salah satu kunci untuk mencapai kemajuan tersebut adalah pendidikan. Berangkat dari pemikiran semacam itulah, ia kemudian mengajak para pengikutnya terlibat dalam gerakan Nurcu. Gerakan ini terinspirasi dari pemikiran tokoh cendekiawan Muslim Turki, Said Nursi. Dalam setiap ceramahnya, Gulen memang banyak mengadopsi pemikiran- pemikiran Nursi tentang masyarakat Muslim yang maju dan religius. Menurut pemikiran Gulen, umat Islam harus mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga bisa bersaing dengan masyarakat Barat. Inti gerakan Nurcu adalah hidup berjamaah akan lebih baik daripada hidup secara individual. Ia mengumpamakannya dengan kewajiban mengeluarkan zakat. Dalam Islam, seseorang yang harta bendanya sudah memenuhi kuota tertentu, wajib mengeluarkan zakat. Bila zakat ini secara individual dibayarkan kepada yang berhak, tentunya akan kurang berdaya guna. Namun, bila zakat ini dikelola dengan baik secara jamaah, hasilnya akan sangat berdaya guna, tidak hanya dapat meningkatkan taraf perekonomian, tetapi juga taraf pendidikan masyarakat. Buat Gulen, untuk merealisasikan gerakan ini tidak terlalu susah karena ia sudah mempunyai jaringan pengikut yang terikat, baik personal maupun ideologi (kesamaan pandang). Jumlah mereka jutaan orang. Tidak mengherankan bila gerakan atau lembaga Gulen kini sudah mempunyai ratusan sekolah dan sejumlah universitas, rumah sakit, radio dan stasiun televisi, kantor berita, bank, perusahaan penerbitan, dan surat kabar. Institusi-institusi ini melibatkan ribuan orang sukarelawan yang digaji secara profesional. Aset lembaga Gulen pada 1999 saja diperkirakan tidak kurang dari 25 miliar dolar AS. Gerakan Gulen inilah yang menginspirasi banyak pemuka agama dan pemimpin di berbagai negara, yang kemudian meniru prinsip-prinsip gerakan tersebut. Presiden Marywood University, Pennsylvania, Ann Munley memuji gerakan Gulen yang dinilainya telah banyak memberikan kontribusi bagi dunia pendidikan bukan hanya di Turki, tapi juga di seluruh dunia. Munley memandang Gulen sebagai tokoh Islam yang telah memberikan pengorbanan yang besar dalam dunia pendidikan bagi masyarakat dari beragam etnis dan agama. Kekaguman terhadap kiprah Gulen dalam bidang pendidikan juga pernah dilontarkan mantan presiden Republik Indonesia, KH Abdurrahman Wahid atau yang biasa disapa dengan panggilan Gus Dur. Menurut Gus Dur, dalam mengembangkan sistem pendidikan, bangsa Indonesia harus belajar banyak dari Fethullah Gulen yang lebih menekankan pada pembentukan akhlak yang mulia. ''Ini sesuatu yang sangat penting apalagi bagi bangsa Indonesia karena sekolah-sekolah kita ini sekarang hampa moral. Kehampaan moral ini telah mengakibatkan terjadinya berbagai pelanggaran yang ada di masyarakat, maraknya korupsi, dan berbagai penyelewengan yang dilakukan birokrasi merupakan salah satu akibatnya. Ini menunjukkan bahwa ada krisis di dalam dunia pendidikan kaum Muslimin di Indonesia. Karena itu, saya rasa belajar bagaimana mengembangkan akhlak yang baik dalam pendidikan kita menjadi sangat penting,'' papar Gus Dur seperti dikutip dari website Pasiad Indonesia. Selain di Turki, gerakan Gulen juga mengelola sekitar 500 institusi pendidikan di lebih 90 negara di Eropa, Asia, Afrika, dan Amerika Utara. Nama institusi di setiap kawasan berbeda. Di Asia Pasifik bernama  Association of Social and Economic Solidarity with Pacific Nations yang dalam bahasa Turki disingkat Pasiad. Keberadaan Pasiad juga sekolah-sekolah Turki di berbagai negara secara langsung tentu juga dimaksudkan membangun jaringan kerja sama ekonomi. Untuk maksud ini, sejumlah mahasiswa Turki juga belajar bahasa Indonesia di beberapa universitas di Indonesia. Sebaliknya, banyak pengajar Indonesia yang diberi beasiswa untuk belajar bahasa di Turki. Mereka ini, antara lain, juga diharapkan menjadi penghubung antara kedua negara. Kini, bila ekonomi Turki mengalami kemajuan pesat, tentu tidak terlepas dari peran gerakan Gulen dan keberadaan lembaga-lembaga di luar negeri yang di Asia Pasifik bernama Pasiad. Sebagai ancaman Meski dunia Islam dan Barat mengakui gerakan Gulen sebagai gerakan damai dan bukan politik, namun di dalam negeri Turki sendiri gerakan itu tetap dianggap sebagai ancaman oleh kelompok- kelompok Islam radikal dan kelompok-kelompok sekuler. Kelompok Islam yang radikal mengkritik pemikiran Gulen tentang konsep dialog antarumat beragama. Kritikan itu memuncak ketika Gulen melakukan pertemuan dengan Paus Paulus II. Gulen juga harus menjalani proses pengadilan yang cukup panjang di Turki pada 2000 , setelah Pemerintah Turki menuduhnya merencanakan kudeta dan ingin menjadikan Turki sebagai negara Islam. Namun, tuduhan itu tak bisa dibuktikan dan pada 2006 , Gulen dibebaskan dari segala tuduhan. Sejak 1998 , Gulen sudah tinggal di Amerika Serikat (AS). Pada Juni 2008 lalu, Gulen mengajukan permohonan untuk menjadi pemukim tetap di AS, tetapi permohonan tersebut ditolak oleh pihak USCIS ( United States Citizenship and Immigration Services ). Gulen kemudian mengajukan banding dan pada Agustus 2008 , pengadilan AS akhirnya memerintahkan USCIS untuk mengabulkan permohonan Gulen dengan status tenaga kerja asing dan warga negara asing yang memiliki kemampuan khusus. Gulen kini menetap di Pennsylvania. dia/ berbagai sumber Biodata Nama : Fethullah Gulen Lahir : Desa Erzurum, Izmir, Turki 1941 Ayah : Ramiz Gulen Aktivitas : Tokoh Muslim Turki, Penulis, Dai Karya Tulis : Lebih dari 60 Judul Buku dan Ratusan Artikel Tinggal di : Pennsylvania AS


/@cwi

selengkapnya...

menelusuri jejak sumpah pemuda

Oleh : Al Halaj Muhyiddin Tonggak Kebangkitan Nasional di Indonesia yang menjadi pemicu semangat pergerakan putra-putri Indonesia meraih kemerdekaan telah diawali pada permulaan abad 20 , namun Kebangkitan Nasional tidak berhenti sampai disitu saja. Secara pribadi kami mempunyai pendapat bahwa Kebangkitan Nasional Indonesia tidak hanya terjadi satu kali di awal abad 20 itu saja tetapi telah terjadi beberapa kali dan akan sambung menyambung dalam beberapa era atau beberapa tahap. Adapun sebagai landasan hukumnya, penulis mensitir teks Pembukaan UUD 1945 alinea kedua yang berbunyi : "Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur".
Kalimat "yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur" disamping menunjukkan sebagai sifat Negara Indonesia, dalam hal ini penulis juga mencoba mengambil pengertian dan penafsiran bahwa kalimat "(1) merdeka, (2) bersatu, (3) berdaulat, (4) adil dan ( 5) makmur" adalah juga menunjukkan sebagai tahapan Kebangkitan Nasional menuju negara yang lebih baik, menuju Kebangkitan Indonesia yang seutuhnya. Oleh sebab itu, berdasarkan teks Pembukaan UUD 1945 alinea kedua di atas dan bila mengamati perjalanan Bangsa Indonesia selama ini, maka era kebangkitan nasional mungkin bisa kami kelompokkan tahapannya menjadi beberapa era, yaitu sebagai berikut: 1. Era pertama : Kebangkitan Pergerakan Nasional ("merdeka"). 2. Era kedua : Kebangkitan Persatuan Nasional ("bersatu"). 3. Era ketiga : Kebangkitan Kedaulatan Nasional ("berdaulat"). 4. Era keempat : Kebangkitan Keadilan Nasional ("adil"). 5. Era kelima : Kebangkitan Kemakmuran Nasional ("dan makmur"). Dari kelima tahapan itu dapat dirangkum menjadi satu istilah saja yaitu : ‘Kebangkitan Nasional'. Dari teks yang berbunyi: ".......mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur", dapat kita tarik pemahaman bahwa lima tahapan atau lima era kebangkitan nasional diatas adalah merupakan pintu gerbang untuk menuju ‘Indonesia Merdeka' yang dicita-citakan, tetapi pengertiannya bukan merdeka sekedar terlepas dari kolonialisme bangsa asing saja, bukan merdeka dalam artian legal formal saja, tapi lebih dari itu, maksud "mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia" adalah menuju Indonesia Merdeka dalam arti yang luas,menuju Indonesia Merdeka dalam arti yang sebenar-benarnya, menuju Kebangkitan Nasional yang seutuhnya, atau yang diisyaratkan dalam Alquran : "baldatun thoyyibatun wa robbun ghofuur". Era Kebangkitan Pergerakan Nasional Selama dalam cengkraman kolonial penjajah, yang dimulai sejak tahun 1512 M dengan datangnya Portugis di Maluku, lalu tahun 1595 dengan mendaratnya Belanda di Banten, mulai saat itulah Bangsa Indonesia dijajah oleh bangsa asing. Kala itu Bangsa Indonesia cukup menderita, kebebasan di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, dikekang oleh penjajah. Ikhtiar melalui perjuangan fisik telah dilakukan mulai zaman Patiunus dan terus sambung menyambung hingga akhir abad 19 , namun perjuangan fisik tersebut hanya bersifat lokal dan kedaerahan saja, tidak terkoordinir secara nasional. Maka upaya yang berskala nasional dimulai pada permulaan abad 20 , yang dikenal dengan sebutan Hari Kebangkitan Nasional. Ada dua pendapat mengenai kapankah hari Kebangkitan Nasional itu. Ada yang berpendapat tanggal 20 Mei 1908 dengan ditandai berdirinya organisasi pergerakan yang bernama Budi Utomo. Ada lagi yang berpendapat bahwa tonggak Kebangkitan Nasional itu bukan sejak berdirinya Budi Utomo tetapi dimulai sejak berdirinya Sarekat Islam ( SI), sedangkan tentang kapan kelahiran Sarekat Islam itu sendiri juga terjadi polemik pula. Sebagian mengatakan bahwa cikal bakal SI adalah dari Sarekat Dagang Islam bentukan H.Samanhudi di Surakarta pada tanggal 16 Oktober 1905. Sebagian lain mengatakan SI itu didirikan oleh H.Samanhudi pada tahun 1911. Dan sebagian lagi mengatakan bahwa cikal bakal SI adalah dari Sarekat Dagang Islamiyah bentukan R.M.Tirtoadisoerjo di Bogor pada tanggal 5 April 1909. Budi Utomo yang selama ini dimitoskan sebagai lokomotif Kebangkitan Nasional sebenarnya tidak berperan menyeluruh bagi misi pergerakan secara nasional karena perhatian Budi Utomo lebih kepada kalangan priyayi dari suku Jawa dan Madura saja, tidak me-nasional. Di dalam Pasal 2 Anggaran Dasar Budi Utomo tertulis "Tujuan organisasi untuk menggalang kerjasama guna memajukan tanah dan bangsa Jawa dan Madura secara harmonis". Inilah tujuan Budi Utomo, maka berdirinya Budi Utomo lebih tepat disebut sebagai ‘Kebangkitan Jawa' bukan disebut ‘Kebangkitan Nasional'. Tonggak Kebangkitan Nasional yang disandarkan pada berdirinya Sarekat Islam memang cukup beralasan, karena merekalah yang memposisikan diri sebagai pemicu pergerakan nasional dengan membangkitkan nasionalisme Indonesia, di samping lebih dahulu berdirinya, SI memiliki spectrum yang lebih luas, tidak ada diskriminsi suku, ras, dan antar golongan. Sejak didirikan SI mendapat simpati yang besar dari rakyat, perkembangannya demikian pesat, pada kisaran tahun 1912 jumlah anggotanya ada 35.000 orang, pada saat itu SI di bawah pimpinan HOS Tjokroaminoto merupakan periode yang cemerlang karena mampu membangkitkan semangat rakyat untuk merdeka yang nyaris padam di bawah atmosfir kolonial. Dan pada tahun 1919 anggotanya berkembang menjadi 2 juta orang, sementara cabang-cabangnya telah menyebar hampir di seluruh wilayah Hindia Belanda, maka dapat dikatakan bahwa SI merupakan organisasi politik nasional pertama di Indonesia. Dengan demikian kita bisa menilai bahwa Hari Kebangkitan Nasional seharusnya mengacu pada kelahiran SI, bukan tanggal 20 Mei 1908. Keberadaan SI adalah tonggak awal Kebangkitan Pergerakan Nasional yang merupakan kebangkitan kemerdekaan berpendapat, kemerdekaan berserikat, kemerdekaan berpendidikan, kemerdekaan berbudaya, kemerdekaan mendirikan partai politik. Dan Kebangkitan Pergerakan Nasional ini selaras dengan pintu gerbang yang pertama ("merdeka") menuju Kebangkitan Nasional yang seutuhnya, sebagaimana bunyi teks Pembukaan UUD 1945 di atas : "....... mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, (1) yang merdeka". Di era inilah kemerdekaan di bidang pendidikan, sosial, budaya, mulai digerakkan sebagai sarana perjuangan pergerakan Bangsa Indonesia untuk meraih kemerdekaan yang dicita-citakan, atau bisa juga disebut "Era Kebangkitan Nasional yang pertama". Era Kebangkitan Persatuan Nasional. Perlawanan melalui jalur pergerakan yang telah dijalankan Bangsa Indonesia selama itu memang hanya bersifat partisan atau golongan sehingga disadari kurang memaksimalkan potensi persatuan dari segenap Bangsa Indonesia. Maka dihimpunlah potensi kekuatan Bangsa Indonesia dengan dikemas dan diwujudkan dalam bingkai semangat persatuan dan kesatuan nasional yang diimplementasikan didalam Ikrar Putra- Putri Indonesia dari seluruh Nusantara, yang kita kenal dengan peristiwa Sumpah Pemuda. Inilah Kebangkitan Nasional yang kedua atau bisa disebut sebagai Kebangkitan Persatuan Nasional, sebagaimana bunyi teks Pembukaan UUD 1945 alinea kedua : ".......mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, (1) yang merdeka, (2) bersatu". Maka Kebangkitan Persatuan Nasional adalah pintu gerbang yang kedua menuju Kebangkitan Nasional yang seutuhnya. Sejarah peristiwa Sumpah Pemuda diawali pada tanggal 15 November 1925 dengan dibentuknya Panitia Kongres Pemuda. Lalu pada 30 April 1926 dilaksanakanlah Kongres Pemuda ke 1 , sidang diketuai oleh pemuda bernama Sigit, dan menghasilkan dua keputusan yaitu : Cita-cita Indonesia merdeka, dan menggalang persatuan. Kemudian PPPI berinisiatif mengadakan Kongres Pemuda ke 2 yang dilaksanakan pada tanggal 27 dan 28 Oktober 1928. Kongres Pemuda ke 2 ini terbagi dalam 3 sesi sidang. Dan menghasilkan kebulatan tekad : " Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa", yang dikenal dengan istilah Sumpah Pemuda. Dan pada tanggal 31 Desember 1930 dilakukan fusi organisasi menjadi "Indonesia Muda". Maka peristiwa Sumpah Pemuda inilah yang menjadi tonggak Kebangkitan Persatuan Nasional atau yang disebut "Era Kebangkitan Nasional kedua" . Era Kebangkitan Kedaulatan Nasional Setelah melalui perjalanan panjang dalam masa penjajahan, langkah kongkrit selanjutnya ialah pada tanggal 29 April 1945 dibentuklah BPUPKI, suatu Badan Penyelidik yang legal dalam usaha untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, diantara tugas terpentingnya ialah menyiapkan Dasar Negara untuk Indonesia Merdeka. Kemudian pada tanggal 9 Agustus 1945 terbentuklah PPKI, suatu Badan yang mewakili seluruh rakyat Indonesia untuk membentuk Negara Indonesia. Akhirnya, atas Berkat Rohmat Allah Yang Maha Kuasa, Bangsa Indonesia mencapai titik kulminasinya yaitu Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang diproklamirkan pada hari Jum`at Legi jam10 siang, tanggal 9 Romadlon 1364 H atau 17 Agustus 1945 M. Didalam nikmat ‘ kemerdekaan' yang diraih itu terkandung ‘ kedaulatan', lalu nikmat kedaulatan yang diperoleh tersebut disusun dan diwujudkan menjadi berdirinya Negara Republik Indonesia pada tanggal 10 Romadlon 1634 H atau 18 Agustus 1945 M. Inilah Kebangkitan Kedaulatan Nasional atau Era Kebangkitan Nasional tahap yang ketiga bagi rakyat Indonesia, ".......mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, (1) yang merdeka, (2) bersatu, (3) berdaulat". Era Kebangkitan Keadilan Nasional Era Kebangkitan Nasional yang keempat ialah Kebangkitan Supremasi Keadilan Nasional, dengan menafsiri teks Pembukaan UUD 1945 : " .......mengantarkan rakyat Indonesia kedepan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, ( 1) yang merdeka, (2) bersatu, (3) berdaulat, (4) adil". Era ini menjadi tahap yang keempat menuju Kebangkitan Nasional yang seutuhnya. Kapankah itu? Inilah yang jadi permasalahan kita semua.Sejak proklamasi tahun 1945 sampai sekarang ini, tonggak keadilan nasional belum dibangkitkan / ditegakkan dengan sepenuh hati. Orde Lama lebih berkutat pada pranata sistim perpolitikan dan pemerintahan, Orde Baru lebih berkutat pada pembangunan material tanpa dibarengi pembangunan moral, Orde Reformasi lebih berkutat pada kebebasan demokrasi tanpa diiringi norma dan etika berdemokrasi, sedangkan penegakan nilai-nilai keadilan menjadi "anak tiri" yang belum mendapatkan tempat selayaknya. Kebangkitan Keadilan Nasional mengandung pengertian bahwa didalam lingkungan Negara diwujudkan tegaknya norma-norma keadilan yang menyangkut negara terhadap warga negaranya, warga negara terhadap negaranya, dan antar sesama warga negara, aparatur pemerintah terhadap penduduknya, penduduk terhadap aparatur pemerintahnya, dan antar sesama warga masyarakat secara luas, dalam keseimbangan meletakkan hak dan kewajibannya pada porsinya masing-masing, baik dalam bidang hokum maupun bidang sosial : Adapun untuk mewujudkan Keadilan Nasional di bidang hukum ialah dengan menegakkan supremasi hukum, sehingga hukum akan menjadi panglima, dan aturan hukum tidak pandang bulu dan tidak pula pandang saku, yang benar dikatakan benar dan yang salah dikatakan salah, inilah yang disebut meletakkan sesuatu pada tempatnya, dan inilah keadilan dalam bidang hukum. Kita lihat bagaimana proses hukum bisa dipermainkan oleh pemodal dan penguasa, bagaimana aturan hukum bisa diterapkan dengan standar ganda, bagaimana sistim peradilan tak ubahnya seperti panggung sandiwara, dan bagaimana kebenaran bisa disetting berdasarkan pesanan seseorang pula, itulah kondisi negeri kita pada saat ini dan kemarin. Sedangkan untuk mewujudkan Keadilan Nasional di bidang sosial ialah dengan menegakkan norma-norma agama, meletakkan martabat manusia sesuai pada tempatnya, sehingga kebajikan dan kebijaksanaan akan menjadi pedoman, dan siapapun yang menyimpang dari prinsip keadilan di bidang sosial ini maka ia akan memetik buahnya berupa kejatuhan dan ketidak harmonisan. Kebangkitan Keadilan Nasional adalah penegakan nilai-nilai keadilan, dan itu sumbernya dari ‘al iman', sebagaimana diterangkan dalam ayat berikut : "Wa idzansyuzuu fansyuzuu yarfa`illaahul ladziina aamanuu minkum" (Q.S. Al Mujadalah/ayat 11) Artinya: "Dan apabila dikatakan: "Bangkitlah kamu!", maka bangkitlah, niscaya Allah mengangkat orang-orang yang beriman di antara kamu".Oleh sebab itu untuk mencapai Kebangkitan Nasional yang keempat ini maka modal dasar yang harus dimiliki ialah " keimanan". Ini diperkuat lagi dengan ayat dibawah ini : Wa idz qoola ibroohimu robbij`al haadzaa baladan aamina warzuq ahlahuu minats tsamarooti man aamana minhum billaahi wal yaumil aakhir, Qoola waman kafaro faumatti`uhu qoliilan (Q. S. Al Baqoroh/ayat 126) Artinya: Dan ingatlah ketika Ibrohim berdoa: "Yaa Tuhanku, jadikanlah negeri ini aman sentosa dan berikanlah rizqi dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman kepada Allah dan hari akhir". Allah berfirman: "Dan kepada orang kafirpun (tidak beriman) juga Aku beri kesenangan tapi hanya sementara". Disitu Nabi Ibrohim berdoa agar negerinya aman dan makmur tapi hanya ditujukan untuk penduduknya yang beriman saja, sedangkan yang tidak beriman tidak termasuk didalamnya, jadi syarat atau modalnya adalah iman. Kemudian Allah menjawab bahwa orang yang tidak beriman juga diberi kesenangan tapi hanya sementara dan semu belaka. Sebagaimana ayat di atas, maka demikian pula pembangunan di Indonesia kalau tidak didasari keimanan maka sifatnya hanya sementara dan semu belaka, dan sampai kapanpun negara tidak bisa maju dan jaya. Oleh sebab itu apabila pemimpin dan segenap rakyat Indonesia memelihara iman didalam hatinya, insya Allah bisa menjaga moralitas dan perilakunya, dan Insya Allah mampu menerapkan nilai-nilai keadilan dalam membangun negerinya, dan dari sinilah diharapkan bisa muncul ‘Ratu Adil' alias pemimpin yang adil, pemimpin yang memiliki sifat-sifat yang terpuji (‘Ahmad'), yang tidak memakai senjata apapun (‘ghoiru cokro') selain senjata keadilan dan kebijaksanaan. "Dan jika kamu memutuskan perkara mereka, maka putuskanlah (perkara itu) diantara mereka dengan adil, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang adil". (Q.S. AlMaidah/ ayat 42). "Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan". (Q.S. Shood/ ayat 26) Era Kebangkitan Kemakmuran Nasional Era Kebangkitan Nasional yang kelima ialah Kebangkitan Kesejahteraan dan Kemakmuran Nasional, ini menafsiri teks Pembukaan UUD 1945 : ".......mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, (1) yang merdeka, (2) bersatu, (3) berdaulat, (4) adil dan (5) makmur". Era ini menjadi tahap kelima menuju Kebangkitan Nasional yang seutuhnya. Menukil dari lanjutan ayat Alqur'an di atas yang berbunyi: "Wa idzansyuzuu fansyuzuu yarfa`illaahul ladziina aamanuu minkum walladziina uutul `ilma darojaatin" (Q.S. Al Mujadalah/ayat 11) Artinya: Dan apabila dikatakan: "Bangkitlah kamu!", maka bangkitlah, niscaya Allah mengangkat orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang berilmu diangkat beberapa derajat". Dalam ayat ini, Allah mengangkat derajat orang yang beriman kemudian mengangkat orang yang berilmu beberapa derajat lagi. Maka iman dan ilmu menjadi kunci untuk kebangkitan. Apabila para pemimpin negeri dan segenap rakyatnya memegang teguh keimanan dan menggali serta menerapkan keilmuan, ilmu positif di segala bidang, ilmu aqidah, ilmu akhlaq, ilmu ekonomi, ilmu politik etis, ilmu teknologi, ilmu komunikasi, ilmu sosial kemasyarakatan, ilmu pertanian, dsb, Insya Allah Indonesia akan mencapai taraf kemakmuran dan kesejahteraan. Karena apabila Allah menghendaki kesejahteraan dan kemakmuran pada suatu negeri maka Allah memilihkan pemimpinnya orang yang berilmu luas, sebagaimana diterangkan dalam ayat lain, yang artinya Nabi mereka mengatakan kepada mereka: " Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut menjadi rajamu". Mereka menjawab: " Bagaimana Thalut memerintah kami, padahal kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedang diapun tidak diberi kekayaan yang cukup banyak?". Nabi (mereka) berkata: "Sesungguhnya Allah telah memilih rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa". Allah memberikan pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki- Nya. Dan Allah Maha Luas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui. (Al Baqoroh/ayat 247) Dalam salah satu ayat yang lain, perintah menimbang neraca dengan benar alias tidak korupsi digandeng dengan perintah mengikuti pemimpin yang berilmu."Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah dengan neraca yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya" ( ayat 35). " Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai ilmu tentangnya" (ayat36) Q.S Al Isro`.Berarti disini ada keterkaitan yang erat, disamping pemimpin itu berilmu juga jauh dari tindak korupsi bila hendak mencapai kemakmuran negeri. Jadi yang diperlukan ialah ilmu yang didasari keimanan dan iman yang dilengkapi keilmuan. Dengan ilmu, sesuatu yang kecil bisa menjadi besar karena ilmu mampu menjadi kaca pembesar. Dengan ilmu, orang yang papa bisa menjadi sejahtera karena ilmu mampu mengangkat potensi dan sumber daya. Dengan ilmu, kemakmuran akan bisa diunduh dan kebangkitan nasional akan bisa direngkuh. Pengertian ‘makmur' dalam topik ini ialah mencakup artian materiil dan immaterial yang menjadi dasar pemenuhan kebutuhan kehidupan manusia lahir dan bathin. Kemakmuran yang benar-benar bisa memenuhi martabat kemanusiaan secara lahir dan batin, kesejahteraan dan ketentraman: Makmur secara materiil diharapkan Indonesia akan mencapai Kebangkitan Perekonomian Nasional, karena bila dilihat dari begitu besarnya potensi kekayaan sumber daya alam dan ditunjang dengan besarnya jumlah penduduk sebagai potensi pasar tersendiri, maka kesejahteraan Bangsa Indonesia akan tercapai dan bukan tidak mungkin Negara Indonesia akan muncul sebagai ‘macan asia baru' atau bahkan bisa tampil mengagetkan dunia. Makmur secara immateriil diharapkan Indonesia akan mencapai Kebangkitan Peradaban Nasional, karena bila dilihat dari kesucian falsafah Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan dilihat dari potensi intelektualitas sumber daya manusia, toleransi antar umat beragama, kekayaan budaya, kedewasaan berdemokrasi, dan yang cukup penting adalah tumbuh kembangnya semangat cinta tanah air, maka bisa jadi Bangsa Indonesia akan tampil menjadi pemimpin dunia, menjadi super power perdamaian dunia. "dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial" (Pembukaan UUD 1945 / alinea empat). Wakadzaalika ja`alnaakum ummatan wasathon litakuunuu syuhadaa-a `alan naasi.. (Q.S.Al Baqoroh/ ayat 143). Artinya:"Dan demikianlah Kami jadikan kamu umat tengah, supaya kamu menjadi saksi atas segala manusia". Amiin yaa robbal `alamiin.Demikianlah tahapan-tahapan Kebangkitan Nasional apabila kita korelasikan dengan amanat Pembukaan UUD 1945 alinea kedua. Sebagai penutup, bahwasanya pengelompokan fase-fase Kebangkitan Nasional diatas adalah merupakan kajian ilmiyah dan pendapat pribadi sehingga jikalau ada kekhilafan maka hal itu semata-mata keterbatasan kemampuan penulis dan cukup dianggap sebagai analisis saja. Wallohu a`lamu bisshowab.    

/@cwi

selengkapnya...

Gabung bersama kami

About Me

admin jg menerima pelayanan jasa

admin jg menerima pelayanan jasa
Jasa arsitek rumah; desain arsitek / desain rumah, gambar denah rumah, bangun rumah baru, renovasi rumah dan pembangunan mesjid, mushola, ruko, disaign taman, dll. klik gambar utk kontak personal.

Syiar Islam On Twitter

Site info

Kalkulator Zakat Fitrah

  © Syiar islam Intisari Muslim by Dede Suhaya (@putra_f4jar) 2015

Back to TOP  

Share |