Ramadhan di Negeri Hitler… Sebuah Dialog yang Berkesan

Seperti biasa, hari ini (24/07) aku
bekerja di laboratorium pada sebuah
Universitas ternama di Jerman untuk
menyelesaikan riset PhD ku. Hal yang
sedikit berbeda adalah cuaca hari ini
cukup panas dan terik di musim summer dan aku dalam keadaan
berpuasa di bulan suci Ramadhan.
Tanpa sengaja aku mencurigai
seorang teman asal Jerman yang
sehari-hari bekerja bersama di
laboratorium itu seperti mengamati gerak-gerikku sejak tadi. Seolah
melihat orang asing, dia mengamatiku
yang sedang bekerja seperti layaknya
anggota inteligen atau anggota telik
sandi yang sedang bertugas memata-
mataiku. Karena sedang asyik dengan pekerjaanku, hal itu aku biarkan saja.
Akhirnya si bule Jerman ini pun datang
menghampiriku dan terjadilah dialog
yang berkesan itu; Jerman: Ichsan, saya dengar kamu sedang Ramadhan ya? Aku: Iya, sahutku sambil terus bekerja Jerman: Dan kamu berpuasa hari ini? Aku: Iya tentu saja, jawabku Jerman: Tidak boleh makan dan tidak boleh minum di musim panas seperti
ini?
Aku: Betul, dan kami melakukannya sejak pukul 03.00 malam hingga 21.30
selama sebulan penuh. Jerman: Oh… tidak, jadi kamu tidak makan dan minum selama 18 jam?
Tidak makan oke lah tapi kalau tidak
minum selama itu tidaklah mungkin,
dalam cuaca panas seperti ini tanpa
minum 18 jam?? Ayolah Ichsan, itu
tidak masuk akal! Aku: Iya aku setuju, bagi kamu tentu tidak masuk akal karena kamu tidak
beriman kepada Allah Tuhan kami,
kamu tidak meyakininya. Saya yakin
kalau kamu yang melakukannya hari
ini, dalam cuaca panas seperti ini,
mungkin kamu sudah pingsan, hehe. Tapi bagi kami tidak, kami
meyakininya. Lebih jauh lagi kami
mengimaninya dengan sangat kuat
sebagai satu perintah dari Tuhan kami
sehingga kami tidak merasa berat
untuk melaksanakannya. Kamu percaya tidak? kami malah
merasa senang ketika Ramadhan tiba,
bahkan sebagian kami menyambutnya
dengan perayaan kecil di rumah
masing-masing bersama keluarga
mereka. Jerman: Gembira karena akan lapar dan haus? 18 jam?? Itu tidak masuk
akal Ichsan. Aku: Iya, tidak masuk akal bagi kamu. Tapi bagi kami puasa di bulan
Ramadhan itu adalah kebutuhan. Kami
merindukan kehadirannya setiap
tahun. Jerman: Kebutuhan?? Kamu jangan bercanda, kebutuhan manusia itu
makan dan minum, bukan lapar dan
haus, itu tidak terbantahkan. Aku: Justru di situlah letak kesempurnaan agama kami, Islam
tidak hanya mengajarkan pemenuhan
kebutuhan fisik seperti makan dan
minum saja tapi juga pemenuhan
kebutuhan jiwa, kebutuhan spiritual
dan semua sepakat bahwa pemenuhan kebutuhan jiwa itu sangatlah penting.
Ini yang tidak terbantahkan, bukan
begitu?? Jerman: Iya kamu benar, tapi tidak menyiksa diri di musim panas yang
siangnya sangat lama seperti ini. Aku: Allah Tuhan kami tidak hanya memerintahkan puasa tapi juga
memerintahkan kami makan dan
minum yang cukup. Kamu lihat, dalam
setahun ada 12 bulan dan kami hanya
diperintahkan berpuasa satu bulan
saja sementara yang 11 bulan lagi kami boleh makan dan minum. Kami
tidak diperintahkan puasa sepanjang
tahun, iya kan? Atau 6 bulan puasa dan
6 bulan tidak puasa. Tidak, hanya satu
bulan saja dan itu hanya di siang hari
saja. Jadi kamu lihat betapa sayangnya Tuhan kami kepada kami
dan lagipula Ramadhan itu adalah
sebuah hadiah untuk kami sebagai
wujud cinta antara kami dan Tuhan
kami. Jerman: Aku tidak mengerti Ichsan Aku: Tentu saja, itu karena kamu tidak beriman kepada Tuhan kami, kamu
tahu bahwa aku bisa saja diam-diam
makan atau minum kapan saja tanpa
ada orang yang melihat? Apalagi di
Jerman seperti ini di mana orang
semua makan dan minum leluasa di depanku saat siang hari. Tapi aku tidak
akan pernah melakukannya, kamu
tahu kenapa? Karena keimanan dan
keyakinanku pada Tuhanku. Jerman: Bagaimana dengan anak- anak? Apa anak-anakmu juga
berpuasa? Aku: Anak-anak tentu mendapatkan keringanan, anakku yang pertama
berumur 7 tahun, dia sudah kami latih
untuk berpuasa. Dia tidak kami paksa
untuk tidak makan dan minum tapi
kami latih dan beri pemahaman
bahwa puasa itu adalah perintah dari Tuhan kami dan puasa itu baik dan
sehat untuknya. Kami punya waktu
untuk melatih dan mengajari mereka
untuk berpuasa mulai umur 7 hingga 10
tahun. Dan itu adalah waktu yang cukup
bila digunakan dengan baik oleh kedua orang tuannya. Nanti ketika sudah
berumur 10 tahun mereka sendiri yang
akan meminta untuk berpuasa, shalat
ataupun ibadah yang lain. Jadi tidak
perlu disuruh lagi. Jerman: Begitu cara kalian mendidik mereka, apakah itu berhasil? Aku: Terus terang dalam hal ini tidak semua orang tua berhasil, tapi kami
selalu berusaha kearah sana. Aku: Sebagai contoh, hari ini dalam cuaca yang panas ini aku berpuasa
sejak jam 3 malam tadi, tapi apakah
kamu melihat aku seperti orang yang
kehausan atau lapar?? Jerman: Itu dia, dari tadi aku mengamati kamu bekerja, tapi aku
heran kamu tampak seperti biasa,
tidak tampak kehausan, tidak
kelihatan lemas atau lesu sedikit pun,
makanya tadi aku bertanya apakah
kamu berpuasa. Aku: Iya, itulah arti penjelasanku tadi, saat hari pertama dan kedua
Ramadhan memang agak sedikit
terasa karena kalau di Indonesia kami
hanya berpuasa 13 jam jadi butuh
penyesuaian tapi kemudian sudah
terbiasa. Inilah yang aku sebut tadi dengan keimanan. Ini sudah jam 4
sore tapi aku tidak merasa haus atau
lapar sedikit pun karena setiap malam
sebelum berpuasa kami berniat untuk
berpuasa karena Allah Tuhan kami,
jadi itulah yang membuat kami kuat. Dan dia pun berlalu melanjutkan
kerjanya, entah dia mengerti atau
tidak penjelasanku tapi yang jelas aku
sudah menyampaikan apa yang aku
pahami tentang hal yang ditanyakan
itu. Siapa tahu suatu hari nanti Allah SWT memberinya hidayah lalu dia
beriman kepada Allah, maka tentu dia
akan dengan mudah memahami dan
mengerti penjelasanku yang kuberikan
tadi. Wallahu’alam



dr. Ichsan, MSc. Dosen Fakultas Kedokteran Universitas
Syiah Kuala Banda Aceh, Master lulusan
Georg-August-University Goettingen



©dakwatuna.com

/@cwi

selengkapnya...

Gabung bersama kami

About Me

admin jg menerima pelayanan jasa

admin jg menerima pelayanan jasa
Jasa arsitek rumah; desain arsitek / desain rumah, gambar denah rumah, bangun rumah baru, renovasi rumah dan pembangunan mesjid, mushola, ruko, disaign taman, dll. klik gambar utk kontak personal.

Syiar Islam On Twitter

Site info

Kalkulator Zakat Fitrah

  © Syiar islam Intisari Muslim by Dede Suhaya (@putra_f4jar) 2015

Back to TOP  

Share |