Ramadhan di Gaza di Tengah Serangan Penjajah

Tidak seperti anak-anak Muslim lainnya di bagian lain di dunia yang menyambut Ramadhan dengan kembang api dan perayaan khusus, anak-anak Gaza menangis ketakutan akibat gempuran pesawat-pesawat tempur Israel

Tak seperti anak-anak Muslim lainnya Ramadhan di Gaza anak-anak menangis ketakutan akibat gempuran pesawat-pesawat tempur Israel
Hidayatullah.com–Tidak seperti anak-anak Muslim lainnya di bagian lain di dunia yang menyambut Ramadhan dengan kembang api dan perayaan khusus, anak-anak Gaza menangis ketakutan akibat gempuran pesawat-pesawat tempur Israel. “Serangannya begitu kuat, saya rasa sebuah perang baru telah dilancarkan atas Gaza,” kata Ruba al-Zaanein kepada Anadolu Agency (AA). “Bukannya bergembira dengan datangnya Ramadhan, anak-anak malah menangis ketakutan,” keluhnya. “Suara pesawat itu menakutkan,” kata Basmala Abdurrahman (9 tahun) seperti dikutip AA. Meskipun begitu, gadis kecil itu melawan rasa takutnya dan dengan antusias membawa lentera warna-warni menuju sebuah masjid di mana para warga dewasa Gaza berdoa dengan harapan agresi Israel segera berakhir. “Kata ibu saya Allah akan menyelamatkan Gaza jika kami berdoa di masjid,” katanya. 

 Di dalam masjid tampak orang-orang melaksanakan sholat dan berharap pesawat-pesawat yang bergemuruh di atas kepala mereka tidak akan merusak suasana Ramadhan. Serangan udara Israel yang terus menerus selama malam pertama Ramadhan itu telah merusak suasana makan Sahur pertama warga Gaza. “Saya berharap makan sahur pertama itu istimewa,” kata Salma Hamid (42 tahun) kepada AA. “Tapi waktu itu saya benar-benar tidak bisa kemana-kemana, pecahan peluru meriam ada dimana-mana,” tambahnya. 

 Malam itu suram bagi Rasha Naeem, ibu dari tujuh anak, yang harus berusaha keras menghilangkan rasa takut anak-anaknya yang terbangun oleh suara pesawat-pesawat Israel. “Sudah nasibnya bagi Gaza mengalami malam-malam yang mengerikan mulai sekarang dan untuk seterusnya,” katanya. “Kami telah tinggal di wilayah yang diblokade selama bertahun-tahun, apakah itu tidak cukup?” tanyanya. 

Di Jalur Gaza, tempat tinggal bagi lebih dari 1,8 juta orang, penghidupam penduduknya semakin memburuk sejak Zionis-Israel memblokadenya tahun 2006, dengan tujuan untuk melumpuhkan wilayah itu. Blokade itu membuat sebagian besar warga Gaza terputus dari dunia luar dan berjuang melawan kemiskinan. Sebuah laporan PBB mengatakan Mei lalu bahwa kemiskinan mencapai 40 persen di antara penduduk Gaza, dan 80 persen di antaranya bergantung pada bantuan dari luar. Laporan itu mengatakan hampir 30 persen warga Gaza menganggur dan 8 dari 10 rumah tangga bergantung pada beberapa jenis bantuan.

* /@putra_f4jar

selengkapnya...

Ismail Haniyah: Hamas tak bela Entitas Sendiri, tapi membela Al-Quds dan Umat Islam Sedunia

Ismail Haniyah

Hamas tidak sedang membela entitasnya sendiri, namun hari ini Hamas membela rakyatnya, tanah kelahirannya, tanah airnya, membela al Quds dan kekayaan rakyat dan umat Islam keseluruhan

Hidayatullah.com– Wakil Kepala Biro Politik Gerakan Perlawanan Islam Hamas, Ismail Haniyah menegaskan rakyat Palestina hari ini sedang menghadapi babak penting dari babak-babak konflik dengan penjajah Zionis dan membuka cakrawala hakiki dan sungguh-sungguh untuk generasi Palestina agar mereka memiliki entitasnya di tanah Palestina. “Di hadapan kita hari ini ada kewajiban membela tanah, rakyat, tanah air dan kehormatan kita, kewajiban membela kemuliaan dan masa depan generasi kita dalam menghadapi perang yang dilakukan penjajah Zionis pada kita,” ujarnya berpesan hari Senin (14/07/2014) pada seluruh rakyat Palestina, sebagaimana dikutip Pusat Informasi Palestina (PIC).

 Mantan perdana menteri yang menyerahkan kursi pemerintahan nya secara sukarela, setelah memimpin selama 8 tahun berturut-turut dan menyerahkan kekuasaan pada pemerintah persatuan ini mengatakan telah banyak melihat inovasi dan kejutan dari faksi pejuang dan Al Qassam. “Kita hari ini melihat inovasi-inovasi perlawanan dan kita melihat kejutan-kejutan Brigade al Qassam serta faksi-faksi perlawanan Palestina untuk disampaikan kepada kita, kepada bangsa dan umat ini sejumlah pesan dan tanda-tanda.” 

 Tak hanya gencatan, tapi blokade Dia menegaskan sedang membuat langkah-langkah komunikasi dan diplomasi dari sejumlah negara untuk turun tangan menghentikan agresi Zionis, termasuk faksi-faksi perlawanan dan semua pimpinan Arab dan Islam. Ia menegaskan, masalahnya bukan pada gencatan senjata dan kembali kepada gencatan. 

Namun komitmen penjajah Zionis pada gencatan dan penghentian agresi terhadap rakyat Palestina. Sebab masalahnya adalah realita yang dialami rakyat Palestina berupa blokade yang diberlakukan yang menyebabkan penderitaan dan kepedihan selama blokade. Karena itu blokade harus diakhiri, rakyat Palestina harus hidup bebas bermartabat, rakyat di Tepi Barat harus hidup aman dan pembantaian. 

Dia juga menegaskan rakyat Palestina tidak pernah patah kemauannya menghadapi blokade, kekerasan blokade selama bertahun-tahun tidak bisa mencegah perlawanan memiliki segala sarana untuk membela rakyat, tanah air dan kehormatannya. Perlawanan di Gaza ini membuktikan bahwa mereka menyatu dengan warga Palestina di Tepi Barat, al Quds dan di semua tempat. 

 Membela Umat Islam Dia mengatakan bahwa para pejuang perlawanan, al Qassam, Jihad Islam dan semua faksi hari ini membuktikan bahwa mereka tidak pernah lalain dari urusannya, tidak pernah menyia-nyiakan waktunya, tidak pernah meletakkan senjatanya, tidak pernah sibuk dengan urusan yang menjauhkan mereka dari kewajibannya agar menjadi perlawanan yang kuat, aktif dan mampu menghadang perang dan agresi seperti ini. Dia juga menegaskan bahwa Hamas tidak sedang membela kekuasaan dan tidak membela sebuah negara di Jalur Gaza. “Hamas tidak sedang membela entitasnya sendiri, namun hari ini Hamas membela rakyatnya, tanah kelahirannya, tanah airnya, membela al Quds dan kekayaan rakyat dan umat (umat Islam secara keseluruhan, red) ini. Ini adalah bukti-bukti yang harus disadari semua pihak bahwa kekuatan dari pihak manapun di Palestina adalah kekuatan bagi semua bila diarahkan pada arah yang benar dan merealisasikan obsesi rakyat Palestina untuk mendapatkan hak kemmbali, kemerdekaan, kebebasan, negara dan pembebasan para tawanan dari penjara-penjara penjajah Zionis,” ujarnya.*

/@putra_f4jar

selengkapnya...

Melacak Radikalisme Zionis dalam Kitab Talmud

Oleh: Kholili Hasib 
Jika ingin perdamaian dunia, ekstrimisme dan radikalisme ajaran dalam Talmud harus dihilangkan

Tentara Israel sedang berdoa
 HARI-HARI ini, ‘Israel’, negara Zionis menambah daftar aksi kebiadabannya selama masa penjajahannya terhadap rakyat Palestina. Fenomena kekejaman Zionis sebetulnya tidak terlepas dari ketaatan total Yahudi Israel kepada kitab suci Talmud. Yaitu kitab suci kedua setelah kitab Torah/Taurat (Perjanjian Lama). 
Muhammad al-Syarqawi, Pakar Perbandingan Agama dan kitab Talmud dari Universitas Kairo, mengupas kontroversi kitab Talmud dalam karyanya berjudul, Kitab Israil al-Aswad. Dalam buku al-Syarqawi tersebut dikatakan, ketaatan terhadap kitab yang asal-usulnya masih simpang siur itu melebihi ketaatan kepada Perjanjian Lama. 
Seorang Rabbi Yahudi bernama Roski mengatakan: “Jadikanlah perhatianmu kepada ucapan-ucapan Rabi (Talmud) melebihi perhatianmu kepada undang-undang Nabi Musa (Torah)”. August Rohling dalam Die Polemik und das Manschenopher des Rabbinus mengatakan, Yahudi lebih mensakralkan Talmud daripada Taurat (Muhammad al-Syarqawi, Ayat-Ayat Hitam Talmud,terj. Kitab Israil al-Aswad, hal. 38). Joseph Barcle, pakar kebudayaan Ibrani, menyatakan bahwa isi kitab Talmud berupa ayat-ayat yang ekstrim. Para pemimpin agama Kristen di Eropa dan Raja dahulu pernah mengharamkan kitab tersebut. 

 Kitab Talmud menurut al-Syarqawi sebenarnya belum dipastikan orisinalitasnya. Seperti pernah dikatakan oleh Richard Elliot Friedman, penulis buku Who Wrote the Bible, bahwa Talmudi merupakan teka-teki yang paling tua. Dalam kitab itu tidak ditemukan ayat yang menjelaskan kitab ini dari Nabi Musa (Maurice Bucaille,Al-Qur’an, dan Sains Modern,terj. hal. 1). Ia merupakan ayat-ayat yang kononnya berasal dari ucapan-ucapan nabi Musa yang kemdudian ditransmisi kepada para pemimpin Yahudi. Sehingga, Talmud disebut juga undang-undang lisan. Dalam Dictionary of the Bible, disebutkan bahwa dalam tradisi agam Yahudi, Nabi Musa memiliki dua kitab undang-undang. Yaitu Torah yang disebut undang-undang tertulis. Dan Talmud yang dikenal dengan undang-undang lisan. Kesulitan melacak transmisi secara verbal Talmud ini mungkin karena Yahudi tidak memiliki tradisi ilmu sanad sebagaimana dalam Islam.

 Proses transmisi hukum lisan ini konon dimulai dari para murid-murid Nabi Musa disampaikan secara verbal kemudian sampai kepada para Rabbi Yahudi, yang kemudian ditulis dalam bentuk kitab. Siapa yang pertama menulisnya, juga masih kontroversi (Kholili Hasib,Kritik atas Konsep Abrahamic Faiths dalam Studi Agama, hal. 13). 

Materi-materi pelajaran di negara Israel juga berpedoman kepada pendekatan kitab Talmud. Termasuk anak-anak Yahudi. Menurut Muhammad Khalifah al-Tunisi, penerjemah Protocols of Learned Elders of Zion, ajaran Zionisme terbentuk oleh doktrin-doktrin kitab Talmud. Mereka melakukan propaganda memecah bangsa dan agama di dunia, demi memuluskan agendanya. Propagandanya membuat ajaran-ajaran baru dari agama-agama, untuk memuluskan tujuan besarnya. Mengutip Dr. A Fabian, Muhammad al-Syarqawi menulis bahwa Talmud telah memberikan kontribusi dan kekuatan yang sangat besar dalam menjaga agama dan kebangsaan Yahudi. Yahudi tetap eksis selama Talmud eksis dalam kehidupan Yahudi. Sampai saat ini, ritual-ritual keagamaan, shalat, liturgi dan peraturan pernikahan semuanya dilaksanakan dengan pedoman langsung dari Talmud. Jadi Talmud sudah menjadi way of life-nya Zionis.

 Talmud berisi ajaran-ajaran aneh dan doktrin-doktrin yang rasis. Ajaran-ajaran di dalamnya memuat doktrin aneh dan rasialis. Disebutkan bahwa Nabi Adam pernah menggauli setan perempuan yang bernama Lelet, sehingga darinya lahir setan dalam jumlah banyak. Disebut pula, bahwa bangsa selain Yahudi bagaikan binatang. Seluruh bumi dan isinya adalah milik Yahudi yang diberikan oleh Tuhan. Untuk mendapatkan harti di bumi, Yahudi dibolehkan menipu bangsa non-Yahudi, bahkan dengan cara pembunuhan sekalipun (Ayat-Ayat Hitam Talmud,terj. Kitab Israil al-Aswad, hal. 113-118). 

 Al-Syarqawi menerjemahkan ayat-ayat yang disebut ‘hitam’ tersebut. “Hanya orang-orang Yahudi yang manusia, sedangkan orang-orang non-Yahudi bukanlah manusia, melainkan binatang” (Kerithuth 6b hal. 78, Jebhammoth 61a). Doktrin menghalalkan segala cara berpedomankan kepada ayat Talmud IV/8/4a, yang berbunyi: “Tuhan Yahweh tidak pernah marah kepada orang-orang Yahudi, melainkan hanya marah kepada orang non-Yahudi”. Menipu dan berbohong dihalalkan kepada non-Yahudi: “Setiap orang Yahudi boleh menggunakan kebohongan dan sumpah palsu untuk membawa seorang non-Yahudi kepada kejatuhan” (Babha Kama 113a). 

 Agama Kristen disebut dengan predikat merendahkan yaitu dipanggil ‘Abhodah Zarah (agama aneh), Obhde Elilim (penipu-penipu paganis), Edom (orang yang mengimani lambing salib), Goim (pagnis non-Yahudi), Nokhrim (orang asing), Amme Harets (orang dungu), Basar Vedarm (daging dan darah – maksudnya orang Kristen yang tidak beriman kepada Roh), Apikorosim (orang yang tidak mentaati perintah-perintah Tuhan). Seorang Rabi Yahudi Meir menyebut, kitab Injil milik orang Kristen dengan sebutan Aven Gilaion (kitab-kitab jahat).

 Paulus yang mengaku murid Nabi Isa, disebut-sebut orang Yahudi yang mempunyai misi menyimpangkan ajaran Nabi Isa. Tujuannya, agara pengikut Nabi Isa bisa ‘bersahabat’ dengan ajaran Yahudi, dan jauh dari Injil. Di kalangan Yahudi diaspora, Paulus atau Saul dikenal sebagai misionari Kristen Yahudi, atau Judeo-Christian. Sehingga, radikalisme Yahudi tersebut sebenarnya juga tantangan bagi agama Kristen. Sebab, menjadi ancaman tumbuhnya dotkrin-doktrin ekstrim yang bisa berkembang luas. Kristen harus mewaspadai gerakan radikalisme dan ekstrimisme ini.

 Jika ingin perdamaian dunia, ekstrimisme dan radikalisme ajaran dalam Talmud harus dihilangkan. Apalagi, orisinalitasnya dipertanyakan. Namun, kini, gerakannya meluas secara terselubung. Dengan memiliki sayap-sayap gerakan. Doktrin-doktrin tersebut kemudian dipraktikkan dan dikekembangkan oleh Yahudi diaspora berupa gerakan politik Zionisme. Sayap-sayap gerakan ini berkembang ke berbagai negara, seperti freemasonry, theosofi, kabbalah dan lain-lain.

* Peneliti InPAS 


 /@putra_f4jar

selengkapnya...

Gabung bersama kami

About Me

admin jg menerima pelayanan jasa

admin jg menerima pelayanan jasa
Jasa arsitek rumah; desain arsitek / desain rumah, gambar denah rumah, bangun rumah baru, renovasi rumah dan pembangunan mesjid, mushola, ruko, disaign taman, dll. klik gambar utk kontak personal.

Syiar Islam On Twitter

Site info

Kalkulator Zakat Fitrah

  © Syiar islam Intisari Muslim by Dede Suhaya (@putra_f4jar) 2015

Back to TOP  

Share |