Puasa seorang pendusta

oleh. Jusuf AN


Biasanya, sekitar setengah jam sebelum imsyak, Ghani akan dibangunkan oleh istrinya utk makan sahur. Dengan mata masih terpejam, Ghani akan bertanya setengah sadar, apakah anak-anak sudah bangun? Jika istrinya menjawab belum, maka ia akan menyuruhnya utk terlebih dahulu membangunkan anak-anak, sedang ia sendiri kembali lelap dalam mimpi sampai sang istri
membangunkannya lagi.
Tetapi, malam-malam ini berbeda dari malam-malam biasanya. Sebelum istri dan anak-anaknya bangun, Ghani sudah keluar dari kamar tidur. Ia langsung menuju kamar mandi dan keluar lg dg wajah basah, segera menuju mushala kecil yg terdapat di rumahnya. Ia bentangkan sajadah bergambar ka'bah, merapal doa dg mata terpejam, kemudian mulai mengangkat kedua tangan:
"Allahu Akbar."
Waktu merambat. Entah shalat apa yg Ghani dirikan. Tahajud atau Taubat? Yg terang setelah rakaat demi rakaat ia dirikan dan kemudian ia duduk bersila, hanya satu lapadz yg keluar dari bibirnya: istighfar. Sembilan puluh sembilan manik tasbih terus berputar. Dengan suara lirih dan kadang menekan-nekan sesekali disertai sedu sedan Ghani rapal istighfar. Sampai kemudian istrinya nyalakan lampu mushala, berkata antara terkejut, senang, bercampur heran: "Sudah waktunya sahur, Pak. Anak-anak sudah menunggu dimeja makan."
Ghani mengusap matanya yg sembab sebelum berjalan keruang makan.
"Tumben Ayah sudah bangun duluan?" Tanya Dika, anak sulungnya.
"Kelihatannya Ayah begitu bersemangat puasa hari ini?" Aminah, adik Dika meningkahi.
"Pasti Ayah habis berdoa agar nanti THR dari kantor ayah besar jumlahnya sehingga kita dapat membeli baju lebaran dan buku-buku pelajaran," ujar Fatimah, anaknya yg bungsu.
Ghani tak tahu harus menjawab apa. Ia pandangi wajah anak-anaknya satu-persatu dg perasaan haru. Dadanya mendesak nyeri bagai tersayat-sayat belati ketika anak-anak mulai menyantap makanan dg lahap.

Ghani dalam bahasa Arab artinya kaya. Barangkali orangtuanya memberi nama itu karena menginginkan agar kelah ia menjadi orang kaya. Mereka tidak salah. Banyak orang beranggapan bahwa harta dapat mendatangkan kebahagiaan. Inilah yg salah.
Kalau saja ia tidak bertemu lelaki tua itu, mungkin ia tidak akan menyadari kesalahannya. Seorang lelaki dg rambut penuh dg uban yg entah siapa namanya itu ia temui di emperan sebuah Masjid selepas shalat Jumat kemarin hari.
Sebagai pengemis, hari jumat adalah hari yg sangat indah. Sebab pada hari ini, para pengemis akan mendapat penghasilan lebih mudah dan lebih besar dari biasanya. Lebih-lebih dalam bulan Ramadhan. Mereka yg mungkin sering dianggap bodoh dan miskin harta tentu tahu benar kenapa orang-orang begitu ringan tangan memberi pada bulan ini. Tidak lain karena sedekah dibulan ini pahalanya berlipat ketimbang sedekah dihari-hari biasa. Maka, tak heran, saban bulan Ramadhan tiba, jumlah mereka akan bertambah. Kalau hukum dagang mengatakan, semakin byk permintaan maka semakin tinggi harga jual, maka hukum pengemis menandaskan: semakin byk orang yg ingin memberi, semakin byk pula yg meminta-minta. Memang terdengar konyol. Tapi begitulah kenyataannya. Ialah salah seorang diantara beratus-ratus pengemis baru itu.
Apa gerangan yg telah menyeretnya mencari uang dg cara hina? PHK memang kasus lama, tapi bukan berarti tidak ada kasus serupa terjadi pada masa sekarang ini. Sudah sebulan ini ia di PHK dari sebuah perusahaan dimana ia bekerja. Meski sebenarnya ia sudah menempati posisi basah di perusahaan itu, meski ia telah disiplin dan jujur selama bekerja, tapi apalah dayanya dg keputusan perusahaan yg nyaris gulung tikar akibat krisis global.
Sama sekali ia tak punya keberanian mengabarkan pada istrinya dan anak-anakoya tentang nasib buruk yg menimpanya. Ia tak ingin membuat mereka ikut bersedih, atau kemudian justru menyalahkanku dengan mengatakan, ia dipecat karena ia sering ikut-ikutan aksi buruh. Ia juga tidak ingin para tetangga sampai tahu dan mereka akan menertawakannya. Sebagai lelaki, ia ingin menanggung deritanya sendirian saja, tanpa harus membagi-bagikannya kpd mereka.
Meski telah dipecat, tiap pagi ia masih selalu berangkat dg pakaian seragam perusahaannya dulu. Ditengah jalan, ia akan berganti pakaian untuk kemudian mengajukan lagi permohonan kera ke perusahaan-perusahaan di kota ini. Hasilnya? Tak satupun perusahaan memberinya tempat. Sampai seorang mandor bangunan, kawan keranyad dulu, menawarinya jadi kulinya. Dengan berat hati, ia menerimanya. Tapi ia masih selalu berangkat dan pulang dg pakaian seragamnya yg dulu dan berusaha bagaimana caranya agar memberikan uang pada istrinya sebesar gajinya yg dulu.
Bekerja sbg kuli bangunan, sungguh membuat tubuhnya pegal-pegal luar biasa. Hutang menumpuk dimana-mana. Maka ketika kebetulan ia tengah duduk menikmati es teh ditepi jalan, datang seorang pengemis. Dan orang disampingnya memberikan uang lima ribuan kepadanya. Melihat hal itu, terbersit niat dalam hatinya utk jadi pengemis. Keterkaitan itu kian kuat, manakala ia teringat akan uang sekolah dan buku pelajaran anak-anak, serta harga-harga yg sudah naik. Lebih-lebih jika ia teringat akan lebaran. Baju baru, daging sapi, sirup dan aneka kueh.Next/@cwi

selengkapnya...

Gabung bersama kami

About Me

admin jg menerima pelayanan jasa

admin jg menerima pelayanan jasa
Jasa arsitek rumah; desain arsitek / desain rumah, gambar denah rumah, bangun rumah baru, renovasi rumah dan pembangunan mesjid, mushola, ruko, disaign taman, dll. klik gambar utk kontak personal.

Syiar Islam On Twitter

Site info

Kalkulator Zakat Fitrah

  © Syiar islam Intisari Muslim by Dede Suhaya (@putra_f4jar) 2015

Back to TOP  

Share |