17 Fakta Ungkap Kondom 100 Persen Tidak Aman Cegah AIDS

JAKARTA (voa-islam.com) Prof Dr dr Dadang Hawari, seorang pakar dalam bukunya Global Effect HIV/AIDS, ternyata secara Ilmiah Kondom 100 Persen tidak Aman Cegah AIDS, karena faktnya penyebaran virus HIV/AIDS di Indonesia memang mengkhawatirkan. Data terbaru menunjukkan pada 2012 jumlah orang yang telah terinfeksi HIV sejumlah 10.362 orang, 5.686 terinfensi AIDS dan 1.146 meninggal dunia karenanya.  orang, 5686 terinfensi AIDS dan 1.146 meninggal dunia karenanya. Lalu, jika kondisinya demikian apakah kampanya pemakaian kondom adalah solusi atas persoalan ini?. Jawabnya adalah tidak. Dari hasil penelitian ilmiah yang sangat banyak terbukti virus HIV/AIDS bisa menembus kondom. Kondom sendiri sebenarnya dirancang untuk Keluarga Berencana. Itupun tetap mengalami kebocoran. Simak fakta mencengangkan berikut ini, beberapa data ini kiranya dapat menyadarkan kita semua terdapat kontroversi kondom yang selama ini diperdebatkan: 1) Januari hingga Juni 2013, diketahui jumlah orang yang terinfeksi HIV mencapai 10.210 orang. 780 orang terinveksi AIDS dan 105 orang telah meninggal. Kondom terbuat dari bahan latex (karet), bahan ini merupakan senyawa hidrokarbon dengan polimerisasi yang berati mempunyai serat dan berpori-pori. Disamping itu karena proses pembuatan pabrik kondom juga memiliki lubang cacat mikroskopis atau “pinholes”. 2) Penelitian yang dilakukan oleh Lytle, et. al. (1992) dari Division of Life Sciencies, Rockville, Maryland, USA, membuktikan bahwa penetrasi kondom oleh pertikel sekecil virus HIV/AIDS dapat terdeteksi. 3) Penelitian yang dilakukan oleh Cary, et. al (1992) dari Division of Pshysicial Sciences, Rockville, Maryland, USA, menemukan kenyataan bahwa virus HIV/AIDS dapat menembus kondom. Kondom yang beredar di pasaran 30% bocor. 4) Direktur Jenderal WHO, Hiroshi Nakajima (1993) menyatakan bahwa efektifitas kondom diragukan. 5) Pernyataan J. Mann (1995) dari Harvard AIDS Institute yang menyatakan bahwa tingkat keamanan kondom (bebas bocor) hanya 70%. 6) Dalam konferensi AIDS Asia Pasifik di Chiang Mai, Thailand (1995) dilaporkan bahwa pengguna kondom aman tidaklah benar. Pori-pori kondom berdiameter 1/60 mikro dalam keadaan tidak meregang, sedangkan bila dalam keadaaan meregang pori-pori tersebut mencapai 10 kali lebih besar. Sementara kecilnya virus HIV berdiameter 1/250 mikron. Dengan demikian jelas bahwa virus HIV dapat dengan leluasa menembus kondom. 7) Laporan dari majalah Customer Report (1995) menyatakan bahwa pemeriksaan dengan menggunakan elektron mikroskop dapat dilihat pori-pori kondom yang 10 kali lebih besar dari  virus HIV (Rep.1/11/95). 8) Pernyataan dari M. Potts (1995), Presiden Family Health Internasional, salah satu pencipta kondom mengakui antara lain bahwa, “Kami tidak dapat memberitahukan kepada kalayak ramai sejauh mana kondom dapat memberikan perlindungan pada seseorang. Sebab, menyuruh mereka yang telah masuk kedalam kehidupan yang memiliki risiko tinggi (seks bebas dan pelacuran) ini memakai kondom, sama saja artinya menyuruh orang yang mabuk memasang sabuk kelehernya” (Rep. 12/11/95). 9) Pernyataan dari V. Cline (1995), Profesor Psikologi dari Universitas Utah, Amerika Serikat, menegaskan bahwa memberi kepercayaan kepada remaja atas keselamatan berhubungan seksual dengan menggunakan kondom adalah sangat keliru. Jika para remaja percaya bahwa dengan kondom mereka aman dari HIV/AIDS atau penyakit kelamin lainya, berarti mereka telah tersesat (Rep. 12/11/95). 10) Pernyataan pakar AIDS, R. Smith (1995), telah bertahun-tahun mengikuti ancaman AIDS dan pengguna kondom, mengancam mereka yang telah menyebarkan safe sex sama saja dengan mengundang kematian”. Selanjutnya beliau mengetengahkan pendapat agar risiko penularan/penyebaran HIV/AIDS diberantas dengan cara menghindari hubungan seksual diluar nikah (Rep.12/11/95) 11) Di Indonesia pada 1996 yang lalu kondom yang diimpor dari Hongkong ditarik dari peredaran karena 50% bocor. 12) Tingkat keamanan kondom (bebas kebocoran) di negara-negara berkembang rata-rata hanya 70%. Kondom terbuat dari latex yang peka terhadap sinar (matahari dan lampu), oksigen dan kelembaban. Umur pakai kondom hanya 5 tahun. Dikhawatirkan, banyak kondom yang diimpor dari luar negri yang melewati batas waktunya. Penyimpanan yang tidak hati-hati dapat menyebabkan kondom berjamur, robek bahkan copot sama sekali. Kalau diamati penyimpanan kondom diapotik-apotik yang sering diletakkan di bawah lampu neon. Keadaan bertambah gawat kalau penyimpanan di gudangnya kurang hati-hati atau kurang teliti misalnya diletakkan di lantai. Namun terdapat fakta yang lebih memprihatinkan, yaitu orang membeli kondom justru di pinggir jalan. Dari berbagai penelitian di Indonesia menunjukan orang membeli kondom di penjual rokok atau jamu atau kios obat kaki lima. Dari 10 orang orang petualang seks 3 orang kemungkinan tidak aman dari serangan HIV/AIDS karena itu seks yang aman adalah hanya dilakukan dengan pasangan yang sah. (Lubis, F.,1996) 13) Gereja Katolik (Vatikan) menyerukan kepada masyarakat bahwa kondom tidak melindungi seorang dari ketularan virus HIV/AIDS. Selanjutnya sebagaimana dikemukakan oleh Kim Barnes (2003) dari BBC London, menyatakan bahwa cara terbaik agar terhindar dari virus HIV/AIDS adalah abstinentia, yaitu tidak melakukan hubungan seks di luar nikah. 14) Alfonso Lopez Trujillo (2003) seorang kardinal senior dari Vatikan yang menyatakan virus HIV/AIDS dapat menembus dinding kondom, kecilnya virus HIV 1/450 lebih kecil dari sperma saja masih bisa menembus lapisan kondom, apalagi virus HIV. 15) Gordon Wambi (2003) seorang aktivis AIDS menyatakan ketidaksetujuan pemakaian kondom. Hal ini sesuai dengan Vatikan’s Pontifical Council for Familiy yang menyerukan kepada pemerintah agar tidak menganjurkan pemakaian kondom kepada rakyatnya: kampanye kondom sama saja kampanye rokok, bahanya sama. 16) Sejak kondom mudah diperoleh, penyebaran virus HIV/AIDS menjadi semakin melesat dengan pesat, disimpulkan bahwa kondom membantu penularan penyebaran HIV/AIDS, demikian dikemukakan oleh Archbishop of Nairobi (Raphael Ndingi Nzeki, 2003). 17) Selanjutnya gereja Katolik menganjurkan kepada salah satu pasangan suami istri yang terinfeksi untuk tidak menggunakan kondom, sebab virus HIV bisa menembus pada pasangan yang lain. Dewasa ini dunia sedang menghadapi global pandemic HIV/AIDS yang telah menewaskan lebih dari 20 juta orang dan menginfeksi 42 juta orang. Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan telah meluncurkan program Pekan Kondom Nasional 2013. Kegiatan ini digelar dalam rangka peringatan hari AIDS se-Dunia 1 Desember 2013. Tujuannya untuk menekan angka penyebaran virus HIV/AIDS di Indonesia. Sumber : Prof Dr dr Dadang Hawari, Psikiater (Global Effect HIV/AIDS; Dimensi Psikoreligi,2012/antiliberal/voa-islam.com)  Share this post.. latestnews 18 Tips Menggapai Shalat Lebih Khusyu 12 Tips Praktis Mengajarkan Al Quran Pada Anak Mustofa : Soal Jilbab Polwan, Polri Jangan Permainkan Umat Islam Menemukan Alunan Cinta Sejati Dalam Islam Halal Watch: Jaminan Halal Masih Belum Ada Untuk Produk Farmasi Sehat Ala Nabi (2): Puasa Lebih Hebat Daripada Diet Ala 'OCD' Pekan Kondom Nasional & Legalisasi Seks Bebas Harus Ditindak 15 Kunci Rizki Dari Allah untuk HambaNya Yang Beriman News Index » home | South East Asia | Islam of The World | Islamia | Muslimah | Teenage | Interview & Profile | Lintas Berita Islam View Full Version

selengkapnya...

Program Pekan Kondom Nasional = Program Legalisasi Zina

Oleh : Adi Victoria

Tepat 01 Desember 2013 kemarin, sebagai peringatan Hari AIDS Sedunia, Menkes RI yakni Dr. Nafsiyah Mboi membuat sebuah program bertajuk “Pekan Kondom Nasional”. Pekan, artinya 7 hari,maka selama 7 hari, sejak 1 Desember akan ada pembagian kondom secara gratis di beberapa tempat. Tujuan dari kegiatan ini untuk mengurangi penularan kasus HIV/AIDS di Indonesia. Menurutnya, Kemenkes punya kewajiban untuk mengurangi penularan HIV. Pada perilaku seks berisiko, penularan HIV bisa dicegah dengan menggunakan kondom. Tentunya, menghindari perilaku seks berisiko jauh lebih dianjurkan. Kondomisasi ini sendiri dilakukan setelah mereka berkesimpulan bahwa fakta tentang penularan virus HIV AIDS naik menjadi 60%, sedangkan penularan melalui jarum suntik menurun. Kalau kita perhatikan, sesungguhnya program Pekan Kondom Nasional itu sendiri merupakan penerapan kebijakan yang mengaplikasian program ABDC oleh UNAIDS (United Nation Acquired Immune Deficiency Syndrome) dan WHO melalui PBB. Ringkasnya, A=Abstinence alias jangan berhubungan seks; B=Be faithfull alias setialah pada pasangan, C=Condom alias pakailah kondom, atau D=no use Drugs atau hindari obat-obatan narkotika. Program ABCD sebenarnya cukup bagus, namun itu secara teori, kalau secara praktik maka akan sulit. Kenapa? Karena, pertama, program A, alias Abstinence alias jangan berhubungan seks, itu hanya sebuah himbaun yang sifatnya adalah nasehat. Bukan sebuah peringatan yang disertai dengan adanya sanksi kepada pihak yang melanggar peringatan tersebut. Kedua, program B, alias Be faithfull alias setialah pada pasangan, maka ini multitafsir. Apakah yang dimaksud itu adalah setia pada pasangan yang halal (suami-isteri) atau bisa juga setia pada pasangan yang tidak halal, yang artinya mereka bisa disebut pasangan yang berzina. Sedangkan zina adalah salah satu penyebab terjadinya penyakit-penyakit yang mengerikan. Dalam riwayat Ibnu Majah dan al-Hakim dan riwayat ini shahih dengan salah satu lafadz, Rasulullah Sallallahu ‘Alahi Wasallam bersabda :’ “Tidaklah perzinahan tampak pada sebuah kaum hingga mereka melakukannya secara terang-terangan, kecuali penyakit-penyakit yang belum pernah ada pada para pendahulu mereka yang telah lalu akan mewabah pada mereka” Sesuatu yang diberitakan oleh Rasulullah Sallallahu ‘Alahi Wasallam telah tampak pada masa ini. Ini memberikan bukti bagi dunia bahwa ajaran Islam adalah yang terbaik bagi manusia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan jumlah pengidap penyakit kencing nanah (Gonorrhea) setiap tahunnya lebih dari 250 juta orang. Sebagaimana diperkirakan jumlah pengidap penyakit spilis setiap tahunnya mencapai 50 juta orang. Majalah Amerika, The Times tanggal 4 juli 1983 menyebutkan 20 juta warga Amerika mengidap penyakit Herpes, dan mengumumkan bahwa di Afrika saja 30 juta orang mati setiap tahun dengan sebab penyakit AIDS yang muncul akibat hubungan seks bebas (zina). Di samping itu juga muncul penyakit-penyakit lain yang bermacam-macam akibat tersebarnya perzinahan. Ketiga, program C alias alias pakailah kondom. Ini sama artinya mengatakan “silahkan anda berzina, asal pakai kondom” . apalagi ketika kondom tersebut dibagikan secara gratis, serta ditempat-tempat yang menyuburkan perzinahan seperti di tempat pelacuran, Hotel, dan tempat hiburan yang sarat akan terjadinya perilaku seks. Maka apa namanya kalau membagikan kondom secara gratis bukan mau menyuburkan seks? Selain itu, banyak penelitian menunjukan bahwa kondom tidak efektif untuk mencegah penularan virus HIV AIDS.  Pada Konferensi AIDS se-Dunia di Chiangmai, Thailand tahun 1995, diumumkan hasil penelitian ilmiah, bahwa kondom tidak dapat mencegah penularan HIV/AIDS . Sebab ukuran pori-pori kondom jauh lebih besar dari ukuran virus HIV. Ukuran pori-pori kondom sebesar 1/60 mikron dalam kondisi normal dan membesar menjadi 1/6 mikron saat dipakai. Sedangkan ukuran virus HIV hanya 1/250 mikron. Jelas virus HIV sangat mudah bebas keluar masuk melalui pori-pori kondom. Maka, jika dikatakan kondomisasi dapat menangkal penularan virus HIV/AIDS, itu jelas menyesatkan dan membodohi masyarakat. Kondom juga tidak ampuh menangkal penyakit lainnya. Dr. Ricki Pollycove, pakar kesehatan dari California Pacific Medical Center San Francisco, mengatakan bahwa didapatkan sejumlah temuan, kondom tidak bisa mencegah penyakit herpes. Sejumlah orang tetap terinfeksi herpes meski mereka sudah menggunakan kondom dengan benar (sfgate.com, 21/1/2013). Apalagi, peluang terjadinya cacat pada kondom yang beredar tetap ada. Di AS saja, 2 dari 100 kondom ditemukan rusak. Keempat, program D alias no use Drugs atau hindari obat-obatan narkotika. Untuk mencegah penggunaan narkoba, para pecandunya diberi solusi dengan substitusi metadon. Metadon adalah turunan dari narkoba (morfin, heroin dkk) yang mempunyai efek adiktif (nyandu) dan menyebabkan “loss control” (tidak mampu mengendalikan diri). Dengan dalih agar tidak menggunakan narkoba suntik  metadon pun ditempuh karena metadon melalui mulut.  Padahal, “loss control” dapat menyebabkan perilaku seks bebas sebagai transmisi utama penularan virus HIV/AIDS. Lebih ironis lagi adalah legalisasi penggunaan jarum suntik pada pecandu narkoba, dengan dalih agar tidak terjadi penggunaan jarum suntik secara bersama-sama. Padahal, langkah ini justru akan melestarikan penggunaan narkoba suntik. Siapa yang bisa menjamin jarum suntik akan digunakan sendiri? Sebab, fakta menunjukkan pengguna narkoba biasanya hidup berkelompok. 5 why? Atau Analisis Lima Mengapa Analisis 5 mengapa adalah teknik tanya-jawab sederhana untuk menyelidiki hubungan sebab akibat yang menjadi akar dari suatu permasalahan. Tehnin ini biasanya digunakan untuk menemukan root cause atau akar penyebab kenapa masalah itu terjadi. Saya melihat, sepertinya 5 why ini bisa diterapkan terhadap masalah penyebaran virus HIV AIDS. Dimulai dengan pertanyaan kenapa terjadi penyakit AIDS? Jawabannya karena adanya virus HIV. Kenapa virus HIV bisa ada? Yakni karena terjadi perilaku seks yang menyimpang (zina) Kenapa Zina terjadi? Jawabannya karena adanya pemahaman kebebasan melakukan hubungan seks, asal suka sama suka. Kenapa bisa terjadi adegan seks suka sama suka? Jawabannya karena ada kebebasan yang menjamin itu, yakni ide demokrasi yang memberikan pemahaman kebebasan berperilakusalah satunya adalah melakukan perbuatan zina asal suka sama suka. Maka jelas penyebab nya adalah karena adanya perbuatan zina itu sendiri. Maka sebenarnya cara yang harus dilakukan adalah mencabut akar persoalan, yakni perbuatan zina itu sendiri, bukan malah mencari solusi yang lain. Tapi karena negara ini mengadopsi ideologi Kapitalisme yang berbasis pada aqidah sekulerisme maka akan sulit untuk mengambil solusi tersebut. Ini dikarenakan demokrasi yang menjadi penyebab munculnya ide kebebasan tersebut merupakan anak kandung dari sekulerisme itu sendiri. Setiap individu berhak dan bebas melakukannya dengan siapa saja, asalkan atas dasar suka sama suka. Negara tidak boleh campur tangan kecuali ada pihak yang merasa terganggu dan dirugikan. Selama itu tidak ada, seks bebas tidak boleh dilarang. Bahkan, jika dianggap bermanfaat secara ekonomi, seks bisa menjadi komoditas yang bernilai komersial. Dan tentu hal ini juga akan mendongkrak penjualan kondom. Jadi, karena seks bebas tidak boleh dilarang, maka yang dilakukan adalah meminimalisir risiko. Pilihannya, yaitu, kampanyekan kondom. Inilah solusi sekulerisme-kapitalisme. Program Pekan Kondom Nasional tidak akan efektif untuk mencegah atau menanggulangi penyebaran virus HIV dan penyakit AIDS, namun malah akan mengundang adzab dari Allah swt. Dalam hadits riwayat Al Thabarani dan AlHakim, disebutkan: Apabila zina dan riba telah terang-terangan dilakukan di suatu negeri, maka sesungguhnya mereka telah menghalalkan diri mereka dari azab Allah. Solusi Islam Islam adalah agama yang sempurna. Kesempurnaan Islam adalah sebagai sistem juga sebagai sumber hukum. Salah satunya adalah bagaimana Islam menyelesaikan masalah penularan virus HIV AIDS itu sendiri. Maka pertama adalah membuat sebuah sistem agar perzinaan tersebut tidak terjadi. Yakni dengan menutup semua sarana yang bisa menghantarkan kepada perzinaan itu sendiri, seperti larangan khalwat, ikhtilath, kewajiban menutup aurat bagi muslimah yang sudah baligh. Dimana jika larangan tersebut di langgar maka mereka akan mendapatkan sanksi yang tegas. Sehingga bisa membuat efek jera. Kedua, penangangan kepada orang yang sudah tertular. Maka hal ini dilihat dari dua segi. Pertama, jika si penderita tertular karena kemaksiyatanya, semisal berzina, dan statusnya dalah muhsan (sudah menikah) maka ia akan dihukum mati. Kedua, adapun jika yang tertular adalah berstatus ghairu muhsan (belum menikah) maka setelah di cambuk 100 kali mak akan di karangtina. Apakah ini diskriminasi? Tidak!. Tindakan ini dilakukan untuk menyetop perluasan penyebaran virus HIV itu sendiri. Dalam hadits riwayat Ahmad, Bukhari, Muslim dan An-Nasa’i, Rasulullah SAW memerintahkan apabila ada sebuah daerah terserang wabah thâ’ûn, orang yang berada di luar daerah itu tidak boleh masuk. Sebaliknya, orang yang ada di dalamnya tidak boleh keluar. Ini bukan untuk mendiskriminasi atau mengisolasi, namun mencegah agar penyakit menular itu tidak menyebar luas. Dan tentu hal ini akan bisa dilakukan efektif jika negara yang melakukannya, bukan masyakarat yang tergabung ke dalam kelompok, apalagi hanya indvidu saja. Dari masalah ini saja, kita bisa melihat betapa urgent nya sistem Islam yakni Khilafah untuk menyelesaikan persoalan tersebut.  Karena ketiadaan khilafah, sulit atau boleh dibilang mustahil dapat menerapkan syariat Islam secara kaffah. Wallahu a’lam[]. Share on: Facebook or Twitter Analisa Terbaru Yang Difatwakan Sesat Atau Harus Diwaspadai Tidak Layak Menyiarkan Kesesatannya Timur Tengah, Pemuda, dan Indonesia Terorisme (Mengeja Akar dan Realitas Penindakannya di Indonesia) Tolak APEC,Tolak Forum Kapitalisme Global Amerika Shutdown, Apakah Akan Menjadi “The New Sick Man of West”? Copyright © 2012 eramuslim.com Media Islam Rujukan Redaksi – Iklan – Tentang Kami – Disclaimer – Copyright Eramuslim. All rights reserved. Full Version

selengkapnya...

Mahasiswi Tervonis 11 Tahun Ini Dilamar Milyuner Denmark

Vonis 11 tahun kepada para mahasiswi gerakan “7 Pagi” hanya karena mereka melakukan demonstrasi damai telah membuat banyak orang miris dengan penegakan hukum dan keadilan di Mesir. Selain itu, banyak juga simpati diberikan kepada para mahasiswi tersebut. Yang terbaru, ada sebuah simpati berbentuk lain berasal dari Denmark. Seorang milyuner berkebangsaan Mesir yang kini tinggal di Denmark, Mohamad Salame, mengirimkan lamaran terbuka melalui akun facebooknya kepada salah seorang tervonis tersebut. Berikut surat lamarannya: “Duhai bulan yang bercahaya, aku dan putraku merasa terhormat, memintamu menerima lamaran untuk menikah dengan putraku. Engkaulah wanita yang merdeka dan mulia. Engkau putri seorang yang mulia. Engkau telah meninggikan kemuliaan kami. Semoga Allah swt. meninggikan derajatmu dan keluargamu di surga-Nya.”(msa/dakwatuna/klmty) Redaktur: Retummoc


 Sumber: http://www.dakwatuna.com/2013/11/30/42905/mahasiswi-tervonis-11-tahun-ini-dilamar-milyuner-denmark/#ixzz2mPrFwxmV Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook /@cwi

selengkapnya...

Ustadz Yusuf Mansur: Jilbab Ditunda, Kondom Malah Dibebaskan

Pembagian kondom gratis dalam rangka Pekan Kondom Nasional meresahkan ulama, termasuk Pimpinan Ponpes Daarul Quran Bulak Santri, Ustadz Yusuf Mansur yang geram mendengar kabar tersebut. Ia membandingkan dengan penundaan penggunaan jilbab untuk polwan Muslimah. “Jilbab ditunda2… Kondom malah dibebaskan sebebas2nya… Innaa lillaah… Innaa lillaah… Innaa lillaah, ” tulis Ustaz Yusuf dalam Twitter pribadinya @Yusuf_Mansur. Ustadz berusia 36 tahun ini bahkan mengaku merasa jijik dengan program Pekan Kondom Nasional yang digelar Kementerian Kesehatan tersebut. “Tiba2 saya merasa jijik hari ini dengan negara ini… Semoga dtgnya maghrib sebentar lagi, nyaman lagi hati saya, setelah shalat nanti…” “Tapi saya percaya. Ini kelalaian saja. Bukan kesengajaan. Insyaa Allah kita bawa menjadi doa, atas semua pemandangan & rasa…” Ustadz asli Betawi itu melanjutkan, “Masa skrng negara lsg yg berupaya bagus, baik, malah memilih cara yg ga bagus. Yusuf Mansur mau nerima, bljr, & menyempurnakan… Negara?” (rol/sbb/dakwatuna) Sumber: http://www.dakwatuna.com/2013/12/03/43055/ustadz-yusuf-mansur-jilbab-ditunda-kondom-malah-dibebaskan/#ixzz2mPpojlIr Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook /@cwi

selengkapnya...

Gabung bersama kami

About Me

admin jg menerima pelayanan jasa

admin jg menerima pelayanan jasa
Jasa arsitek rumah; desain arsitek / desain rumah, gambar denah rumah, bangun rumah baru, renovasi rumah dan pembangunan mesjid, mushola, ruko, disaign taman, dll. klik gambar utk kontak personal.

Syiar Islam On Twitter

Site info

Kalkulator Zakat Fitrah

  © Syiar islam Intisari Muslim by Dede Suhaya (@putra_f4jar) 2015

Back to TOP  

Share |