Ketika Fatimah ra cari pelayan . . . (part.1)

Fatimah az-zahra panggilannya. Ia adalah putri kesayangan dan kecintaan Muhammad Rosullullah saw. Wanita teladan, wanita yg terbaik d seluruh alam. Dialah satu2nya wanita...
yg hidup dalam naungan ayahandanya yg maksum, dalam pengasuhan nabi yg mulia

tdk byk yg tau, spt apa kehidupan fatimah ra. Baik ketika msh gadis maupun sesudah berumah tangga dg saidina ali bin abu thalib. Selain dari sedikitnya referensi mengenai fatimah, jg karena usianya xg singkat. Hanya 18 thn. Separuh dari usianya itu adalah masa2 sebelum ia dewasa. Sehingga jrg yg mengira bgmn pertumbuhan gadis kesayangan nabi itu.

Belum puas rasanya bermanja2 dlm kecintaan dan pangkuan ibunda, ibunya meninggal. Usianya baru 8 thn ketika itu. Airmatanya bercucuran, perasaannya yg halus sgt terluka. Jiwanya terpukul dan ia mencari ibundanya d setiap sudut.

"Ayah, d mana ibuku ?". Katanya suatu kali kpd Rosulullah saw. Rosulullah menangis mendengar pertanyaan yg memilukan itu. Llu beliau menjawab, "Sesungguhnya ibumu berada d sebuah rumah dari Zamrud, d mana tdk ada rasa letih dan lelah d sana"


Fatimah ra telah mengalami masa kanak2 yg pahit. Ia melihat dan merasakannya sndri, bgmn penderitaan ayahnya dlm menegakan agama islam. Ia melihat sendiri bgmn kedua org tua dan sahabat2nya d siksa. Lebih2 stlh ibunya meninggal. Maka Ayahnya menjadi satu2nya sasaran utk balas dendam.

Pernah suatu ketika, Rosulullah yg baru sj mendapat lemparan kembali ke rumah. Ia melihat wajah putri kesayangannya pucat dan layu. Bagaikan tak pernah kering dari air mata. Sedih kehilangan ibu. Lebih sedih kemudian melihat Ayahnya d siksa dan d musuhi oleh org byk. Lalu fatimah merangkul dan membersihkan kotoran dari kepala ayahnya.
"Jangan menangis anakku, sesungguhnya Allah adalah pembela Ayahmu".
setiap hari perasaan sedih karena kehilangan ibu semakin mendalam. Karena itu pula cinta Rosulullah saw kepada Fatimah ra semakin bertambah. Rosulullah memperlihatkan rasa sayang dan cinta kepada putrinya, karena Beliau tahu perasaan sorg anak yg kehilangan ibu. Karena itu, Rosulullah tdk pernah tidur sebelum mencium tubuh dan pakaian fatimah ra.

*menikah dan mengurus rumah tangga

belum lagi dewasa, Fatimah ra d lamar pembesar2 Quraisy yg terhormat, kaya dan termasuk golongan pemula yg msk islam. Tetapi tdk satupun dari mereka yg mendapat anggukan kepala dari Rosulullah. Karena Rosulullah ingin bermenantukan sayidina Ali bin Abi thalib. Rosulullah d perintahkan utk menikahkan cahaya dg cahaya.
Sayidina Ali dan Fatimah ra adalah masing2 sbg pria dam wanita teladan yg sempurna dalam islam. Ali tumbuh sejak mudanya d tangan Rosulullah. Beliau memberinya ilmu, keutamaan dan kesempurnaan. Begitupula halnya dg Fatimah Az zahra binti Muhammad saw.
Pernikahan keduanya mpk contoh yg paling mengagumkan dalam hal kemurnian, ketulusan dan kasih sayang. Mereka saling tolong menolong dg serasi dalam berumah tangga. Rosulullah memutuskan, Fatimah mengurus apa2 yg ada d dalam rumah dan Ali mengurus yg ada d luar rumah.
Fatimah ra sangat mengerti dg tanggung jawab sorg istri dari seorg panglima pasukan dan pembantu Rosulullah. Kalau bukan karena pedang suwaminya, tiang agama islam tdk akan tegak berdiri. Karena itu, ruamah tangga Fatimah ra mst menjadi tempat swami berlindung darh keletihan kehidupan dan kesulitan dunia. Swaminya harus mampu memulihkan kekuatan dan siap menghadapi periode kehidqtannya selanjutnya.

*Fatimah ra membutuhkan pelayan

suatu waktu. Bilal terlambat datang shalat shubuh bersama Rosulullah saw. Lalu Rosulullah bertanya kepada Bilal, "Apa yg menahanmu, sampai kau terlambat ?"
kata Bilal. "Saya melewati Fatimah yg sedang menggiling, sementara anaknya menangis. Lalu saya tawarkan, jika engkau mau, biarkan aku yg memengang gilingan dan engkau yg memegang anak, atau aku yg memegang anak, engkau yg memegang gilingan. Lalu Fatimah memilih memegang anaknya. Itulah yg menahanku ya Rosulullah."
"Engkau telah mengasihinya, maka Allah akn mengasihimu," jawab Rosulullah saw.
Putri Rosulullah ini tdk menganggap rendah pekerjaan di dlm rumah. Ia tdk pernah menolaknya. Padahal dia adalah anak manusia yg paling Agung d dalam islam. Karena itu pula sayidina Ali semakin kasihan kpd Fatimah ra. Ia selalu memuji istrinya yg paling d cintai Rosulullah saw.
Sayidina Ali menawarkan kpd Fatimah ra "jika kamu menemuh Ayahmu, mintalah kpd beliau seorg pelayan. Agar kamu tdk lagi merasa kecapekan dengan pekerjaan ini." Fatimah ra setuju lalu ia pergi ke rumah Rosulullah. Tetapi karena wkt itu byk orang orang yg sedang bercakap, ia merasa malu. Ia kembali ke rumahnya.

*pahala lepas kepada pelayan

ketika besok Rosulullah datang k rumah Fatimah ra, Rosulullah menanyakan keperluannya. Lalu sayidina Ali berkata "Fatimah selalu mengambil air sehingga berbekas di dadanya. Fatimah menggiling hingga bengkak tangannya, membersihkan rumah, hingga berdebu pakainya. Menyalakan api d bawah priuk sampai kotor pakaiannya. Laku kusarankan mintalah pelayan kepadamu"
Rosulullah menangis mendengar permintaan putrinya kesayangannya itu. Kemudian berkata kpd Fatimah ra. "Wahai Fatimah, demi Allah yg mengutusku dg kebenaran, sesungguhnya di masjid ada 400-an orang yg tidak mempunyai makanan dan pakaian. Seandainya Aku tdk takut kayu yg berduri, niscaya aku berikan kepadamu apa yg kamu minta."
"Wahai Fatimah, aku tidak ingin pahalamu lepas kepada seorg pelayan. Dan aku khawatir Ali bin Abi thalib nanti pd hari kiamat d hdpn Allah akan bermsuhn dgmu

selengkapnya...

Fatwa MUI Tentang Haramnya Pluralisme, Liberalisme, dan Sekulerisme Agama

Keputusan Fatwa Majelis Ulama Indonesia
Nomor : 7/Munas VII/MUI/11/2005
TentangPluralisme, Liberalisme, dan Sekulerisme Agama
Bismillahirrahmanirrahim
Majelis Ulama Indonesia (MUI), dalam Musyawarah Nasional MUI VII pada 19-22 Jumadil Akhir 1426 H/26-29 Juli 2005 :

Menimbang :

Bahwa pada akhir-akhir ini berkembang paham pluralisme, liberalisme, dan sekulerisme agama serta paham-paham sejenis liannya dikalangan masyarakat;
Bahwa berkembangnya paham pluralisme, liberalisme, dan sekulerisme agama dikalangan masyarakat telah menimbulkan keresahan sehingga sebagian masyarakat meminta MUI untuk menetapkan fatwa tentang masalah tersebut;
Bahwa oleh karena itu, MUI memandang perlu menetapkan fatwa tentang paham pluralisme, liberalisme, dan sekulerisme agama tersebut untuk dijadikan pedoman oleh umat Islam.
Mengingat :

Firman Allah SWT :

“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang merugi”. (QS. Al-Imram [3] : 85)

“Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam..” (QS. Al-Imran [3] : 19)

“Untukmulah agamamu, dan untukkulah agama-ku”. (QS. Al-Kafirun [109] : 6)

“Dan tidak patut bagi laki-laki yang mu’min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu’min, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetpkan suatu ketetapan akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata”. (QS. Al-Ahzab [33] : 36)

“Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak pula mengusir kamu dai negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlakuk adil. Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan kawanmu orang-orang yang memernagi kamu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu.Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mreka itulah orang-orang yang zalim”. (QS. Al-Mumtahinah [60] : 8-9)

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamju melupakan bahagaianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orng-orang yang berbuat kerusakan”. (QS. Al-Qashash [28] : 77)

“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang dimuka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkan dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta terhadap Allah”. (QS. Al-An’am [6] : 116)

“Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya. Sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada mereka kebanggaan mereka tetapi mereka berpaling dari kebanggaan itu”. (QS. Al-Mu’minun [23] : 71)
Hadist Nabi Shallahu Alaihi Wa Sallam:
Imam Muslim (wafat 262) dalam kitabnya Shahih Muslim, meriwayatkan sabda Rasulullah Shallahu Alaihi Wa Salllam :“Demi Dzat yang menguasai jiwa Muhammad, tidak ada seorang pun baik Yahudi maupun Nasrani yang mendengar tentang diriku dari umat Islam ini, kemudian ia mati dan tidak beriman terhadap ajaran yang aku bawa, kecuali ia akan menjadi penghuni neraka.” (HR. Muslim)
Nabi mengirimkan surat-surat dakwah kepada orang-orang non muslim, antara lain Kaisar Heraklius, Raja Romawi, yang beragama Nasrani dan Kisra Persia yang berama Majusi, di mana Nabi mengajak mereka untuk masuk Islam. (Riwayat Ibn Sa’d dalam al-Thabaqat al Kubra dan Imam al-Bukhari dalam Shahih Bukhari).
Nabi Shallahu Alaihi Wa Sallam melakukan pergaulan sosial secara baik dengan komunitas-komunitas non muslim seperti komunitas Yahudi yang tinggal di Khaibar dan Nasrani yang tinggal Najran, bahkan salah seorang mertua Nabi yang bernama Huyay bin Ahthab adalah tokoh Yahudi dari Ban Quraizhah (Sayyid Quraizhah). (Riwayat al-Bukhari dan Muslim)
Memperhatikan :Pendapat Sidang Komisi C Bidang Fatwa pada Munas VII MUI 2005.

Dengan bertawakkal kepada Allah SWT

MEMUTUSKAN

Menetapkan : Fatwa Tentang Pluralisme, Liberalisme, dan Sekulerisme Agama

Pertama : Ketentuan Umum

Dalam fatwa ini, yang dimaksud dengan,

Pluralisme agama adalah suatu paham yang mengajarkan bahwa semua agama adalah sama dan karenanya kebenaran setiap agama adalah relatif, oleh sebab itu, setiap pemeluk agama tidak boleh mengklaim bahwa hanya agamanya saja yang benar sedangkan agama yang lain salah. Pluralisme agama juga mengajarkan bahwa semua pemeluk agama akan masuk dan hidup berdampingan di surga.
Pluralitas agama adalah sebuah kenyataan bahwa di negara atau daerah tertentu terdapat berbagai pemeluk agama yang hidup secara berdampingan.
Liberalisme agama adalah memahami nash-nash agama (al-Qur’an dan Sunnah) dengan menggunakan akal pikiran yang bebas, dan hanya menerima doktrin-doktrin agama yang sesuaid engan akal pikiran semata.
Sekulerisme agama adalah memishkan urusan dunia dari agama, agama hanya digunakan untuk mengatur hubungan pribadi dengan Tuhan, sedangkan hubungan sesama manusia diatur hanya dengan berdasarkan kesepakatan sosial.
Kedua : Ketentuan Hukum

Pluralisme, Sekulerisme, dan Liberalisme agama sebagaimana dimaksud pada bagian pertama adalah paham yang bertentangan dengan ajaran agama Islam.
Umat Islam haram mengikuti paham Pluralisme, Sekulerisme dan Liberalisme agama.
Dalam masalah aqidahdan ibadah, umat Islam wajib bersikap eksklusif, dalam arti haram mencampuradukkan aqidah dan ibadah umat Islam dengan aqidah dan ibadah pemeluk agama lain.
Bagi masyarakat muslim yang tinggal bersama pemeluk agama lain lain (pluralitas agama), dalam maslah sosial yang tidak berkaitan dengan aqidah dan ibadah, umat Islam bersikap inklusif, dalam arti tetap melakukan pergaulan sosial dengan agama lain sepanjang tidak saling merugikan.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 21 Jumadil Akhir 1426 H/28 Juli 2005 M.

Musyawarah Nasional VIIMajelis Ulama Indonesia

Pimpinan Sidang Komisi C Bidang Fatwa

KH. Ma’ruf Amin
Ketua

Drs. H.Hasanuddin M. Ag
Sekretaris

Pimpinan Sidang Pleno:

Prof. Dr. H. Umar Shihab
Ketua.

Prof. Dr. HM. Din Syamsuddin
Sekretaris./@cwi



sumber; eramuslim.com

selengkapnya...

Suburnya Aliran Sesat di Indonesia

Lia Eden, salah satu pemimpin aliran sesat
Oleh Hartono Ahmad Jaiz

Kampus UI (Universitas Indonesia) di Depok Jawa Barat, menggelar seminar di lingkungan FISIP UI (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik) berjudul "Indonesiaku Subur Aliran Sesat". Seminar itu dalam rangka pengajian bulanan, berlangsung Senin 26 November 2007, menghadirkan nara sumber: M Amin Djamaluddin ketua LPPI (Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam) yang juga anggota Komisi Pengkajian dan Pengembangan di MUI (Majelis Ulama Indonesia) dan Hartono Ahmad Jaiz penulis buku-buku Islam di antaranya "Aliran dan Paham Sesat di Indonesia".

Seminar ini berkaitan dengan maraknya aliran sesat di Indonesia, bahkan ada nabi palsu bernama Ahmad Moshaddeq dari Betawi (Jakarta) yang mengaku dirinya nabi dan mengganti Syahadat Rasul menjadi "wa asyhadu anna al-Masih al-maw’ud rasulullah", dan aku bersaksi bahwa al-Masih yang dijanjikan adalah rasul Allah. Pengikut nabi palsu itu diklaim sebanyak 41.000 orang di berbagai kota, terutama mahasiswa dan anak-anak muda. Padahal aliran itu baru mulai sejak 1999, dan mengaku nabi itu baru sejak 2006, secara sembunyi-sembunyi, kemudian pertengahan tahun 2007 secara terang-terangan.

Nabi palsu ini tidak mewajibkan shalat 5 waktu, hanya menyuruh shalat malam saja. Alasannya karena masih periode Makkah, jadi belum wajib shalat 5 waktu. Keruan saja orang yang tadinya ogah-ogahan shalat merasa mendapatkan tempat, bagai pucuk dicinta ulam tiba. Maka tak mengherankan, ketika Sang Nabi Palsu itu menyatakan taubat 9 November 2007, justru sebagian pengikutnya menyatakan tetap tidak mau bertaubat. Dan lebih aneh lagi para pendukung (bukan pengikut) nabi palsu itu yang biasanya ditengarai sebagai orang-orang dari kelompok liberal masih saja mendukung nabi palsu, untuk meneruskan “perjuangannya” sebagai nabi palsu walau Sang Nabi Palsu telah bertaubat.

Keanehan itu sampai kadang tak masuk akal. Misalnya, Abdul Moqsith Ghazali, dari UIN (Universitas Islam Negeri) Jakarta yang dikenal sebagai tokoh JIL (Jaraingan Islam Liberal) ketika berdialog dengan Ketua Komisi Fatwa MUI (Majelis Ulama Indonesia) Dr Anwar Ibrahim di Metro TV 29 November 2007 malam, Moqsith bilang mengakui Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam nabi terakhir. Tetapi Moqsith menolak bila Ahmad Moshaddeq yang mengaku sebagai nabi baru lagi itu difatwakan oleh MUI sebagai sesat. Dan Moqsith menolak pula ketika hari itu Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta mengeluarkan keputusan pelarangan terhadap Al-Qiyadah Al-Islamiyah yang dipimpin oleh Ahmad Moshaddeq untuk wilayah DKI Jakarta. Sikap Moqsith Ghazali ini sangat tak masuk akal yang waras. Kecuali kalau memang dia tidak percaya bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam nabi terakhir; maka penolakannya terhadap Fatwa MUI dan keputusan pelarangan oleh Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta itu baru masuk akal, karena untuk membela keyakinan batilnya yang jelas-jelas melawan Al-Qur’an dan As-Sunnah yang telah menegaskan bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam penutup para nabi (QS. Al-Ahzab [33] : 40), tidak ada sama sekali nabi sesudahnya.

Kembali kepada masalah diadakannya seminar tentang suburnya aliran sesat itu, karena UI termasuk menjadi sasaran penyebaran aliran sesat, dan sudah ada korban-korbannya. Pencari korban pun ada yang tertangkap oleh Satpam (satuan pengamanan) beberapa hari menjelang seminar ini, dan ternyata itu dari kelompok NII (Negara Islam Indonesia) yang di antara doktrinnya adalah meniadakan kewajiban shalat 5 waktu karena dianggap masih periode Makkah, belum periode Madinah, kata M Amin Djamaluddin yang menunjukkan bukti-bukti tercantumnya beberapa nama mahasiswa UI lengkap dengan fakultas dan jurusannya yang tercatat dalam daftar anggota kelompok aliran sesat NII.

Yang menjadi pertanyaan utama dalam seminar ini, kenapa Indonesia subur sekali aliran sesatnya. Nara sumber menuturkan, ada beberapa hal yang menjadikan kondusifnya kemunculan aliran-aliran sesat dan kondusifnya untuk berkembang di Indonesia.

Kondusif untuk Aliran Sesat

Latar belakang kondusifnya keadaan untuk tumbuh suburnya aliran sesat itu, mari kita anailsis sejenak, kita kembangkan dari apa yang telah dibicarakan dalam seminar di UI itu.

Di antara kondusifnya keadaan ini bagi aliran sesat, terutama adalah karena sikap para pemimpin sudah diketahui secara umum bahwa mereka adalah orang-orang yang tidak konsisten, tidak istiqomah, atau bahasa kasarnya plintat-plintut. Mari kita ambil contoh:

1. Para pemimpin di pemerintahan tampak tidak konsisten dalam menangani aliran sesat. Kenyataannya, aliran sesat Islam Jama’ah telah dilarang oleh Kejaksaan Agung tahun 1971, dan disebut, Islam Jama’ah dan dengan nama apapun yang serupa, dilarang di seluruh wilayah Indonesia. Namun kenyataannya, menurut penelitian Badan Litbang (Penelitian dan Pengembangan) Departemen Agama, bahwa Islam Jama’ah itu kemudian berganti nama menjadi Lemkari, kemudian ganti nama lagi menjadi LDII (Lembaga Dakwah Islam Indonesia), namun justru berkembang dan dibiarkan saja oleh pemerintah. (Lihat Buku Bahaya Islam Jama’ah, Lemkari, LDII, terbitan LPPI Jaklarta). Pelarangan Islam Jama'ah dengan nama apapun dari Jaksa Agung tahun 1971: Surat Keputusan Jaksa Agung RI No: Kep-089/D.A./10/1971 tentang: Pelarangan terhadap Aliran- Aliran Darul Hadits, Djama'ah jang bersifat/beradjaran serupa. Menetapkan:

Pertama: Melarang aliran Darul Hadits, Djama'ah Qur'an Hadits, Islam Djama'ah, Jajasan Pendidikan Islam Djama'ah (JPID), Jajasan Pondok Peantren Nasional ( JAPPENAS), dan aliran-aliran lainnya yang mempunyai sifat dan mempunjai adjaran jang serupa itu di seluruh wilajah Indonesia.
Kedua: Melarang semua adjaran aliran- aliran tersebut pada bab pertama dalam keputusan ini jang bertentangan dengan/ menodai adjaran-adjaran Agama. Ketiga: Surat Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan: Djakarta pada tanggal: 29 Oktober 1971, Djaksa Agung R.I. tjap. Ttd (Soegih Arto).
2. Dengan dibiarkannya aliran sesat yang sudah dilarang itu (ketika berganti nama dan kemudian berganti nama lagi ternyata tidak ada larangannya, dibiarkan saja), maka aliran-aliran sesat yang lainnya pun tenang-tenang saja, dan bahkan kemudian muncul di mana-mana aliran sesat yang baru-baru. Jadi yang lama makin berkembang atau bertahan, sedang yang baru pun bermunculan.

Dalam tempo singkat, dari tahun 2001 hingga 2007 telah tercatat ada 250 aliran sesat, dan yang 50 muncul di Jawa Barat, menurut KH Hasyim Muzadi, Ketua Umum NU (Nahdlatul Ulama) (info dari Acara Mata Rantai di ANTV pada pekan awal November 2007, pukul 23.00 WIB, seperti dikutip Majalah Qiblati, edisi 03 tahun III, Desember 2007/ Dzulqa’dah 1428H halaman 11).

3. Pembiaran itu bukan hanya terhadap aliran sesat yang sudah pernah dilarang. Aliran sesat yang sudah difatwakan sesatnya oleh MUI (Majelis Ulama Indonesia) bahkan fatwanya sudah sampai dua kali, seperti Ahmadiyah (difatwakan sesat menyesatkan oleh MUI sampai dua kali yaitu tahun 1980 dan tahun 2005), namun pihak pemerintah masih diam saja. Tidak ada larangan secara nasional, walau kasus bentrokan antara umat Islam dengan orang Ahmadiyah sudah terjadi berkali-kali dan di mana-mana. Sikap pemerintah yang diam saja seperti ini mengakibatkan aneka keresahan bagi umat Islam, tetapi sebaliknya, merupakan angin baik bagi aliran-aliran sesat ataupun orang-orang yang ingin memunculkan aliran sesat.

Lambannya pemerintah dalam menangani aliran sesat itu, berakibat buruk lagi ketika justru berbalik mempersoalkan dampak. Misalnya, ketika sejumlah umat Islam mempersoalkan tempat-tempat ibadah orang Ahmadiyah di Kuningan Jawa Barat yang sudah disegel Pemda setempat kemudian ternyata tetap dipakai oleh orang Ahmadiyah, maka umat Islam beraksi, diantaranya mengakibatkan sebagian kaca bangunan dan sebagainya rusak. Bentrokan itu terjadi Selasa (18/12 2007) antara seribuan massa Gabungan Umat Islam Indonesia (GUII) dengan warga Ahmadiyah di Desa Manis Lor, Jalaksana, Kuningan, Jawa Barat. Kampung Manis Lor memang merupakan basis pengikut aliran Ahmadiyah di kawasan Kuningan Jawa Barat. Jumlah mereka sampai ribuan orang. (Lihat Sabili, No 13, Th XV, 3 Muharram 1429H/ 10 Januari 2008M, halaman 22). Buru-buru orang-orang yang tak bertanggung jawab secara agama malah mempersoalkan keras tentang tindakan umat Islam yang hanya merupakan dampak kecil dari semangat mempertahankan Islam yang sudah diacak-acak oleh Ahmadiyah dengan nabi palsu mereka.

Mestinya hukuman bagi pengikut nabi palsu itu adalah diserang, bila disuruh taubat tidak mau, maka harus dibunuh. Itu jelas, dengan bukti Khalifah Abu Bakar Shiddiq mengerahkan 10.000 Muslimin untuk menyerang nabi palsu Musailimah Al-Kadzdzab dan pengikutnya. Hingga 10.000 pengikut nabi palsu itu mati dibunuh dalam keadaan murtad (dari jumlah 40 000 pengikut nabi palsu).

Namun di sini (Indonesia), justru yang hanya merusak kaca dan hanya sebagai akibat mempertahankan Islam dari perusakan yang jelas dilakukan Ahmadiyah, malah yang bereaksi itu yang dipermasalahkan. Gus Dur dengan anak buahnya pun mengerahkan pembelaan terhadap Ahmadiyah pengacak-acak Islam itu. Ini aneh. Dia dikenal sebagai tokoh Ormas Islam namun lebih rela mengerahkan wadyabala untuk menegakkan kekafiran dan melawan Islam.

Kalau masalah ini terus menerus dibiarkan, dan bahkan yang murtad itu yang dibela, maka benarlah apa yang telah diucapkan oleh orang Aceh saat awal merdeka, bahwa “pergi kafir datang kafir”, yaitu Belanda yang kafir telah pergi, namun orang yang datang pun ternyata kafir juga. (Ungkapan orang Aceh itu penulis dapati dari Dr Daud Ali guru besar UI —Universitas Indonesia— dalam satu kesempatan kuliah masa lalu waktu beliau masih hidup). Itu artinya, membiarkan aliran sesat yang sudah merusak Islam ini ibarat memelihara api di dalam sekam, kapan-kapan akan membakar, dan yang dibakar adalah Islam atau umat Islam. Maka MUI (Majelis Ulama Indonesia) pun bertandang ke Kejaksaan Agung, Jum’at (28/12 2007), dengan membawa fatwa tentang sesatnya Ahmadiyah dan bukti-buktinya, bahkan bukti secara internasional.

Sementara itu pihak Kejaksaan Agung berjanji akan menentukan sikap tentang status Ahmadiyah pada Januari 2008, setelah sebelumnya Al-Qiyadah Al-Islamiyah pimpinan Nabi Palsu Ahmad Moshaddeq dilarang secara nasional di seluruh Indonesia oleh Pakem (Pengawas Aliran Kepercayaan Masyarakat) Kejaksaan Agung 11 November 2007.Pelarangan itu menyusul keputusan Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta dan DIY (Yogyakarta) yang sebelumnya juga telah mengeluarkan pelarangan. Al-Qiyadah resmi dinyatakan sesat karena mengaku Islam tapi tidak mengakui Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai rasul terakhir. (Republika, Ahad 30 Desember 2007, halaman B12/ B1).

Pelarangan itu di antaranya setelah keluarnya Fatwa MUI 3 Oktober 2007 tentang sesatnya Al-Qiyadah Al-Islamiyah yang dipimpin Ahmad Moshaddeq yang mengaku dirinya nabi. Dalam jangka sebulan setelah keluarnya fatwa MUI, ternyata sudah ada larangan-larangan secara local maupun kemudian secara nasional terhadap Al-Qiyadah. Ini membuktikan, sebenarnya penguasa itu bisa dan mampu melarang aliran sesat yang sudah difatwakan oleh MUI.

Namun anehnya, sejumlah aliran yang telah difatwakan sesat oleh MUI, bahkan fatwanya itu bukan hanya oleh MUI Pusat secara dalam acara Munasnya atau bahkan Musyawarah Ulama Nasional, atau bahkan seperti Ahmadiyah itu difatwakan sesatnya oleh MUI sudah dua kali, tahun 1980 dan 2005, namun pihak pemerintah ataupun penguasa masih mendenges saja dalam arti belum juga mengeluarkan larangan. Bahkan ada yang lebih ironis lagi, aliran sesat yang sudah dilarang yaitu Islam Jama’ah kemudian dipelihara dan dipersilakan ganti-ganti baju atau ganti nama. Maka keluar pula rekomendasi MUI. MUI dalam Musyawarah Nasional VII di Jakarta, 21-29 Juli 2005, merekomendasikan bahwa aliran sesat seperti LDII (Lembaga Dakwah Islam Indonesia) dan Ahmadiyah agar ditindak tegas dan dibubarkan oleh pemerintah karena sangat meresahkan masyarakat. Bunyi teks rekomendasi itu sebagai berikut:

"Ajaran Sesat dan Pendangkalan Aqidah. MUI mendesak Pemerintah untuk bertindak tegas terhadap munculnya berbagai ajaran sesat yang menyimpang dari ajaran Islam, dan membubarkannya, karena sangat meresahkan masyarakat, seperti Ahmadiyah, Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), dan sebagainya. MUI supaya melakukan kajian secara kritis terhadap faham Islam Liberal dan sejenisnya, yang berdampak terhadap pendangkalan aqidah, dan segera menetapkan fatwa tentang keberadaan faham tersebut. Kepengurusan MUI hendaknya bersih dari unsur aliran sesat dan faham yang dapat mendangkalkan aqidah. Mendesak kepada pemerintah untuk mengaktifkan Bakor PAKEM dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya baik di tingkat pusat maupun daerah." (Himpunan Keputusan Musyawarah Nasional VII Majelis Ulama Indonesia, Tahun 2005, halaman 90, Rekomendasi MUI poin 7, Ajaran Sesat dan Pendangkalan Aqidah). Jadi ada tiga sikap yang bisa dilihat:

Mengadakan larangan aliran sesat secara nasional, segera setelah ada fatwa MUI.
Aliran sesat dibiarkan saja dan belum ada tanda-tanda dilarang, walau sudah difatwakan sesatnya oleh MUI sampai dua kali sekalipun; bahkan sudah ada bentrokan massa di mana-mana.
Diadakan pelarangan secara nasional dan bahkan dengan nama apapun yang sifat ajarannnya sama, tetap dilarang; namun kenyataannya justru kemudian dirangkul, dipelihara, diganti-ganti namanya. Walaupun terjadi bentrokan dan keresahan masyarakat di mana-mana, namun tetap dibiarkan saja. Sampai ada rekomendasi dari MUI agar dilarangpun masih tetap dibiarkan, bahkan sebagian oknum justru membela yang sesat itu dalam rangka menghalangi dakwah Islam.
4. Paling kurang, ada dua kepentingan yang dianggap diuntungkan oleh sikap mendiamkan bahkan “memelihara” aliran sesat seperti yang dilakukan pemerintah selama ini.

Kepentingan pertama, aliran sesat itu bisa “dipelihara” kemudian dalam kepentingan tertentu, misalnya untuk menambah jumlah pemilih dalam pemilu (pemilihan umum) dan semacamnya, maka dianggap sebagai salah satu asset/kekayaan.
Kepentingan kedua, kalau ada gesekan antara umat Islam dengan pemerintah atau penguasa, maka aliran sesat itu bisa dijadikan “alat pelayanan terhadap umat Islam”, misalnya dengan “pura-pura” aliran sesat itu dihadapi, mau dilarang atau benar-benar ditulis larangan, tetapi nanti dibiarkan saja. Ketika umat Islam sudah bisa “didiamkan”, maka aliran sesat itu justru dirangkul, dibesarkan, dan acara-acaranya dihadiri oleh pejabat tinggi. Kasus aliran sesat Islam Jama’ah yang dilarang tahun 1971 namun kemudian dirangkul, diganti namanya, dipelihara dan dibesarkan itu sudah diketahui secara umum. Itulah kebohongan umum yang diketahui oleh umum pula.
5. “Hal-hal yang dipelihara” itu bukan hanya aliran sesat, tetapi ada juga yang lain-lain. Di antaranya perjudian, pelacuran, pornografi dan semacamnya. Sebenarnya pemerintah atau penguasa kalau mau memberantasnya, hal-hal itu, sampai aliran-aliran sesat pun bisa diberantas. Sedangkan PKI yang jelas-jelas merupakan partai yang besar, termasuk 4 besar dalam pemilu pertama 1955 pun bisa diberantas sejak 1966, apalagi yang hanya aliran sesat, perjudian, pelacuran, pornografi dan sebagainya. Tetapi masalahnya, kalau itu semua diberantas, lantas apa yang jadi bahan “mendiamkan” umat Islam bila ada gesekan antara penguasa ataupun pemerintah dengan umat Islam yang merupakan mayoritas penduduk ini?

Ketika aliran sesat, pelacuran, perjudian, dan pornografi itu dipelihara, kan nantinya ketika mau merayu umat Islam, apalagi kalau ada gesekan, untuk dijinakkannya umat Islam ini kan sangat mudah bila dengan pura-pura menggebug aliran sesat, menggebug perjudian, pelacuran, pornografi dan semacamnya. Umat Islam secara serempak mendukung pemerintah atau penguasa, dan tercapailah apa yang dimaksud oleh penguasa dan pemerintah, tanpa menghabiskan energi, bagai memberi permen kepada anak kecil sudah cukup. Dan itu sudah dilakukan, di antaranya oleh Alamsjah Ratu Perwiranegara sebagai Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat.

Begitu umat Islam dibantai di Tanjung Priok Jakarta Utara, September 1984, maka umat Islam tentu saja marah terhadap kekejaman yang main tembak secara sadis lagi dhalim terhadap massa umat Islam itu. Maka untuk meredam berita itu, Menko Kesra mengadakan rakor (rapat kordinasi) menteri-menteri Kesra, kemudian diadakanlah konperensi pers, bahwa kesimpulan Rakor Menteri-menteri Kesra itu adalah: Pemerintah bertekad untuk memberantas pornografi, perjudian, dan pelacuran. Maka media massa memberitakan secara serempak berita besar bahwa Pemerintah bertekad memberantas pelacuran, perjudian, dan pornografi. Padahal orang selama ini tahu bahwa beberapa hal itu sudah “dipelihara”. Redamlah berita penembakan massal terhadap umat Islam di Tanjung Priok itu. Berita beralih kepada pemberantasan apa-apa yang selama ini “dipelihara”, namun di saat tertentu untuk dijadikan sebagai “pelayanan” terhadap umat Islam itu.

Berita pembantaian terhadap umat Islam itupun surut, sedang berita tentang tekad memberantas pornografi, perjudian, dan pelacuran itu menggema. Umat Islam pun diam, bagai anak kecil telah diberi permen alias kembang gula. Dan di samping itu upaya lainnya, ada Jendral yang keliling ke pesantren-pesantren dan dipeluk oleh para kiai pesantren, padahal dari segi aqidah tidak boleh pelukan begitu hormatnya, karena Sang Jendral itu beda aqidah atau istilahnya kafir. Berkasih-kasihan dengan orang kafir itu dilarang oleh Allah subhanahu wa Ta’ala dalam Al-Qur’an (QS 3:28; 4:144). Tetapi karena ada Jendral yang tampaknya “tulus ikhlas” sowan ke pesantren, maka merupakan satu penghormatan yang sangat hebat bagi para kiai pesantren. Tak tahunya ada udang di balik batu.

Antara “tekad memberantas pornografi, perjudian, pelacuran” dan kunjungan Jendral ke pesantren-pesantren, semua itu hanyalah pelayanan untuk meredam umat Islam. Kalau sudah redam ya sudah. Pelacuran ya marak lagi. Perjudian ya merajalela, bahkan diresmikan secara nasional, dengan bukti: Segera setelah itu penguasa lewat Menko Kesra itu pula mengadakan judi nasional bernama Porkas yang kemudian bernama SDSB (Sumbangan Dana Sosial Berhadiah) berupa lotre alias judi nasional tetapi resmi, hingga bangsa ini menjadi bangsa yang keranjingan judi. Dukun marak di mana-mana. Akibatnya, umat Islam Indonesia ini rusak aqidahnya di samping rusak moralnya. Kuburan keramat penuh orang untuk minta wangsit kepada mayit dalam kubur tentang nomor berapa yang nantinya akan keluar. Bahkan orang gila pun ditanyai tentang nomor judi yang akan keluar besok.

Jadi tekad pemerintah untuk memberantas perjudian yang tadinya telah diberitakan besar-besaran itu sama sekali dusta belaka, tidak diwujudkan, tetapi justru sebaliknya, judi nasional yang diadakan. Maka masyarakat kehidupannya merana, sibuk dengan perjudian, banyak yang ekonominya kalang kabut, banyak perceraian akibat bangkrutnya ekonomi. Bahkan tak sedikit yang kupon judinya di saku baju atau celana tercuci oleh isteri mereka, kemudian terjadi pertengkaran dan akibat-akibatnya sangat fatal. Kekayaan rumah tangga pun banyak yang amblas karena dijual demi mengejar keberuntungan dari hadiah kupon judi.

Namun anehnya, ketika rombongan MUI yang dipimpin Ketua Umum MUI KH Hasan Basri –menurut penuturan beliau di depan para tokoh di MUI saat itu— menghadap Presiden Soeharto, dan KH Hasan Basri mengemukakan keluhan masyarakat, bahwa menurut laporan MUI-MUI di daerah-daerah dan laporan masyarakat di berbagai daerah; ternyata SDSB (judi lotre nasional) itu lebih banyak madhorotnya dibanding manfaatnya; maka MUI mengharapkan SDSB itu agar dihentikan peredarannya. Permohonan MUI ini langsung dijawab oleh Presiden Soeharto —menurut penuturan KH Hasan Basri—, "Kalau demikian, Pak Kiai, maka bantulah kami dalam mengurangi madhorotnya itu." Ini kalau boleh diibaratkan, ada keluarga yang mengadu kepada pemilik rumah kontrakan: “Pak, anak Bapak, selalu berak (maaf) di halaman rumah kontrakan Bapak yang kami tempati. Itu baunya bukan main, Pak.” Kemudian Sang Bapak pemilik kontrakan itu dengan tenangnya menjawab: “Kalau begitu, tolong bantu kami menghilangkan baunya itu.” Inilah kenyataan yang dialami. Seandainya perjudian nasional itu diadakan tanpa sebelumnya sudah berjanji bahwa akan memberantas perjudian pun, sudah merupakan kejahatan besar. Apalagi tadinya sudah berjanji memberantas perjudian, tahu-tahu justru mengadakan perjudian secara nasional, dan bahkan ketika diminta untuk menghentikannya pun justru membalikkan perkataan dengan sangat dinginnya. Seolah tak bersalah sama sekali.

Ini harusnya jadi pelajaran bagi umat Islam. Apakah ketika pemegang pemerintahan sudah berganti, dan di tahun 2007 ada ramai-ramai membahas aliran sesat itu juga justru nantinya untuk merangkul dan membesarkan aliran sesat? Wallahu a’lam.

Pengalaman masa lalu adalah pelajaran berharga, bagi orang yang mau mengkajinya, agar tidak tertipu dan tertipu lagi. Secara garis besar, yang mau memperjuangkan agama, itu hanyalah orang yang shalih. Tetapi ada pengecualiannya, agama ini kadang didukung oleh orang-orang yang nantinya di akherat tidak mendapat bagian apa-apa. Yaitu orang yang sebenarnya tidak shalih, tetapi mendukung agama ini, demi kepentingan dunianya. Itu masih lebih baik, dibanding yang telah dicontohkan tadi. Kalau kenyataannya mereka itu bukan orang shalih, maka paling kurang, mestinya didorong agar tidak terjerumus ke arah mencari keuntungan sambil merusak agama dan masyarakat.

Biarlah mereka mencari keuntungan, asal juga menguntungkan bagi agama dan masyarakat. Bukan yang pura-pura menggebug aliran sesat, tetapi kemudian merangkulnya, namun yang benar-benar menggebug yang sesat-sesat, walau menggebugnya itu bukan karena ketaatannya kepada Allah swt, hanya karena kepentingan dunianya. Itu kalau terjadi demikian, sudah perlu disyukuri, dan lebih perlu disyukuri lagi apabila memang mereka berbuat itu untuk Allah swt.

Dan kalau yang terjadi adalah seperti yang lalu-lalu, maka umat Islam tidak perlu putus asa. Bahwa Allah tetap akan menyempurnakan nur-Nya, walaupun dibenci oleh orang-orang musyrik, orang-orang kafir, dan orang-orang munafik. Sehingga sebenarnya umat Islam ini benar-benar punya pembela yang sangat hebat, yaitu Yang Maha Kuasa. Maka tidak ada kepesimisan bagi orang-orang yang beriman, walaupun orang yang berpura-pura beriman tetap akan merangkul yang sesat-sesat, sambil pura-pura menggebugnya. Itu urusan mereka. Urusan orang beriman adalah meyakini apa yang sudah digariskan oleh Allah swt, bahwa kehidupan di dunia ini adalah ujian untuk menyeleksi mana yang baik di antara hamba-hamba ini di hadapan Allah swt. Kalau setuju dengan yang sesat sudah tentu tidak lulus ujian. Begitulah tentunya.

6. Sebagian tokoh Islam justru memberi peluang kepada kesesatan. Kadang bahkan dukungan terhadap kesesatan itu secara organisatoris, sedang organisasinya cukup besar. Di saat Ahmadiyah difatwakan oleh MUI bahwa sesat menyesatkan, di luar Islam, dan pengikutnya itu murtad; maka sejumlah orang yang mengaku dirinya Muslim, bahkan tokoh, ternyata bangkit untuk membela Ahmadiyah, LDII, Sepilis (Sekulerisme, Pluralisme Agama, dan Liberalisme) dengan cara membantah fatwa MUI.

Hartono Ahmad Jaiz dalam bukunya yang berjudul Nabi-Nabi Palsu dan Para Penyesat Umat, Pustaka Al-Kautsar, Jakarta 2008).


/@cwi



sumber; eramuslim.com

selengkapnya...

Bentuk bumi bulat

Pada awalnya org2 percaya bhw bumi adalah rata. Selama berabad2, manusia takut menanggung resiko terlalu jauh agar mrk tidak perlu jatuh d tepi. Sir francis drake org pertama...
yg membuktikan bumi adalah bulat dg pelayaran thn 1597

ayatal-quran yg menjelaskan pergantian siang dan malam adalah sbg brkt:

artinya: Dia menciptakan langit dan bumi dg (tujuan) yg benar, Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukan matahari dan bulan, masing2 berjalan menurut wkt yg d tentukan. Ingatlah, Dialah Yg Maha Perkasa lagi Pengampun (Qs. Az Zumar: 5)

dan bagi org2 yg berfikir, apa yg menyebabkan terjadinya sirklus siang dan malam ?

Bumi tdk sepenuhnya berputar spt bola, tetapi geo-spherical, yaitu d tumpahkan pd kutub2.

Ayat berikut menguraikan uraian btk bumi yg tertuang dlm Qs. An Nazi'at

"wal'ardh ba'da dzalika dahanaaH."

'dahanaaH adalah 'telur dlm bhs Arab yg artinya telur unta. Bentuk telur burung unta menyerupai geo-spherical dari bumi. Dg demikian al-quran mendeskripsikan bentuk bumi dg benar meskipun dugaan ketika al-quran itu d ungkapkan adalah bahwa bumi itu rata
'wallah bi shoab . . .

selengkapnya...

WR. Soepratman Seorang Ahmadiyah? Bagaimana Sikap Umat Muslim

Dalam sebuah sumber yang tersebar di dunia maya menyebutkan bahwa WR. Soepratman adalah seorang pengikut Ahmadiyah. Tidak ada yang tidak mengenal tokoh legendaris ini. Para nasionalis bangsa Indonesia sangat hafal lagu yang diciptakannya.

Tiap hari pelajar sekolah bahkan wajib menyanyikannya dalam upacara sekolah, sambil membentangkan tangan ke kening menghormat sebuah kain merah putih yang diderek petugas. Tidak hanya itu anggota DPR pun kerap menyanyikan lagu bernuansa nasionalisme ini ketika hendak memulai rapat. Mau itu dari partai nasionalis, sosialis, atau partai Islam sekalipun.

Bahkan Kelurahan Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, warganya yang hendak membuat KTP diharuskan untuk menyanyikan lagi kehormatan bagi bangsa Indonesia ini demi mengobarkan semangat patriotisme kepada Negara dan Pancasila.

WR. Soepratman memang selama ini dikenal sebagai pencipta lagu Indonesia raya. Namanya sangat tersohor karena lagu tersebut dijadikan lagu wajib bagi rakyat Indonesia. Hari kelahiran Soepratman sendiri pada tanggal 9 Maret, oleh Megawati saat menjadi presiden RI, diresmikan sebagai Hari Musik Nasional.

Isu seputar darah Ahmadiyah di tubuh Pahlawan Nasional tersebut diamini oleh Amir Nasional Jemaah Ahmadiyah Indonesia (JAI), Abdul Basith. Ia mengatakan, selama berkembang di Indonesia sejak tahun 1953, JAI telah aktif dalam berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan termasuk dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Seperti dikutip inilah.com, 16/2, Salah satu pengurus besar Jemaah Ahmadiyah tersebut kemudian melanjutkan bahwa bangsa Indonesia berhutang besar kepada Ahmadiyah, karena, Lagu Kebangsaan Indonesia Raya ternyata diciptakan oleh Jamaah Ahmadiyah.

Siapakah WR. Soepratman

Ia bernama lengkap Wage Rudolf Supratman. Lahir di Jatinegara, Batavia, 9 Maret 1903 dan meninggal di Surabaya, Jawa Timur, 17 Agustus 1938 pada umur yang sangat muda, 35 tahun.

Seperti dikutip dari Wikipedia, Ayahnya bernama Senen, sersan di Batalyon VIII. Saudara Soepratman berjumlah enam, laki satu, lainnya perempuan. Salah satunya bernama Roekijem. Pada tahun 1914, Soepratman ikut Roekijem ke Makassar. Di sana ia disekolahkan dan dibiayai oleh suami Roekijem yang bernama Willem van Eldik.

Soepratman lalu belajar bahasa Belanda di sekolah malam selama tiga tahun, kemudian melanjutkannya ke Normaalschool di Makassar sampai selesai. Ketika berumur 20 tahun, lalu dijadikan guru di Sekolah Angka 2. Dua tahun selanjutnya ia mendapat ijazah Klein Ambtenaar.

Beberapa waktu lamanya ia bekerja pada sebuah perusahaan dagang. Dari Makassar, ia pindah ke Bandung dan bekerja sebagai wartawan di harian Kaoem Moeda dan Kaoem Kita. Pekerjaan itu tetap dilakukannya sewaktu sudah tinggal di Jakarta. Dalam pada itu ia mulai tertarik kepada pergerakan nasional dan banyak bergaul dengan tokoh-tokoh pergerakan. Rasa tidak senang terhadap penjajahan Belanda mulai tumbuh dan akhirnya dituangkan dalam buku Perawan Desa. Buku itu disita dan dilarang beredar oleh pemerintah Belanda.

Bagaimana Sikap Islam

Islam sendiri sebenarnya tidak mengenal lagu kebangsaan sebuah negara. Bagi Islam, status kewarganegaraan seorang mukmin adalah akidahnya. Akidah dan tauhid-lah yang paling tinggi mengalahkan seruan bendera nasionalisme apapun.

Kalimat syahadat adalah bukti eksistensi terluhur seorang muslim kepada RabbNya. Ia menghujam kepada lubuk sanubari. Memupuskan tali temali yang mengikat antara satu jenis ras manusia dengan yang lainnya. Hingga Asy-Syahid Sayyid Quthb pernah mengatakan:

”Kewarganegaraan” yang dikehendaki oleh Islam untuk manusia adalah kewarganegaraan aqidah, di mana sama seorang Arab dengan seorang Romawi, seorang Persi, setiap jenis dan warna di bawah panji-panji Allah. Dan inilah jalannya.

Oleh karena itu, tidak ada tolak ukur Iman seorang muslim diukur dari apakah ia faham lagu kebangsaan atau tidak. Apakah ia hafal bait per bait senandung lagu nasional atau tidak. Atau apakah ia taat menyanyikan lagu penyeruan pada suatu bangsa tertentu sebelum rapat atau tidak. Bunyi Ayat Qur’an dan Hadislah sebuah manifesto suara terhebat yang mampu menggetarkan Iman seorang yang berikrar: bahwa Allah adalah ilah satu-satunya yang patut disembah!

Karena itu kita bisa melihat bagaimana pejuang muslim saat memperjuangkan Indonesia dalam mengusir kafir Belanda dibakar dengan sebuah semangat dengan seruan tertinggi di muka bumi, yakni Allahuakbar.

Inilah pula mengapa Abu ’Ala al-Maududi (1903), menolak ide nasionalisme karena hanya memecah belah umat Islam. Membuat Turki (Dinasti Utsmaniyah) dan Mesir berseteru.

“Sungguh, Allah telah menghilangkan dari dirimu kebanggaan dan kesombongan pada masa jahiliyyah dan pemujaan terhadap nenek moyang. Saat ini ada dua macam manusia, yakni orang-orang yang percaya yang selalu menyadari dirinya, dan orang-orang yang melanggar yang senantiasa berbuat kesalahan. Kamu semua adalah anak cucu Adam dan Adam terbuat dari tanah. Manusia harus meninggalkan kebanggaan terhadap BANGSA mereka karena hal itu adalah bahan bakar api neraka. Jika mereka tidak menghentikan semua itu, maka Allah akan menganggap mereka lebih rendah daripada cacing tanah yang menyusupkan dirinya sendiri ke dalam limbah kotoran.” (HR. Abu Dawud dan Thabarani). (pz)


/@cwi

selengkapnya...

Usamah bin Ladin, “Sang Mujahid” Pengguncang Tahta Fir’aun Abad Ini


Pegunungan Afghanistan. Seorang lelaki paruh baya nampak menuruni bebatuan terjal. Dengan menggunakan tongkat, pria bergamis coklat muda dengan rompi warna senada itu gesit dan cekatan memijakkan kaki di antara bebatuan. Wajah tirus dengan jenggot lebat dan balutan sorban putih di kepala itu terlihat semangat dan penuh perjuangan. Di bahunya selimut tebal, juga berwarna coklat bertengger menutupi senapan otomatis AK-47, dengan rompi penuh amunisi.
Bin LadenSiapa mengira kepala lelaki itu dihargai 50 juta dolar Amerika. Bahkan kongres Amerika telah menyetujui dikucurkan anggaran sebesar 40 miliar dolar Amerika untuk operasi militer, termasuk memburu lelaki tersebut, hidup atau mati. Tidak salah kalau kemudian lelaki tersebut dijuluki The American’s Most Wanted Manatau manusia yang paling dicari oleh Amerika.
Siapa pula mengira jika lelaki tersebut mewarisi sekitar 300 juta dolar Amerika beserta sebuah perusahaan raksasa yang bergerak di bidang konstruksi, serta seluruh kemewahan dunia. Namun, lelaki tersebut rela meninggalkan rumahnya yang nyaman dan lebih memilih bumi jihad Afghanistan, tinggal bersama para petani dan mujahidin Aghanistan. Dia memasak bersama mereka, makan bersama mereka, dan menggali parit perlindungan bersama mereka. Dialah Syekh Usamah bin Ladin -semoga Allah SWT selalu menjaga beliau- Singa Islam, pemimpin mujahidin abad ini.
Kejarlah Usamah Kau Akan Frustasi

selengkapnya...

Ruang angkasa dlm persesi Al-Qur'an

Ruangan angkasa di luar sistem Artronomi yg terorganisir d asumsikan sebelumnya sbg ruang hampa udara. Kemudian para ahli astrofisika menemukan...
kehadiran atas jembatan dari persoalan ruang angkasa. Persalan ini d sbt dg plasma dan berisi seluruhnya berupa gas yg terionisasi dg jumlah yg sama dari elektron bebas dan ion positif. plasma kadang kala dsbt jg dg masalah ke empat (d samping tiga masalah lain yakni, zat padat, cair, dan gas). al-quran menyebutkan kehadiran benda2 ruang angkasa ini dlm ayat brkt.

Artinya: yg menciptakan langit dan bumi dan apa yg ada antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam d atas arasy, (Dialah) yg maha pemurah, maka tanyakanlah (ttg Allah) kpd yg lbh mengetahui (muhammad) tentang Dia. (Qs. Al furqaan: 59)

hal ini akan menjadi hal yg menggelikan bagi siapapun bhkn yg menyatakan kehadiran dari galaxy ruang angkasa telah d kenal 1400 thn yg lalu.
Satu pesan yg sama d sebutkan dlm al-quran,
beberapa ayat berikut

artinya: Allahlah yg meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yg kamu lihat. Kemudian Dia bersemayam d atas arasy, dan menundukan matahari dan bulan. Masing2 beredar atas wkt yg d tentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda2 (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dg Tuhanmu. (Qs. Ar ra'd: 2)

Dlm ayat lain d sbtkan

artinya: Dia memasukan malam ke dalam siang dan memasukan siang ke dlm malam dan menundukan matahari dan bulan, masing2 berjalan menurut waktu yg d tentukan. Yg (berbuat) demikian itulah Allah Tuhanmu, kepunyaan-Nyalah kerajaan. Dan org2 yg kamu seru (sembah) selain Allah tidak mempunyai apa2 walaupun setipis kulit ari. (Qs. Faathir: 13)


dlm Qs. Az Zumar: 21, Allah jg berfirman:

artinya: apakah kamu tidak memperhatikan, bhw ssgghnyalah Allah menurunkan air dari langit, maka d aturnya menjadi sumber2 air d bumi kemudian d tumbuhkannya dg air itu tanaman2 yg bermacam2 warnanya, lalu menjadi kering laku kamu melihatnya ke kuning2an, kemudian d jadikan-Nya hancur berderai2. Sesungguhnya yg pd demikian itu benar2 trdpt pelajaran bg org2 yg mempunyai akal

selengkapnya...

Ketika Fatimah ra cari pelayan . . . . (part.2)

*Fatimah ra membutuhkan pelayan

suatu waktu. Bilal terlambat datang shalat shubuh bersama Rosulullah saw. Lalu Rosulullah bertanya kepada Bilal...
"Apa yg menahanmu, sampai kau terlambat ?"
kata Bilal. "Saya melewati Fatimah yg sedang menggiling, sementara anaknya menangis. Lalu saya tawarkan, jika engkau mau, biarkan aku yg memengang gilingan dan engkau yg memegang anak, atau aku yg memegang anak, engkau yg memegang gilingan. Lalu Fatimah memilih memegang anaknya. Itulah yg menahanku ya Rosulullah."
"Engkau telah mengasihinya, maka Allah akn mengasihimu," jawab Rosulullah saw.
Putri Rosulullah ini tdk menganggap rendah pekerjaan di dlm rumah. Ia tdk pernah menolaknya. Padahal dia adalah anak manusia yg paling Agung d dalam islam. Karena itu pula sayidina Ali semakin kasihan kpd Fatimah ra. Ia selalu memuji istrinya yg paling d cintai Rosulullah saw.
Sayidina Ali menawarkan kpd Fatimah ra "jika kamu menemuh Ayahmu, mintalah kpd beliau seorg pelayan. Agar kamu tdk lagi merasa kecapekan dengan pekerjaan ini." Fatimah ra setuju lalu ia pergi ke rumah Rosulullah. Tetapi karena wkt itu byk orang orang yg sedang bercakap, ia merasa malu. Ia kembali ke rumahnya.

*pahala lepas kepada pelayan

ketika besok Rosulullah datang k rumah Fatimah ra, Rosulullah menanyakan keperluannya. Lalu sayidina Ali berkata "Fatimah selalu mengambil air sehingga berbekas di dadanya. Fatimah menggiling hingga bengkak tangannya, membersihkan rumah, hingga berdebu pakainya. Menyalakan api d bawah priuk sampai kotor pakaiannya. Laku kusarankan mintalah pelayan kepadamu"
Rosulullah menangis mendengar permintaan putrinya kesayangannya itu. Kemudian berkata kpd Fatimah ra. "Wahai Fatimah, demi Allah yg mengutusku dg kebenaran, sesungguhnya di masjid ada 400-an orang yg tidak mempunyai makanan dan pakaian. Seandainya Aku tdk takut kayu yg berduri, niscaya aku berikan kepadamu apa yg kamu minta."
"Wahai Fatimah, aku tidak ingin pahalamu lepas kepada seorg pelayan. Dan aku khawatir Ali bin Abi thalib nanti pd hari kiamat d hadapan Allah akan bermusuhan dgmu, jika ia meminta haknya darimu . . ."
pada suatu hari, Rosulullah mendapati Ali dan Fatimah sedang menggiling dg gilingan. Lalu kata Rosulullah, "siapa d antara kalian yg akan menghaluskan ?"
"Fatimah, ya Rosulullah," jawab Ali.
Lalu kata Rosulullah, "bangunlah anakku." lalu Fatimahpun bangun, dan Rosulullah duduk d tempat Fatimah. Kemudian Rosulullah bersama Ali menggiling biji bijian bahan makanan itu.

selengkapnya...

Matahari akan padam setelah periode tertentu

Cahaya matahari mpk proses kimiawi d permukaan yg akan berlangsung secara terus menerus Selama lima milyar tahun tahun silam. Hal ini akan berakhir pd st titik waktu...
d masa dpn ketika matahari yg scr total akan padam dan mendorong kepunahan segala yg hidup d atas bumi. Mengenai hal trsbut, Al-Qura'an menyebutkan


"wa u ssyamsu tajriy li mustaqarri llaHa, dzaalika taqdiiruuziizil'aliim. (Qs. Yaasiin: 38)


kata yg d gunakan adalah 'mustaqaarr yg berarti suatu tmpt atau waktu yg sdh d tentukan. Dgn dmkian Alquran mengatakan bhw matahari berlari k suatu tmpt atau wkt yg sdh d tentukan dan hanya akan sampaik k suatu periode waktu yg sdh d tentukan - artinya bhw hal itu akan berakhir atau padam.
Maha besar Engkau ya Allah . . .

selengkapnya...

Saya cuma kamino

Salat keno, ora ya keno
pokoke mbela Bung Karno
salat keno, ora ya keno
sing penting mbelo Bung Karno
(salat boleh, tidakpun tidak soal, yg penting membela Bung Karno)


D thn 1960-an, shalawat badar yg d korup ini pernah populer...
termasuk d bantul. Ini 'ular berkepala dua: kultus pada Bung Karno dan ejaekan buat kekuatan Islam. Terutama, tentu saja NU yg d anggap pemilik asli 'lagu ini.
Bukan karena 'pembajakan lagu itu bila d ujung desa sana lalu terjadi duel antara Pemuda Ansor dan Pemuda Rakyat atau Marhaen. Saling ejek dan benturan fisik, sebagai akibatnya, mpk kelaziman waktu itu. Dan biarpun pahit, malah harus d akui bahwa semua itu berfungsi sbg gladi resik utk menyambut 'Bharatayudha yg kelak meletus di tahun 1965.
Berita berjaket merah atau hitam roboh oleg pemuda 'kita yg bersabuk jimat dari kiai di tahun 1960-an itu bs membangkitkan semangat 'juang dan kentalnya fanatisme ideologi buat orang desa yg tak tahu arti politik sekalipun. Sekurangnya jd semacam penegasan akan betapa benarnya pilihan ideologi yg kita ambil.
Coretan d tembok2 rumah, d pagar2 dan jg pd jembatan di ujung desa mpk variasi lain dari benturan ideologi waktu itu. Bila kita dapati pagi hari tulisan 'Marhaen menang atau 'Hidup PKI, esoknya pst sdh d jawab: 'Islam jaya atau 'Ganyang PKI. Tapi jika yg kita temui cuma 'shalawat: 'Hidup Bung Karno PBR kita atau 'Hidup Ganefo' dus netrlal, semua kekuatan politik yg ada d desa 'ayem saja.
Dg mata seorg bocah yg belum tamat SD, saya menyaksikan suasana diam yg tegang. Guru2 saya pihak Muhammadiyah yg mengharamkan segala jimat itu, diam2 jg pergi ke kiyai minta 'diisi kadigdayaan kanuragan. Doktrin pokok: 'mintalah langsung kpd Allah, jangan lewat perantara. Pernah tak berlaku. Perbedaan faham antara Muhammadiyah dan NU, dalam soal jimat, usali, witir, tarawih, doa talkin praktis terlupakan selama menghadapi 'common enemy.
Rapat raksasapun d simak. Tiap org lalu peka thp perbedaan warna jaket. Dan tiap2 'yg bukan kita dicurigai. Tak peduli bhw itu menyangkut tetangga sebelah.
Pemuda, atau bocah yg 'tak sabar menunggu dewasa, ingin tampil heroik. Begitu jg dg Kang Kamino. Anak Mbah Wongso Dudung yg buta huruf ini pun tak mau ketinggalan. Ia terpesona oleh palu arit: lambang PKI, yg adalah barang kongkrit buat org macam dia. Harus d akui memang, PKI tangkas dalam merumuskan ide2 abstrak k dalam bahasa Kang Kamino. Pertama dari gurauan bahwa 'wong petani pegangannya harus palu dan arit, dan bukan lintang rembulan (bintang bulan, Masyumi) atau gambar 'jagat lintang sanga (bola dunia berbintang sembilan, NU) karena petani bekerja dg arit, ia berubah makin sinis thp islam akibat pergaulan bebas dg PKI.
Setelah makin aktif manghadiri rapat dan main ketoprak (Lakera), ia ganti nama menjadi Kaminonov. Edan, selanjutnya blak2 an ia membuka diri sebagai kaum salat keno, ora ya keno. Ia jg menjadi terampil mengejek lawan sbg kaum 'nggoiril (dari kata ghairil . . . Dalam surat Fatihah).
Kamipun 'mengintip. Kang kaminonov jarang d rumah akhirnya. Kalo pulang selalu bersama empat atau lima kamerad lain. Anak Mbah Wongso Dudung ini sudah jadi org penting rupanya. Konon, pernah st hari ia kedapatan bicara tentang pembagian sawah dan rencana aksi sepihak.
Tapi, sawah belum lg d bagi, Gestapu meletus. Islam bangkit. D berbagai daerah kemarahn tdk dpt d kendalikan. PKI d sembelih.
Nanun, segala puji hanya bagi-Mu, darah tak menetes d desa saya. Pak lurah biarpun pernah d ancam PKI, melindungi mrk. Prinsipnya semua saudara. Lagi pula, PKI d desa saya cuma golongan 'cepethe. Pak lurah sering bilang, mrk cuma ikut2an. Sebagian cuma senang karena tiap rapat selalu ada makanan. Tahu apa mrk tentang politik ?
Benar jg. D gertak petugas utk wajib laporpun mrk menggigil. Betul, ada d antara mrk yg fanatik, tapi utk mati demi partai org msh mikir lg. Maka kaminonov pun mengaku, akhirnya mendengar suara daun jatuhpun dia kaget. D kiranya sepatu tentara.
Pendeknya, musuh telah tak berdaya. Tokoh2 tua bilang, perang tak layak lg d teruskan. Petuahnya 'islam itu selamat dan menyelamatkan. Dan tiap khatbah, Pak Lurah berseru 'kita memang punya hukum 'qishos: bunuh balas bunuh. Tapi memberi maaf itu lebih satria . . .
Tuhan tiba2 menjadi kongkrit. Termasuk buat Kaminonov. Haji Tohir yg 'sepuh itu rajin mengajarinya ngaji. Ia merawat rohani 'si anak hilang yg telah kembali. Maka, tak lupa tiap pengajian usai, ia ulang petuahnya 'lembaran yg sudah d baca d tutup. Begitupula dg masa lalumu.
Kaminonov tunduk sambil lirih mengucap. 'nggih, nggih, Pak Kaji, insya Allah. Fasih dia. Dan bila org menyindir nama Rusianya, ia cuma senyum. Jawabnya 'lembaran lama sudah d tutup. Saya cuma kamino . . .

selengkapnya...

Partikel terkecil

Berabad abad sebelu serangan dari nabi muhammad, ada sebuah teori atom yg d kemukakan oleh ahli filsafat yunani Democritus. Ia dan org2 yg mengikutinya mengira bhw...
sesuatu terdiri dari partikel2 kecil, yg tdk dpt d musnahkan, yg tak terpisahkan d sbt atom. Orang Arab, menggunakan konsep yg sama, sesungguhnya, kata 'dharrhah biasanya menunjuk pd partikel yg paling kecil yg d kenal manusia. Skrg, ilmu pengetahuan modern sdh menemukan bhw unit yg plg kecil dr sstu (yaitu, atom, yg mempunyai sifat sama spt unsurnya) dpt d pecah mnjd bagian komponen. Adalah suatu gagasan yg baru, suatu pengembangan dari adad yg terakhir namun cukup menarik, informasi ini telah d dokumentasikan dlm Alquran sbgai brkt :

"dan org2 yg kafir berkata: "hari berbangkit itu tdk akan datang kepada kami". Katakanlah: "pasti datang, demi Tuhanku yg mengetahui yg ghaib, ssghnya kiamat itu pasti akan datang kepadamu. Tdk ada tersembunyi daripada-Nya sebesar zarrahpun yg ada d langit dan yg ada d bumi dan tdk ada (pula) yg lbh kecil dari itu dan yg lbh besar, melainkan trsbt dlm kitab yg nyata (lauh mahfuzh)", (Qs. As saba':3)

niscaya, empat belas abad yg lalu bhw pernyataan trsat terlht tdk biasa, bahkan kpd org2 Arab. Bagi Dia, dharrah adalah hal yg paling kecil yg prnh ada d langit dan bumi. Maha Benar Engkau ya Allah, dg sgl firman-Nya . . .

selengkapnya...

Gabung bersama kami

About Me

admin jg menerima pelayanan jasa

admin jg menerima pelayanan jasa
Jasa arsitek rumah; desain arsitek / desain rumah, gambar denah rumah, bangun rumah baru, renovasi rumah dan pembangunan mesjid, mushola, ruko, disaign taman, dll. klik gambar utk kontak personal.

Syiar Islam On Twitter

Site info

Kalkulator Zakat Fitrah

  © Syiar islam Intisari Muslim by Dede Suhaya (@putra_f4jar) 2015

Back to TOP  

Share |