Waktu-waktu dan Tempat-tempat Berdoa

Ibnu 'Atha' menjelaskan doa itu mempunyai beberapa rukun (sendi) yang menyebabkan teguh dan kuat berdirinya, mempunyai beberapa sayap yang menyebabkan ia naik ke langit tinggi, mempunyai beberapa sebab yang menyebabkan diterimanya. Maka apabila doa-doa itu dilekatkan di atas rukun-rukun (sendi-sendinya), maka kokoh dan tegaklah berdirinya doa itu. Jika ia mempunyai sayap, maka terbanglah ia ke langit menuju tujuannya dan jika ada sebabnya, maka diterimalah doa itu." Menurut Ibnu 'Atha', rukun-rukun doa itu, ialah: kehadiran hati bila berdoa, serta tunduk menghinakan diri kepada Allah.

Sayap-sayapnya, ialah: berdoa dengan sepenuh kemauan dan keikhlasan yang timbul dan lubuk jiwa dan bertepatan dengan waktunya. Sebab utama doa diterima ialah bershalawat kepada Nabi sebelum berdoa.

Waktu-waktu untuk berdoa, ialah:


1. Pada bulan Ramadhan, terutama pada malam Lailatul Qadar.
2. Pada waktu wukuf di 'Arafah, ketika menunaikan ibadah haji.
3. Ketika turun hujan.
4. Ketika akan memulai shalat dan sesudahnya.
5. Ketika menghadapi barisan musuh dalam medan peperangan.
6. Di tengah malam.
7. Di antara adzan dan iqamat.
8. Ketika I'tidal yang akhir dalam shalat.
9. Ketika sujud dalam shalat.
10. Ketika khatam (tamat) membaca Al-Quran 30 Juz.
11. Sepanjang malam, utama sekali sepertiga yang akhir dan waktu sahur.
12.Sepanjang hari Jumat, karena mengharap berjumpa dengan saat ijabah (saat diperkenankan doa) yang terletak antara terbit fajar hingga terbenam matahari pada hari Jumat itu.
13. Antafa Zhuhur dengan 'Ashar dan antara 'Ashar dengan Maghrib.
14. Pada waktu pengajian (belajar) di suatu majelis.
15. Pada waktu minum air zam-zam
.
Nabi Saw. bersabda:






Artinya: "Tuhan turun ke langit dunia, ketika malam telah tinggal sepertiga yang akhir. Maka berkatalah Tuhan: Siapa-siapa yang mendoa kepada-Ku, maka Aku perkenankan doanya. Siapa yang minta ampun kepada-Ku, maka Aku ampuni dia." (HR. Bukhârî dan Muslim).






Artinya: "Pada waktu malam, sesungguhnya ada suatu saat, dimana jika seseorang Muslim memohon kepada Allah suatu kebajikan dunia dan akhirat ketika itu, niscaya Allah mengabulkannya." (HR. Muslim).



Artinya: "Mendoalah di saat doa itu diperkenankan Tuhan; yatu: di saat berjumpa pasukan-pasukan tentara (bertempur), ketika hendak mendirikan salat dan ketika turun hujan." (HR. Al-Syâfi'i).




Artinya: "Tidak ditolak suatu doa yang dimohonkan antara adzan dan iqamat. (HR. Al-Turmudzî).






Artinya: "Inginkah kalian aku tunjukkan sesuatu yang dapat menyelamatkan kalian dari musuh-musuh dan memudahkan tezeki bagi kalian? Maka berdoalah kalian kepada Allah diwaktu malam dan diwaktu siang. Karena sesunggunya doa itu adalah senjata orang mukmin."(HR. Abû Ya'lâ).






Artinya: "Ditanyakan orang kepada Rasulullah Saw. Wahai Rasulullah, manakah doa yang paling didengar Allah."? Rasulullah menjawab: "Doa ditengah malam dan doa setelah shalat wajib." (HR. Al-Turmudzî).




Artinya: "Jarak yang paling dekat antara seorang hamba dengan Tuhannya adalah ketika sujud. Maka perbanyaklah doa (ketika itu)." (HR. Muslim).




Artinya: "Allah mempunyai nama-nama yang baik, maka berdoalah kepada-Nya dengan menyebut nama-nama tersebut. Dan tinggalkanlah (cara-cara) orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang mereka kerjakan."
(Al-A'râf: 180)

Tempat-tempat yang baik untuk berdoa

1. Di kala melihat ka'bah.
2. Di kala me1ihat mesjid Rasulullah Saw.
3. Di tempat dan di kala melakukan thawaf.
4. Di sisi Multazam. Didalam Ka'bah.
5. Di sisi sumur Zamzam.
6. Di belakang makam Ibrahim.
7. Di atas bukit Shafa dan Marwah.
8. Di 'Arafah, di Muzdalifah, di Mina dan di sisi Jamarat yang tiga.
9. Di tempat-tempat yang mulia lainnya, seperti di Mesjid dan tempat-tempat peribadatan lainnya.


selengkapnya...

Antara Cinta Dan Cita-Cita

Entah nasib berpihak padaku atau justru sebaliknya. Betapa tidak, dulu aku begitu? membenci kehidupan malam, dunia supir yang sara akan perselingkuhan, dunia yang kuanggap kelam. Dua hari dua malam kadang harus tinggalkan anak istri kesepian. o:p>

Cerita dari mulut kemulut tak asing lagi bahwa disetiap persinggahan ditemani wanita-wanita kesepian, ditemani wanita-wanita jajakan memungut dari jalanan. Sungguh kehidupan yang menjijikan dan kelam cerita bukan mitos ataupun legenda melainkan sebuah penomena yang nyata. Jarang shalat, puasa, shalat jum?at pun tak pernah. Istri dimana-mana ada disetiap perempatan. Bila ku ingat akan cerita orang kehidupan para sopir, bahkan banyak fakta yang ku temukan, semuanya mengurungkan niatku untuk menjadikannya teman hidupku. Ya?Tuhan semuanya berbalik padaku Engkau telah tanamkan padaku sebuah cinta untuknya, cinta pada kehidupan yang aku paling benci, paling aku takuti dan paling aku jauhi, tapi mengapa cinta itu mesti ada, kenapa sayang itu tak pernah sirna cinta itu semakin tumbuh kokoh dihatiku, sayang itu melekat kuat dijiwaku menyatu disetiap hembusan nafasku, mengalir disetiap desir darahku. Semua kehidupan itu harus kuhadapi, harus kujalani dan harus kulalui.





Haruskah aku menjadi pecundang tangguh mundur dan lari dari cinta ini ? Tuhan?berilah aku kekuatan?beri aku cinta dan kesetiaanmu tepis semua cerita itu. Hanya keimanan yang mampu menepis cerita itu. Mudah-mudahan kekuatan cinta ini mengalhkan kebencian pada kehidupan kelam itu. Hanya kesetiaan dan cinta serta keimanan yang aku punya untuk mengalahkan semuanya mengalahkan kejamnya kehidupan itu. Tuhan?bisakah aku menjadi penerang dalam kelamnya kehidupan itu ? Mampukah aku menjadi cahaya ditengah-tengah kegelapan ?

Bagiku kini pernikahan ibarat sebuah gunung dan lautan samudra. Dari jauh gunung itu terlihat indah dan menawan dihiasi langit nan biru dan awan putih bersih melengkapinya, hijau dari kejauhan nampak asri, tak lupa mengalir beberapa sumber mata air yang menyejukan. Begitupun samudra, nampak indah dan menawan didalamnya terdapat ikan-ikan yang beraneka ragam menghiasi beningnya air laut berwarna-warni melukiskan keindahan laut, mutiara yang teramat mahal ada didasar laut, karang-karang yang berfariasi menjadi daya tarik yang sudah pasti. Itulah pernikahan ibarat gunung dan lautan. Namun mampukah aku mendakinya dan menyalami lautan tanpa apapun ? Pernikahan tanpa persiapan ibarat mendaki gunung yang terlihat indah namun ternyata banyak misteri didalamnya, gunung yang menawarkan sejuta pesona, padahal bila didekati didalamnya terdapat jurang-jurang yang setiap saat mampu menghancurkan sebuah rumah tangga. Begitupun keindahan langit dan awan ibarat kebahagiaan yang diimpikan dalam rumah tangga. Padahal langit dan awan itu semu bisa hilang oleh hembusan angin dan bisa lenyap manakala hujan kan turun. Banyak keindahan dan kemanisan yang dilimpahkan ketika belum menikah, ketika kita hanya melihat dari jauh dan ketika kita hanya mrmikirkann dan melihat betapa indah langit itu, padahal dengan kekuatan apapun kita tidak akan pernah mampu menggapai langit itu, dan tidak akan mampu menggenggam sedikitpun awan tersebut, begitupun dengan kebahagiaan semu dalam pernikahan. Istri dan suami sebelum nikah tampak paling wah?

Namun waktu akan meniup keindahan itu seperti meniupkan angn terhadap awan, hilang?.ke wahan pun berubah jadi iy?.. Suami/istri lama-lama biasa menjadi sosok yang menyeramkan. Hijaunya pepohonan lambang kesejukan ibarat janji-janji yang menawarkan lautan madu padahal didalam pepohonan itu banyak sekali binatang-binatang buas dibawahnya, kita tidak tahu apakah pohon tersebut beracun atau tidak.? Begitupun kita, kita tidak akan mengetahui bahaya apa saja yang ada dalam pernikahan dan penderitaan semacam apa yang akan kita dapatkan.

Aliran sungai yang terlihat menyejukan. Ya ! Ibarat itulah pernikahan. Masa pacaran memang terlihat anggun dan rupawan. Tak lelah mata memandang, tak bosan telinga mendengar lantunan kata-katanya. Tak jemu walalu selalu bersamanya. Semua terlihat sempurna bila disebutkan, padahal setelah lama keanggunan dan rupa akan lenyap seiring waktu, kebosanan akan muncul dari waktu kewaktu. Ibarat air terlihat jernih menyejukan padahal suatu saat nanti air akan berhenti mengalir dan hanya karena sedikit lumpur menghilangkan kejernihan. Itulah cinta ibarat gunung dari kejauhan. Tak hanya itu pernikahan mampu diselami hanya dengan modal nekad, yang ada hanya bahaya dan berhadapan dengan kematian. Begitupun pernikahan tanpa persiapan.

Ikan-ikan yang beraneka ragam ibarat manusia yang berbeda sifat dan keinginan. Ada ikan yang senantiasa tak pernah merugikan, namun ada pula yang selalu memakan sejenisnya begitupun manusia. Orang-orang disekitar kita tidak ada yang iri melihat kita, yang setiap saat bisa mencengkram kita, menghancurkan kebahagiaan kita. Warna-warni didalamnya tak lain adalah lukisan bahwa hidup tak lepas dari suka dan duka. Kebahagiaan dan penderitaan senantiasa mewarnai kehidupan. Mutiara dalam pernikahaan adalah keridahan tuhan yang tentu teramat mahal tak bisa dijul belikan oleh harta melainkan oleh keimanaan yang hanya mampu dibeli oleh istri shalihah dan suami saleh.

Dari dasar hati inilah kita mulai berproses mendapatkan mutiara keridhaan Tuhan melalui tuntunan agama Islam dan ilmu tentang rumah tangga yang wajib dituntut. Karang-karang dalam pernikahaan ibarat arus peralihan jaman bila kita tak pandai berenang menyiasati letak-letak karang maka kita akan terluka dan terjebak oleh karang-karang itu, karang-karang yang terlihat indah namun berbahaya bila terkena olehnya secara gegabah. Begitupun bila kita tidak hati-hati dalam pernikahan maka yang terjadi hanya saling melukai. Dengan peralihan jaman peradaban pun hampir kembali kemasa kenistaan layaknya dulu yang setiap saat bisa menghancurkan pernikahaan.

Itulah cinta dan pernikahaan tanpa perpisahan yang matang seperti halnya gunung dan lautan yang menawarkan sejuta keindahan bila hanya dilihat. Namun perlu alat-alat canggih dan moderen bila kita ingin mendaki dan menyelaminya. Dan alat-alat tersebut tak lain adalah ilmu untuk menyiasati bagaimana meraih ridha dari Allah dan jika kita sudah mendapat ridha Allah Insya Allah kebahagiaan akan kita dapatkan. Kita akan selamat samapai kepuncak gunung tertinggi dan selamat dari derasnya gelombang kehidupan. Itu sebabnya aku selalu ingin ingin menuntut ilmu agar aku mampu mendaki gunung dan puncak tertinggal sekalipun dan ketika aku sudah sampai pun aku tidak akan jatuh kembali secara sia-sia. Dan dengan ilmu itu pula aku berharap aku tidak terbawa oleh arus kehidupan yang semakin deras. Sepintas pernah aku berpikir untuk keluar dan berkhayal menjadi seorang istri. Namun mengingat usiaku yang sangat belia dan keterbatasan ilmu kerumah tanggaan akhirnya fikiran untuk itupun hilang. Kini aku berfikir lain, masa depanku ditentukan saat ini ! Setiap langkahku menuju sekolah dan majlis ta?lim itulah langkah penentu masa depanku. Tak mungkin langkah yang sudah jauh kutempuh harus aku mundur dan kembali tanpa melihat betapa banyak liku-liku dan jurang-jurang yang sudah pernah kulewati. Itu bukan aku ! Antara cita-cita dan cinta berkonflik hebat dalam hatiku memperebutkan posisiku. Bagiku kesuksesan adalah proses bukan hasil. Dan ketika aku menuntut ilmu itulah salah satu prosesku menuju apa yang aku mau. Dan jika aku memilih untuk menjadi seorang istri maka aku telaah memilih hasil bukan proses, kenapa demikian ? Karena memang sudah menjadi fitrah seorang wanita menjadi istri atau ibu, setinggi apapun pendidikannya hasil akhirnya tetap menjadi seorang istri. Itulah yang aku maksud hasil bila memilih menjadi seorang istri, lalu apakah hasilnya baik atau buruk.

?



selengkapnya...

jangan takut gagal

Benar, kita akan tetap merasakan kesal. Tapi ingat ada beberapa kesuksesan yang seharusnya juga dapat membuat kita tersenyum. Misalnya bagi mereka yang ikut tes masuk perguruan tinggi. Setelah pengumuman hasil ujian dipublikasikan, ternyata termasuk kategori calon mahasiswa yang tidak lulus. Apakah pantas meluapkan kekesalannya dengan uring-uringan? Apakah layak mengklaim ada ‘permainan orang dalam’ sehingga anda tidak lulus? Sungguh ironi, jika kita selalu suuzzhon saat menyikapi kenyataan yang ada. Selayaknya, kita tetap untuk terus melihat dan menata kembali Benar, kita akan tetap merasakan kesal. Tapi ingat ada beberapa kesuksesan yang seharusnya juga dapat membuat kita tersenyum. Misalnya bagi mereka yang ikut tes masuk perguruan tinggi. Setelah pengumuman hasil ujian dipublikasikan, ternyata termasuk kategori calon mahasiswa yang tidak lulus. Apakah pantas meluapkan kekesalannya dengan uring-uringan? Apakah layak mengklaim ada ‘permainan orang dalam’ sehingga anda tidak lulus? Sungguh ironi, jika kita selalu suuzzhon saat menyikapi kenyataan yang ada. Selayaknya, kita tetap untuk terus melihat dan menata kembali seperti apa usaha yang kita lakukan saat ujian?

akan tetap merasakan kesal. Tapi ingat ada beberapa kesuksesan yang seharusnya juga dapat membuat kita tersenyum. Misalnya bagi mereka yang ikut tes masuk perguruan tinggi. Setelah pengumuman hasil ujian dipublikasikan, ternyata termasuk kategori calon mahasiswa yang tidak lulus. Apakah pantas meluapkan kekesalannya dengan uring-uringan? Apakah layak mengklaim ada ‘permainan orang dalam’ sehingga anda tidak lulus? Sungguh ironi, jika kita selalu suuzzhon saat menyikapi kenyataan yang ada. Selayaknya, kita tetap untuk terus melihat dan menata kembali Benar, kita akan tetap merasakan kesal. Tapi ingat ada beberapa kesuksesan yang seharusnya juga dapat membuat kita tersenyum. Misalnya bagi mereka yang ikut tes masuk perguruan tinggi. Setelah pengumuman hasil ujian dipublikasikan, ternyata termasuk kategori calon mahasiswa yang tidak lulus. Apakah pantas meluapkan kekesalannya dengan uring-uringan? Apakah layak mengklaim ada ‘permainan orang dalam’ sehingga anda tidak lulus? Sungguh ironi, jika kita selalu suuzzhon saat menyikapi kenyataan yang ada. Selayaknya, kita tetap untuk terus melihat dan menata kembali seperti apa usaha yang kita lakukan saat ujian?

Karena, tak ada api kalau tidak ada kayu. Ya, pribahasa ini cukup tepat kita jadikan langkah yang cepat menyikapi hal yang tidak diinginkan. Bisa jadi, ketatnya persaingan dan banyaknya peminat menjadi salah satu penyebabnya. Mungkin kita merasa usaha kita selama ini sudah cukup. Kenyataanya, kemampuan yang kita miliki belum mencapai nilai rata-rata yang ditetapkan.

Dalam menyikapi peristiwa ini, sudah selayaknya kita merujuk bagaimana semangat Rasulullah Saw. dalam menyebarkan dakwah. Beliau bersaing dengan pembesar Quraisy yang selalu menghalang-halanginya dalam menyebarkan agama Islam. Apakah Rasulullah selalu berhasil? Beragam kegagalan pernah dirasakannya. Tapi, Rasulullah tak pernah mundur setapak pun. Gagalnya mengajak pamannya Abu Thalib untuk masuk Islam salah satu contohnya. Rasulullah tidak pernah uring-uringan menyesalkan hal itu. Ia tetap merasa sukses karena pamannya tidak membencinya sekalipun dia mengajaknya masuk Islam. Juga, keberhasilan besar yang dimilikinya adalah kemampuannya mengajak Khadijah, isterinya memeluk Islam.

Tiga belas tahun Rasulullah ditolak dan disakiti saat ia menyebarkan Islam, tapi Rasulullah tetap mengklaimnya sebagai keberhasilan. Karena dengan beberapa kali mengalami kegagalan Rasulullah mampu mengenal karakter-karakter mereka. Sehingga ketika ia hijrah dan menetap di Madinah, beliau berhasil membangun peradaban baru yang luar biasa dan akhirnya dengan sangat mudah ‘menduduki’ Mekkah kembali, karena telah mengenal karakteristik mereka. Setelah memiliki potensi yang maksimal, Rasulullah pun dapat dengan mudah menguasi Mekkah.

Jadi, demikianlah kita menyikapi kegagalan yang dihadapi. Dibalik kegagalan sebenarnya kita sudah menemukan beberapa kesuksesan. Hanya saja, kita lebih sering melihat hasil garis finish dari start. Padahal, tidak akan dapat mencapai finish kesuksesan tanpa melalui jalur start. Renungkalah ragam kehidupan kita, tidak ada yang mulus terus menerus menikmati kesuksesan. Karena Rasul Allah sendiri kerap menemukan kegagalan. Hanya dengan senantiasa memahami makna yang tersirat di dalam surat al-Mulk: 2, “Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun, “ kita akan dapat menata diri untuk meraih kesuksesan.

Ayat di atas mensinyalir, bahwa kita selalu menemukan kehidupan dan kematian atau menemukan kesuksesan dan kegagalan. Semua itu adalah ujian untuk dapat membedakan siapa amalnya yang paling baik. Jika berhasil mendapatkan kesukesan atau amal yang paling baik, maka itu bukti keperkasaan Allah Swt. Bila gagal, itu merupakan saat untuk kembali mencoba lagi. Bukankah Allah Tuhan yang Maha Pengampun. Karena itu, tidak ada kegagalan jika terus berusaha dan berdoa agar bisa meraih kesuksesan./@cwi

selengkapnya...

menghindari sikap ceroboh

Salah satu yang jarang kita perhatikan adalah sikap ceroboh. Sering kita meremehkan hSal-hal yang menjadi penyebab kecerobohan. Berapa banyak masalah yang timbul karena kecerobohan yang kita lakukan. Ketika memasak misalnya, garam kebanyakan tentu masakan akan jadi asin. Begitu juga bagi yang keliru meminum obat. Kelebihan dosis karena berpikir akan cepat sembuh. Contoh lain, tidak hati-hati menyalakan listrik, kesetrum jadinya. Atau lupa mencabut kunci motor, motor baru bisa hilang digondol maling.



Mengapa orang bisa ceroboh? Di antara penyebabnya: pertama, sifat tergesa-gesa. Karena ingin cepat selesai, cepat untung, kita kerap menjadi tergesa-gesa. Sehingga ada saja yang terlupakan. Ada yang tertipu, karena ingin untung besar. la ceroboh karena tergesa-gesa memutuskan sesuatu. Orang yang ceroboh karena tergesa-gesa bermental ingin cepat selesai.

Kedua, orang yang ceroboh karena sering grasa-grusu, tidak banyak pertimbangan. Lalu, ketiga, orang yang mau untung besar dengan cara gampang. Banyak contoh orang tertipu karena tergiur dengan iming-iming janji. Dikabari dapat undian, lalu harus mengirimkan sejumlah uang. Karena ingin untung, langsung saja diberikan. Akhirnya, ia tertipu mentah-mentah.

Begitu pun dengan orang yang kurang tawakal kepada Allah. Walaupun menurut kita bagus, belum tentu bagus menurut Allah. Jadi, dia akan bertindak menurut pendapatnya sendiri. Dan karena terlalu ingin, ceroboh saja menurutinya. Padahal Allah telah menuntun kita agar tidak terjebak pendapat sendiri. Jika menyangkut kepentingan orang banyak misalnya, ada jalan musyawarah. Sehingga keputusan yang diambil benar-benar dapat dipertanggungjawabkan.

Supaya tidak terjebak pada sikap ceroboh, kuncinya adalah pahami terlebih dahulu setiap masalah yang dihadapi. Jangan pernah mengambil keputusan tanpa pertimbangan. Lakukan pula chek dan rechek. Biasakan diri untuk melakukan hal tersebut. Dan terakhir, menyangkut perkara yang besar, biasakanlah shalat istikharah. Agar Allah senantiasa menolong kita dalam menjalani keputusan tersebut. Baik atau buruk akibat yang didapat. Amiin.

selengkapnya...

Gabung bersama kami

About Me

admin jg menerima pelayanan jasa

admin jg menerima pelayanan jasa
Jasa arsitek rumah; desain arsitek / desain rumah, gambar denah rumah, bangun rumah baru, renovasi rumah dan pembangunan mesjid, mushola, ruko, disaign taman, dll. klik gambar utk kontak personal.

Syiar Islam On Twitter

Site info

Kalkulator Zakat Fitrah

  © Syiar islam Intisari Muslim by Dede Suhaya (@putra_f4jar) 2015

Back to TOP  

Share |