Palestina Pasca Deklarasi Makkah

Oleh: Ulis Tofa, Lc
Deklarasi MakkahPiagam Makkah ditandatangani Khalid Misy’al, mewakili Hamas, dan Mahmud Abbas, mewakili kelompok Fatah, 8 Februari silam di Makkah, Arab Saudi. Ini adalah langkah positif dalam menyelesaikan konflik antara dua faksi besar di Palestina. Seperti apa sebenarnya peta perjuangan kemerdekaan Palestina? Alhamdulillah, belum lama ini ada tokoh Parlemen Palestina berkunjung ke kantor Dakwatuna.com. Beliau adalah Syaikh Abu Ubadah Az Zuhairy. Berikut paparan beliau tentang perjuang rakyat Palestina dalam meraih kemerdekaan sekaligus menjelaskan kepada kita tentang peta politik yang tengah terjadi di sana. Semoga bermanfaat.

***

Saya sangat senang sekali bertemu dengan saudara-saudara saya di Indonesia, saudara-saudara yang saya banggakan dan saya cintai karena Allah swt. Karena, barangsiapa menghendaki dunia dan akhirat, wajib baginya menjalin persaudaraan. Persaudaraan Islam yang tidak dibatasi oleh teritorial, hubungan darah, dan bahasa. Persaudaraan Islam yang mewariskan cinta, saling menasihati, dan saling tolong antar sesama.


Kami, saudara kalian di Palestina, mengharapkan kalian menjadi bagian dari solusi bagi pembebasan Palestina. Kami menghendaki kalian paham betul kondisi Palestina, karena kalian adalah qudwah dalam kebaikan. Jika tahu persis permasalahan Palestina, maka kalian akan menyampaikan kepada umat Islam di Indonesia, insya Allah.

Awal Perjuangan Pembebasan Palestina

Saya ingin mengawali pembicaraan ini dengan menerangkan perjalanan perjuangan pembebasan Palestina dari tahun tiga puluhan. Ketika itu umat Islam –yang dimotori oleh pergerakan Ikhwanul Muslimin di Mesir– berusaha mengangkat permasalahan Palestina dalam banyak kesempatan. Lewat media massa, seminar, dan tulisan-tulisan mereka. Di samping itu, pergerakan itu juga menjalin hubungan yang kuat dengan elemen-elemen yang ada di dalam Palestina, seperti Syaikh Ahmad Yasin, Syaikh Izzuddin Al-Qassam, dan H. Amin Husaini.

Palestina sebelumnya dijajah Inggris. Selanjutnya Inggris menyerahkan negara jajahannya ke Israel. Dengan kata lain, Inggris adalah negara yang melapangkan berdirinya negara Israel pada tanggal 14 Mei 1948.

Negara-negara Arab dan tetangga Palestina, seperti Yordania, Irak, Suriah, dan Mesir, mengirimkan pasukan ke Palestina. Mereka membantu dana dan militer. Namun karena mereka di bawah komando pemimpin-pemimpin yang bukan orientasi pada pembebasan Palestina, maka tujuan mereka pun keuntungan ekonomi dan mencari muka dunia. Apalgi mereka tidak lepas dari kendali Inggris. Sehingga, keberadaan tentara dunia Arab itu tidak membawa arti bagi Palestina, bahkan memuluskan berdirinya negara Yahudi Israel.

Hasan Al-Banna mencium adanya skenario yang rapi dari dunia internasional untuk merealisasikan negara Yahudi Israel di atas penjajahan bangsa Palestina. Karena itu, beliau dengan jamaahnya, Ikhwanul Muslimin, mengirim 12.000 mujahid terlatih yang terdiri dari para pemuda yang siap mewakafkan hidupnya untuk membebaskan Palestina. Begitu juga dari Suriah yang dimotori oleh Syaikh Mustofa As-Siba’i dan Muhammad Mahmud dari Iraq. Dalam waktu singkat para pejuang mampu mengimbangi kekuatan militer Israel, bahkan mengalahkan mereka di berbagai tempat.

Melihat perkembangan yang kondusif untuk pembebasan Palestina itu, Inggris menekan pemerintah negara-negara Arab untuk mengirim pasukan ke Palestina. Pasukan itu ditugaskan menangkapi para sukarelawan jihad dan mengembalikan secara paksa ke negara masing-masing. Para relawan jihad itu dibunuh dan sebagian besar di penjara layaknya pelaku kejahatan, tanpa adanya peradilan dan proses penegakan hukum. Tidak sampai di situ, bahkan dirancang konspirasi untuk membunuh pemimpin gerakan Ikhwanul Muslimin ini. Di tengah kesunyian pendukung jamaah Ikhwan karena mereka semua dipenjara, tokoh pendiri jamaah itu dibunuh. Hasan Al-Banna syahid menemui Rabb-nya.

Palestina Dan Skenario Internasional

Setelah itu, negara-negara Arab meninggalkan perlawanan militer sama sekali. Akibatnya, hampir seluruh bumi Palestina dijajah Israel, kecuali Tepi Barat. Sampai sekarang ini –kurang lebih sudah lima puluh tahun– jutaan rakyat Palestina mengungsi ke berbagai negeri tetangga. Mereka membawa kunci rumah masing-masing dengan harapan besok bisa pulang kembali ke rumah mereka dengan aman. Mereka mengira keadaan ini akan segera berlalu.

Antara tahun 1948 sampai tahun 1967, selama 20 tahun tidak ada perubahan berarti bagi bangsa Palestina, karena para mujahid yang memperjuangkan kemerdekaan Palestina –terutama yang berasal dari negara Mesir– ditangkap dan dipenjara. Sementara, Suriah disibukkan dengan urusan dalam negeri. Begitu juga Yordania. Tidak banyak yang tahu bahwa Palestina tengah menghadapi konspirasi besar. Konspirasi penghancuran. Rakyat Palestina menganggap ini masalah biasa yang akan berlalu dengan sendirinya. Kesempatan ini dimanfaatkan Israel memasukkan orang-orang Yahudi dari luar, berbarengan dengan upaya pembangunan pemukiman Yahudi secara besar-besaran.

Kondisi pergerakan Islam secara umum pada saat itu dalam ujian yang sangat berat. Para aktivis pergerakan Islam ditangkap, dipenjara, bahkan dibunuh. Itu terjadi di Mesir dan di Suriah. Sedangkan di Yordania, aktivis pergerakan Islam waktu itu masih sedikit.

Pada tahun 1965 muncul gerakan Fatah di bawah kendali PLO. Fatah didirikan oleh pemuda-pemuda Palestina yang di awal perjuangannya berorientasi pada Islam. Banyak di antara mereka dipengaruhi pemikiran pergerakan Ikhwanul Muslimin. Namun, karena suasana politik dan iming-iming kedudukan, kekuasaan, dan materi, garis perjuangan mereka berubah haluan menjadi sekular.

Selain Fatah, ada banyak faksi-faksi perjuangan yang dibiayai oleh negara-negara Arab. Sayangnya, tidak sedikit justru melakukan perlawanan dengan cara-cara yang melanggar garis perjuangan Islam. Karena, target faksi-faksi itu didirikan adalah untuk memperburuk citra jihad dan mujahid agar dijauhi banyak dan dikecam dunia.

Pada tahun 1967 Israel berhasil menduduki Tepi Barat. Praktis, seluruh wilayah Palestina dikuasai penjajahan Israel. Melihat itu gerakan Ikhwanul Muslimin bersepakat dengan Fatah untuk mendirikan sayap militer. Mereka berlatih di Yordania yang disebut dengan Camp As-Syuyukh. Biayanya dari kantong mereka sendiri. Kadang anggota Ikhwanul Muslimin membeli persenjataan dari pihak Fatah.

Kemudian muncul lagi konspirasi dari negara-negara Eropa dengan memanfaatkan negara-negara Arab untuk mengadu domba antar para pejuang pembebasan Palestina yang berasal dari Suriah, Yordania, Mesir, Lebanon dengan orang Palestina; atau antar orang Palestina sendiri. Di Palestina banyak sekali senapan, bom, mortir dan senjata lainnya. Target adu domba itu adalah agar senjata-senjata itu jangan sampai mengarah ke Yahudi, tapi mengarah ke umat Islam sendiri. Akibatnya, timbul fitnah besar yang menelan puluhan ribu korban pada tahun 1970. Penyebab mudah para pejuang pembebasan Palestian dipecah dan diadu domba adalah karena ada begitu banyak ideologi yang mereka anut. Ada ideologi sosialis, ada nasionalisme kearaban yang sempit.

Awal Perlawanan Intifadhah

Ikhwanul Muslimin membangun pondasi pergerakan di Palestina dengan mengirim pemuda-pemuda untuk belajar ke Arab Saudi, Mesir, Sudan, dan negara-negara Islam lainnya. Setelah mereka kembali ke Palestina, Ahmad Yasin mendirikan sayap militer bernama Hamas (Harakah Muqawamah Islamiyyah) pada tahun 1987. Sejak itu perlawanan secara massif dimulai. Tercetuslah intifadhah kubra, perlawanan dengan melempar batu di jalanan yang dilakukan oleh anak-anak dan pemuda-pemuda Palestina.

Perubahan ideologi perlawanan dari yang sebelumnya sekular menjadi perjuangan Islam, sangat terasa sekali. Peta perlawanan pun berubah. Lebih heroik dan menakutkan bagi Israel. Awalnya, Israel pun mengira perlawanan ini tidak akan berjalan lama. Maklum, pelakunya adalah anak-anak. Namun, perkiraan itu salah. Mereka melempari batu ke arah tentara Israel dari jalanan sebenarnya tengah dipersiapkan dalam tarbiyah, jihad, dan pengetahuan.

Pada tahun 1987-2000 Hamas mendirikan beragam lembaga-lembaga non pemerintah, seperti lembaga sosial, advokasi, pendidikan, ekonomi, dan memberikan pelayanan kepada masyarakat. Hamas berdakwah dan berkhidmat kepada rakyat tanpa pamrih. Hamas selalu memberi yang terbaik dan tidak pernah meminta. Sementara, citra kelompok Fatah di mata rakyat mulai negatif. Mereka hanya meminta dan tidak mau memberi. Sebagian melakukan korupsi. Rakyat pun cerdas melihat kondisi yang sebenarnya. Mereka simpati kepada Hamas.

Hamas Memasuki Dunia Politik

Tibalah waktunya bagi Hamas untuk memasuki dunia politik. Untuk memutuskan terjun ke dunia politik dengan mengikuti pemilu, Hamas mengadakan Pemilihan Raya Internal: apakah sudah saatnya ikut dalam pemilu atau hanya fokus dalam perlawanan militer melawan Israel saja. Semua anggota Hamas memberikan suara. Hasilnya Hamas harus ikut dalam pemilu, meskipun dengan begitu secara tidak langsung Hamas harus mengakui Perjanjian Oslo yang sebelumnya mereka benci. Dalih mereka memasuki wilayah politik adalah untuk menghentikan kezhaliman.

Januari 2006 dilangsungkan pemilu. Hamas ikut dengan perkiraan mendapat suara tidak lebih dari 35%. CIA, Israel, dan media negara-negara Arab juga memprediksi demikian, sehingga semua mengkampanyekan pemilu harus jurdil, bersih, dan demokratis. Mereka mengirim banyak pemantau pemilu. Anggapan mereka ketika Hamas sudah masuk parlemen dengan anggota minoritas, maka Hamas masuk dalam permainan politik mereka. Artinya, Hamas harus mengakui perjanjian-perjanjian sebelumnya dan perlawanan militer Hamas otomatis akan melemah.

Fatah juga memprediksi perolehan Hamas tidak lebih dari 35% suara. Hamas melihat hal itu sebagai tantangan. Salah satu strategi Hamas agar hasil pemilu benar-benar jurdil adalah mengecoh Fatah. Setiap orang mengaku memilih Fatah. Ketika ditanya oleh kelompok Fatah, semua menjawab aku pilih Fatah. Fatah pun mencatat 70% rakyat Palestina akan memilih mereka.

Hamas mengerahkan 50.000 personil bersenjata untuk menjaga kotak suara. Namun apa yang terjadi? Setelah perhitungan suara berakhir, diluar perkiraan: Hamas memperoleh 76% suara. Seketika itu juga jalan-jalan dipenuhi bendera hijau Hamas, sebelumnya dipenuhi bendera kuning Fatah.

Keesokan harinya Amerika Serikat marah. Israel membaikot hasil pemilu. Fatah kecewa dan menyatakan tidak akan ikut dalam koalisi pemerintahan yang dibentuk Hamas. Dan atas tekanan Amerika semua faksi yang ada di Palestina tidak boleh ikut serta dalam pemerintahan koalisi Hamas, karena Amerika berjanji akan menjatuhkan pemerintahan itu.

Ujian Berat Pemerintahan Demokratis

Abbas berjanji di depan negara-negara Arab akan menurunkan pemerintah Hamas dalam waktu tiga puluh hari. Palestina diboikot. Bangunan pemerintah, parlemen, universitas, dan sarana umum diserang dan dihancurkan. Menlu Muhamamd Ad-Dzahhar berhasil membawa dana tunai sebesar 4 juta dollar Amerika bantuan umat Islam dunia, tapi dilarang untuk dibawa masuk ke Palestina. Perdana Menteri Ismail Haniya membawa dana sebesar 30 juta dollar Amerika. Juga dihalang-halangi.

Selain menghadapi kekuatan Fatah, Hamas juga menghadapi agen atau mata-mata Israel yang direkrut dari kalangan Palestina. Mereka di bawah lembaga Amn Wiqa’i yang didanai dan dikontrol langsung oleh Israel. Mereka mengadakan teror, perusakan sarana umum, dan penghancuran gedung pemerintah. Hamas memberi warning: jika kalian sampai menghancurkan Universitas Gaza, maka kalian akan menanggung resiko yang sangat hebat. Mereka tak percaya, dan menyerang Universitas Gaza. Hanya dalam hitungan satu jam, tentara Hamas mampu menguasai kantor Amn Wiqa’i, kantor kepolisian, kantor keamanan dalam negeri dan lainnya tanpa ada perlawanan sedikit pun.

Mahmud Abbas berusaha keras menghalang-halangi pemerintahan Hamas. Menteri Penerangan yang seharusnya memiliki akses langsung ke stasiun teve, radio, dan media massa diambil alih oleh pihak kepresidenan. Menteri Dalam Negeri yang semestinya memiliki otoritas keamanan, dicabut. Pelayanan haji dan umrah, juga penjagaan perbatasan, semua di bawah lembaga kepresidenan.

Hamas bekerja sekuat tenaga. Dalam hitungan satu bulan Hamas mampu mendirikan stasiun teve, radio, media massa, dan dalam skala lokal mampu membentuk pasukan eksekutif sendiri. Rakyat melihat kerja Hamas.

Masalah lain adalah gaji para pegawai pemerintah yang selama satu tahun tidak terbayar karena bank-bank Arab dan bank di Palestina tidak mau mengucurkan dananya. Hamas terus menunjukkan keseriusannya dalam memberikan pelayanan kepada rakyat. Di sinilah simpati rakyat berlabuh. Mereka percaya bahwa Hamas telah sungguh-sungguh memperjuangkan diri mereka, namun karena konspirasi internasional dan pemboikotan itulah yang menghalangi kemajuan akselerasi pelayanan Hamas kepada bangsanya.

Kepercayaan rakyat Palestina terhadap Hamas terbukti. Dalam pemilu lokal, Hamas memperoleh dukungan 100% suara. Pemilu tentang kesehatan, lembaga sosial, dan perhimpunan ahli teknik, Hamas mendapatkan suara bulat 100%. Jika ada festival yang diadakan oleh Hamas, orang berduyun-duyun menghadirinya. Tapi jika Fatah mengadakan festival, yang hadir hanya anak-anak kecil. Ada yang mengatakan, jika sekarang diadakan pemilu presiden, bisa dipastikan Hamas akan menang telak.

Dunia internasional merasa putus asa menghadapi Hamas. Mengapa? Segala upaya untuk menekan dan menghancurkan Hamas telah dilakukan. Hamas diboikot, diupayakan kudeta atasnya, dicitrakan sebagai teroris, dan diusahakan dihancurkan dengan serangan militer. Sementara, pendirian Hamas untuk tidak mengakui Israel, menolak penghentian perlawanan, dan menentang perjanjian-perjanjian dengan Israel, justru mendapat dukungan penuh rakyat Palestina. Atas dasar itulah, masyarakat Eropa menuntut pemerintahnya untuk membantu Palestina. Mengapa memboikot pemerintahan yang dihasilkan lewat pemilu yang begitu demokratis? Negara-negara Eropa pun menyerukan disudahinya boikot dan membantu pemerintah Palestina. Berbeda dengan Amerika Serikat yang tidak punya rasa malu.

Mereka baru sadar bahwa Hamas sangat kuat dalam hal perlawanan, politik, dan dukungan. Abbas yang sebelumnya berjanji dalam satu bulan mampu menghancurkan Hamas, satu tahun berlalu. Hamas justru makin kuat. Sehingga, mau tidak mau Abbas harus membangun kesepakatan dengan Hamas. Perundingan itu terselenggara pulan lalu di Tanah Suci Makkah.

Ada banyak hal yang disepakati dalam Piagam Makkah. Namun secara umum Piagam Makkah memberi kemaslahatan bagi bangsa Palestina. Hamas sebelumnya tidak diakui perjuangannya oleh dunia internasional, pasca perundingan itu Hamas menjadi gerakan legal dan diperhitungkan dunia internasional. Khalid Misy’al sebagai Ketua Biro Politik Hamas kini berdiri sejajar dengan Presiden Palestina, Mahmud Abbas.

Hamas sadar bahwa Piagam Makkah bukan segala-galanya. Ini hanyalah satu langkah dari langkah berikutnya untuk membebaskan bumi Palestina.

/@cwi

selengkapnya...

Prajurit Tuhan

Oleh: Arawinda


Aku adalah seekor anjing dari bangsa Israel. Aku lahir di sini, besar di sini. Ya, di kota yang sebenarnya bukan milik Israel inilah aku belajar tentang sebuah tatacara menyerang dan mencari jejak para teroris Hamas serta menakut-nakuti para penduduk Palestina agar mereka hengkang dari negeri ini, atau kalau mereka tak mau menyingkir maka tuanku yang akan mengucapkan salam perpisahannya lewat mulut senapan yang memuntahkan timah panas. Selanjutnya, pemandangan yang sama selama berpuluh-puluh tahun yakni jerit tangis mereka, airmata mereka yang deras menghujani mayat-mayat yang bergelimpangan bersimbah darah itu di kota itu. Yang sebelum ia terkapar, sempat pula menyebut nama Allah.

Sebagai anjing, keberadaanku di tanah Palestina ini selalu dihalau oleh Umat Islam. Aku menyadari bahwa menjadi anjing sangat tidak enak. Aku selalu berderajat rendah di mata mereka. Seperti yang Allah firmankan dalam al-Qur’an. Allah menjadikan aku sebagai perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat-Nya. Kalau kamu halau, anjing itu akan menjulurkan lidahnya. Dan jika kamu biarkan, ia pun tetap menjulurkan lidahnya . Aku terima perumpamaan itu, setidaknya aku disebut oleh Allah dalam kitab-Nya.
Lagipula, tidak semua anjing itu hina. Ada anjing yang dijanjikan surga yakni anjingnya para ashabul kahfi. Anjing yang setia menemani tujuh pemuda yang mengasingkan diri demi menjaga iman mereka. Ratusan tahun mereka ditidurkan, dan jasadnya masih untuh dijaga Allah.



Tapi namanya anjing ya tetap saja anjing. Makhluk yang selalu dihinakan. Bahkan jika terkena buluku atau air liurku saja, umat Islam mencucinya tujuh kali dan salah satunya dengan tanah. Najis yang paling besar!
***
Beberapa tentara Israel hari ini kembali melakukan penyerangan ke Gaza. Sejak 27 Desember 2008 mereka membombardir kota ini hingga tinggal puing-puing dan banyak nyawa melayang. Sebagian besar malah perempuan dan anak-anak. Aku mengikuti lima orang yang menyandang senapan dan berjalan dengan pongahnya di antara reruntuhan, memasuki rumah-rumah penduduk sipil yang masih aman. Leherku dicekik oleh kalung rantai yang ditarik-tarik mereka, memaksaku mengikuti langkah mereka. Seminggu lamanya aku hanya bisa menjulurkan lidahku, aku kelaparan. Aku tak diberi makan oleh tuanku itu dan akan terjadilah sesuatu yang mengerikan nanti.

Seorang prajurit bernama Aaron mendobrak pintu rumah penduduk sipil, yang di dalamnya sebuah keluarga sedang duduk melingkar dalam suatu kajian. Setiap mereka memegang al-Qur’an. Sama sekali tak tampak rona ketakutan dalam wajah mereka. Di antara mereka bahkan ada anak kecil yang terasa sekali ia menyimpan kebencian pada para tentara yang memasuki rumahnya tanpa izin itu.

Aaron dan empat prajurit lainnya mulai menembaki orang-orang dalam lingkaran itu. Tanpa sempat bagi mereka untuk bangkit menghalau mereka. Darah muncrat di mana-mana. Anak kecil yang belum sempat ditembaki mereka itu lari bersama seorang anak perempuan yang lebih kecil darinya. Edna, salah satu prajurit itu tak membiarkan dua bocah incarannya kabur. Betapa tidak, para tentara Israel ini amat sangat ketakutan pada seorang anak kecil penghafal al-Qur’an. Kalau masih kecil saja sudah hafal al-Qur’an, apa yang akan terjadi dua puluh tahun yang akan datang?!! Demikian mereka begitu ketakutan, makanya yang mereka incar adalah anak-anak kecil hafidz Qur’an ini.

Edna mengejar dengan beringas, diikuti empat kawannya dan tentu saja aku yang diseret-seret tanpa ampun. Meninggalkan sebuah keluarga bersimbah darah, nyawanya menghadap Allah disambut para bidadari surga. Dua anak kecil itu terus berlari dengan hujan peluru di belakang mereka.

Perempuan kecil terjatuh, si lelaki berdiri agak di depannya. Peluru tanpa ampun mengejar mereka dan tepat mengenai kepala perempuan kecil ketika ia bangkit. Si lelaki menatapnya nanar, tubuh perempuan kecil—mungkin saja adiknya—telah terkulai lemah dan sesaat kemudian kaku tak bergerak. Si lelaki segera berlari secepat kilat, sambil sesekali terlihat tangannya menyeka matanya. Ia terus berlari dan tak membiarkan peluru tentara tuanku mengenai tubuhnya.

Sementara jasad beku perempuan kecil itu terbaring di tanah, Aaron melepaskan rantaiku. Ini pertanda makan siang bagiku. Segera aku menghampiri mayat perempuan kecil itu, kuendus-endus tubuhnya kemudian meneteslan air liurku di atas wajahnya. Aku paling suka hati. Rasanya sangat enak. Sebagai binatang, aku tak takut jika nanti Allah menanyaiku tentang perbuatanku. Aku tidak salah. Yang salah adalah tuanku. Mereka tak memberiku makan berhari-hari, lalu membunuh anak kecil ini lantas menyuruhku memakannya. Aku ini binatang, sedangkan mereka manusia. Seharusnya manusia bisa lebih berderajat daripada binatang sepertiku. Aku ini hanya seekor anjing yang tak punya akal dan hati nurani. Sedangkan mereka manusia, yang dimuliakan oleh Allah sebagai makhluk yang derajatnya paling tinggi di antara makhluk Allah lainnya. Lebih tinggi dari binatang, tumbuhan, jin bahkan malaikat. Tapi entah kenapa, Israel, senang sekali membantai penduduk Palestina ini. Padahal tanah yang mereka pijak bukan tanahnya. Tanah yang mereka akui sebagai negaranya bukanlah miliknya.

Tapi persetan pada mereka. Yang kutahu, aku sedang kelaparan. Semoga saja, roh perempuan kecil ini bisa tenang di sisi Allah meski jasadnya tercabik-cabik olehku. Semoga Allah memberinya ganti kehidupan yang lebih baik di surga.

Tubuhnya semakin tak berbentuk. Hatinya sudah kudapatkan, dan kini dadanya robek berlapis darah. Kujilati pipinya yang empuk, aku juga suka pipinya. Tak lama kemudian aku kenyang, sementara Aaron, Edna, Simon dan dua prajurit lainnya terbahak-bahak di atas puing-puing bangunan. Sempat kulirik beberapa pasang mata penduduk sipil memerhatikanku, namun aku hanya menjulurkan lidahku.

Aaron bersiul, pertanda makan siang telah usai. Perutku telah penuh terisi makanan, yang bisa mengganjal perut selama beberapa hari ke depan. Sejak peperangan ini, aku selalu makan bangkai manusia-manusia Gaza. Minumnya, ya darah mereka.
***
Aaron sedang memakan daging ayam kesukaannya malam itu, sambil memain-mainkan pahanya seolah akan diberikannya padaku. Aku menjulurkan lidahku, berharap ia akan memberikannya padaku walau sedikit. Ini sudah lewat dua hari sejak aku makan bangkai perempuan kecil itu. Perutku sangat lapar, dan Aaron sama sekali tak memedulikanku! Aku menggonggong. Dia melemparkan tulang padaku yang langsung kutangkap kemudian berjongkok pada kedua kaki depanku dengan tetap menggeram dan menggigit erat tulang tersebut.

Malam kian tinggi. Dari arah Gaza terdengar dentuman bom yang memekakkan telinga. Pasti hancur lagi rumah-rumah mereka. Langit pun pastinya cerah oleh kilatan cahaya dari bom-bom yang dijatuhkan di kota itu. Serupa kembang api tahun baru. Selesai makan, Aaron menarik rantai di leherku dan mengajakku berjalan ke arah kota Gaza. Entah apa yang akan dilakukannya malam-malam begini. Aku menjulurkan lidah di belakangnya, seraya menggonggong pelan beberapa kali.

Aaron memasuki sebuah rumah penduduk sipil, yang kali ini para penghuninya adalah dua orang wanita muda. Aaron menyeringai dan mendekati salah seorang di antara dua orang itu. Yang seorang tanpa basa-basi lagi segera ditembaknya dengan pistol yang terselip di pinggangnya, sementara yang seorang lagi menjerit di sampingnya berusaha menolong wanita yang ditembak itu.

Aaron menarik wanita yang jauh lebih muda itu, kemudian memaksanya melepaskan pakaiannya. Wanita itu menolak, menjerit, meronta dan sekuat tenaga melawan Aaron. Tak mau melepaskan kehormatannya, bahkan disentuhnya pun tak sudi. Namun kekuatannya tak sebanding dengan kekuatan Aaron. Ia kalah. Aaron mulai
menggagahinya.

Aku menyalak. Menggonggong. Berjalan hilir mudik kebingungan. Aaron memang satu spesies denganku. Perbuatannya tak jauh berbeda denganku ketika ingin melampiaskan nafsu. Aaron memang sahabatku, saudaraku, yang terperangkap dalam tubuh manusia. Kasihan sekali....

Tiba-tiba dari luar, masuklah seorang anak kecil yang waktu itu kabur bersama anak perempuan yang jasadnya kukoyak-koyak. Ia membawa ketapel yang langsung ditembakkannya ke arah Aaron. Batu melayang tepat mengenai kepala Aaron. Anak kecil itu segera menyerangnya lagi dengan besi panjang yang ia bawa. Robohlah Aaron. Darah di kepalanya muncrat ke mana-mana. Tak lama kemudian ia kaku. Sedangkan wanita yang kehormatannya hampir direnggut itu menangis di sudut ruangan. Tergugu pilu.

Aku menyalak ke arah anak kecil itu.

“Kul!” aku membayangkan anak itu berkata demikian, meskipun dia hanya menatapku tajam tanpa bicara apa-apa. Tetapi aku langsung menganggapnya sebagai isyarat agar aku memakan bangkai Aaron. Tak buang waktu, perutku yang kelaparan dua hari ini segera terpuaskan. Aku paling suka hati. Yeah. Hati Aaron akan kumakan dengan nikmat malam ini...
***

/@cwi

selengkapnya...

Gabung bersama kami

About Me

admin jg menerima pelayanan jasa

admin jg menerima pelayanan jasa
Jasa arsitek rumah; desain arsitek / desain rumah, gambar denah rumah, bangun rumah baru, renovasi rumah dan pembangunan mesjid, mushola, ruko, disaign taman, dll. klik gambar utk kontak personal.

Syiar Islam On Twitter

Site info

Kalkulator Zakat Fitrah

  © Syiar islam Intisari Muslim by Dede Suhaya (@putra_f4jar) 2015

Back to TOP  

Share |