Waspadai pergerakan liberalisme

Oleh. Nirwan Syafrin, direktur eksekutuif INSISTS


Sekarang ini seluruh lini dakwah sudah terkontaminasi.
Liberalisme bukan hanya di jalur kultural tapi juga sudah masuk ke level elit penguasa. Mereka juga berpolitik. Isu sentral mengenai Dakwah Islamiyah sekarang ini, terutama masalah-masalah yg dihadapinya itu bukan diselesaikan secara fisik. Yg harus dicermati adalah kita sekarang ini berada dalam perang pemikiran. Perang pemikiran ini jelas yg paling berperan adalah media masa.


Saya kira semua orang kini bisa melihatnya dg mata telanjang, dan menilai bagaimana program-program televisi betul-betul berdampak buruk. Didalamnya bukan sekedar mengandung hiburan, tapi ada nilai kandungan tertentu yg merupakan bagian dari ideologi barat.


Contoh sajalah film Perempuan Berkalung Sorban, ini jelas bukan bebas nilai. Pesan yg terkandung didalamnya jelas mengkritisi dakwah pesantren yg merupakan lembaga pendidikan tertua di Indonesia, lembaga pendidikan yg sangat berperan mengusir penjajahan. Akibat menonton film ini, orang-orang bisa terperangah dan akhirnya memiliki gambaran dan pemahaman yg negatif thp pesantren. Ini jelas perang media. Makanya oran-orang sekarang ini banyl memperebutkan media

Tidak ada yg kebal dari pemikiran liberal
Dikalangan pemuda Nu, secara diam-diam, ide liberalisme memang menjadi konsumsi mereka, tapi masi terhalangi dg adanya Kiyai-Kiyai sepuh yg anti terhadap pemahaman ini.

Sama halnya dg yg terjadi dikalangan Pemuda Muhammadiyah secara umum. Mereka yg kini sedang sekolah di luar negeri, dilembaga-lembaga pendidikan yg menjadi sumber liberalisme, akan kembali ke Indonesia. Dan mereka berpeluang merebut kursi kepemimpinan Muhammadiyah.

Kalau kedua organisasi ini telah termakan virus Liberalisme bisa dibayangkan bagaimana jadinya. Setidaknya keputusan-keputusan MUI, jika tidak di setujui keduanya maka akan tidak berdampak. Sekarang untuk menghadapi liberalisme tentu tergantung sekeras apa usaha kita. Kami di INSISTS hanya bagian kecil dari sekian banyak pergerakan islam. Sekali lagi kita harus sadari masalah kita seputar pemikiran.

Langkah strategis yg bisa dilakukan?
Maksud pemikiran disini adalah pendidikan. Liberalisme jelas bergerak di pendidikan, menyelinap dan mengakar dalam universitas-universitas di Indonesia, mengubah kurikulum yg ada supaya mampu melahirkan generasi-generasi liberal berikutnya. Pada level Internasional sendiri kita sendiri dengar sekolah-sekolah Palestina akan diajarkan mengenai sejarah 'Holocoust. Dari pendidikan sendiri kita tahu ada 'scenario global untuk mengubah pemikiran umat Islam.
Saya kira dg semakin keras tantangan yg dihadapi maka akan semakin kuat juga dakwah akan berjalan. Semangat-semangat dakwah para dai akan semakin mengental, kuat untuk bersatu karena memilili misi yg jelas untuk menegakan Islam. Tekanan-tekanan semacam ini akan membuka pandangan baru umat Islam untuk mengetahui siapa musuh yg sebenarnya: jelas mereka memusuhi Dakwah Islamiyah, penebar liberlisme dengan mengubah pemikiran umat Islam.

Disela-sela isu terorisme, kaum liberal muncul dan seolah jadi pahlawan.
Saya tidak mengerti kenapa terorisme selalu diidentikan dg Islam. Saya harap tidak demikian. Belakangan ini orang selalu menganggap fundamentalisme islam ini gara-gara Muhammad bin Abdul Wahhab, padahal belum tentu demikian. Baru-baru ini ada tulisan mengenai Muhammad bin Abdul Wahhab dalam pandangan yg berbeda. Kesimpulan dari penelitian itu bahwa selama ini Muhammad bin Abdul Wahhab yg katanya mudah mengkafirkan orang, seperti yg disimpulkan barat dan orang-orang liberal, itu tidak betul. Termasuk didalamnya mengenai jihad, posisi wanita dalam Islam. Orang-orang liberal ini menyerang dakwah supaya Islam dg negara itu tidak menyatu, sebagaimana sekulerisme meyakini itu. Intinya mereka menyerang pemikiran kita. Makanya mereka banyak mengkritisi Alquran dan doktrin-doktrin fundamental dalam Islam untuk mewujudkan keyakinan sekularisme.
Ketika kekuasaan politik sudah mereka pegang nantinnya, maka kemudian kebijakan negara dan undang-undang itu akan liberal pula. Kalau itu terwujud apakah kita bisa mengelak?
Posisi kita jelas harus mentaati itu. Sekarang kita tahu sendiri undang-undang perkawinan sedang diserang. Kalau nantinya undang-undang didefinisikan kembali, tidak lagi perkawinan anatara perempuan lelaki dan perempuan, menggantinya dg nikah sesama jenis, apakah itu tidak akan menghancurkan keyakinan umat Islam?./@cwi

pengunjung membaca ini juga:



0 komentar:

Posting Komentar


Gabung bersama kami

About Me

admin jg menerima pelayanan jasa

admin jg menerima pelayanan jasa
Jasa arsitek rumah; desain arsitek / desain rumah, gambar denah rumah, bangun rumah baru, renovasi rumah dan pembangunan mesjid, mushola, ruko, disaign taman, dll. klik gambar utk kontak personal.

Syiar Islam On Twitter

Site info

Kalkulator Zakat Fitrah

  © Syiar islam Intisari Muslim by Dede Suhaya (@putra_f4jar) 2015

Back to TOP  

Share |