Bahagia Itu Sederhana

          Bahagia itu ada ketika hanya ada keinginan utk berbahagia. Namun meskipun begitu kebahagiaan tidak bisa di cari, hanya bisa diciptakan. Setidaknya itulah dua hal prinsip yg aku ketahui. Ketika kebahagiaan itu tak kunjung ku temukan, bukan berarti aku tak bisa menciptakannya. Ini bukan sebuah kepesimisan, ini adalah sebuah perjalanan hidup di mana pengalaman selalu menuntun ke arah mana jiwa ini akan menemukan jati dirinya. 
          Terlepas dari itu semua, setiap insan tentunya memiliki sebuah cerita untuk mereka jadikan sebuah kisah untuk masa depan. Senang susah, bahagia dan derita, sedih juga derita. Semua tak terlepas dari yang namanya keindahan. Ketika semua orang menganggap kepedihan, kesengsaraan, derita dan bencana adalah sebuah kutukan dan kenangan pahit, maka mereka telah terjebak dan terlarut dalam pemikiran yang semoit. Pemikiran negatif. Hati yg kotor. Serta jiwa yg tengah terluka. Yak, itu sangat manusiawi. Karena kepanikan telah menguasai jiwanya. Namun ketika meraka tak juga tersadarkan akan kepedihannya berulang kali datang dan terus terjebak dalam keadaan yg demikian itu, tentunya mrk termasuk oang-orang yang merugi dan inkar terhadap anugrah yang mana mereka telah menganggapnya itu adalah sebuah bencana. Padahal kalau saja mereka bisa sedikit rileks dan menikmati sebuah permainan, aku yakin mereka akan menghadapinya dan daoat melaluinya dg senyum sumringah.   
       
         Sedikitpun aku tak pernah berniat memberi arahan dan memberi masukan. Setidaknya hal-hal itu yang aku temukan dalam petualangan jiwaku. Mereka boleh menganggap itu suatu hal yg normatif. Dan merekapun berhak untuk menganngap itu hanya suatu teori di mana hanya bisa di ucapkan tapi faktanya akan sulit untuk di terapkan. Terserah. 

       Seperti yang aku katakan d atas, sedikitpun aku tek pernah ingin memberi solusi apalagi memberi nasihat. Aku hanya menulis apa yang sudah aku alami dan lalui saja. Dan bagiku itu adalah sebuah perjalanan yang maha dahsyat. Gejolak yang sanagat bergemuruh. Karena banyak mengira ketika sebuah bencana melanda, tak sedikit dari mereka yang mengeluh. Aku sering mendengar keluihan keluhan d media sosila yang mengatakan derita dan sengsara tak hentinya datang menghampiri. Ada yg berhasil bangkit dari keterpurukan. Namun tak sedikit malah justru terjebak dalam keputus asaan yang tiada berujung. dalam hati aku merasa senang pada mereka yg mampuberhasil melalui ujian itu denngan sempurna. Namun aku juga merasa iba pada mereka yg terus terlarut dalam kepedihan yg tiada berujung. keputus asaan yg mereka alami bukanlah hal yang kecil. dari hal hal cemacam inilah aku rasa pembangunan mental perlulah di lakuakan. Bagiku ini adalah sebuah pelajaran yg sangat penting dan berharga. 
Karena mental mental cengeng selayaknya serbuah perjalanan yang tak akan pernah berujung. mereka akan senantiasa terpuruk dalam keadaan demikian. Ini sanagatlah membahayakan dan tak bisa di biarkan tanpa penanganan yang serius. Yang pada akhirnya mereka akan depresi dan tak akan lagi bergairah dalam menjalani kehidupan. Apalagi kalau mereka terjerumus lebih dalam seperti melampiaskan keputusasaan mrk pada ‘narkoba. Ini sudah satadium 4!.

       Aku tak akan mengatakan aku sudahpun terjebak dalam situasi seperti itu. Aku hanya bisa mengatakan semua itu tak akan pernah manghadirkan sesutau yg kamu harapkan. Kalaupu tak ada sesuatu yang kamu harapakan, dalam keputus asaan yang tengah kamu alami ini, percayalah, keadaannya tidak akan lebih baik dari keadaanmu saat itu. Bahakan akan tambah menyakitkan lagi. Aku tidak sedang membicarakan apa pendapat khalayak ramai mengenai keadaannmu yang demikian, tapi aku hanya ingin berkata bahwa setiap individu mempunyai dan berhak menilai seseorang sekehendaknya. Suka atau tidak suka kita semua harus menerimanya. Ini semua tak terlepas dari peranan kita dalam menyikapi sebuah permasalahan. Ketika rasa iba itu berubah jadi cemoohan maka apalagi yang hendak kamu pedulikan. Karena kehidupanmu adalah dirimu sendiri. Bukanlah dia atau mereka yang senantiaasa tertawa dan tak pernah sedikitpun menghiraukanmu. Yang mereka tau adalah kamu tengah mengalami depresi dan kamu adalah seorang ‘pesakitan. Hanya itu saja. Sejauh kehidupanmu tidak merugikan mereka, merekapun tak akan pernah menghiraukanmu. 

       Intinya, aku hanya ingin menuliskan kepedihan yang tengah aku alami ini. Kesengsarasan dan kesulitan yg datang silih berganti ini adalah sebuah ujian yang akan mengangkatku untuk lebih baik lagi dari sekarang. Sungguh hal ini tak akan membuat aku berputus asa. Tak akan membuatku jatuh dalam keterpurukan. Apalagi sampai kufur nikmat. Tidak akan. Berpikirpun aku tak akan pernah bisa nyampa ke arah itu. Justru inilah kenikmatan hidup yg patut aku syukuri. Bukannya aku mengharap bencana dalam setiap langkah jejak kakiku, siapa yang tak ingin hidup bahagia. Aku hanya berusaha mempertahankan apa yang telah aku temukan dan aku miliki tanpa da keinginan untuk melepasnya.

     
Perjuangan itu perlu karena itu sudah bagian daripada perjalalan kehidupan ini. Menyerah dan rasa pesimis hanya ada pada jiwa-jiwa pengecut yang tak mengerti dan memahami makna daripada kehidupan. Maka aku berlepas diri dari haL-hal yang demikian itu. Baiklah, aku rasa masih banyak pelajaran dan hikamah daripada ini semua. Daripada d ratapi lebih baik d khayati dan terus mengkoreksi diri jauh kedalam hati. Terus membersihkan hati dari penyakit-penyakit yang menyebabkan keruntuhan moral dan mental dalam diri. Terus berjuang untuk melapangkan dada dalam situasi apapun. Ikhlas dalam menerima semua ujian dan terus menguatkan diri dalam kebahagiaan yang senantiasa tercipta dengan penuh rasa cinta. Wallahualam bil sowab.... /@cwi

selengkapnya...

Gabung bersama kami

About Me

admin jg menerima pelayanan jasa

admin jg menerima pelayanan jasa
Jasa arsitek rumah; desain arsitek / desain rumah, gambar denah rumah, bangun rumah baru, renovasi rumah dan pembangunan mesjid, mushola, ruko, disaign taman, dll. klik gambar utk kontak personal.

Syiar Islam On Twitter

Site info

Kalkulator Zakat Fitrah

  © Syiar islam Intisari Muslim by Dede Suhaya (@putra_f4jar) 2015

Back to TOP  

Share |