Meraih Ramadhan dengan sempurna. (Jilid.2)

Allah begitu dekat dan Dia menjamin, doa yg dibisikan oleh anak Adam akan didengar dan dikabulkan. Abid yg meminta akan diberi. Abid yg berharap akan dipenuhi. Dan bulan ramadhan yg penuh dg berkah ini, tak satupun doa yg tak didengar. Tak satupun doa yg tak terkabul.
Sejarah merekam perbincangan Rosulullah dg Aisyah tentang doa mulia yg sepatutnya diucapkan seorang hamba dibulan yg penuh berkah, "Wahai Rosulullah, jika aku tahu malam Lailatul Qodar, doa apa yg sebaiknya aku katakan?"


Dengan rahmatnya Alah mengijinkan Rosulullah memberikan pelajaran yg akan terus menerus kita sampaikan pada anak cucu kaum Muslimin. Baha dibulan yg mulia ini, Rorulullah mengajarkan kita berdoa, "Ya Allah. Sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf dan mencintai ampunan. Maka maafkanlah aku." (HR Ibnu majah dan Imam Ahmad).
Mari bersama-membisikan doa dalam hati. Ya Allah engkau Maha Mengetahui, Maha Penjaga, Hakim Yg Mahah Adil, dan Dzat yg memiliki balasan yg paling cepat. Engkau mengetahui kelemahan dan kekurangan kami, maka sempurnakanlah dan kuatkanla iman kami. Engkau yg tak pernah tidur, dan tak pernah lengah, jagalah kami dari fitnah Dunia dan kelemahan akidah. Wahai Engkau yg sangat adil, tolonglah orang-orang yg lemah dan terdzalimi. Balas mereka yg dzalim dan lalim dg balasan yg cepat lagi pedih.
Sobat, seringkali kita terikat pada banyak hal yg bersifat dunia. Lalu kita menjadi kikir dan perhitungan. Kemudian kita menjadi berat dalam berinfak dan menjadi malas dalam memberi. Ya Allah lapangkan hati di bulan ini untuk memaberi dan berbagi.
"Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dg kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjadikan untukmu Ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah maha luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui." (QS al Baqarah:268)
Setan tak akan pernah berhenti didalam mencari celah agar amal dan ibadah kita, infak dan shodaqoh kita tak maksimal dan sempurna. Dibisikannya akan kehawatiran kemiskinan dan kerugian. Sementara untuk kemaksiatan dan kemunkaran, justru setan membisikan utk membantu dg ringan tangan. Sungguh Setan yg terlaknat.
Harta kita yg diinfakan. Kekayaan kita yg dishadaqohkan, kelak akan menjadi pelindung dari murka Allah dan akan menjadi naungan bagi kita di hari kiamat. Maka murahkanlah hati, mudahkanlah tangan, untuk memberi dan berbagi. Dan semoga Allah membalasnya dg balasan yg paling baik dan berlipat ganda.
Sahabat, sungguh mudah bagi Allah untuk menentukan segala. Jika Allah menghendaki, tentu tak akan ada yg susah. Tapi Dia ingin, kita menjadi para abid yg ditempa agas memiliki bentuk yg indah. Emas tak akan menjadi Emas berkilau, sebelum melalui pembakaran api yg sangat panas. Maka semua cobaan dan rintangan ini, harus kita jadikan batu loncatan agar level kita lebih tinggi lagi.
Sejauh apa kerinduan dan kecintaan kita pada ramadhan, adalah ukuran awal sebaik apa kita akan meraih segala bentuk rupa kebaikan dibulan ini. Semoga Allah menolong kita untuk menjadi hamba-hamba yg lebih bertaqwa. Dan ketika menjalani bulan ini, hari demi hari kita jalani, mari kita berjanji, tak akan ada detik yg tersia tanpa perbuatan yg baik yg memiliki manfaat besar untuk dunia dan akherat.
Allahuma ya Allah, Yg Maha Mengangkat dan Meninggikan, Yg Maha Membetuk dan Membuat Indah, Yg Maha Luas Ampunan dan Anugerah-Nya. Jadikanla bulan ini, bulan yg mulia untuk kami, bulan yg mampu menyelamatkan jiwa kami, bulan yg mampu meredakan murka-Mu atas kami, dan bulan yg akan memenangkan kami atas kaum yg zalim. Hanya kepada-Mu kami berserah diri, dan hanya kepada-Mu pula kami meminta ampunan./@cwi

selengkapnya...

Renungan Bulan Puasa Seorang Non-Muslim



Oleh Miranti Mayangsari

Saya hanya mengcopy paste artikel buatan teman saya yang non-muslim. Setelah membaca tulisannya, saya ingin membaginya kepada saudara2ku seiman. Mudah2an kita semua selalu diberi petunjuk ke jalan yang lurus amin.

***

Pagi-pagi saya sudah dibuat gemas dengan sebuah spanduk yang saya lihat dalam perjalanan ke kantor, di daerah Karet Setiabudi, Jakarta. Spanduk itu kurang lebih berisi tulisan "Dilarang keras makan, minum, dan merokok di tempat umum (selama bulan Ramadhan)." Entah sengaja atau tidak, spanduk itu dipasang di depan sebuah gereja.

Sebagai seorang non-Muslim saya sangat menghargai rekan-rekan Muslim yang berpuasa. Saya kagum pada keteguhan dan kemampuan mereka untuk menahan lapar,dahaga dan amarah sepanjang hari sebagai perwujudan ketaatan mereka pada Allah. Saya sendiri pernah mencoba berpuasa, namun baru tengah hari sudah kelaparan dan akhirnya membatalkan niat tersebut. Oleh karenanya, secara pribadi saya selalu berusaha untuk tidak melakukan hal-hal yang sekiranya dapat mengganggu puasa seseorang.

Namun upaya-upaya tersebut tentu saja tak dapat disamaratakan dalam setiap keadaan, bahkan sangat tergantung konteksnya. Ketika saya masih duduk di bangku SMA (milik Yayasan Katolik), jumlah murid yang berpuasa tidak banyak dan mereka adalah teman-teman baik saya. Seringkali saya dan teman-teman yang tidak puasa justru bercanda dan menggoda mereka yang puasa dengan menawarkan makanan atau minuman gratis. Namun tidak ada satupun dari mereka yang tersinggung. Mereka menanggapinya dengan tertawa dan hanya menggoda kami balik. Satu dua orang yang "lebih bijaksana" menanggapi kami, "Biarin aja, pahala gue jadi lebih banyak karena digodain kalian". Lalu kami semua pun tertawa. Pada saat Lebaran tiba kami mendatangi rumah kawan-kawan Muslim untuk mengucapkan selamat dan berbagi kebahagiaan (dan tentu saja makan ketupat gratis).


Pada konteks lain, yaitu bulan Ramadhan beberapa tahun lalu, saya bertugas ke suatu desa di Kecamatan Werinama, Seram Bagian Timur; yang (hampir) seluruh penduduknya Islam. Mengingat bahwa pada saat itu adalah bulan puasa dan kawasan itu sempat didera konflik sektarian beberapa tahun sebelumnya, saya memutuskan untuk sangat berhati-hati (bahkan bersembunyi) ketika hendak makan pada siang hari. Jangan sampai ada yang melihat dan tersinggung melihat saya makan. Kami tiba di suatu penginapan dan diterima oleh seorang Pak Haji berjanggut tipis, berkopiah, pemilik penginapan tersebut. Dekorasi penginapan tersebut sangatlah Islami. Dinding-dindingnya dipenuhi kutipan ayat-ayat Al-Quran berbahasa Arab serta lukisan-lukisan bernuansa Islami. Tampaknya Pak Haji adalah seorang tokoh di desa itu yang cukup disegani.

Mengingat kami akan menghabiskan beberapa malam di sana, saya mem-briefing teman-teman saya (salah satunyaorang asing) untuk sangat berhati-hati jika hendak makan, merokok, atau minumpada siang hari. Jangan sampai warga di situ, khususnya tuan rumah kita,tersinggung. Selesai meletakkan barang di kamar saya, Pak Haji menghampiri dan berbisik pelan, "Selain yang orang asing, ada lagikah yang tidak berpuasa?" Saya jawab bahwa kebetulan semuanya tidak puasa. Mendengar jawaban saya, Pak Haji berkata "Oh, baiklah" dan dengan sigap menuju dapur dan meminta istrinya untuk segera menyiapkan teh hangat dan roti bagi kami. Secara refleks, saya langsung bilang bahwa itu tidak perlu karena kami akan segera pamit keluar untuk menjalankan tugas. Namun, ia langsung memotong, "Jangan! Kalian adalah tamu saya dan karenanya saya harus menjamu kalian. Ini ajaran agama, apalagi sekarang adalah bulan suci. Lagipula, makanan itu sudah termasuk dalam paket menginap di sini." Alhasil, saya sangat terkejut dan tidak berani menolak keramah-tamahan beliau. Pada malam terakhir sebelum kami pulang, kami berbuka puasa bersama. Pak Haji dan istrinya memasakkan kami ikan tongkol dan daging kijang yang sangat lezat. Katanya baru terjerat di hutan tak jauh dari desa dan dipotong secara Islami maka dagingnya lebih empuk. Sambil makan ia menceritakan sejarah Islam dan beberapa tokoh-tokoh besar Islam. Sangat mencerahkan.

Kembali ke masa sekarang. Mungkin pengalaman-pengalaman inilah yang membuat saya merasa sangat gerah dengan spanduk tersebut. Sebagai warga negara Indonesia -yang bukan negara agama-; saya memiliki hak untuk makan, minum, dan merokok di mana pun saya kehendaki selama tidak melanggar peraturan hukum (misalnya: merokok di areal rumah sakit). Namun apabila saya membatasi penggunaan hak tersebut selama bulan Ramadhan, seharusnya itu menjadi keputusan pribadi saya sebagai perwujudan toleransi saya terhadap pihak-pihak yang berpuasa; dan bukan karena larangan atau paksaan dari pihak-pihak tertentu seperti yang dituliskan pada spanduk itu. Apalagi jika larangan itu dibuat oleh pihak yang tidak memiliki kewenangan hukum untuk membuat larangan publik. Apabila hal ini dibiarkan, saya khawatir makna dari toleransi beragama itu sendiri akan tereduksi menjadi hanya sebuah kewajiban yang dipaksakan.

Pada akhirnya, menurut saya kunci utama dari toleransi yang sesungguhnya adalah kesadaran dan kesediaan satu kelompok untuk merelakan sebagian haknya demi kelompok lainnya. Dengan demikian, dalam konteks bulan puasa, sudah selayaknya orang yang tidak berpuasa menghargai orang yang berpuasa. Namun juga sebaliknya, sudah selayaknya orang yang berpuasa menghargai yang tidak berpuasa; seperti contoh yang diberikan guru saya, Pak Haji pemilik penginapan di Werinama. Saya yakin dunia kita akan sedikit lebih indah dengan hadirnya toleransi yang sejati.
/@cwi

selengkapnya...

Meraih Ramadhan dengan Sempurna


syiar islam

Sobat, dalam kitabnya tentang takwil mimpi yg berjudul 'Tafsir al ahlam al Kabir, Ibnu sirin memberikan arti pada orang-orang yg bermimpi menjalani puasa di bulan yg mulia, Ramadhan. Mimpi berada dibulan Ramadhan memiliki arti berada dalam kehidupan yg baik secara agama, terhapus kesedihannya, sembuh dari penyakit yg di derita, atau terlunasi dari utang piutangnya.

Insya Allah kita tidak sedang berimimpi. Kita sedang benar-benar berada dibulan Ramadhan. Jika dalam bermimpi saja menurut Ibnu Sirin mendapatkan berbagai rupa kemuliaan, apatah lg kita sedang menjalaninya. Kita sedang berada dibulan Ramadhan, bulan yg Allah telah berjanji akan memberikan balasan dg ukuran-Nya sendiri.
Kita sedang dalam bulan suci, yang akan memberikan kpd kita imbalan kepastian, kebaikan, keterangan juga kearifan. Akan terhapus kesedihan, akan sirna keraguan, dan berlimpah imbalan yg akan didapatkan.
Sobat,
mari berusaha dg sangat keras dibulan ini utk melembutkan hati. Tentu Setan akan menghalangi dan tak akan pernah ridho jika kita menjadi 'abid yg sangat dg yg Khalik. Tapi tentu juga kita tidak akan pernah menyerah, karena hidup dan mati seorang abid, hanya utk Allah dan kehidupan yg lebih kekal, kelak.
Dunia adalah duka dan tipu daya. Sedangkan akhirat berisi dg kegembiraan dan suka cita. Jika dunia berhasik menipu kita, maka neraka akan menjadi tempat kembali yg penuh kesengsasaan dan kehancuran. Tapi jika dunia berhasil menjadi ladang tempat bercocok taman, maka surga dan Ridho Allah akan menjadi balasan yg paling sempurna.
Tapi wahai para abid, senantiasalah waspada. Tak letih-letih setan akan menarik dan melesatkan panah-panah kemalasan agar tak sempurna puasa, shalat dan ibadah yg kita lakukan. Setan akan menyisipkan kebanggaan 'riya didalam celah-celah hati. Dan ketika abid sadar dalam perasaan riya, setan kembali menggelar jebakan, agar kita membatalkan ibadah karena merasa cacat semua yg telah dilakukan.
Semoga Allah mengasihi orang-orang yg senantiasa membersihkan diri. Seorang ulama pernah menuliskan "Dunia ibarat seorang gadis, setan adalah sang Ayah dan yg jadi menantu adalah manusia-manusia yg mencintai dunia. Seorang ayah mertua tidak akan henti mengunjungi menantu selama dia menjadi suami dari anak perempuannya. Dan tidak mungkin seorang manusia menikahi perempuan tanpa berhubungan dg sang ayah."
sobat,
Mari menuju taubat, tak ada yg lebih mulia dari seorang abid kecuali selalu meningkatkan kualitas taubatnya. Jangan tunda lg. Bulan suci ini, ibarat air yg akan membersihkan seluruh celah tubuh dari noda yg pernah mengotorinya. Peluklah Ramadhan. Menangislah didalamnya. Termenunglah didalamnya. Dan bergembiralalah karenanya. Muliakan kehadirannya. Karena sungguh setiap detik yg kita rasakan dibulan ini adalah anugerah terindah yg mungkit tidak akan terulang untuk kali yg kedua.
'Tadabburi seluruh isi Alquran. Semoga Allah memberikan petunjuk dan jalan terang. Seorang sahabat nabi pernah bertanya pada Rosulullah SAW. Siapak manusia yg paling baik suaranya membaca Alquran dan paling baik bacaannya? Kemudian Rosulullah memberi keterangan, "Yaitu orang yg jika engkau mendengarkannya, engkau lihat dirinya takut kepada Allah."(HR Muslim)
Rosulullah jg pernah bersabda, kelak dihari akhirat Alquran akan menjelma dan mendatangi manusia. Alquran mendatangi orang yg membacanya, tapi melanggar isinya. Kemudian Alquran menjadi musuhnya. Kepada Allah Alquran berkata "Ya Allah, Engkau telah memberikan aku kepada orang ini, tapi dia adalah seburuk-buruknya orang yg membawaku. Dia mengetahui batasanku, tapi dia menyia-siakan kewajibanku, melakukan kemaksiatan kepadaku dan meninggalkan taat kepadaku." Alquran terus-menerus memberikan hujah kpd Allah SWT. Sampai kemudian manusia yg dimaksudkan dilontarkan kedalam neraka. Naudzubillahi min dzalik.
Sobat,
bulan ini satu huru Alquran bernilai beratus kali kebaikan, bagi abid yg membacanya. Maka bacalah. Basahi bibir dan lisan kita dg kalimat-kalimat indah dari Alquran. Hiasi akhlak kita dg prilaku-prilaku yg dituntun oleh Alquran yg penuh berkah. Dan cerahkan seluruh pemikiran kita, dg nasihat dan peringatan yg diberikan Allah melalui kitab-Nya. "Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwa aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yg berdoa apabila dia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mrk beriman. Agar mrk selalu berada dalam kebenaran."(Qs Al Baqoroh: 186). Next...

selengkapnya...

Gabung bersama kami

About Me

admin jg menerima pelayanan jasa

admin jg menerima pelayanan jasa
Jasa arsitek rumah; desain arsitek / desain rumah, gambar denah rumah, bangun rumah baru, renovasi rumah dan pembangunan mesjid, mushola, ruko, disaign taman, dll. klik gambar utk kontak personal.

Syiar Islam On Twitter

Site info

Kalkulator Zakat Fitrah

  © Syiar islam Intisari Muslim by Dede Suhaya (@putra_f4jar) 2015

Back to TOP  

Share |