Bakti Abu Hanifah Pada Ibunya


syiar islam

Ketika bertemu dengan sang ibu, Abu Hanifah ditanya mengenai hukum sumpah. Entah ibunya pernah bersumpah apa, yang jelas dia menyatakan, jika tidak mampu melakukannya, harus diganti dengan apa?

Sebagai Seorang mufti, tentu Abu Hanifah tau. Dan dijelaskanlah masalah itu kepada Ibunya. Tapi si Ibu merasa belum puas. Ingin penjelasan dari Ustadz.
Dengan senang hati, Abu Hanifah mengantarkan Ibunya ke rumah Ustdaz. Sesampainya di sana, dia adukan permasalahan persis sepertit yg dia lakukan kepada anaknya. Bukannya menjawab, justru dia bertanya kembali, "Apa pantas saya memberikan fatwa, sementara Anakmu fikiqih Kufah ada disini bersamamu?"
Demikian sikap Abu Hanifah. Ketika ketinggian ilmunya dibarengi dengan mengingat Allah. Tentu tak sedikitpun terbersit dibenaknya untuk menyengsarakan orang yang pernah melahirkan dan mengasuhnya. Tak heran dia berkata "Demi Allah, bukan pukulan atau cambukan yang menyakitiku, namun cucuran airmata bundaku yang membuat hatiku terluka."
berbeda dengan Anak sekarang. Jika sudah berakhir maka nasib sang Ibu berakhir dipanti jompo biar tidak meropotkan. Padahal ketika melahirkan, betapa sang Anak merepotkan sang Ibu, hingga nyaris mengorbankan nyawanya.
Apa arti dari sebuah fenomena dewasa ini. Bukan karena Abu Hanifah yg ahli fikih Kupah, yang sudah barangtentu tau akan kebenaran Azab-azab illahi, namun lebih daripada itu, seorang anak mesti menyadari sesadar-sadarnya bahwasanya karena kasih sayang Ibulah ia dapat merangkak. Karna belaian lembut sang Ibu pula ia dapat berjalan di muka Bumi ini. Bukan karena siapa, ketulusun ibunyalah yg menuntunya ke dalam kehidupan yg hakiki pula kelak.
Kunci Surga ada dibawah telapak kakinya, begitupun Ridho-Nya karena ridho ibumu pula. Tak ada alasan lain yg dapat membawamu dalam kedurhakaan dari Ibumu. Meskipun pada Akhirnya, ada sebagian Ibu yg tidak mendapat Rahmat Allah SWT, tp lantas bukannya sah jadi alasan untukmu meninggalkan beliau. Adalah tugasmu untuk mendoakannya supaya mendapatkan hidayat dan karunia-Nya. "Ya Allah kasihanilah kedua Orang Tua hamba, sebagaimana mereka menyayangi hamba sebagai anaknya."
karena sesungguhnya tak ada seorang Ibupun yg tidak menyayangi anaknya.
Abu Hanifah adalah seorang ahli fikih kufah yg tidak diragukan lg pengetahuan dan wawasanya. Hendaknyalah kita sebagai orang awam mari, teladani kisah di atas. Sepayah-payahnya orang tua, tetap mesti kita jaga kehormatannya. Karena kelak di akherat, setiap orang akan menjadi saksi dengan kedzaliman kita, termasuk Orang tua kita./@bhu

pengunjung membaca ini juga:



0 komentar:

Posting Komentar


Gabung bersama kami

About Me

admin jg menerima pelayanan jasa

admin jg menerima pelayanan jasa
Jasa arsitek rumah; desain arsitek / desain rumah, gambar denah rumah, bangun rumah baru, renovasi rumah dan pembangunan mesjid, mushola, ruko, disaign taman, dll. klik gambar utk kontak personal.

Syiar Islam On Twitter

Site info

Kalkulator Zakat Fitrah

  © Syiar islam Intisari Muslim by Dede Suhaya (@putra_f4jar) 2015

Back to TOP  

Share |