Merebut Piala Akhirat

PIALA adalah simbol puncak prestasi dan kebahagiaan.Orang yangmendapat piala berarti orang yang berprestasi. Orang yang berprestasi pasti kondisi jiwanya dalam keadaan bahagia. 

Nah, jika ada piala dunia tentu ada piala akhirat. Piala dunia merupakan simbol dari puncak prestasi di dunia, berupa cawan emas atau perak sebagai hadiah pemenang dalam olahraga. Khususnya olahraga sepak bola. Sedangkan piala akhirat merupakan simbol puncak prestasi amalan di dunia untuk akhirat, berupa surga Allah SWT dengan aneka kenikmatannya. 

 Untuk mendapatkan piala dunia, penduduk dunia memiliki waktu sekali selama empat tahun dengan melalui seleksi dan kompetisi yang ketat antarklub sepak bola berbagai negara. Negara yang tak lolos seleksi,maka gagal ikut kompetisi piala dunia. Sebaliknya, untuk memperoleh piala akhiratAllah SWT memberi kesempatan sama kepada manusia di bumi. Setiap manusia adalah peserta kompetisi piala akhirat itu. Allah SWT berfirman: Dan setiap umat memiliki kiblatnya yang ia menghadap kepadanya. Maka berkompetisilah dalam kebaikan (QS Albaqarah: 148).

 Ayat ini menjelaskan bahwa setiap umat atau manusia diberi kesempatan sama oleh Allah SWT untuk berkompetisi dalam kebaikan. Siapa pun berhak merebut piala akhirattanpa melihat rupa, harta, dan status negara. Meskipun demikian, tentu tidak setiap peserta kompetisi kebaikan itu akan meraih piala akhirat (surga). Sebagaimana tidak semua negara yang berkompetisi dalam sepak bola dunia akan mendapatkan piala. Untuk meraih piala akhirat, syarat utama peserta dalam kompetisi kebaikan itu harus dalam kondisi beriman. Allah SWTberfirman: Barangsiapa yang beramal soleh (kebajikan), baik laki-laki maupun perempuan dalam kondisi beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik(QS An Nahl: 97). 

Menurut sebagian ulama, yang dimaksud dengan kehidupan yang baik (hayaatan thoyyibah) pada ayat ini adalah surga Allah SWT. Momentum Ramadan Oleh sebab itu, bulan Ramadan adalah momentum terbaik bagi kaum Muslimin untuk berkompetisi meraih piala akhirat.Ada beberapa alasan;

Pertama, karena bulan Ramadan adalah bulan yang berkah (HR Ahmad). 

Berkah berarti memiliki nilah tambah atau lebih, yang tak pernah Allah SWT berikan pada bulan lainnya.Apapun amal soleh yang dilakukan seorang Muslim di bulan Ramadan, maka dilipatgandakan pahalanya dan langsung Allah yang membalasnya (HR Bukhari dan Muslim).


Kedua,di bulan Ramadan pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu (HR Muslim).

 Hal ini merupakan bentuk kasih sayang Allah SWT kepada umat Islam, sehingga dengan itu agenda pesta spritualitas di bulan Ramadan untuk meraih piala akhirat berjalan lebih mudah dan lancar. 

 Ketiga, di bulan Ramadan ada shiyam (puasa) dan qiyam (shalat malam).

 Dengan melaksanakan puasa dan shalat malam (tarawih) yang didasari keimanan dan mengharapkan pahala di sisi Allah SWT, maka dosa-dosa akan diampuni (HR Muttafaq ‘Alaihi). Kalau dosa-dosa diampuni berarti jaminan untuk mendapatkan kemudahan meraih surga yang dijanjikan. 

 Keempat, di bulan Ramadan ada malam yang keutamaannya lebih baik dari 1000 bulan, yaitu malam kemuliaan (lailatul qadar). 

Pada malam itu penuh dengan keberkahan, kehidupan di bumi diatur, dijelaskan, dan disejahterakan hingga terbitnya fajar. Dan padamalam itu pulalah Allah SWT telah menurunkan permulaan ayat Alquran sebagai pedoman dan petunjuk kehidupan manusia (lihat QS Al Qadar: 1-5 dan Ad Dukhan: 3-4). 

Kompetisi sejati 

 Perhelatan piala dunia yang bersamaan dengan bulan Ramadan tahun ini sangat berpotensi mengganggu kekhusyukan umat Islam beribadah di dalamnya. Terutama yang ‘gila’ bola.Memang tidak ada ulama atau dalil yang mengharamkan menonton sepak bola selama tidak ada unsur yang melanggar syariat agama. Namun realitasnya, larangan syariat agama itu justru banyak dilakukan saat kompetisi sepak bola, apalagi sekelas piala dunia berlangsung.Gara-gara begadang menonton piala dunia di malam hari, akhirnya meninggalkan kewajiban shalat subuh, kesehatan badan terganggu, melalaikan tugas atau pekerjaan di siang hari, fanatik buta, dan munculnya pujian berlebihan terhadap pemain kafir. Bahkan tidak jarang terjadi perjudian, perkelahian, dan hilangnya nyawa gara-gara bola.

 Oleh sebab itu, penting bagi umat Islam menyikapi piala dunia secara dewasa dan bijkasana. Jangan sampai piala dunia pada tahun ini melupakan kita untuk merebut piala akhirat di bulan Ramadan.Euforia beramal untuk piala akhirat di bulan Ramadan harus mengalahkan euforia menonton piala dunia. Allah SWT telah mengingatkan, bahwa kompetisi untuk akhirat itulah yang lebih utama; Dan sungguh, akhirat itu lebih utama bagimu dari pada dunia(QS Ad Dhuha: 4). 

Dalam ayat lain Allah SWT berfirman: Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu(QS Al Qasas: 77); Padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal (QS Al A’la: 17). Nah, tentu umat Islam peserta kompetisi piala akhirat yang bermain ‘cantik’ dan ‘professional’ selama Ramadan—bukan malah menjadi penonton yang makan di siang hari–yang akan berpeluang menjadi pemenang. 

Di akhir Ramadan para pemenang ini layak mengekspresikan kemenangannya dengan bertakbir; Allaahu Akbar! Allaahu Akbar! Semoga. Wallahu A’lam[] http://img.eramuslim.com/media/2014/07/piala.jpeg /

@cwi


Oleh Lidus Yardi
Guru PAI dan Sekretaris Majelis Tabligh PD Muhammadiyah Kuansing, Riau

Twitter: @elyardi78

selengkapnya...

Lebaran Cara Rasul

Fajar 1 Syawal menyingsing, menandai berakhirnya bulan penuh kemuliaan. Senyum kemenangan terukir di wajah-wajah perindu Ramadhan, sambil berharap kembali meniti Ramadhan di tahun depan. 

Satu persatu kaki-kaki melangkah menuju tanah lapang, menyeru nama Allah lewat takbir, hingga langit pun bersaksi, di hari itu segenap mata tak kuasa membendung airmata keharuan saat berlebaran. 

Sementara itu, langkah sepasang kaki terhenti oleh sesegukan gadis kecil di tepi jalan. “Gerangan apakah yang membuat engkau menangis anakku?” lembut menyapa suara itu menahan beberapa detik segukan sang gadis. 

 Tak menoleh gadis kecil itu ke arah suara yang menyapanya, matanya masih menerawang tak menentu seperti mencari sesosok yang amat ia rindui kehadirannya di hari bahagia itu. Ternyata, ia menangis lantaran tak memiliki baju yang bagus untuk merayakan hari kemenangan. “Ayahku mati syahid dalam sebuah peperangan bersama Rasulullah,” tutur gadis kecil itu menjawab tanya lelaki di hadapannya tentang Ayahnya. 

 Seketika, lelaki itu mendekap gadis kecil itu. “Maukah engkau, seandainya Aisyah menjadi ibumu, Muhammad Ayahmu, Fatimah bibimu, Ali sebagai pamanmu, dan Hasan serta Husain menjadi saudaramu?” Gadis kecil itu terperangah. Kemudian sadarlah ia bahwa lelaki yang sejak tadi berdiri di hadapannya tak lain Muhammad Rasulullah SAW, Nabi anak yatim yang senantiasa memuliakan anak yatim. 

Siapakah yang tak ingin berayahkan lelaki paling mulia, dan beribu seorang Ummul Mukminin? Begitulah lelaki agung itu membuat seorang gadis kecil yang bersedih di hari raya kembali tersenyum. 

Barangkali, itu senyum terindah yang pernah tercipta dari seorang anak yatim, yang diukir oleh Nabi anak yatim. Rasulullah membawa serta gadis itu ke rumahnya untuk diberikan pakaian bagus, terbasuhlah sudah airmata.

 Lelaki agung itu, shalawat dan salam baginya. Rasulullah tak hanya berbaju bagus saat berlebaran,tetapi juga mengajak seorang anak yatim ikut berbaju bagus, sehingga nampak tak berbeda dengan Hasan dan Husain, kedua cucunya. Lelaki agung itu, tahu bagaimana menjadikan hari raya juga istimewa bagi anak-anak yatim. /@cwi

selengkapnya...

Penghianatan Terbesar adalah Penghianatan Seorang Pemimpin

Kota Madinah menjelang Ashar. Langit cerah. Orang-orang bergegas menuju ke masjid. Ingin bertemu dengan Baginda Rasulullah Shallahu alaihi wa salam. Mereka para sahabat Anshar dan Muhajirin, yang senantiasa setia bersamanya. 

Di waktu suka dan duka. Mereka dalam satu ikatan aqidah Islam, yang menjadi tali ‘buhul’, yang kuat bagi kehidupan mereka bersama. Para sahabat Anshar dan Muhajirin, senantiasa berpaut dalam ikatan ukhuwah, dan saling mencintai, atau ruhul mahabbah. Usai shalat Ashar Rasulullah Shallahu alaihi wa salam menyampaikan khotbahnya, “Amma ba’du. Sesungguhnya dunia itu indah dan manis. Allah menjadikan kalian khalifah di sana untuk melihat apa yang kalian perbuat. Waspadalah terhadap dunia dan waspadalah terhadap wanita,karena fitnah pertama Bani Israel berawal dari wanita. Ketahuilah, Bani Adam diciptakan dengan bertingkat-tingkat. Ada yang dilahirkan sebagai mukmin,hidup sebagai mukmin, dan mati sebagai mukmin. Ada pula yang lahir sebagai kafir, dan hidup sebagai kafir, dan mati sebagai kafir. Ada yang dilahirkan sebagai mukmin, dan hidup sebagai mukmin, dan mati sebagai kafir. Tapi, ada orang yang dilahirkan kafir, dan hidup sebagai kafir, dan mati sebagai mukmin.” 

 Maka, kehidupan manusia itu sangatlah relative, tergantung manusia, bagaimana dalam menghadapi proses kehidupan ini. Jika seseorang selalu menjaga hubungannya dengan Allah Azza Wa Jalla, melalui cara-cara yang sudah disyariatkan, maka niscaya ia akan mengakhiri kehidupannya sebagai seorang mukmin. Tapi, betapa banyaknya manusia yang lahir sebagai mukmin, dan hidup sebagai mukmin, tapi ketika mati menjadi kafir. Karena, ia diakhir hidupnya meninggalkan syariat, ketentuan-ketentuan yang telah diberikan oleh Allah Azza Wa Jalla.

 Rasulullah Shallahu alaihi wa salam, kemudian menyampaikan kepada kaum mukminin, yang berkumpul dihadapannya : “Ketahuilah amarah adalah bara api yang dinyalakan di dalam dada anak Adam. Tidaklah kalian melihat matanya yang merah, dan urat-uratnya yang melembung? Jika, ada diantara kalian yang mengalaminya, hendaknya ia melihat ke tanah. Seorang lelaki yang baik adalah yang lambat marah dan cepat ridha, jika ia marah. Seorang lelaki yang jelek adalah yang cepat marah dan lambat ridhanya, jika marah. Apabila, seseorang itu lambat marah dan lambat kembali sadar, atau cepat marah dan cepat sadar, maka kedua sifat itu sebanding”, ujar Rasulullah. 

 Kemudian, Rasulullah Shallahu alaihi wa salam melanjutkan khotbahnya : “Ketahuilah, setiap pengkhianat akan memiliki bendera pada hari Kiamat sebesar pengkhianatannya. Ketahuilah, pengkhiantan terbesar adalah pengkhianatan seorang pemimpin. Hendaknya ketakutan kepada manusia tidak menghalangi seseorang untuk mengungkapkan kebenaran, jika ia mengatahuinya. Ketahuilah, jihad yang paling utama adalah mengungkapkan kebenaran dihadapan seorang penguasa yang zalim”.

Rasulullah Shallahu alaihi wa salam terus berkhotbah,hingga matahari hanya tinggal berwarna kemerahan diujung dahan kurma. Beliau bersabda : “Ketahuilah bahwa masa dunia yang tersisa dibanding yang telah lewat adalah seperti hari kalian yang tersisa ini dibanding keseluruhan waktu yang lewat”. (HR. Ahmad,Tirmidzi, dan Hakim). Rasulullah Shllahu alaihi wa salam menyinggung salah satunya adalah mengenai bahaya dunia. Beliau menjelaskan bahwa rasa dan rupa dunia adalah manis. Lalu, Beliau memperingatkan kita akan bahaya dan godaan dunia. Beliau bersabda : “Maka, waspadalah terhadap dunia”. Karena dunia membawa bencana, apabila datang dan menjadikan tubuh kurus bila pergi. 

Seorang penyair mengungkapkan : “Inilah dunia. Ia berkata dengan lantang : “Hati-hati. Waspadalah terhadap cengkeraman dan pembunuhanku. Janganlah kalian terkecoh dengan senyumku, karena ucapanku menjadikan kalian tertawa, tetapi tindakanku menjadikan kalian menangis”.

Lalu, Rasulullah menutup khotbahnya dengan bersabda : “Ketahuilah, masa dunia yang tersisa …..”  Dengan kalimat itu, Beliau ingin mengingatkan kita bahwa dunia, seperti digambarkan oleh Allah Swt, dalam all-Qur’an : “.. Permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani, kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnya kuning, kemudian menjadi hancur ..” (al-Hadid : 20).

  “Duniamu tidak lain seperti sebuah tempat berteduh yang menaungimu, lalu menyuruhmu pergi”, ujar seorang penyair. Marilah menarik pelajaran dari ini semua. Jangan kita termasuk orang-orang yang menganggap dunia merupakan jembatan penyeberangan menuju akhirat, atau sawah ladang tempat bercocok tanam, yang menjadi bekal akhirat. Karena, tak semua orang memahami tentang kehidudpan dunia ini. Banyak diantara mereka yang tergelincir, dan kemudian menjadi budak dunia.Mereka orang-orang yang lalai, dan merasa mulia dengan kehidupan dunia, serta menikmati berbagai aksesoris yang megah, dan palsu. Berupa benda, jabatan, wanita, dan segala bentuk atribut lainnya, yang tak berarti apa-apa. Padahal, mereka ketika sudah menghadap Allah Azza Wa Jalla, menjadi orang paling hina nestapa, tak memiliki kemuliaan apapun. Wajah hitam hangus. Akibat panasnya api neraka.
Wallahu ‘alam. (Mh)

 /@cwi

selengkapnya...

Apa Yang Harus Diucapkan Kala Ramadhan Berakhir ?

Seringkali umat Islam di Indonesia kala lebaran tiba dan telah berpuasa dalam sebulan penuh di bulan Ramadhan, mengucapkan : 

 Taqaballahu Minaa wa Minkum

 Syiyamana wa shiyamakum

 Minal a’idin wal faidzin

 Mohon maaf lahir dan batin 

 Tanpa mengetahui makna yang terkandung didalamnya, bahkan seringkali di antara mereka ucapan ucapan tersebut dikaitkan dengan saling mengucapkan maaf antara mereka, walaupun tidak salah untuk saling memaafkan, tetapi tidaklah harus hanya di akhir Ramadhan dilakukannya, meminta maaf dapat setiap saat dilakukan. 

 Adapun ucapan Taqaballahu Minaa wa minkum Shiyamana wa shiyamakum berarti semoga Allah mengabulkan (amalan) dari kami dan anda, puasa kami dan puasa anda . Sedangkan lafadz minal a’idin wal faidzin sebenarnya adalah doa yang belum lengkap, artinya janggal bila hanya itu yang diucapkan , kalimat itu berarti : termasuk orang yang kembali dan menang. Doa itu seharusnya ada kalimat tambahan di depannya, walau masyarakat kita kurang mengenal kalimat tambahan itu . Adapun doa lengkapnya Ja’alanallahu minal a’idin wal faidzin, yang memiliki arti : semoga Allah menjadikan kita termasuk orang yang kembali dan orang yang menang. 

 Dan uniknya lagi buat masyarakat Indonesia , sering kali terjadi salah pemahaman , dikiranya kalimat itu merupakan ungkapan mohon maaf lahir dan batin. Padahal tidak sama sekali, itu adalah doa dan tidak ada kaitannya dengan saling memaafkan. Lafadz taqabbalallahu minna wa minkum merupakan lafadz doa yang intinya kita saling berdoa agar semua amal kita diterima Allah SWT. Lafadz doa ini adalah lafadz yang diajarkan oleh Rasulullah SAW ketika kita selesai melewati Ramadhan. 

 Jadi yang diajarkan dalam Islam setelah Ramadhan berakhir sebenarnya bukan bermaaf-maafan seperti yang selama ini dilakukan oleh kebanyakan bangsa Indonesia. Tetapi yang lebih ditekankan adalah tahni’ah yaitu ucapan selamat serta doa agar amal dikabulkan.

Meski tidak diajarkan atau diperintahkan secara khusus, namun bermaaf-maafan dan silaturrahim di hari Idul Fithri juga tidak terlarang, boleh-boleh saja dan merupakan ‘urf (kebiasaan) yang baik. Di luar Indonesia, belum tentu ada budaya seperti ini, di mana semua orang sibuk untuk saling mendatangi sekedar bisa berziarah dan silaturrahim, lalu masing-masing saling meminta maaf. Sungguh sebuah tradisi yang baik dan sejalan dengan syariah Islam. 

 Meski terkadang ada juga bentuk-bentuk yang kurang sejalan dengan Islam, misalnya membakar petasan di lingkungan pemukiman. Tentunya sangat mengganggu dan beresiko musibah kebakaran. Termasuk juga yang tidak sejalan dengan tuntunan agama adalah bertakbir keliling kota naik truk sambil mengganggu ketertiban berlalu-lintas, apalagi sambil melempar mercon, campur baur laki dan perempuan dan tidak mengindahkan adab dan etika Islam. 

 Wallahu a’lam bishshawab, wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh 
sumber:eramuslim.com 
 /@cwi

selengkapnya...

Ramadhan di Gaza di Tengah Serangan Penjajah

Tidak seperti anak-anak Muslim lainnya di bagian lain di dunia yang menyambut Ramadhan dengan kembang api dan perayaan khusus, anak-anak Gaza menangis ketakutan akibat gempuran pesawat-pesawat tempur Israel

Tak seperti anak-anak Muslim lainnya Ramadhan di Gaza anak-anak menangis ketakutan akibat gempuran pesawat-pesawat tempur Israel
Hidayatullah.com–Tidak seperti anak-anak Muslim lainnya di bagian lain di dunia yang menyambut Ramadhan dengan kembang api dan perayaan khusus, anak-anak Gaza menangis ketakutan akibat gempuran pesawat-pesawat tempur Israel. “Serangannya begitu kuat, saya rasa sebuah perang baru telah dilancarkan atas Gaza,” kata Ruba al-Zaanein kepada Anadolu Agency (AA). “Bukannya bergembira dengan datangnya Ramadhan, anak-anak malah menangis ketakutan,” keluhnya. “Suara pesawat itu menakutkan,” kata Basmala Abdurrahman (9 tahun) seperti dikutip AA. Meskipun begitu, gadis kecil itu melawan rasa takutnya dan dengan antusias membawa lentera warna-warni menuju sebuah masjid di mana para warga dewasa Gaza berdoa dengan harapan agresi Israel segera berakhir. “Kata ibu saya Allah akan menyelamatkan Gaza jika kami berdoa di masjid,” katanya. 

 Di dalam masjid tampak orang-orang melaksanakan sholat dan berharap pesawat-pesawat yang bergemuruh di atas kepala mereka tidak akan merusak suasana Ramadhan. Serangan udara Israel yang terus menerus selama malam pertama Ramadhan itu telah merusak suasana makan Sahur pertama warga Gaza. “Saya berharap makan sahur pertama itu istimewa,” kata Salma Hamid (42 tahun) kepada AA. “Tapi waktu itu saya benar-benar tidak bisa kemana-kemana, pecahan peluru meriam ada dimana-mana,” tambahnya. 

 Malam itu suram bagi Rasha Naeem, ibu dari tujuh anak, yang harus berusaha keras menghilangkan rasa takut anak-anaknya yang terbangun oleh suara pesawat-pesawat Israel. “Sudah nasibnya bagi Gaza mengalami malam-malam yang mengerikan mulai sekarang dan untuk seterusnya,” katanya. “Kami telah tinggal di wilayah yang diblokade selama bertahun-tahun, apakah itu tidak cukup?” tanyanya. 

Di Jalur Gaza, tempat tinggal bagi lebih dari 1,8 juta orang, penghidupam penduduknya semakin memburuk sejak Zionis-Israel memblokadenya tahun 2006, dengan tujuan untuk melumpuhkan wilayah itu. Blokade itu membuat sebagian besar warga Gaza terputus dari dunia luar dan berjuang melawan kemiskinan. Sebuah laporan PBB mengatakan Mei lalu bahwa kemiskinan mencapai 40 persen di antara penduduk Gaza, dan 80 persen di antaranya bergantung pada bantuan dari luar. Laporan itu mengatakan hampir 30 persen warga Gaza menganggur dan 8 dari 10 rumah tangga bergantung pada beberapa jenis bantuan.

* /@putra_f4jar

selengkapnya...

Ismail Haniyah: Hamas tak bela Entitas Sendiri, tapi membela Al-Quds dan Umat Islam Sedunia

Ismail Haniyah

Hamas tidak sedang membela entitasnya sendiri, namun hari ini Hamas membela rakyatnya, tanah kelahirannya, tanah airnya, membela al Quds dan kekayaan rakyat dan umat Islam keseluruhan

Hidayatullah.com– Wakil Kepala Biro Politik Gerakan Perlawanan Islam Hamas, Ismail Haniyah menegaskan rakyat Palestina hari ini sedang menghadapi babak penting dari babak-babak konflik dengan penjajah Zionis dan membuka cakrawala hakiki dan sungguh-sungguh untuk generasi Palestina agar mereka memiliki entitasnya di tanah Palestina. “Di hadapan kita hari ini ada kewajiban membela tanah, rakyat, tanah air dan kehormatan kita, kewajiban membela kemuliaan dan masa depan generasi kita dalam menghadapi perang yang dilakukan penjajah Zionis pada kita,” ujarnya berpesan hari Senin (14/07/2014) pada seluruh rakyat Palestina, sebagaimana dikutip Pusat Informasi Palestina (PIC).

 Mantan perdana menteri yang menyerahkan kursi pemerintahan nya secara sukarela, setelah memimpin selama 8 tahun berturut-turut dan menyerahkan kekuasaan pada pemerintah persatuan ini mengatakan telah banyak melihat inovasi dan kejutan dari faksi pejuang dan Al Qassam. “Kita hari ini melihat inovasi-inovasi perlawanan dan kita melihat kejutan-kejutan Brigade al Qassam serta faksi-faksi perlawanan Palestina untuk disampaikan kepada kita, kepada bangsa dan umat ini sejumlah pesan dan tanda-tanda.” 

 Tak hanya gencatan, tapi blokade Dia menegaskan sedang membuat langkah-langkah komunikasi dan diplomasi dari sejumlah negara untuk turun tangan menghentikan agresi Zionis, termasuk faksi-faksi perlawanan dan semua pimpinan Arab dan Islam. Ia menegaskan, masalahnya bukan pada gencatan senjata dan kembali kepada gencatan. 

Namun komitmen penjajah Zionis pada gencatan dan penghentian agresi terhadap rakyat Palestina. Sebab masalahnya adalah realita yang dialami rakyat Palestina berupa blokade yang diberlakukan yang menyebabkan penderitaan dan kepedihan selama blokade. Karena itu blokade harus diakhiri, rakyat Palestina harus hidup bebas bermartabat, rakyat di Tepi Barat harus hidup aman dan pembantaian. 

Dia juga menegaskan rakyat Palestina tidak pernah patah kemauannya menghadapi blokade, kekerasan blokade selama bertahun-tahun tidak bisa mencegah perlawanan memiliki segala sarana untuk membela rakyat, tanah air dan kehormatannya. Perlawanan di Gaza ini membuktikan bahwa mereka menyatu dengan warga Palestina di Tepi Barat, al Quds dan di semua tempat. 

 Membela Umat Islam Dia mengatakan bahwa para pejuang perlawanan, al Qassam, Jihad Islam dan semua faksi hari ini membuktikan bahwa mereka tidak pernah lalain dari urusannya, tidak pernah menyia-nyiakan waktunya, tidak pernah meletakkan senjatanya, tidak pernah sibuk dengan urusan yang menjauhkan mereka dari kewajibannya agar menjadi perlawanan yang kuat, aktif dan mampu menghadang perang dan agresi seperti ini. Dia juga menegaskan bahwa Hamas tidak sedang membela kekuasaan dan tidak membela sebuah negara di Jalur Gaza. “Hamas tidak sedang membela entitasnya sendiri, namun hari ini Hamas membela rakyatnya, tanah kelahirannya, tanah airnya, membela al Quds dan kekayaan rakyat dan umat (umat Islam secara keseluruhan, red) ini. Ini adalah bukti-bukti yang harus disadari semua pihak bahwa kekuatan dari pihak manapun di Palestina adalah kekuatan bagi semua bila diarahkan pada arah yang benar dan merealisasikan obsesi rakyat Palestina untuk mendapatkan hak kemmbali, kemerdekaan, kebebasan, negara dan pembebasan para tawanan dari penjara-penjara penjajah Zionis,” ujarnya.*

/@putra_f4jar

selengkapnya...

Melacak Radikalisme Zionis dalam Kitab Talmud

Oleh: Kholili Hasib 
Jika ingin perdamaian dunia, ekstrimisme dan radikalisme ajaran dalam Talmud harus dihilangkan

Tentara Israel sedang berdoa
 HARI-HARI ini, ‘Israel’, negara Zionis menambah daftar aksi kebiadabannya selama masa penjajahannya terhadap rakyat Palestina. Fenomena kekejaman Zionis sebetulnya tidak terlepas dari ketaatan total Yahudi Israel kepada kitab suci Talmud. Yaitu kitab suci kedua setelah kitab Torah/Taurat (Perjanjian Lama). 
Muhammad al-Syarqawi, Pakar Perbandingan Agama dan kitab Talmud dari Universitas Kairo, mengupas kontroversi kitab Talmud dalam karyanya berjudul, Kitab Israil al-Aswad. Dalam buku al-Syarqawi tersebut dikatakan, ketaatan terhadap kitab yang asal-usulnya masih simpang siur itu melebihi ketaatan kepada Perjanjian Lama. 
Seorang Rabbi Yahudi bernama Roski mengatakan: “Jadikanlah perhatianmu kepada ucapan-ucapan Rabi (Talmud) melebihi perhatianmu kepada undang-undang Nabi Musa (Torah)”. August Rohling dalam Die Polemik und das Manschenopher des Rabbinus mengatakan, Yahudi lebih mensakralkan Talmud daripada Taurat (Muhammad al-Syarqawi, Ayat-Ayat Hitam Talmud,terj. Kitab Israil al-Aswad, hal. 38). Joseph Barcle, pakar kebudayaan Ibrani, menyatakan bahwa isi kitab Talmud berupa ayat-ayat yang ekstrim. Para pemimpin agama Kristen di Eropa dan Raja dahulu pernah mengharamkan kitab tersebut. 

 Kitab Talmud menurut al-Syarqawi sebenarnya belum dipastikan orisinalitasnya. Seperti pernah dikatakan oleh Richard Elliot Friedman, penulis buku Who Wrote the Bible, bahwa Talmudi merupakan teka-teki yang paling tua. Dalam kitab itu tidak ditemukan ayat yang menjelaskan kitab ini dari Nabi Musa (Maurice Bucaille,Al-Qur’an, dan Sains Modern,terj. hal. 1). Ia merupakan ayat-ayat yang kononnya berasal dari ucapan-ucapan nabi Musa yang kemdudian ditransmisi kepada para pemimpin Yahudi. Sehingga, Talmud disebut juga undang-undang lisan. Dalam Dictionary of the Bible, disebutkan bahwa dalam tradisi agam Yahudi, Nabi Musa memiliki dua kitab undang-undang. Yaitu Torah yang disebut undang-undang tertulis. Dan Talmud yang dikenal dengan undang-undang lisan. Kesulitan melacak transmisi secara verbal Talmud ini mungkin karena Yahudi tidak memiliki tradisi ilmu sanad sebagaimana dalam Islam.

 Proses transmisi hukum lisan ini konon dimulai dari para murid-murid Nabi Musa disampaikan secara verbal kemudian sampai kepada para Rabbi Yahudi, yang kemudian ditulis dalam bentuk kitab. Siapa yang pertama menulisnya, juga masih kontroversi (Kholili Hasib,Kritik atas Konsep Abrahamic Faiths dalam Studi Agama, hal. 13). 

Materi-materi pelajaran di negara Israel juga berpedoman kepada pendekatan kitab Talmud. Termasuk anak-anak Yahudi. Menurut Muhammad Khalifah al-Tunisi, penerjemah Protocols of Learned Elders of Zion, ajaran Zionisme terbentuk oleh doktrin-doktrin kitab Talmud. Mereka melakukan propaganda memecah bangsa dan agama di dunia, demi memuluskan agendanya. Propagandanya membuat ajaran-ajaran baru dari agama-agama, untuk memuluskan tujuan besarnya. Mengutip Dr. A Fabian, Muhammad al-Syarqawi menulis bahwa Talmud telah memberikan kontribusi dan kekuatan yang sangat besar dalam menjaga agama dan kebangsaan Yahudi. Yahudi tetap eksis selama Talmud eksis dalam kehidupan Yahudi. Sampai saat ini, ritual-ritual keagamaan, shalat, liturgi dan peraturan pernikahan semuanya dilaksanakan dengan pedoman langsung dari Talmud. Jadi Talmud sudah menjadi way of life-nya Zionis.

 Talmud berisi ajaran-ajaran aneh dan doktrin-doktrin yang rasis. Ajaran-ajaran di dalamnya memuat doktrin aneh dan rasialis. Disebutkan bahwa Nabi Adam pernah menggauli setan perempuan yang bernama Lelet, sehingga darinya lahir setan dalam jumlah banyak. Disebut pula, bahwa bangsa selain Yahudi bagaikan binatang. Seluruh bumi dan isinya adalah milik Yahudi yang diberikan oleh Tuhan. Untuk mendapatkan harti di bumi, Yahudi dibolehkan menipu bangsa non-Yahudi, bahkan dengan cara pembunuhan sekalipun (Ayat-Ayat Hitam Talmud,terj. Kitab Israil al-Aswad, hal. 113-118). 

 Al-Syarqawi menerjemahkan ayat-ayat yang disebut ‘hitam’ tersebut. “Hanya orang-orang Yahudi yang manusia, sedangkan orang-orang non-Yahudi bukanlah manusia, melainkan binatang” (Kerithuth 6b hal. 78, Jebhammoth 61a). Doktrin menghalalkan segala cara berpedomankan kepada ayat Talmud IV/8/4a, yang berbunyi: “Tuhan Yahweh tidak pernah marah kepada orang-orang Yahudi, melainkan hanya marah kepada orang non-Yahudi”. Menipu dan berbohong dihalalkan kepada non-Yahudi: “Setiap orang Yahudi boleh menggunakan kebohongan dan sumpah palsu untuk membawa seorang non-Yahudi kepada kejatuhan” (Babha Kama 113a). 

 Agama Kristen disebut dengan predikat merendahkan yaitu dipanggil ‘Abhodah Zarah (agama aneh), Obhde Elilim (penipu-penipu paganis), Edom (orang yang mengimani lambing salib), Goim (pagnis non-Yahudi), Nokhrim (orang asing), Amme Harets (orang dungu), Basar Vedarm (daging dan darah – maksudnya orang Kristen yang tidak beriman kepada Roh), Apikorosim (orang yang tidak mentaati perintah-perintah Tuhan). Seorang Rabi Yahudi Meir menyebut, kitab Injil milik orang Kristen dengan sebutan Aven Gilaion (kitab-kitab jahat).

 Paulus yang mengaku murid Nabi Isa, disebut-sebut orang Yahudi yang mempunyai misi menyimpangkan ajaran Nabi Isa. Tujuannya, agara pengikut Nabi Isa bisa ‘bersahabat’ dengan ajaran Yahudi, dan jauh dari Injil. Di kalangan Yahudi diaspora, Paulus atau Saul dikenal sebagai misionari Kristen Yahudi, atau Judeo-Christian. Sehingga, radikalisme Yahudi tersebut sebenarnya juga tantangan bagi agama Kristen. Sebab, menjadi ancaman tumbuhnya dotkrin-doktrin ekstrim yang bisa berkembang luas. Kristen harus mewaspadai gerakan radikalisme dan ekstrimisme ini.

 Jika ingin perdamaian dunia, ekstrimisme dan radikalisme ajaran dalam Talmud harus dihilangkan. Apalagi, orisinalitasnya dipertanyakan. Namun, kini, gerakannya meluas secara terselubung. Dengan memiliki sayap-sayap gerakan. Doktrin-doktrin tersebut kemudian dipraktikkan dan dikekembangkan oleh Yahudi diaspora berupa gerakan politik Zionisme. Sayap-sayap gerakan ini berkembang ke berbagai negara, seperti freemasonry, theosofi, kabbalah dan lain-lain.

* Peneliti InPAS 


 /@putra_f4jar

selengkapnya...

Fakta Qur'an tentang Konflik Palestina

Sudah hampir sebulan serangan zionis Israel ke wilayah Gaza, belum ada tanda-tanda pembantaian ini akan segera berakhir. Hingga hari ini(17/1) setidaknya tercatat lebih dari 1100-an jiwa melayang dan limaribuan yang lainnya luka-luka. 
Mungkin banyak air mata yang mulai mengering, telinga menjadi panas, dan hati serasa jenuh mendengar pemberitaan korban di Gaza yang terus bertambah. Tapi kita memang harus terus bicara tentang Palestina. Kita harus terus menyuarakan kegelisahan kita, menyampaikan kepedulian kita, atau setidaknya meneriakkan jeritan hati kita melalui takbir dan doa-doa yang terlantunkan. 
Tidak boleh ada perasaan bosan saat mendengar berita Palestina. Tidak boleh kita berputus asa dalam melantunkan doa-doa untuk saudara kita disana. Tidak boleh merasa doa kita sia-sia. Tidak boleh pula kita mengira bahwa zionis Israel akan dibiarkan dengan kesombongannya begitu saja. Karena Allah SWT berfirman : 

" Dan janganlah sekali-kali kamu (Muhammad) mengira, bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak ( QS Ibrahim 42) 

 Hari ini kita melihat pemberitaan yang begitu beragam tentang fakta-fakta yang terjadi di Palestina. Ada yang mengutuk kekejian Israel, ada pula yang memprotes keangkuhan Amerika, Ada pula yang mengkritik pemimpin Arab yang ‘jubana’ (pengecut), bahkan ada pula yang tetap konsisten memberitakan Hamas sebagai teroris dan biang kerok semua permasalahan ini. Semuanya begitu kompleks dan membingungkan, sehingga banyak orang yang begitu bersedih dan berempati dengan pemandangan gambar-gambar korban dan ledakan, namun sedikit yang mengetahui hakikat permasalahan dan fakta yang shohih di Palestina. Karenanya, kita perlu memetakan lebih jelas tentang permasalahan Palestina. 

Saya ingin mengungkapkan fakta-fakta dalam al-Quran dalam memetakan masalah ini. Bahwasanya Al-Quran jauh-jauh hari telah menggambarkan fakta-fakta yang terjadi hari ini di Palestina melalui ayat-ayatnya yang mulia. 
Ini semua penting agar kita bisa berpikir lebih mendalam, lebih strategis dan lebih fokus dalam menyusun langkah kontribusi kita untuk Palestina. Agar kita tidak reaktif dan mudah terkejut, dan selalu shock dalam mendengar pemberitaan masalah Palestina. Berikut fakta-fakta yang telah digambarkan Al-Quran, dan sekarang terjadi begitu nyata di Palestina. 

Fakta 1 : Adanya Yahudi yang Sadis & Bengis terhadap orang muslim, serta senantiasa melanggar perjanjian Allah SWT berfirman :

 "Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik".(Al-Maidah 82).

 Ketika Al-Quran 14abad yang lalu telah jelas menyatakan fakta bahwa Yahudi menyimpan permusuhan yang amat keras terhadap umat Islam, maka hari ini kita menyaksikan dengan jelas gambaran permusuhan itu begitu nyata di depan mata kita. Jika ‘sekedar’ menghitung angka korban jiwa dan luka-luka mungkin belum mewakili gambaran kebuasan mereka. 

Ada gambaran yang lebih buas dari hitungan angka-angka, saat Shadr seorang perempuan kecil berumur 4 tahun harus tewas menyongsong peluru tentara Israel di dadanya. Bahkan sang ayah tidak bisa menyelamatkan jasad putrinya, karena beberapa detik berikutnya datang sekumpulan anjing-anjing pelacak Israel untuk segera menyantap si kecil yang syahid itu.Seolah-olah tentara Israel itu memang membidikkan pelurunya untuk berburu makanan bagi anjing peliharaannya.

Gambaran lain tak kalah mengerikannya adalah saat tubuh-tubuh yang tak bernyawa di tengah jalan harus remuk terlindas oleh tank-tank zionis yang bergerak memasuki gaza. Begitu pula penggunaan senjata fosfor putih oleh tentara Israel yang tidak pernah ditemukan dalam kamus kekejaman bangsa lainnya.

Adakah kebiadabaan manusia yang melebihi gambaran di atas ? Fakta Al-Quran tentang kebengisan Yahudi ini membuat kita sadar, bagaimana cara terbaik menghadapi Zionis Israel. Kemudian dalam ayat yang lain Allah SWT memberitahukan kepada Rasulullah SAW tentang karakter Yahudi :

" (Yaitu) orang-orang yang kamu telah mengambil perjanjian dari mereka, sesudah itu mereka mengkhianati janjinya pada setiap kalinya, dan mereka tidak takut (akibat-akibatnya"). (Al-Anfal 56). 

Inilah fakta lain tentang Yahudi yang sudah diungkapkan Al-Quran sejak awal risalah Islam. Karenanya akan sangat aneh jika masih ada pemimpin Islam yang berharap banyak untuk mengadakan perjanjian dengan Israel, seolah-olah lupa dengan Fakta Quran dan fakta sejarah kenabian.

Jika kita membaca ulang sejarah Yahudi dalam Siroh Nabawiyah, maka akan ada kesimpulan utuh bahwa sejarah Yahudi adalah sejarah pembangkangan dan penghianatan.

 Fakta 2 : Adanya kaum muslimin yang terusir dan terbunuh di Palestina karena keyakinan mereka berislam. Allah SWT berfirman :

 .. (yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata: "Tuhan kami hanyalah Allah." (QS Haj 40)

 Al-Quran begitu jelas menggambarkan fakta adanya orang-orang yang terusir dan teraniaya ‘hanya’ karena mereka teguh memegang aqidah mereka. Penderitaan penduduk Palestina hari ini –dan sejak setengah abad yang lampau- adalah bukti riil fakta al-Quran di atas.

Mereka teguh dengan agama mereka, yakin dengan kemuliaan Islam, karenanya mereka tidak rela Masjid Al-Aqsho dikuasai Zionis Israel. Maka merekapun bertahan, merekapun melawan, mempertahankan sejengkal tanah kemuliaan Islam dari jajahan zionis.

Karena semua alasan mulia itulah hari ini banyak warga Palestina meregang nyawa.

 Fakta 3 : Adanya Skenario Global di balik konflik Palestina . Allah SWT berfirman :

Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka (Al Baqoroh 120) 

 Dibalik fakta keangkuhan Israel hari ini, adalah karena adanya dukungan setia Amerika. Bahkan kita lihat titik balik keberadaan negara Israel di Palestina, adalah karena kebaikan hati Inggris kepada kaum Yahudi, sekaligus kebencian mereka terhadap Islam.

Dua negara besar ini selalu konsisten mendukung Zionis Israel. Bukan hanya teknis persenjataan yang selalu disuplai, tetapi juga kebijakan-kebijakan perdamaian dan juga ‘ pengkhianatan’ perdamaian yang selalu diamankan oleh Amerika. Resolusi PBB untuk gencatan senjata sepekan lalu–dengan abstainnya Amerika- adalah salah satu keajaiban dunia yang menyalahi sejarah konsistensi dukungan Amerika terhadap Israel. Biasanya Amerika akan dengan mudah memveto setiap kebijakan yang merugikan zionis, adik tirinya tersebut. Tapi tidak ada yang berubah dari Amerika, berita hari ini menyebutkan pertemuan dua Menlu AS-Israel ; Condolize Reece dan Tzipi Livni yang mengukuhkan kesepakatan untuk menghalangi sekuat tenaga masuknya dukungan persenjataan ke Palestina. Jadi, tidak ada yang salah dengan fakta Al-Quran.

 Fakta 4 : Adanya Benih-benih kemunafikan yang mengganggu perjuangan Jihad. Allah SWT berfirman :

"Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang munafik yang berkata kepada saudara-saudara mereka yang kafir di antara ahli kitab: "Sesungguhnya jika kamu diusir niscaya kamipun akan keluar bersamamu; dan kami selama-lamanya tidak akan patuh kepada siapapun untuk (menyusahkan) kamu, dan jika kamu diperangi pasti kami akan membantu kamu…"(Al-Hasyr 11) 

 Fakta Al-Quran dan juga fakta sejarah kenabian selalu mengingatkan kita adanya bahaya dari dalam. Jangankan hari ini saat umat Islam dalam kondisi lemah dan terpecah, bahkan di barisan pasukan Rasulullah SAW di Madinah pun bercokol sekelompok munafik yang terus aktif menghasut dan menghancurkan kaum muslimin dari dalam.

Masih ingat bukan peperangan Uhud, saat 300 dari 1000 pasukan rasulullah SAW membelot mundur ke Madinah karena kecewa dengan keputusan Rasulullah SAW ? Maka hari ini kita menyaksikan adanya dua negara arab besar yang memboikot KTT darurat Liga Arab di Dhoha, Qatar yang sedianya direncanakan menghasilkan keputusan yang ‘keras’ dan efektif untuk menghentikan kebiadaban Israel. Adakah ungkapan yang lebih halus untuk mengganti kata ‘kemunafikan’ bagi kedua bangsa tersebut ?.

 Belum lagi masalah perbatasan Rafah yang masih saja ditutup oleh pemerintah Mesir. Sehingga dukungan kemanusiaan, apalagi mujahidin dan persenjataan tidak bisa menjangkau Gaza. Kisahnya sangat berkebalikan dengan yang terjadi di Afghanistan saat melawan Uni Soviet duapuluh tahun yang lampau, saat Pakistan membuka perbatasannya untuk masuknya mujahidin dan persenjataanya ke Afhanistan.

Hari ini pemerintah Mesir menjadi ‘bemper’ pelindung Zionis Israel dari masuknya solidaritas muslim internasional. Begitu pula saat bicara dengan pemimpin-pemimpin Arab, Husni Mubarok sekuat tenaga meyakinkan teman-temannya untuk tetap lunak pada Israel. Tanpa sadar, nampaknya presiden ‘Husni Mubarok’ ingin mengulangi kelakuan Abdullah bin Ubay yang mati-matian membela Yahudi Bani Qainuqo’ saat Rasulullah SAW akan memberikan sanksi atas pengkhianatan yang mereka lakukan pada konstitusi Madinah.

Nah, adakah ungkapan yang lebih halus dari ‘kemunafikan’ untuk menggambarkan sikap tersebut ?

 Fakta 5 : Ada banyak kaum banyak kaum muslimin lemah tidak berdaya .
Ada perubahan besar terjadi pada gaya hidup sebagian besar kaum muslimin paska tumbangnya kekhalifahan Utsmaniyah di Turki. Banyak negara muslimin dijajah oleh negara-negara Barat dan penduduknya pun mulai mengadopsi pemikiran dan gaya hidup Barat yang materialis.

Akibatnya, cinta harta dan dunia mulai mengakar dalam kehidupan kaum muslimin. Pada saat itulah, jihad yang membentengi kemuliaan Islam mulai tergerogoti. Al-Quran telah menggambarkan fakta tersebut dengan jelas .. Allah SWT berfirman :

"Hai orang-orang yang beriman, apakah sebabnya bila dikatakan kepadamu: "Berangkatlah (untuk berperang) pada jalan Allah" kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu? Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) diakhirat hanyalah sedikit" (At-Taubah 38) 

 Kelemahan inilah yang segera ditangkap oleh musuh-musuh Islam. Mereka kini lebih berani dalam menganiaya dan menginjak-injak negeri Islam karena merasa ‘aman’ dengan lemahnya semangat kaum muslimin dalam berjihad. Lihat saja penyerangan secara sistematis pada negeri muslim dalam dua warsa terakhir ini. Dari mulai Afghanistan, Irak, Palestina, hingga negara-negara yang masuk dalam daftar tunggu penyerangan seperti ; Iran, Sudan dan Suriah.

 Gambaran seperti inilah yang juga terjadi di Palestina, keangkuhan Israel dalam membombardir Palestina dengan penuh percaya diri, salah satunya karena mereka yakin tidak ada satu negara muslim pun yang berani mengirimkan pasukannya membela Palestina atas nama jihad.

Negara-negara muslim dalam kondisi lemah dan takut menghadapi balasan Amerika dan sekutunya face to face. Akhirnya Israel melenggang begitu nyamannya dalam menebar bom cluster di bumi Palestina. Tidak ada pembelaan dari negara-negara muslim tetangganya.

Hizbullah Libanon pun malu-malu untuk mengirimkan roketnya ke wilayah Israel. Bahkan Iran yang sempat ‘berkoar-koar’ pun belum sekalipun mengarahkan roketnya ke Israel. Sudan yang dipimpin oleh Jenderal Mujahid pun harus berdiam diri karena sibuk dengan konflik Darfur yang juga disutradari Amerika.

 Inilah kenyataan hari ini, dan ini pulalah yang sudah diprediksi oleh Rasulullah SAW dalam haditsnya, bahwa umat Islam akan menjadi santapan bangsa-bangsa lain di akhir zaman. Bukan karena jumlah mereka yang sedikit, bahkan banyak, tapi bagaikan buih yang terombang ambing lemah tak berdaya. Semua ini karena umat Islam terjangkiti sindrom wahn, yang dijelaskan oleh Rasulullah SAW : " Cinta dunia dan takut mati " (HR Abu Daud)

 Fakta 6 : Ada kelompok yang senantiasa mengusung tinggi jihad untuk menegakkan kalimatullah tanpa ragu dan gentar. Allah SWT berfirman :

"Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu- nunggu dan mereka tidak merobah (janjinya)" (QS Al Ahzab 23). 

 Al-Quran, menyebutkan fakta akan adanya golongan yang senantiasa ‘setia’ untuk memperjuangkan kejayaan Islam. Bahkan meskipun diantara mereka banyak yang telah berguguran, tidak sedikitpun membuat komitmen mereka untuk berjihad mundur dan luntur.

 Hari ini tidak bisa dipungkiri bahwa Hamas tampil sebagai gambaran riil fakta Al-Quran tersebut. Tuduhan organisasi teroris tidak membuatnya gentar sejengkalpun. Pemborbardiran Zionis Israel disambut dengan perlawanan sekuat tenaga. Petinggi Hamas Kholid Meshal dalam banyak kesempatan senantiasa mengulang-ulang sikap Hamas yang tidak akan mundur dalam mempertahankan Gaza.

 Logika mana yang bisa menjelaskan Hamas yang awalnya adalah sebuah organisasi massa Islam, kini bertarung dengan gagah melawan Zionis Israel yang mempunyai kekuatan militer terkuat di Timur Tengah ? . Kesimpulan paling mudah yang kita tangkap adalah ‘ konsistensi’ Hamas dalam berjihad, itulah yang membuat mereka tetap eksis dan terus melawan.

Ruh Jihad menjadi semacam jaminan bagi kekuatan sekecil apapun untuk melawan kekuatan sebesar apapun. Bukankah Allah SWT berfirman :

"Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah.(QS Al-Baqoroh 249) 

 Akhirnya, semua ungkapan dan isyarat kekaguman dan penghormatan, entah itu standing avocation, apllause, angkat topi, hormat tangan, atau apa saja yang bisa mengungkapkan kekaguman sangatlah layak diberikan pada Hamas.

Setelah kagum, tentu saja kita juga harus menjadi bagian yang mendukung perjuangan jihad tersebut. Siapa yang bisa menahan keinginan untuk tidak bergabung dalam barisan pembela kebenaran yang telah dijamin eksistensinya oleh Rasulullah.

Tidaklah berlebihan, jika dikatakan fenomena Hamas hari ini adalah bukti riil keberadaan kelompok jihad abadi di muka bumi ini, sebagaimana Rasulullah SAW bersabda :

" Akan senantiasa ada segolongan dari umatku yang tegak memperjuangkan kebenaran, dan mereka tidak akan terpengaruh dengan orang-orang yang memusuhi dan memerangi mereka ". (HR Muslim). Ketika Rasulullah SAW ditanya oleh sahabat tentang siapa mereka itu ?. Maka beliau menjawab : " di sekitar masjid al-Aqsha".
 Subhanallah....

 /@Putra_f4jar

Profil penulis;

Hatta Syamsuddin, Lc – alumni Universitas Internasional di Khartoum Sudan. Berdomisili di Solo, mengajar di Mahad Abu Bakar UMS dan tengah menempuh S2 Pemikiran Islam di UMS. Email :ibnu_kamal@yahoo.com dan kunjungi :hattasyamsuddin.blogspot.com

selengkapnya...

Media FOX, Media Penghasut yang Jadikan Islam Sebagai Musuh

Jika ada satu jaringan televisi Amerika yang selalu konsisten menanamkan benih kebencian, pernyataan anti-Muslim, itu adalah Fox Network. Kedua pakar di jaringan Amerika ini dan rekan-rekan media mereka di Inggris , yaitu media sayap kanan juga dimiliki oleh Rupert Murdoch, secara konsisten mengisi gelombang media dengan rasis, dan pidato kebencian. Mereka sering disebut sebagai penyebar kebohongan, melebih-lebihkan, dan menyesatkan pelaporan “berita”. 

Namun, mereka hingga saat ini tidak menunjukkan tanda-tanda untuk menghentikan berkampanye negatif terhadap Islam. Sementara banyak orang hanya memahami sampai batas tertentu bahwa Fox menyuarakan pandangan politik tertentu, padahal mereka adalah penyebar kebohongan yang luar biasa keterlaluannya yang dilakukan secara konsisten oleh beberapa pakar dan wartawan mereka , sehingga sulit untuk dipahami jika satu orang waras pun percaya kepada mereka. Secara keseluruhan gambaran dunia yang dilukiskan oleh Jaringan Fox tidak diragukan lagi bernuansa suram atas Islam .

Sangat mengherankan bagi orang percaya atas kebohongan ini, padahal dengan perbuatan mereka , mereka dapat bebas keluar dari tempat tidurnya di pagi hari tanpa dilempari batu sampai mati oleh umat Muslim yang marah! Tetap saja mereka secara konsisten mengumpulkan narasi di mana Muslim dijadikan sebagai musuh abadi . 

Motonya yang tersirat “kita lawan Muslim” dengan menggunakan bahasa yang tegas. Untuk sebagian besar dari pemirsa, Fox Network adalah hanya sebuah ruang gema dengan tingkat wacana yang menjadi berita telah menjadi penuh kebencian yang sangat mengerikan. Jika saja para pakar di jaringan Fox itu adalah benar, maka kita benar-benar dalam keadaan perang. Islam dianggap sebagai teroris keji yang berniat menyebarkan hukum Syariah secara paksa ke setiap sudut dunia. 

Bayangkan sejenak bahwa seandainya yang dikatakan para pakar jaringan Fox itu adalah benar, maka umat Islam akan mengejar Anda sebagai warga AS dan keluarga Anda hingga mati . Dan umat Islam tidaklah membangun sebuah pusat komunitas di New York City karena mereka membutuhkannya, tetapi karena mereka ingin mengejek korban serangan 11 September, dan Muslim Amerika mendukung penuh teroris yang berniat membom masyarakat Amerika. 

Dengan situasi tersebut , maka sungguh tidak bermoral jika masyarakat barat tidak pergi berperang juga dengan setiap muslim ? Sementara yang terjadi , salah satu contohnya seperti pembantaian Muslim di Norwegia, hanya membutuhkan individu barat yang gila yang benar-benar percaya kebohongan Fox tersebut sehingga mengakibatkan terjadinya sesuatu yang mengerikan. Sementara pembunuhan di Norwegia yang terjadi sebagai akibat orang gila yang melakukan tindakan penuh kebencian, tentunya media Fox mempunyai andil dalam aksinya sebagai penyebar kebencian. Mereka bermain dengan api. Mereka menghasut kebencian, tindak kekerasan untuk menggugah pemirsa barat untuk menyerang Muslim . Namun, untuk percaya kebohongan ekstrim mereka sepenuhnya akan selalu menghasilkan tindakan ekstrim keputusasaan dan kekerasan. (Nn) 

sumber: eramuslim

 /@putra_f4jar

selengkapnya...

Menyoal Lontaran Quraish Shihab, Nabi Muhammad SAW Tidak Dijamin Masuk Surga.

Oleh Hartono Ahmad Jaiz

Pada tayangan “Tafsir Al-Misbah” yang disiarkan oleh Metro TV pada Sabtu, 12 Juli 2014/ 14 Ramadhan 1435H, Prof DR Quraish Shihab mengeluarkan pernyataan kontroversial bahwa Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tidak dijamin masuk surga.

Pernyataan Quraish Shihab itu dapat dinilai, menimbulkan keraguan bagi Umat Islam. Karena mengandung mafhum mukhalafah (pengertian tersirat), lha Nabi saja tidak dijamin masuk surga, apalagi hanya sahabatnya, apalagi hanya pengikutnya dan seterusnya. Lha Nabi yang diutus membawa Islam untuk umatnya saja tidak dijamin masuk surga, kenapa yang hanya umatnya cape’-cape’ mengikutinya? Dan ungkapan lain yang senada. 

Tentu saja lontaran itu dari segi kehidupan da’wah Islamiyah membahayakan. Karena akan menimbulkan aneka macam perendahan terhadap Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam, yang dampak buruknya beraneka macam, menyangkut akan timbulnya keraguan terhadap benarnya Islam. Di samping membahayakan, memang lontaran Quraish Shihab itu secara metode pemahaman (Islam) perlu dipertanyakan. Karena Quraish Shihab berbicara masalah sangat besar, tentang Nabi tidak dijamin masuk surga, itu adalah wilayah ghaib. Berbicara tentang hal ghaib hanya boleh bila berdasarkan dalil yang jelas. Sedangkan Quraish Shihab tidak menempuh jalan itu. Coba mari kita simak tentang pernyataan Nabi shallalahu ‘alaihi wasallam kaitannya dengan dirinya di surga. Dalam hadits shahih riwayat Imam Al-Bukhari sebagai berikut : 5304-

 حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ زُرَارَةَ ، أَخْبَرَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ أَبِي حَازِمٍ ، عَنْ أَبِيهِ عَنْ سَهْلٍ قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : أَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيمِ فِي الْجَنَّةِ هَكَذَا وَأَشَارَ بِالسَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى وَفَرَّجَ بَيْنَهُمَا شَيْئًا.

 Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam bersabda: Saya dan penjamin / pemelihara anak yatim itu di surga begini, dan beliau mengisyartkan dengan jari telunjuk dan jari tengah, dan beliau merenggangkan antara keduanya sedikit. (HR Al-Bukhari nomor 5304).

Dari hadits riwayat Al-Bukhari itu, apakah mungkin, Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam (kalau mengikuti faham Quraish Shihab bahwa Nabi saw tidak dijamin masuk surga) berani menjamin orang lain? Sedangkan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tidak pernah bohong. Lagi pula beliau hanya mengikuti wahyu. Dan itu telah ditegaskan dalam Al-Qur’an, 

 { قُلْ مَا كُنْتُ بِدْعًا مِنَ الرُّسُلِ وَمَا أَدْرِي مَا يُفْعَلُ بِي وَلَا بِكُمْ إِنْ أَتَّبِعُ إِلَّا مَا يُوحَى إِلَيَّ وَمَا أَنَا إِلَّا نَذِيرٌ مُبِينٌ } [الأحقاف: 9] 9. 

Katakanlah: “Aku bukanlah Rasul yang pertama di antara Rasul-rasul dan aku tidak mengetahui apa yang akan diperbuat terhadapku dan tidak (pula) terhadapmu. aku tidak lain hanyalah mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku dan aku tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan yang menjelaskan”.(QS Al-Ahqaf/46:9).

 Ketika hanya mengikuti wahyu, berarti perkataan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bahwa dia dan yang menjamin/ memelihara anak yatim itu di dalam surga, berarti perkataannya itu tentu dari wahyu. Pasti itu jaminan Allah Ta’ala yang disampaikan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam kepada umatnya. Lantas ketika Quraish Shihab mengatakan bahwa Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tidak dijamin masuk surga, itu mengikuti wahyu siapa? Wahyu hanya bisa dibatalkan oleh wahyu pula. Tidak bisa wahyu dari Allah Ta’ala yang telah disampaikan Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam itu dibatalkan oleh siapapun, karena wahyu sudah sempurna, tidak ada wahyu yang datang lagi untuk membatalkan yang telah diterima dan disampaikan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam. Hal itu telah ditegaskan dalam Al-Qur’an, 

 الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا 

 Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. (QS Al-Maaidah: 3).

 زاد المسير في علم التفسير (2/ 170، بترقيم الشاملة آليا) أنه أمن هذه الشريعة من أن تنسخ بأخرى بعدها ، كما نسخ بها ما تقدمها 

Bahwasanya syari’at Islam ini aman dari penghapusan/penggantian dengan yang lainnya setelahnya, sebagaimana (telah diketahui, justru) syari’at Islam telah menghapus/ mengganti syari’at yang sebelumnya. (Zadul Masir 2/170 menurut maktabah syamilah).

 Kasus Quraish Shihab mengatakan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tidak dijamin masuk surga itu ada beberapa kelancangan, di antaranya: Dia berbicara tentang Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bahkan dikatakan tidak dijamin masuk surga, namun bicaranya tanpa nash (dalil yang jelas). Mestinya, Quraish Shihab mengemukakan nashnya bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam tidak dijamin masuk surga. Yang dilakukan Quraish Shihab hanyalah seperti dalam berita ini: 

 Pada tayangan “Tafsir Al-Misbah” yang disiarkan oleh Metro TV pada Sabtu, 12 Juli 2014, Prof DR Quraish Shihab mengeluarkan pernyataan kontroversial bahwa Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tidak dijamin masuk surga. Tayangan yang akhirnya diunggah di Youtube itu, alumni universitas Al Azhar ini berdalil dengan hadits tentang amalan shalih itu merupakan salah satu faktor yang bisa memasukkan seseorang ke dalam surga. “Tidak benar. Saya ulangi lagi tidak benar bahwa Nabi Muhammad mendapat jaminan Surga. Nahh.. surga itu hak prerogratif Allah. Ya tho? memang kita yakin bahwa beliau mulia. kenapa saya katakan begitu? Karena ada seorang sahabat nabi dikenal orang… terus teman-teman disekitarnya berkata, bahagialah engkau akan mendapat surga. Kemudian nabi dengar, siapa yang bilang begitu, nabi berkata, tidak seorang pun orang masuk surga karena amalnya, dia berkata baik amalnya akan masuk surga, surga adalah hak prerogratif Tuhan,” ujar Quraish Shihab dalam rekaman yang diunggah di Youtube.“Kalau ditanya, kamu pun tidak wahai Muhammad? kecuali kalau Allah menganugerahkan rahmat kepada saya. jadi kita berkata, kita berkata dalam konteks surga dan neraka tidak ada yang dijamin tuhan kecuali kita katakan bahwa tuhan menulis di dalam kitab sucinya bahwa yang taat itu akan dapat surga. Ada ayatnya,” tambah Quraish Shihab yang kemudian langsung menuai kecaman.

 Demikianlah beritanya. Penjelasan itu hanyalah rekaan Quraish Shihab. Bukan nash. Sedangkan tentang Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam di surga, coba kita lihat kembali hadits shahih tersebut:

 أَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيمِ فِي الْجَنَّةِ هَكَذَا

 Saya (Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam) dan penjamin/ pemelihara anak yatim itu di dalam surga begini… 

 Itu nash, jelas. Di dalam Islam, nash (dalil ayat atau hadits yang jelas tegas) itu tidak dapat dibantah dengan dalil yang maknanya belum/ tidak tegas. Lha ini, sudah ada nash, lalu Quraish Shihab membuat analisa sendiri, yang tingkatnya bukan dalil. Bagaimana jadinya ketika memahami Islam apalagi hal ghaib tentang surga dan ketentuan Allah tapi landasannya hanya analisa ? Tentu saja analisa itu gugur sebelum berkembang. Apalagi ketika ternyata ada nash dan jelas bertentangan dengan analisa itu. Kecuali kalau Quraish Shihab sengaja mendudukkan diri sebagai pembawa agama baru, misalnya, maka itu soal lain. Selama masih mengaku bahwa itu berbicara untuk memahami Islam, maka Quraish shihab hanya disebut lancang itu sudah terlalu halus. Bagaimanapun, ungkapan Quraish Shihab itu berbahaya. Baik secara makna, dampak, maupun apalagi manhaj (metode) dalam memahami Islam. Yang jadi pertanyaan sekarang, orang yang manhajnya membahayakan, masih layakkah menyiarkan fahamnya terhadap Umat Islam di negeri yang jumlah Islamnya terbesar di dunia ini ? Dan masih layakkah bukunya yang disebut Tafsir Al-Misbah itu disodorkan ke hadapan Umat Islam ? Lagi pula masih layakkah dia jadi guru besar di perguruan tinggi Islam ? 

 (Ditulis dalam perjalanan Jakarta-Semarang, Selasa 17 Ramadhan 1435H/ 15 Juli 2014).

 /@putra_f4jar

selengkapnya...

Prabowo Ajak Bantu Gaza dan Palestina lebih Nyata

Prabowo dan tim Koalisi Merah Putih di tengah massa
Calon Presiden (Capres) yang diusung Koalisi Merah Putih, Prabowo Subianto mengajak dunia mengecam tindakan Israel terhadap Palestina.
Paksakan dunia internasional diharapkan agar segera mengakhiri kekejaman Ziois-Israel.
“Kita kecam dan tuntut. Paksakan seluruh dunia hentikan Israel,” tegas Prabowo Subianto saat berorasi  dalam aksi peduli kemanusiaan untuk rakyat Palestina di Bundaran Hotel Indonesia hari Jumat (11/07/2014).
Dalam aksi yang diprakarsai oleh Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP) bersama sejumlah Organisasi Masyarakat (Ormas) Islam ini mantan Danjen Kopassus tersebut juga mengajak massa  melakukan sesuatu yang lebih nyata untuk rakyat Gaza, Palestina. Misalnya dengan kumpulkan dana, darah dan relawan.
“Saya hari ini uang pribadi saya komit Rp 1 miliar,” tuturnya.
Tindakan ini ia nilai lebih nyata dibanding dengab hanya berteriak kecaman yang efeknya tidak terlalu besar.
Prabowo Subianto, juga mengajak rakyat Indonesia agar segera rapatkan barisan dan tidak terpecah-belah dalam menanggapi masalah ini.
“Rapatkan barisan. Kita harus bersatu, kuat, dan jangan terpecah,” tutupnya.
Acara yang berlangsung di HI, Jakarta kemarin (11/07/2014), dihadiri ribuan lebih massa dari berbagai elemen ormas. Di antaranya Dompet Dhuafa, FUI, KISPA, FSLDK, FPI, Gerakan Pemuda Ka’bah, dan ormas Islam lainnya.*
Rep: Robigusta Suryanto
Editor: Cholis Akbar
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.hidayatullah.com dan aplikasi hidcom untuk Android .Install Sekarang !/@cwi

selengkapnya...

9 Hal ini Bisa Kita Lakukan Bantu Gaza

“Tidak sempurna iman seseorang diantaramu hingga mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri,” bunyi hadits. Jadi lakukan sesuatu!
Maryam telah lama menyimpan uangnya di tabungan berbentuk ayam untuk membeli sepatu roda. Tapi, suatu hari, ia berikan tabungannya untuk membantu saudara-saudaranya di Suriah. Kita bisa meniru cara Maryam membela Gaza
Oleh: Afriadi Sanusi 

 DI TENGAH kenikmatan umat Islam menjalankan ibadah Ramadhan, kita semua harus disuguhi kesedihan dengan berita kekejaman Zionis-Israel menyerang umat Islam di Gaza. Siapapun tahu, Gaza adalah benteng “pertahanan terakhir” kehormatan umat Islam di seluruh dunia. Lebih dari 60 tahun lamanya penjajah Israel mencapok dan merampok wilayah umat Islam, dan ratusan ribu saudara-saudara kita di tempat itu telah menjadi martir membela kehormatan umat Islam. Seperti kata para pemimpin dunia, PBB tidak akan bisa bisa kita harapkan apa-apa dalam menyelesaikan masalah Gaza ( dan seluruh Palestina). Amerika –sebagai negara kuasa besar dunia– bahkan kembali menolak resolusi PBB untuk campur tangan dalam masalah ini. Setiap hari manusia tidak berdosa dibantai, lalu kemana menghilangnya suara-suara LSM HAM dan kaum liberal yang dulunya heboh di saat diijatuhkannya eksekusi mati Febianus Tibo dkk pada 12 Agustus 2006 atas peristiwa pembantaian umat Islam di Poso? Sementara di saat sama mereke membisi saat hukuman yang sama dijatuhkan kepada Amrozi cs? Rakyat Palestina adalah juga manusia yang memiliki hak untuk hidup damai, aman dan merdeka. Penderitaannya bahkan jauh lebih lama, lebih buruk dan lebih sadis dari korban bom Bali. Lebih 60 tahun lamanya mereka dijajah, hak-hak mereka dirampas, dizalimi dan disaat mereka melawan dan mempertahankan wilayahnya sendiri dicap “teroris” dan ketika Zionis-Israel menyerang dan memborbardir, mereka menyebutnya “mempertahankan diri”. Sementara di saat yang sama semua negara (termasuk media massa) ikut ambil bagian dan mendiamkannya. Inilah “kejahatan sistematis” dunia kepada Muslimin di Palestina. Masalahnya, apakah kita hanya diam? Dan cukup puas melihat gambar dan berita saja? Di bawah ini ada sembilan poin (kerja jangka pendek & jangka panjang), setidaknya hal ini bisa kita lalukan untuk Muslimin di Gaza & Palestina dan untuk masa depan umat Islam. 

Jangka Pendek
Pertama, berdoa
Doa adalah senjatanya orang mukmin. Doa bahkan merupakan pangkalnya ibadah. Sebagaimana Sabda Rasulullah: “Doa adalah pangkalnya Ibadah.” (HR. Tirmidzi)
“Tidak ada sesuatu yang lebih mulia di sisi Allah, selain daripada doa.” (HR. Ibnu Majah dan Abu Hurairah)
Mushollah/Masjid/khatib di mana saja bisa melakukan qunut nazilah. Malam-malam qiyamul lail kita juga bisa kita panjatkan untuk saudara-saudara kita yang sedang dijajah.
Kita harus yakin bahwa sebesar apapun peralatan yang dimiliki musuh Allah, masih ada kekuatan yang tidak tertandingi dan tidak bisa dikalahkan yaitu Allah Subhanahu Wata’ala itu sendiri. Maka kuncinya adalah keteguhan kita untuk terus-menerus bermohon pada Allah dalam doa (bisa dilakukan oleh seluruh umat Islam di mana saja, khususnya saat Ramadhan ini)
Kedua , mendesak PBB dan Amerika
Dengan mengadakan demonstrasi ke kedutaan mereka diseluruh dunia (Mungkin bisa dilakukan oleh Ormas-ormas Islam seperti PKS, Muhammadiyah, NU, Persis, al-Wasliyah, hidayatullah, Al Iryad, lembaga-lembaga kampus dll). Boleh jadi kecil merubah pikiran Amerika yang selalu condong Israel. Setidaknya menunjukkan pada semua orang, siapa mereka.
Ketiga, berjihad (termasuk jihad dengan harta)
Faktanya,  dengan berjihad ke Palestina dalam keadaan lemah, tiada persenjataan, sementara musuh-musuh menggunakan tank baja dan peralatan canggih, sama saja dengan bunuh diri.
Tetap lakukan sesuatu, sekecil apapun itu lebih berarti daripada cuma melihat saja. Setidaknya kita masih bisa berjihad dengan harta kita. Sisihkanlah sebahagian harta untuk membantu saudara (umat Islam itu bersaudara –al-Qur`an-). Saudara kita di Palestina yang sangat memerlukan bantuan.
Gunakan ilmu kita untuk “berjihad”. Lewat tulisan, opini,  facebook, twittwer, poster, desain, gambar bahkan karikatur sekalipun. Itu jauh lebih baik dibanding kita tidak melakukan apa-apa.
Umur, ilmu dan harta kita akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah kelak. Apalagi jika cuma diam saja.
“Tidak akan beranjak kaki seorang hamba dari tempat berdirinya dihadapan Allah pada hari kiamat sebelum dia ditanya tentang empat perkara, yaitu tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang ilmu bagaimana diamalkan, tentang harta bagaimana cara memperoleh dan kemana dibelanjakan, dan yang terakhir yaitu tentang jasmani untuk apa dipergunakan.” (HR Thabrani)
Abi Hamzah Anas bin Malik ra. pelayan Rasulullah dari Nabi telah berkata: “Tidak sempurna iman seseorang diantaramu hingga mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri.” (Bukhari – Muslim)
Jadi lakukan sesuatu!
Keempat, kampanye boikot
Meski sederhana, ini bisa berdampak besar. Serukan saudara, teman, keluarga untuk menghindari dan memboikot produk-produk yang mendukung Zionis-Israel.
Menteri Keuangan ‘Israel’, Yair Lapid, pernah mengatakan bahwa peluang kerugian ‘Israel’ adalah mencapai 20 miliar shekel (sekitar 68 triliun rupiah) gara-gara boikot masyarakat. (SahabatAlAqsha.com)
Akibat kampanye Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS) terhadap penjajah zionis ‘Israel’ di Eropa telah membuat
‘Israel’ meningkatkan perhatian mereka terhadap BDS dengan membangun departemen khusus untuk melawan kampanye. Meski sepele, tapi ini punya pengaruh.
Karenanya, galakkan ‘kampanye boikot produk Zionis” mulai sekarang.
Jangka Panjang
Pertama, mendesak OKI (Organisation of the Islamic Conference) harus bisa berperan sebagai pemersatu negara-negara Islam yang terpecah. Setidaknya bersatu kerjasama yang rapat dalam bidang ekonomi, (export-inport, perbankan, makanan halal, mata uang mas dan dinar) ketenteraan (membentuk tentera2 Islam seperti NATO) politik, (yang berperan memperjuangkan Islam), pendidikan, kesehatan, pariwisata dan sebagainya.
Walaupun menyatukan negara hampir saja mustahil, namun setidaknya kita bersatu dalam hal2 dasar diatas
Kedua, umat Islam harus makin cerdas
Kita harus makin pandai dan bijak serta menguasai semua disiplin ilmu pengetahuan. Agar tidak lagi meriam dilawan dengan batu ataupun bambu runcing layaknya zaman Belanda dahulu.
Kekayaan negara harus dimanfaatkan sepenuhnya untuk biaya pendidikan, membangun infrastruktur, sebab dengan demikian ekonomi akan berjalan lancar di tengah masyarakat yang pintar dan memiliki infrastruktur lebih baik.
Ketiga,  umat Islam harus menguasai ekonomi dunia
Diantaranya mensosialisasikan perbankan Islam, mensosialisasikan makanan halal agar makin diterima di tingkat internasional
Keempat, jangan lagi tergantung asing
Kita haru mampu mengelola sendiri sumber daya alam dan tidak lagi diserahkan kepada orang asing
Kelima, umat Islam harus bersatu
Setidaknya tidak berpecah hanya karena partai, ormas dan kepentingan sesaat. Kita harus terus memperkecil masalah yang besar dan menghilangkan masalah yang kecil, terutama dalam hal khilafiyah.*
Penulis sedang melanjutkan studi di Universiti Malaya Kuala Lumpur, Malaysia
 Rep: Administrator
Editor: Cholis Akbar
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.hidayatullah.com dan aplikasi hidcom untuk Android .Install Sekarang !

/@putra_f4jar

selengkapnya...

Kritik dan Nasehat untuk Franz Magnis-Suseno atas Suratnya tentang Prabowo

Kepada Pastor Franz Magnis-Suseno kita nasehatkan, kiranya lebih bisa menenangkan diri dan pikirannya; tidak bersikap paranoid terhadap Islam
Franz Magnis-Suseno SJ, tokoh Katolik Indonesia

Oleh: Dr. Adian Husaini

 BEBERAPA hari menjelang pemilihan presiden 9 Juli 2014, Franz Magnis-Suseno SJ,tokoh Katolik terkenal, menyebarkan surat yang mengkhawatirkan jika Prabowo Subianto jadi Presiden RI 2014-2019. Situs www.republika.co.id menyebutkan, bahwa surat itu pertama kali diunggah oleh Mardiyah Chamim, seorang pendukung Jokowi, dalam laman facebook-nya. Surat itu juga dimuat di laman laskarjokowi.com. Untuk lebih memahami isinya, berikut ini kita kutip sebagian isi surat Franz Magnis-Suseno itu:

Saudara-saudari. Pertama, saya mohon maaf kalau kiriman ini yang jelas berpihak, tidak berkenan, apalagi di masa puasa. Namun beberapa hari sebelum pilpres saya merasa terdorong sharing kekhawatiran saya.
Saya mau menjelaskan dengan terus terang mengapa saya tidak mungkin memberi suara saya kepada Bapak Prabowo Subiyanto. Masalah saya bukan dalam program Prabowo. Saya tidak meragukan bahwa Pak Prabowo, sama seperti Pak Joko Widodo, mau menyelamatkan bangsa Indonesia. Saya tidak meragukan bahwa ia mau mendasarkan diri pada Pancasila. Saya tidak menuduh Beliau antipluralis. Saya tidak meragukan iktikat baik Prabowo sendiri.
Yang bikin saya khawatir adalah lingkungannya. Kok Prabowo sekarang sepertinya menjadi tumpuan pihak Islam garis keras. Seakan-akan apa yang sampai sekarang tidak berhasil mereka peroleh mereka harapkan bisa berhasil diperoleh andaikata saja Prabowo menjadi presiden? Adalah Amien Rais yang membuat jelas yang dirasakan oleh garis keras itu: Ia secara eksplisit menempatkan kontes Prabowo – Jokowi dalam konteks perang Badar, yang tak lain adalah perang suci Nabi Muhammad melawan kafir dari Makkah yang menyerang ke Madinah mau menghancurkan umat Islam yang masih kecil! Itulah bukan slip of the tongue Amien Rais, memang itulah bagaimana mereka melihat pemilihan presiden mendatang. (Baca:Pasien Kanker Ini Berharap Jokowi Jadi Presiden)
Mereka melihat Prabowo sebagai panglima dalam perang melawan kafir. Entah Prabowo sendiri menghendakinya atau tidak. Dilaporkan ada masjid-masjid di mana dikhotbahkan bahwa coblos Jokowi adalah haram. Bukan hanya PKS dan PPP yang merangkul Prabowo, FPI saja merangkul.
Mengapa? Saya bertanya: Kalau Prabowo nanti menjadi presiden karena dukungan pihak-pihak garis keras itu: Bukankah akan tiba pay-back-time, bukankah akan tiba saatnya di mana ia harus bayar kembali hutang itu? Bukankah rangkulan itu berarti bahwa Prabowo sudah tersandera oleh kelompok-kelompok garis keras itu?
Lalu kalimat gawat dalam Manifesto Perjuangan Gerindra: “Negara dituntut untuk menjamin kemurnian ajaran agama yang diakui dari segala bentuk penistaan dan penyelewengan dari ajaran agama”. Kalimat itu jelas pertentangan dengan Pancasila karena membenarkan penindasan terhadap Achmadiyah, kaum Syia, Taman Eden dan kelompok-kelompok kepercayaan.
Sesudah diprotes Dr. Andreas Yewangoe, Ketua PGI, Pak Hashim, adik Prabowo, sowan pada Pak Yewangoe dan mengaku bahwa kalimat itu memang keliru, bahwa Prabowo 2009 sudah mengatakan harus diperbaiki dan sekarang sudah dihilangkan. Akan tetapi sampai tanggal 25 Juni lalu kalimat itu tetap ada di Manifesto itu di website resmi Gerindra. Bukankah itu berarti bahwa Hashim tidak punya pengaruh nyata atas Gerindra maupun Prabowo?
Terus terang, saya merasa ngeri kalau negara kita dikuasai oleh orang yang begitu semangat dirangkul dan diharapkan oleh, serta berhutang budi kepada, kelompok-kelompok ekstremis yang sekarang saja sudah semakin menakutkan.. .(Jakarta, 25 Juni 2014, Franz Magnis-Suseno SJ (Surat selengkapnya, lihat http://www.kaskus.co.id/thread/53b37873c2cb17e52b8b4586/surat-franz-magnis-untuk-prabowo/).

*****
Dalam CAP kali ini, kita tidak akan membahas masalah tuduhan pelanggaran HAM yang ditimpakan kepada Prabowo, karena sudah teramat banyak penjelasan masalah tersebut, dari berbagai pihak. Prabowo pun selama bertahun-tahun telah mengalami ujian dan penderitaan yang luar biasa terkait kasus tersebut. Karir militernya dipaksa tamat saat berada di posisi puncak. Sebuah apresiasi yang mengharukan terhadap “nasib Prabowo” diberikan seorang cendekiawan yang sebelumnya membencinya, Prayudhi Azwar, melalui laman facebook-nya. (https://www.facebook.com/prayudhi.azwar/posts/10202136541916105). 


 Akan tetapi, disamping kasus HAM, ada wacana yang lebih serius yang diangkat oleh Pastor Franz Magnis-Suseno SJ, yaitu masalah “Islam garis keras”, “kelompok ekstrim”, dan “isu pemurnian agama”. Di dalam suratnya, Pastor Magnis menyatakan: 


“Yang bikin saya khawatir adalah lingkungannya. Kok Prabowo sekarang sepertinya menjadi tumpuan pihak Islam garis keras. Seakan-akan apa yang sampai sekarang tidak berhasil mereka peroleh mereka harapkan bisa berhasil diperoleh andaikata saja Prabowo menjadi presiden?…Mereka melihat Prabowo sebagai panglima dalam perang melawan kafir. Entah Prabowo sendiri menghendakinya atau tidak. Dilaporkan ada masjid-masjid di mana dikhotbahkan bahwa coblos Jokowi adalah haram. Bukan hanya PKS dan PPP yang merangkul Prabowo, FPI saja merangkul. Mengapa? Saya bertanya: Kalau Prabowo nanti menjadi presiden karena dukungan pihak-pihak garis keras itu: Bukankah akan tiba pay-back-time, bukankah akan tiba saatnya di mana ia harus bayar kembali hutang itu? Bukankah rangkulan itu berarti bahwa Prabowo sudah tersandera oleh kelompok-kelompok garis keras itu?”

 Pastor Magnis adalah seorang guru besar (professor) di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara. Sebagai akademisi, sepatutnya, ia membuat kriteria ilmiah dalam memberi cap negatif sebagai “Islam garis keras” dan “kelompok ekstrimis” kepada PKS dan PPP atau FPI. Stigmatisasi negatif akademisi Katolik seperti Franz Magnis terhadap beberapa organisasi Islam tersebut – tanpa didasari kriteria ilmiah – bisa mencederai kapasitas akademisnya dan bisa dipahami sebagai gejala kebencian, kedengkian, dan sikap “Islamofobia” yang berlebihan. Sikap Pastor Magnis itu juga berbeda dengan sejumlah komentarnya yang bernada simpatik terhadap berbagai kelompok Islam sebelumnya. (lihat http://www.suarapembaruan.com/home/franz-magnis-suseno-radikal-dalam-iman-toleran-pada-sesama/10562, Selasa, 23 Agustus 2011). Dalam situs ini, Pastor Magnis mengaku sebagai orang yang RADIKAL. Ia ditulis sebagai seorang yang akrab dengan sejumlah kiai, ulama, atau tokoh agama lain. Dia dekat dengan tokoh-tokoh intelektual Islam seperti Nurcholish Madjid dan mantan Presiden Abdurahman Wahid. Bahkan ia juga cukup dekat dengan tokoh yang dikenal sebagai garis keras Islam, Ahmad Sumargono. Bersama sejumlah pendeta, ia pernah berdialog di rumah Ketua Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq terkait izin mendirikan gereja. “Pria yang lahir di desa Eckersdorf, Silesia, Jerman dengan nama Franz Graf von Magnis itu mengaku sebagai sosok yang radikal di dalam iman. Namun, radikalisme yang ia anut tidak membuat dia memandang sinis agama lain. Menurutnya, radikalisme bisa berjalan beriringan dengan sikap terbuka, toleran, atau pluralis. Sebab, radikalisme tidak berarti kekerasan, namun kesediaan seseorang untuk secara penuh atau 100 persen menghayati dan menjalankan imannya.” Selama ini, Pastor Magnis dikenal cukup bisa berdialog dengan berbagai kalangan Islam, termasuk yang ia sebut sebagai “garis keras”. Tetapi, dalam kasus pilpres 2014, ia seperti dikejar bayang-bayang ketakutan terhadap naiknya Prabowo Subianto sebagai Presiden RI 2014-2019, sehingga sang pastor kemudian cenderung partisan dan kehilangan sikap akademis serta kegembalaan (kepastoran)-nya. (Bandingkan dengan Kristen Radikal dan Ekstrim, lihat http://antiliberalnews.com/2014/04/12/bangga-menjadi-kristen-radikal/ dan /kolom/catatan-akhir-pekan/read/2012/10/29/3831/bangkitnya-generasi-kristen-ekstrem.html). Bagi Muslim Indonesia, sikap Pastor Magnis itu menambah daftar pertanyaan, mengapa para tokoh Katolik begitu kuatnya mendukung Jokowi sebagai Presiden RI? Sebelumnya, pastor Aloysius Budi Purnomo pernah menulis artikel yang memuja Jokowi dan membuat sejumlah persamaan antara Jokowi dengan Jesus. (http://sinarharapan.co/news/read/140417053/Jesus-Jokowi-dan-Keselamatan-Rakyat, 17/4/2014. Kritik terhadap Aloysius, lihat /kolom/catatan-akhir-pekan/read/2014/05/18/21725/antara-jesus-dan-jokowi.html). 

 Strategi politik Gereja Katolik di Indonesia pernah ditulis oleh Franz Magnis-Suseno:

 “Di permulaan Orde Baru banyak orang kita merasa bahwa berhadapan dengan golongan Islam, kita tidak mempunyai pilihan selain mencari perlindungan pada ABRI dan karena itu jangan secara terbuka menjadi oposisi terhadap Pak Harto. Kita menjadi tidak kritis. Tentu sebuah minoritas kecil tidak boleh berlagak oposisi bangsa. Namun, karena itu, kita semakin tergantung dari kebaikan militer yang semakin dapat memanfaatkan kita demi kepentingan politik mereka sendiri, misalnya di Irian dan dalam Operasi Komodo di Timor Timur sebelum invasi Indonesia. Namun, pada waktu gereja-gereja dibakar, dimana militer? Kalau kita mau mantap di Indonesia, maka bukan karena dilindungi oleh militer, melainkan karena berhubungan baik dengan saudara-saudara Muslim sendiri.” (Franz Magnis-Suseno, Menjadi Saksi Kristus di Tengah Masyarakat Majemuk, 2004:150, dikutip dari buku berjudul Pater Beek SJ, Larut tetapi Tidak Hanyut, Jakarta, 2008:221).

Membandingkan tulisan tersebut dengan isi surat Pastor Magnis tentang Prabowo, tampak Pastor Magnis seperti tidak konsisten. Bahkan, dalam suratnya tentang Prabowo, ia menampilkan dirinya begitu “kalap” dan paranoid, serta nyaris kehilangan nalar akademisnya, dengan menuduh kelompok-kelompok Islam itu sebagai “ekstrimis”. Silakan disimak lagi isi suratnya: “Terus terang, saya merasa ngeri kalau negara kita dikuasai oleh orang yang begitu semangat dirangkul dan diharapkan oleh, serta berhutang budi kepada, kelompok-kelompok ekstremis yang sekarang saja sudah semakin menakutkan.”
Seharusnya, sebagai pastor, Franz Magnis-Suseno tidak semena-mena memberikan tudingan dan cap negatif kepada sejumlah kelompok Islam tersebut. Tudingan “ekstrimis” adalah tuduhan yang sangat serius. Sebab, dalam bahasa Islam kata itu disebut “ghuluw” atau “tatharruf”. Maknanya, adalah tindakan yang melampaui batas-batas ajaran Islam. Karena itu, tuduhan Pastor ini sudah sangat berlebihan.
Sikap Pastor Magnis ini sangat tidak kondusif untuk membangun kerukunan umat beragama di Indonesia.
Kita membutuhkan iklim kondusif untuk membangun sikap saling paham dan membangun kerjasama antar berbagai pemeluk agama di Indonesia. Bukan dengan cara menabur stigma negatif yang sama sekali tidak dikehendaki dan tidak digunakan istilahnya oleh kelompok-kelompok Islam tersebut. Jadi, lebih baik, Pastor Magnis memperbaiki suratnya tersebut dan mengklarifikasi kepada organisasi atau orang-orang yang disebut dalam suratnya.
*****
 Bagian lain isi surat Pastor Magnis yang perlu mendapat perhatian adalah penentangannya terhadap manifesto Partai Gerindra tentang pemurnian agama: “Lalu kalimat gawat dalam Manifesto Perjuangan Gerindra: “Negara dituntut untuk menjamin kemurnian ajaran agama yang diakui dari segala bentuk penistaan dan penyelewengan dari ajaran agama”. Kalimat itu jelas bertentangan dengan Pancasila karena membenarkan penindasan terhadap Achmadiyah, kaum Syia, Taman Eden dan kelompok-kelompok kepercayaan.”
Manifesto Gerindra tersebut bukan hanya bicara tentang Islam dan itu sesuai dengan UU No 1/PNPS/1965, yang telah dikuatkan kembali oleh Mahkamah Konstitusi tahun 2010. Maknanya, perlindungan negara terhadap agama dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undang dan tidak diterapkan secara semena-mena. Sebab, kebebasan tidak boleh mengorbankan ketenteraman dan keamanan masyarakat, bangsa dan negara. Apalagi, umat Islam meyakini, Islam adalah agama wahyu (revealed religion), yang konsep aqidah dan ritualnya bersufat tetap, lintas zaman dan lintas budaya. Merusak ajaran Islam adalah kejahatan yang serius dalam agama Islam.
Penolakan Pastor Magnis terhadap Manifesto Gerindra tersebut, sepertinya merupakan kelanjutan dari sikap Gereja Katolik Indonesia, yang menolak keberadaan UU No 1/PNPS/1965, tentang penodaan agama. Pada sidang Mahkamah Konstitusi tanggal 10 Februari 2010, Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) yang merupakan induk kaum Katolik di Indonesia menyatakan, bahwa:
“Ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 1/1965 yang mempidanakan setiap orang yang menyarankan keyakinan yang dianggap menyimpang dari ajaran agama yang resmi merupakan kriminalisasi terhadap agama. Dengan demikian merupakan ketentuan yang bersifat represif terhadap kebebasan beragama di setiap orang. Dengan demikian Negara Kesatuan Republik Indonesia atau negara pun tidak dapat melakukan intervensi dalam hal ini termasuk melarang seseorang untuk menyuarakan keyakinan baik dalam bentuk penganut agama maupun tidak menganut agama.” (Teks dikutip dari Risalah Sidang Mahkamah Konstitusi).
Ketika menjadi saksi ahli dari MUI di Mahkamah Konstitusi, dalam kasus gugatan terhadap UU No 1/PNPS/1965, saya sudah menulis makalah yang mengkritik pandangan KWI tersebut. Yang mencolok adalah sikap mendua Gereja Katolik. Di Indonesia, yang mayoritas Muslim, Gereja Katolik mendorong agar negara bersikap netral terhadap agama. Tetapi, di negara Vatikan, Paus diberikan wewenang untuk menjaga kemurnian agama Katolik. Beberapa dekade terakhir, sejumlah Teolog Katolik telah dipecat oleh Vatikan karena memiliki pandangan yang berbeda dengan pandangan Paus. Kasus terkenal, misalnya, menimpa Prof. Jacques Dupuis SJ, seorang sarjana di Gregorian University Roma, yang diberi sanksi menyusul penerbitan bukunya yang berjudul Toward a Christian Theology of Religious Pluralism, (Maryknoll, NY Orbis, 1997).
Pada bulan Oktober 1998, Prof. Dupuis mendapatkan notifikasi dari Kongregasi untuk Ajaran Iman, Vatikan, yang menyatakan, bahwa ia “Tidak bisa dipandang sebagai seorang Teolog Katolik”. Surat ini ditandatangani oleh Kardinal Ratzinger yang kemudian menjadi Paus Benediktus XVI. Sebelum menjabat sebagai Paus, pada tahun 2004, juga masih mengeluarkan sanksi terhadap Roger Haight, seorang Yesuit Amerika, penulis buku Jesus Symbol of God, karena pandangan-pandangannya yang dianggap berbeda dengan ajaran pemuka Katolik. (Lihat, Rm. Gregorius Tulus Sudarto Pr, Daftar Hitam Gereja Katolik, (Jakarta: Fidei Press, 2009), hal. 74-75.; juga John Cornwell, The Pope in Winter: The Dark Face of John Paul II’s Papacy, (London: Penguin Books, 2005), 193-194.).
Melalui institusi bernama Kongregasi untuk Ajaran Iman (Congregation pro Doctrina Fidei/CDF), Vatikan bertindak sangat aktif dalam memeriksa dan menjatuhkan sanksi kepada sejumlah Teolog Katolik yang dinilai “menyimpang”. John McNeil, seorang Jesuit yang menulis buku The Church and the Homosexual, diselidiki oleh Vatikan, dan akhirnya dikeluarkan dari Serikat Jesus karena mengkritik dokumen Gereja tentang homoseksualitas, tahun 1986. Tindakan disipliner juga diberikan kepada sejumlah Teolog lainnya.
Secara aktif, CDF memeriksa karangan-karangan para teolog dan melihat apakah karya-karya mereka sesuai dengan ajaran moral Gereja. Jika tidak sesuai, maka perutusan kanoniknya (missio canonica) ditarik kembali dan dia dinyatakan tidak lagi mempunyai wewenang untuk mengajar atas nama Gereja sebagai seorang Teolog Katolik. (Rm. Gregorius Tulus Sudarto Pr,Daftar Hitam Gereja Katolik, hal. 154).
Kasus lain yang menarik perhatian internasional, juga menimpa Prof. Hans Küng, seorang teolog Katolik terkenal asal Jerman. Akibat berbagai sikap kritisnya terhadap Vatikan, maka pada 15 Desember 1979, Vatikan pun mengeluarkan sebuah statemen: “In his writing, Professor Küng deviates from complete truth of the Catholic belief. For this reason he cannot be regarded as a Catholic theologian as such.” (Lihat, Peter Hebblethwaite, The New Inquisition? Schillebeeckx and Küng, (London: Fount Paperbacks, 1980), hal. 158-166).
Jika sebagai pemegang otoritas keagamaan dan politik Vatikan boleh menyatakan bahwa suatu ajaran atau seseorang “menyimpang” dari ajaran pokok agama Katolik, tentu umat Islam juga punya hak untuk menyatakan satu ajaran menyimpang dari ajaran-ajaran pokok agama Islam. Begitu juga agama-agama lainnya. Dan itulah sebenarnya tujuan terpenting dari eksistensi UU No.1/PNPS/1965, atau yang tersurat dalam Manifesto Partai Gerindra. Dalam kehidupan berbangsa dan dalam rangka membangun hubungan yang lebih harmonis antar pemeluk agama di Indonesia, kurang patut jika KWI atau Franz Magnis justru berdiri pada kutub penyeru paham negara yang “netral agama” untuk Indonesia.
Usul agar Indonesia menjadi negara sekuler dengan mengubah Mukaddimah UUD 1945, misalnya, pernah diajukan oleh seorang Tokoh Katolik Dr. Soedjati Djiwandono, melalui artikelnya berjudul “Mukaddimah UUD 1945 tidak Sakral” di Harian Suara Pembaruan, 9 Februari 2004. Soedjati mengusulkan agar Indonesia secara terbuka menjadi dan mengaku sebagai sebuah “negara sekuler”.
Artikel Soedjati itu ditanggapi dengan sangat tajam oleh Prof. Franz Magnis-Suseno, melalui sebuah artikelnya berjudul “Mukaddimah UUD 1945 Tidak Boleh Diganti!”. Franz Magnis menulis: “Lebih serius lagi, Soedjati mau membongkar salah satu tabu paling kental dalam politik Indonesia: ia menuntut agar Indonesia menjadi, dan mengaku menjadi, sebuah negara sekuler. Menurut saya, Soedjati di sini main api, dan itu terlalu mahal.” (Lihat, Franz Magnis-Suseno, Berebut Jiwa Bangsa, 2006:224-229).
Tapi, lagi-lagi, pastor Magnis juga tidak konsisten dengan sikapnya, ketika pada 10 Februari 2010 di Mahkamah Konstitusi, ia membuat pernyataan berikut ini: “Satu-satunya yang betul objektif atau yang benar itu hanya Tuhan sendiri. Lembaga yang merasa bisa menentukan mana yang objektif benar, menempatkan diri di tempat Tuhan alias memuja. Maka sekarang saya, kebebasan beragama, pertimbangan itu mau menunjukkan bahwa penilaian bahwa suatu ajaran penafsiran menyimpang dari pokok-pokok ajaran suatu agama tidak ada dalam kompetensi negara, itu ada dalam kompetensi agama yang bersangkutan. Apabila negara memakainya, negara itu melanggar kewajibannya untuk bersikap netral. Itu berarti juga bahwa tidak dapat dibenarkan suatu ajaran dilarang hanya karena dinilai menyimpang.”
Kita patut bertanya, ketika Paus memecat sejumlah Teolog Katolik karena dinilai menyimpang, apakah Paus juga “menempatkan diri di tempat Tuhan”? Apakah Paus juga bisa salah? Dalam sejarah, terbukti banyak sekali kesalahan dan kejahatan yang dilakukan oleh Paus. (Lihat buku Sejarah Gelap Para Paus terbitan Pustaka Gramedia Jakarta. [juga /kolom/catatan-akhir-pekan/read/2011/03/22/3624/sejarah-gelap-para-paus.html).
Pada akhirnya, menghadapi Pilpres 2014 ini, seyogyanya kita semua menjaga ketenangan dan keharmonisan kita sebagai bangsa. Siapa pun pemenangnya. Kepada Pastor Franz Magnis-Suseno kita nasehatkan, kiranya lebih bisa menenangkan diri dan pikirannya; tidak bersikap paranoid terhadap Islam; tidak cinta atau benci secara berlebihan kepada para calon presiden! Sebagai muslim, sudah sepatutnya, saya pun mendoakan semoga Pak Magnis-Suseno diberi kesehatan dan suatu ketika nanti bersedia menerima hidayah Allah SWT. Yakinlah, jika Prabowo Subianto jadi Presiden RI, tidak mungkin Prabowo, PKS, PPP, atau FPI akan memaksa Pak Magnis untuk dikhitan! Jadi, tidak perlu khawatir, Romo! Assalaamu ‘alaa man ittaba’al huda!.*/Depok, 3 Juli 2014
Penulis adalah Ketua Program Magister dan Doktor Pendidikan Islam—Universitas Ibn Khaldun Bogor. Catatan Akhir Pekan (CAP) hasil kerjasama Radio Dakta 107 FM danhidayatullah.com
Rep: Administrator
Editor: Cholis Akbar
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.hidayatullah.com dan aplikasi hidcom untuk Android . Install Sekarang !

selengkapnya...

Gabung bersama kami

About Me

admin jg menerima pelayanan jasa

admin jg menerima pelayanan jasa
Jasa arsitek rumah; desain arsitek / desain rumah, gambar denah rumah, bangun rumah baru, renovasi rumah dan pembangunan mesjid, mushola, ruko, disaign taman, dll. klik gambar utk kontak personal.

Syiar Islam On Twitter

Site info

Kalkulator Zakat Fitrah

  © Syiar islam Intisari Muslim by Dede Suhaya (@putra_f4jar) 2015

Back to TOP  

Share |