Jauhilah Sifal-sifat Munafik

Di awal surat Al-Baqarah, Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan tiga golongan manusia:
1. Kaum mukminin
2. Orang-orang kafir
3. Orang-orang munafik
Allah Subhanahu wa Ta’ala membeberkan kepada kaum mukminin di dalam ayat-ayat tersebut tentang kebusukan hati orang-orang munafik dan permusuhan mereka kepada kaum mukminin.
Allah Subhanahu wa Ta’ala menerangkan bahwa mereka adalah orang-orang yang berbuat kerusakan namun mengklaim sebagai orang yang melakukan perbaikan:

وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ قَالُوا إِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُونَ. أَلَا إِنَّهُمْ هُمُ الْمُفْسِدُونَ وَلَكِنْ لَا يَشْعُرُونَ

Apabila dikatakan kepada mereka, “Janganlah kalian melakukan kerusakan di muka bumi.” Maka mereka berkata, “Kami hanyalah orang-orang yang melakukan perbaikan.” Ketahuilah, mereka adalah umat yang melakukan kerusakan namun mereka tidak mengetahuinya. (Al-Baqarah: 11-12)
Mereka adalah orang-orang dungu. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ ءَامِنُوا كَمَا ءَامَنَ النَّاسُ قَالُوا أَنُؤْمِنُ كَمَا ءَامَنَ السُّفَهَاءُ أَلَا إِنَّهُمْ هُمُ السُّفَهَاءُ وَلَكِنْ لَا يَعْلَمُونَ

Apabila dikatakan kepada mereka, “Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah beriman.” Mereka menjawab, “Akan berimankah kami sebagaimana orang-orang yang bodoh itu telah beriman?” Ingatlah, sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh (dungu), tetapi mereka tidak tahu. (Al-Baqarah: 13)
Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memperolok mereka:

اللَّهُ يَسْتَهْزِئُ بِهِمْ وَيَمُدُّهُمْ فِي طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُونَ


“Allah akan (membalas) olok-olokan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan mereka.” (Al-Baqarah: 15)
Di antara bentuk balasan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah ketika di hari kiamat nanti, sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

يَوْمَ تَرَى الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ يَسْعَى نُورُهُمْ بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ بُشْرَاكُمُ الْيَوْمَ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ. يَوْمَ يَقُولُ الْمُنَافِقُونَ وَالْمُنَافِقَاتُ لِلَّذِينَ ءَامَنُوا انْظُرُونَا نَقْتَبِسْ مِنْ نُورِكُمْ قِيلَ ارْجِعُوا وَرَاءَكُمْ فَالْتَمِسُوا نُورًا فَضُرِبَ بَيْنَهُمْ بِسُورٍ لَهُ بَابٌ بَاطِنُهُ فِيهِ الرَّحْمَةُ وَظَاهِرُهُ مِنْ قِبَلِهِ الْعَذَابُ. يُنَادُونَهُمْ أَلَمْ نَكُنْ مَعَكُمْ قَالُوا بَلَى وَلَكِنَّكُمْ فَتَنْتُمْ أَنْفُسَكُمْ وَتَرَبَّصْتُمْ وَارْتَبْتُمْ وَغَرَّتْكُمُ الْأَمَانِيُّ حَتَّى جَاءَ أَمْرُ اللهِ وَغَرَّكُمْ بِاللَّهِ الْغَرُورُ

(Yaitu) pada hari ketika kamu melihat orang mukmin laki-laki dan perempuan, sedang cahaya mereka bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, (dikatakan kepada meraka): “Pada hari ini ada berita gembira untukmu, (yaitu) surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, yang kamu kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yang besar.” Pada hari ketika orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang yang beriman: “Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebagian dari cahayamu.” Dikatakan (kepada mereka): “Kembalilah kamu ke belakang dan carilah sendiri cahaya (untukmu).” Lalu diadakan di antara mereka dinding yang mempunyai pintu, di sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya dari situ ada siksa. Orang-orang munafik itu memanggil mereka (orang-orang mukmin) seraya berkata: “Bukankah kami dahulu bersama-sama dengan kalian?” Mereka menjawab: “Benar, tetapi kalian mencelakakan diri kalian sendiri dan menunggu (kehancuran kami) dan kamu ragu-ragu serta ditipu oleh angan-angan kosong sehingga datanglah ketetapan Allah, dan kamu telah ditipu terhadap Allah oleh (setan) yang amat penipu.” (Al-Hadid: 12-14)
Di dalam ayat-ayat lainnya, Allah Subhanahu wa Ta’ala mengancam orang-orang munafikin dengan ancaman yang keras. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

أَلَمْ يَعْلَمُوا أَنَّهُ مَنْ يُحَادِدِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَأَنَّ لَهُ نَارَ جَهَنَّمَ خَالِدًا فِيهَا ذَلِكَ الْخِزْيُ الْعَظِيمُ

“Tidakkah mereka (orang-orang munafik) mengetahui bahwasanya barangsiapa menentang Allah dan Rasul-Nya maka bagi dia neraka jahanam. Dia kekal di dalamnya dan itu adalah kehinaan yang besar.” (At-Taubah: 63)
Di dalam ayat yang lain:

وَعَدَ اللهُ الْمُنَافِقِينَ وَالْمُنَافِقَاتِ وَالْكُفَّارَ نَارَ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا

“Allah mengancam orang-orang munafik yang laki-laki dan perempuan serta orang-orang kafir dengan neraka jahanam. Mereka kekal di dalamnya.” (At-Taubah: 68)
Kelak mereka akan ada di kerak neraka yang terbawah:

إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الْأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا

“Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka.” (An-Nisa: 145)
Banyak lagi nash dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah yang menunjukkan keburukan orang-orang munafik dan ancaman bagi mereka. Sehingga seyogianya bagi seorang muslim untuk berhati-hati dari mereka dan juga menjauhi sifat-sifat mereka.

Pengertian nifaq (kemunafikan)
Kemunafikan adalah menyembunyikan kebatilan dan menampakkan kebaikan. Kemunafikan adalah penyakit hati yang berbahaya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَهُمُ اللهُ مَرَضًا وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ

“Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya. Dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.” (Al-Baqarah: 10)

Jenis nifaq (kemunafikan)
Ada dua jenis, yakni nifaq akbar (kemunafikan besar) dan nifaq asghar (kemunafikan kecil). Kemunafikan akbar yang disebut juga kemunafikan i’tiqadi (keyakinan) adalah menyembunyikan kekufuran dan menampakkan keislaman. Kemunafikan ini mengeluarkan pelakunya dari Islam.
Kemunafikan asghar yang disebut pula kemunafikan amali (amalan) adalah menampakkan lahiriah yang baik dan menyembunyikan kebalikannya. Pokok kemunafikan asghar kembali kepada lima perkara: Sering berdusta ketika berbicara, sering tidak menepati janji, jika berselisih melampaui batas, jika melakukan perjanjian melanggarnya, dan sering khianat jika diberi amanah.
Ibnu Rajab rahimahullahu berkata: “Kesimpulannya, kemunafikan asghar semuanya kembali kepada berbedanya seseorang ketika sedang sendiri dan ketika terlihat (bersama) orang lain, sebagaimana dikatakan oleh Hasan Al-Bashri rahimahullahu.” (Lihat Jami’ul ‘Ulum wal Hikam hal. 747)

Perbedaan kemunafikan kecil dan kemunafikan besar
Di antara perbedaan antara keduanya adalah:
1. Kemunafikan akbar pelakunya keluar dari Islam, adapun kemunafikan asghar tidak mengeluarkan dari Islam.
2. Kemunafikan akbar tidak mungkin bersatu dengan keimanan, adapun kemunafikan asghar mungkin ada pada seorang yang beriman.
3. Kemunafikan akbar pelakunya kekal di neraka, sedangkan kemunafikan asghar pelakunya tidak kekal di neraka.
(Lihat Kitabut Tauhid, Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan)

Bahaya kemunafikan asghar
Ibnu Rajab rahimahullahu berkata: “Kemunafikan asghar adalah jalan menuju kemunafikan akbar, sebagaimana maksiat adalah lorong menuju kekufuran. Sebagaimana orang yang terus-menerus di atas maksiat dikhawatirkan dicabut keimanannya ketika menjelang mati, demikian juga orang yang terus-menerus di atas kemunafikan asghar dikhawatirkan dicabut darinya keimanan dan menjadi munafik tulen.” (Lihat Jami’ul ‘Ulum wal Hikam)

Orang beriman senantiasa khawatir terjatuh ke dalam kemunafikan
Ibnu Mulaikah rahimahullahu berkata: “Aku mendapati tiga puluh orang sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, semuanya mengkhawatirkan kemunafikan atas dirinya.”
Umar bin Al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu sampai bertanya kepada Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu, apakah dirinya termasuk yang disebut oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai orang munafik.
Sebagian ulama menyatakan: “Tidak ada yang takut dari kemunafikan kecuali mukmin, dan tidak ada yang merasa aman darinya kecuali munafik.” (dibawakan oleh Al-Bukhari rahimahullahu dari Al-Hasan Al-Bashri rahimahullahu)
Al-Imam Ahmad rahimahullahu ditanya, “Apa pendapatmu tentang orang yang mengkhawatirkan atas dirinya kemunafikan?” Beliau menjawab, “Siapa yang merasa dirinya aman dari kemunafikan?” (Lihat Jami’ul ‘Ulum wal Hikam)

Jauhi sifat-sifat munafik
Kami akan sebutkan beberapa sifat kemunafikan amali yang telah disebutkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena kemunafikan amali inilah yang kadang dianggap remeh oleh sebagian kaum muslimin. Padahal kemunafikan amali sangatlah fatal akibatnya jika terus dilakukan seseorang. Sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Rajab rahimahullahu: “Kemunafikan asghar adalah jalan menuju kemunafikan akbar, sebagaimana maksiat adalah lorong menuju kekufuran. Sebagaimana orang yang terus-menerus di atas maksiat dikhawatirkan dicabut keimanannya ketika menjelang mati. Demikian juga orang yang terus-menerus di atas kemunafikan asghar dikhawatirkan dicabut darinya keimanan dan menjadi munafik tulen.”
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاثٌ؛ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ، وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ
“Tanda orang munafik ada tiga: Jika bicara berdusta, jika diberi amanah berkhianat, dan jika berjanji menyelisihinya.”
Dari Abdullah bin Amr radhiyallahu ‘anhuma, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَرْبَعٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ كَانَ مُنَافِقًا خَالِصًا، وَإِنْ كَانَتْ خَصْلةٌ مِنْهُنَّ فِيهِ كَانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنَ النِّفَاقِ حَتَّى يَدَعَهَا: مَنْ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ، وَإِذَا خَاصَمَ فَجَرَ، وَإِذَا عَاهَدَ غَدَرَ
“Empat perkara, barangsiapa yang ada pada dirinya keempat perkara tersebut maka ia munafik tulen. Jika ada padanya satu di antara perangai tersebut berarti ada pada dirinya satu perangai kemunafikan sampai meninggalkannya: Yaitu seseorang jika bicara berdusta, jika membuat janji tidak menepatinya, jika berselisih melampui batas, dan jika melakukan perjanjian mengkhianatinya.”
Hadits-hadits ini menunjukkan bahwa di antara perangai kemunafikan adalah:
1. Berdusta ketika bicara
Al-Hasan Al-Bashri rahimahullahu berkata: “Inti kemunafikan yang dibangun di atasnya kemunafikan adalah dusta.”
2. Mengingkari janji
3. Mengkhianati amanah
4. Membatalkan perjanjian secara sepihak
Perjanjian yang dimaksud dalam hadits ini ada dua:
1. Perjanjian dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk senantiasa beribadah kepada-Nya.
2. Perjanjian dengan hamba-hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan ini mencakup banyak perkara.
Oleh karena itu, seorang mukmin seharusnya senantiasa berusaha memenuhi perjanjiannya, terlebih lagi perjanjiannya dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

مِنَ الْمُؤْمِنِينَ رِجَالٌ صَدَقُوا مَا عَاهَدُوا اللهَ عَلَيْهِ فَمِنْهُمْ مَنْ قَضَى نَحْبَهُ وَمِنْهُمْ مَنْ يَنْتَظِرُ وَمَا بَدَّلُوا تَبْدِيلًا

“Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah. Maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka tidak mengubah (janjinya).” (Al-Ahzab: 23)
Lain halnya dengan orang-orang kafir dan munafik. Mereka adalah orang-orang yang suka membatalkan secara sepihak serta tidak menepati perjanjian. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

الَّذِينَ يَنْقُضُونَ عَهْدَ اللهِ مِنْ بَعْدِ مِيثَاقِهِ وَيَقْطَعُونَ مَا أَمَرَ اللهُ بِهِ أَنْ يُوصَلَ وَيُفْسِدُونَ فِي الْأَرْضِ أُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ

“(Yaitu) orang-orang yang melanggar perjanjian Allah sesudah perjanjian itu teguh dan memutuskan apa yang diperintahkan Allah (kepada mereka) untuk menghubungkannya serta membuat kerusakan di muka bumi. Mereka itulah orang-orang yang rugi.” (Al-Baqarah: 27)
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

الَّذِينَ عَاهَدْتَ مِنْهُمْ ثُمَّ يَنْقُضُونَ عَهْدَهُمْ فِي كُلِّ مَرَّةٍ وَهُمْ لَا يَتَّقُونَ

“(Yaitu) orang-orang yang kamu telah mengambil perjanjian dari mereka, sesudah itu mereka mengkhianati janjinya setiap kalinya, dan mereka tidak takut (akibat-akibatnya).” (Al-Anfal: 56)
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَمِنْهُمْ مَنْ عَاهَدَ اللهَ لَئِنْ ءَاتَانَا مِنْ فَضْلِهِ لَنَصَّدَّقَنَّ وَلَنَكُونَنَّ مِنَ الصَّالِحِينَ. فَلَمَّا ءَاتَاهُمْ مِنْ فَضْلِهِ بَخِلُوا بِهِ وَتَوَلَّوْا وَهُمْ مُعْرِضُونَ. فَأَعْقَبَهُمْ نِفَاقًا فِي قُلُوبِهِمْ إِلَى يَوْمِ يَلْقَوْنَهُ بِمَا أَخْلَفُوا اللهَ مَا وَعَدُوهُ وَبِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ

Dan di antara mereka ada orang yang telah berikrar kepada Allah: “Sesungguhnya jika Allah memberikan sebagian karunia-Nya kepada kami, pastilah kami akan bersedekah dan pastilah kami termasuk orang-orang yang shalih.” Maka setelah Allah memberikan kepada mereka sebagian dari karunia-Nya, mereka kikir dengan karunia itu dan berpaling, dan mereka memanglah orang-orang yang selalu membelakangi (kebenaran). Maka Allah menimbulkan kemunafikan pada hati mereka sampai kepada waktu mereka menemui Allah, karena mereka telah memungkiri terhadap Allah Subhanahu wa Ta’ala apa yang telah mereka ikrarkan kepada-Nya dan juga karena mereka selalu berdusta. (At-Taubah: 75-77)

Wajib hukumnya memenuhi perjanjian dengan hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala
Ibnu Rajab rahimahullahu menyatakan: “Mengingkari (mengkhianati) perjanjian adalah haram dalam semua perjanjian seorang muslim dengan yang lainnya walaupun dengan seorang kafir mu’ahad. Oleh karena itu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ قَتَلَ مُعَاهَدًا لَمْ يَرِحْ رَائِحَةَ الْجَنَّةِ وَإِنَّ رِيحَهَا تُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ أَرْبَعِينَ عَامًا
“Barangsiapa membunuh kafir mu’ahad tidak akan mencium bau surga padahal wanginya surga tercium dari jarak 40 tahun perjalanan.” (HR. Al-Bukhari no. 3166) [Lihat Jami’ul ‘Ulum wal Hikam hal. 744]
Ibnu Rajab Al-Hanbali rahimahullahu juga menyatakan: “Adapun perjanjian di antara kaum muslimin maka keharusan untuk memenuhinya lebih kuat lagi, dan membatalkannya lebih besar dosanya. Yang paling besar adalah membatalkan perjanjian taat kepada pemimpin muslimin yang (kita) telah berbai’at kepadanya.”
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ثَلَاثَةٌ لَا يُكَلِّمُهُمْ اللهُ وَلَا يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ وَلَا يُزَكِّيهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ: ...وَرَجُلٌ بَايَعَ رَجُلًا لَا يُبَايِعُهُ إِلَّا لِلدُّنْيَا فَإِنْ أَعْطَاهُ مَا يُرِيدُ وَفَى لَهُ...
Tiga golongan yang tidak akan diajak bicara oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala di hari kiamat nanti, tidak akan disucikan, dan mereka akan mendapatkan azab yang pedih –di antaranya: “Seorang yang membai’at pemimpinnya hanya karena dunia, jika pemimpinnya memberi apa yang dia mau dia penuhi perjanjiannya dan jika tidak maka dia pun tidak menepati perjanjiannya.” (HR. Al-Bukhari no. 2672, Muslim no. 108)

Berhati-hatilah dari berbagai bentuk kemunafikan
Ibnu Taimiyah rahimahullahu berkata: “Sebagian orang mengira kemunafikan hanyalah ada di zaman Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam saja, tidak ada kemunafikan setelah zaman beliau. Ini adalah prasangka yang salah. Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu berkata: ‘Kemunafikan pada zaman ini lebih dahsyat dari kemunafikan di zaman Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.’ Mereka berkata: ‘Bagaimana (bisa dikatakan demikian)?’ Beliau menjawab: ‘Orang-orang munafik di zaman Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyembunyikan kemunafikan mereka. Adapun sekarang, mereka (berani) menampakkan kemunafikan mereka’.”
Asy-Syaikh Rabi’ bin Hadi Al-Madkhali berkata: “Kemunafikan sekarang ini banyak terjadi pada pergerakan politik, sebagaimana telah dipersaksikan oleh sebagian mereka. Sebagian mereka menyatakan: ‘Aku tidak pernah tahu ada politikus yang tidak berdusta.’ Sebagian bahkan menyatakan: ‘Sesungguhnya politik adalah kemunafikan.’ Sehingga kebanyakan politikus terkena kemunafikan amali dalam partai-partai politik.”
Beliau juga menyatakan: “Di antara tanda kemunafikan amali adalah ber-wala’ (berloyalitas) dengan ahlul bid’ah serta membuat manhaj-manhaj berbahaya dalam rangka melawan dan meruntuhkan manhaj Ahlus Sunnah wal Jamaah.” (Syarh Ushulus Sunnah)

Penutup
Saudaraku sekalian…
Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan agar kita bersikap keras dan menjauhi orang-orang munafik serta menjadikannya sebagai musuh. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

يَاأَيُّهَا النَّبِيُّ جَاهِدِ الْكُفَّارَ وَالْمُنَافِقِينَ وَاغْلُظْ عَلَيْهِمْ

“Wahai Nabi, jihadilah orang-orang kafir dan munafikin serta bersikap keraslah kepada mereka.” (At-Tahrim: 9)
Dalam ayat yang lain:

هُمُ الْعَدُوُّ فَاحْذَرْهُمْ

“Mereka (orang-orang munafik) adalah musuh maka hati-hatilah dari mereka…” (Al-Munafiqun: 4)
Maka, sepatutnya seorang muslim menjauhkan diri dari amalan dan sifat-sifat musuh mereka, serta menjauhkan diri dari semua perkara yang akan menjatuhkan dirinya ke dalam kemunafikan, seperti politik praktis dan berbagai jenis kebid’ahan. Nas’alullah al-’afwa wal afiyah.



/@cwi

selengkapnya...

16 Ormas Islam Akan Segel Paksa Gereja Galilea Bekasi

[16 Organisasi Masyarakat (Ormas) Islam di wilayah Kota Bekasi, Jawa Barat. Akan menutup paksa aktifitas peribadahan umat kristiani di Gereja Galileo]

16 Organisasi Masyarakat (Ormas) Islam di wilayah Kota Bekasi, Jawa Barat. Akan menutup paksa aktifitas peribadahan umat kristiani di Gereja Galileo
Ratusan umat muslim yang berasal dari 16 Organisasi Masyarakat (Ormas) Islam di wilayah Kota Bekasi, Jawa Barat. Akan menutup paksa aktifitas peribadahan umat kristiani di Gereja Galileo, Perumahan Taman Galaxy, Kelurahan Jaka Setia, Kecamatan Bekasi Selatan. "Kegiatan ini akan kami lakukan, Senin (15/2), mulai pukul 08:00 WIB. Karena keberadaannya sudah sangat meresahkan warga setempat yang mayoritasnya beragama muslim," ujar Ketua Front Pembela Islam (FPI) Bekasi Raya, Murhali Barda, di Bekasi Minggu (15/2).


Menurut Murhali, keresahan warga muslim sekitar terhadap keberadaan Gereja yang berlokasi di lingkungan Pulau Minas, Perumahan Villa Galxy tersebut, karena munculnya dugaan upaya Kristenisasi dari pihak pengelola Gereja. "Laporan dari beberapa jemaah kami menyebutkan, internal Gereja kerap menggelar pembagian Sembako murah. Namun dengan embel-embel, mengakui Yesus sebagai Tuhan mereka. Hal itu saya nilai sebagai pelanggaran," katanya. Selain itu, di kawasan itu telah berdiri sedikitnya enam Gereja dan sejumlah rumah tempat tinggal yang fungsinya dialihkan menjadi tempat beribadah. "Pada malam hari, pujian terhadap Tuhan mereka dalam bentuk nyanyian, mengganggu waktu beristirahat warga," katanya.

Murhali mengaku yakin, sejumlah perizinan pembangunan Gereja tersebut belum sepenuhnya lengkap. Alasannya, sebagian besar masyarakat setempat belum memberikan izin penggunaan lahan. "Buktinya, sampai sekarang masih banyak spanduk penolakan warga yang terpasang di sejumlah gang, dan kawasan pusat keramaian terhadap pendirian bangunan tersebut," ujar Murhali.

Berdasarkan situasi ini, Dewan Dakwah Bekasi (DDB) bersama dengan Ormas Islam lainnya menyampaikan pernyataan sikap, yakni memprotes keras pendirian Gereja Galilea dan mendesak pihak-pihak yang berwenang seperti Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan Pemerintah setempat agar dengan tegas menutup aktivitas itu sebagaimana diatur dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) dua Menteri tahun 2007 tetang pendirian rumah ibadah. "Dalam SKB antara Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri dikatakan, pendirian rumah ibadah minimal harus memiliki 60 persen persetujuan masyarakat sekitar," ujarnya.

Dikatakan Murhali, ratusan massa yang rencananya akan melakukan penyegelan Gereja Galilea berasal dari Dewan Dakwah Bekasi, Dewan Dakwah Kecamatan Cabang Bungin, Masyarakat Muara Gembong, Bina An Nisa Dewan Da?wah Bekasi, Irene Centre, Majelis Mujahidin Indonesia(MMI). "Forum Silaturahmi Masjid dan Mushala Galaxi, Front Pembela Islam(FPI), Forum Remaja Islam Medan Satria, FKUB, Persatuan Islam (PERSIS), Komite Penegak Syariah (KPS), Muhammadiyah, Gerakan Pemuda Islam(GPI), Masyarakat Peduli Syariah (MPS), dan Gabungan Remaja Islam (GARIS)," ujarnya.

Sementara itu pihak pengelola Gereja Galilea belum dapat memberikan komentar apa pun, terkait situasi ini. Kendati demikian, salah seorang petugas kemanan setempat mengaku telah mengetahui adanya rencana tersebut. Sejumlah polisi juga tampak berjaga-jaga di sekitar lokasi.

Secara terpisah, Kasat Reskrim Polrestro Bekasi, Kompol Budi Sartono mengimbau kepada demonstran untuk menjalankan aksinya secara tertib. Tanpa perlu melakukan anarki., Pihaknya tidak akan mentolerir oknum masyarakat yang terbukti kuat melakukan tindakan provokasi hingga menyebabkan anarki. "Bila terdapat kekurangan, mari kita perbaiki secara kekeluargaan. Polisi bersama dengan pemerintah selalu terbuka untuk melakukan penyempurnaan berbagai pandangan yang kita anut bersama," ujarnya.(ant)

/@cwi

selengkapnya...

Sepuluh Raja dan Pemuka Afrika Masuk Islam "di Tangan" Qadzafi

Meski pun terkenal sebagai sosok pemimpin yang flamboyan dan kerap menuai kontroversi, Presiden Republik Arab Sosialis Libya Kolonel Muammar Qadzafi juga merupakan sosok da'i yang unik.

Baru-baru ini, sebanyak sepuluh raja dan pemimpin suku-suku di seantero benua Afrika menyatakan keislaman mereka di hadapan Qadzafi. Mereka masuk Islam "di bawah tangan" Qadzafi.

Surat kabar Libya Akhbar Libiya (26/2) melansir, beberapa raja-raja dan pemimpin Afrika dari negara Nigeria, Madagaskar, dan Ghana mengucapkan syahadat di hadapan Qadzafi saat dilangsungkannya Demonstrasi Keislaman ke-V yang rutin digelar tahunan di kota Benghazi, Libya, pada Kamis (25/2) malam.


Sebelum para raja dan pemimpin suku itu mengucapkan dua kalimat syahadat, Qadzafi terlebih dahulu memberikan ceramah dan wejangan keislaman, semisal rukun Iman, Islam, dan ajaran-ajaran Islam mulia lainnya.

Qadzafi juga menyerukan, agar senantiasa menjalankan apa yang telah dititahkan Allah dan menjauhi segala laranganNya, menjalankan ibadah dan amal-amalan shaleh.

Setelah memberikan ceramah dan wejangan, Qadzafi pun menuntun mereka mengucapkan dua kalimat syahadat, dengan bahasa Arab dan Prancis, serta menuntun mereka membaca surat Alfatihah. (ags/al)


/@cwi

selengkapnya...

Salahuddin Al Ayubbi, Maulid Nabi, dan Bangkitnya Semangat Kaum Muslilmin

Salahuddin Al Ayubbi adalah seorang pejuang Islam terbesar dalam Perang Salib. Bahkan orang-orang Eropa pun mengakui kehebatannya. Saladin ( sebutan Salahuddin di Eropa ) sangat ditakuti dan terkenal ditelinga orang Eropa. Salahuddin lebih dikenal dalam sejarah dunia karena tekadnya yang luar biasa kuat untuk menaklukkan kota suci Al- Quds, Palestina. Beliau juga dikenal sebagai seorang Sultan yang cinta damai dan penuh toleransi. Sedangkan masyarakat Eropa, mereka merasakan keguncangan ekonomi yang luar biasa saat melawan Salahuddin al Ayubbi. Saat itu di seluruh daratan Eropa mengumumkan kebijakan pemungutan pajak / biaya perang yang cukup tinggi untuk melawan Salahuddin. Orang – orang Eropa menyebut peristiwa ini sebagai Saladin Thite.




Saat Salahuddin menjadi Sultan, kondisi ummat Islam dalam kondisi yang mengenaskan secara rukhyah. Penyakit Wahn ( cinta dunia dan takut mati ). Penyakit hati ini menyebar dan tumbuh subur di dalam hati sebagian besar kaum muslimin sehingga api jihad benar benar padam. Sebagaimana kita tahu bahwa semangat jihad adalah modal tidak dimiliki oleh ummat lain. Sejarah membuktikan bahwa semangat jihad inilah yang menurunkan keridhoan Allah atas setiap kemengan ummat Islam. Seperti kemenangan Perang Badr, Yarmuk, Khandak, dan lainnya. Di sisi lain ukhuwah ummat muslim sangatlah hancur. Secara politik ummat Islam terpecah pecah dalam beberapa kerajaan dan kesultanan walaupun masih dalam satu kekhalifahan Abbasyah yang berpusat di Baghdad.

Melihat kondisi seperti itu, Salahuddin berpikir bahwa untuk melawan pasukan salib tidak hanya membutuhkan pasukan dalam jumlah besar, melainkan juga api jihad yang berkobar-kobar dalam setiap jiwa kaum muslimin. Salahuddin ingin membangkitkan semangat jihad dengan menghadirkan kembali semangat juang dan kepahlawanan Rasulullah Muhammad saw. Kemudian Salahuddin menggagas sebuah festival yang dinamai dengan Maulid Nabi Muhammad saw. Tujuan dari festival ini adalah untuk mengembalikan semangat juang Rasulullah dengan mempelajari sirah-sirahnya. Di festival ini, dikaji habis-habisan sirah nabawiyah (sejarah nabi) dan atsar (perkataan) sahabat, terutama yang berkaitan dengan nilai-nilai perjuangan (jihad).

Pada awalnya, gagasan Salahuddin ini di tentang oleh para ulama, karena kegiatan ini adalah bid’ah ( kegiatan yang tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah ). Salahuddin menegaskan bahwa acara ini bukanlah kegiatan ritual yang merupakan bid’ah yang dilarang, tetapi hanyalah kegiatan yang menyemarakkan syiar. Kemudian Salahuddin meminta persetujuan kepada khalifah Abbasiyah, An-Nashir di Baghdad. Dan khalifah pun setuju dengan ide Salahuddin.

Pada musim haji bulan Dzulhijjah 579 H ( 1183 M ), Salahuddin memerintahkan kepada jamaah haji untuk mengadakan peringatan Maulid Nabi Muhammad di tempatnya masing- masing pada tahun berikutnya. Perayaah itu harus bersifat membangkitkan semnagat ummat Islam untuk kembali belajar Islam dan berjihad.

Kemudian tiba-tiba kehidupan Rasulullah saw. Muncul di seluruh penjuru negeri kaum muslimin. Kisah kepahlawanan, lika-liku kehidupan, pengorbanan dan suka duka yang dialami Rasulullah ada di pelupuk mata tiap ummat Islam. Kerinduan luar biasa dan tangis mengingat perjuangan Rasulullah membangkitkan kembali semangat jihad ummat muslim. Festival ini berhasil membangunkan kaum muslimin dari tidur panjangnya.

Selama beberapa kali dilaksanakan, festival ini terbukti efektif menghilangkan penyakit Wahn dari hati umat Islam. Gagasan Salahuddin itu berhasil mengguncang negeri Muslim. Parang tua dan pemuda berbodong-bondong di belakang Sultan untuk bersatu dalam satu barisan jihad. Kumandang jihad di dengungkan di mana-mana, di setiap sudut negeri Muslim. Api jihad yang berkobar-kobar di dalam hati membangkitkan semangat untuk menggempur pasukan salib dan membebaskan kota suci umat Islam.

Salahuddin berhasil memobilisasi pasukan dalam jumlah besar dan mengobarkan semangat jihad. Al hasil pada tanggal 27 Rajab 583 H ( 2 Oktober 1187 M ), Salahuddin dan pasukan muslimin memasuki Palestina dengan penuh kedamaian.

Banyak perdebatan tentang Maulid Nabi. Ada yang melarang tapi ada juga yang membolehkan. Tapi satu hal yang harus kita ingat tentang Maulid Nabi adalah esensi utamanya, yaitu mengingat kembali kehidupan Rasulullah untuk membangkitkan semangat mempelajari Islam dan semangat berjihad. Tapi tampaknya peringatan Maulid Nabi saat ini terasa kering. Hanya sekedar peringatan saja tanpa memberikan effek pada yang mengadakannya.

Widianto Noviansah
Mahasiswa Teknik Sipil ITB
Peserta Beasiswa PPSDMS ( Program Pembinaan Sumber Daya Manusia Strategis )


/@cwi

selengkapnya...

Gabung bersama kami

About Me

admin jg menerima pelayanan jasa

admin jg menerima pelayanan jasa
Jasa arsitek rumah; desain arsitek / desain rumah, gambar denah rumah, bangun rumah baru, renovasi rumah dan pembangunan mesjid, mushola, ruko, disaign taman, dll. klik gambar utk kontak personal.

Syiar Islam On Twitter

Site info

Kalkulator Zakat Fitrah

  © Syiar islam Intisari Muslim by Dede Suhaya (@putra_f4jar) 2015

Back to TOP  

Share |