Menguak tabir evolusi Manusia kerdil

Sejak akhir Oktober 2004, nama Liang Bua di Kabupaten Manggarai, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, mencuat hingga pelosok dunia. Pendohngkraknya ialah temuan sepktakuler kerangka atau fosil manusia kerdil atau 'hobbit di Goa Lian Bua yg diumumkan di Sydney, Australia, 28 Oktober 2004.
temuan itu adalah hasil kerja keras sebuah tim ahli gabungan dari Indonesia dan Australia. Meski hingga sekarang masih dalam polemik panjang karena hasil penelitian diumumkan secara sepihak oleh peneliti Australia. Para ahli mencatat temuan tersebut sebagai pembuka tabir evolusi manusia Indonesia, khususnya manusia Flores.


Adalah tim ahli dari University Of New England, Australia, pimpinan Mike More yg bergabung dengan tim dari Pusat penelitian Arkaelogi Nasional (Puslit Arkenas) pimpiman RP Soejono. Tim gabungan ini sekitar September 2003 melakukan serangkaian ekskavasi di Lian Bua.
Seperti dilaporkan, fosil manusia kerdil dari Goa Bua tersebut berjenis kelamin perempuan dan berusia sekitar 30 tahun. Juga disebutkan tingginya 1 meter, sudah berjalan tegak dan diperkirakan meninggal sekitar 18.000 tahun lalu.
Dr. Harry Widianto, peneliti pada Balai Arkaeolog Yogyakarta, mengumumkan penemuan fosil manusi Flores di Goa Bua itu telah memunculkan kisah aktual tentang evolusi manusia dari kurun waktu 18.000-30.000 tahun silam. Juga teridentifikasi sbg spesies baru dalam garis evolusi manusia.
Dikatakan, evolusi manusia Indonesia sejauh ini tidak terpisahkan dari konteks hystoris Pulau Jawa. Sebagai bagian dari "dunia lama," pulau jawa telah demikian terkenal dimata dunia terkait berbagai penemuan penting dibidang 'paleoantropologi.
Pragmen fosil manusia purba 'Pithecanthropus erectus yg ditemukan oleh Eugene Dubois pada endapan purba Bengawan Solo di Trinil, Jawa Timur, akhir abad ke-19, atau tepatnya tahu 1891. Temuan tersebut menggemparkan dunia saat itu karena dianggap penemuan 'missing-link (mata rantai terputus), bagian dari reaksi ilmiah atas teori evokusi Charles R Darwin.
Menyusul temuan fosil manusia kerdil di Liang Bua, Bumi Florespun agaknya merupakan jawaban yg sangat menjanjikan karena temuan mungkin merupakan salah satu penerang dalam proser Evolutif dari 'homo erectus ke 'homo sapiens di Indonesia.
Pasalnya, fosil manusi Flores dilaporkan mempunyai dua arti penting. pertama, gambaran tentang ciri-ciri 'homo erectus (manusia berdiri tegak) dan 'homo sapiens (manusia modern) pada individu yg sama. Kedua, masa hidupnya berasal dari kurun 18.000-30.000 tahun silam, sebuah kurun yg merupakan masa setelah berakhirnya era 'homo erectus di Indonesia (kompas, 5/11/04).

Dimana persisnya Lian Bua yg menghentakan dunia itu? Liang Bua adalah sebuah Goa pada dinding lereng bukit kapur di kampung teras, Desa Liang Bua. Kawasan yg struktur tanahnya dilapisi gamping itu masuk wilayah Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai. Lokasi persisnya sekitar 25 km sebelah Ruteng, Kota Kabupaten Manggarai.
Lian Bua yg berarti 'goa dingin belakangan memang diandalkan sebagai objek wisata. Selain memang merupakan goa 'prasejarah. Juga berhiaskan stalaktit dan stalagmit yg terbentuk secara alamiah melalui proses yg sangat panjang sehingga menjadi hiasan yg khas.
Menyebut Liang Bua agaknya tidak bisa dipisahkan dari kisah pengabdian Pastor Th Verhoeven SVD, tahun 1950-an. Dengan tugas utama sebagai pengajar di Seminari Mataloko di Kabupaten Ngada, Verhoeven selepas perang tahun 1946-1949 pernah menjadikan Goa Liang Bua sebagai lokasi Sekolah. Kebetulan area goa cukup luas, sekitar 50 x 40 x 25 meter (panjang, lebar, tinggi).
Liang Bua awalnya dikenal sebagai tempat selolah bagi masyarakat sekitar, atas jasa pastor Varhoeven. Ketika kegiatan sekolah berlangsung, pastor asal Belanda yg ahli bahasa Yunani dan Latin Kuno itu suatu saat bersama para muridnya menemukan tanda-tanda dan benda-benda aneh.
Varhoeven kemudian masuk lebih ke dalam gua dan secara acak menggali di sejumlah titik. Penggalian itu berhasil menemukan benda peninggalan seperti gerabah, bantuan alat kerja masa lalu. Makin penasaran, varhoeven masuk lebih dalam lg, dan hasilnya makin mengejutkan. Ditemukan alat dari batu, kerang, tulang, periuk utuh, rangka manusia, dan pecahan gerabah.
Verhoeven kemudian melaporkan temuannya itu ke Pusat Penelitian Purbakala dan Peninggalan Nasional di Jakarta. Selanjutnya para arkaeolog dari Puslit Arkkenas sejak tahu 1976 mulai meneliti tentang adanya kehidupan manusia purba di Liang Bua. Penelitian itu antara lain dilakukan oleh Tim pimpinan Prof Dr Raden Panji Soejono.

Dilaporkan, penelitian itu berhasil dg penemuan spektakuler berupa tengkorak manusia dan kerangka tubuh manusia dewasa. Juga ditemukan kuburan tubuh manusia purba lengkap dg bekal kuburnya yg masih relatif utuh. Temuan lainnya adalah lapisan budaya berupa artefak yg diyakini sebagai sisa pendukung keberadaan manusia purba di Liang Bua./@cwi (Kompas, 30/10/04)

pengunjung membaca ini juga:



0 komentar:

Posting Komentar


Gabung bersama kami

About Me

admin jg menerima pelayanan jasa

admin jg menerima pelayanan jasa
Jasa arsitek rumah; desain arsitek / desain rumah, gambar denah rumah, bangun rumah baru, renovasi rumah dan pembangunan mesjid, mushola, ruko, disaign taman, dll. klik gambar utk kontak personal.

Syiar Islam On Twitter

Site info

Kalkulator Zakat Fitrah

  © Syiar islam Intisari Muslim by Dede Suhaya (@putra_f4jar) 2015

Back to TOP  

Share |