Runtuhnya Peradaban Eropa (I)

(Ditulis oleh Bung Karno pada tahun 1940, kemudian dimuat di majalah �Pandji Islam�, yang dimulai dengan mengutip ayat Al-Quran, surat Al-Maidah: 14, menurut gaya bahasa Bung Karno sendiri).

Bismillahirrahmanirrahim,

�Dan mereka yang berkata: �Kami ini orang Kristen�. Maka Kita (Tuhan) membuat perjanjian dengan mereka, tetapi mereka tidak mengindahkan sebagian dari apa-apa yang diperingatkan kepada mereka. Oleh karena itu Kita adakan permusuhan dan kebencian di kalangan mereka sampai hari kiamat; dan Allah akan memberitahukan kepada mereka apa-apa yang telah mereka perbuat.�

Kini perang di kalangan Eropa sudah merajalela. Apakah kita sedang menghadapi kejatuhan negeri Eropa? Bencana kebudayaan yang diderita Eropa setelah perang dunia (1914-1918) telah mendorong seorang filosof kenamaan, Oswald Spengler, untuk menulis sebuah buku yang berjudul, �Der Untergang des Abendlandes� (Jatuhnya Negeri Eropa). Buku itu tebal sekali, dan saya tidak berhasil membacanya sampai habis. Di lemari saya buku itu masih ada, dan saya mogok membacanya di tengah jalan.




Bukan karena yang dibicarakan kurang menarik, tetapi gaya bahasa Spengler sebagai orang Jerman yang meledak-ledak, brutal, berat dan menjemukan. Kalau saja orang Inggris yang menulis karya itu, misalnya H.G. Wells, boleh jadi saya akan habis membacanya. Karena orang Inggris punya gaya bahasa yang ringan, lunak dan bijak daripada orang Jerman. Meskipun Wells sendiri tidak kalah hebatnya, sama-sama sering mengupas persoalan mendalam yang sulit dipahami oleh orang-orang biasa. Tetapi Wells, buku-bukunya selalu menggairahkan untuk dibaca.

Berhubung saya tidak membaca tulisan Spengler sampai habis, maka saya kurang menguasai detil-detil persoalan yang dibicarakan. Hanya garis-besarnya saja, dengan jalan membaca sana membaca sini. Yang jelas dia punya pokok filsafat seperti ini: �Semua sejarah peradaban manusia selalu menunjukkan garis-menurun setelah mengalami puncak kejayaannya.� Setelah masak datanglah kebusukan, kemunduran dan kematian.

Setelah mengalami peradaban luhur, maka datanglah peradaban basa-basi, pura-pura dan kesopanan murahan. Inilah yang membuat peradaban itu akan runtuh. Karena itu Spengler punya resep baru: �Ayo bangkit! Jangan loyo dan lembek. Tutup segala pengaruh-pengaruh asing, dan rebutlah kekuasaan dunia!�

Sedangkan H.G. Wells biasanya punya rumus yang berbeda buat pembacanya: �Tenanglah, jangan putus asa dengan kekacauan Eropa sekarang ini. Lihatlah, dunia ini semakin sadar akan rasa cinta bersama, dan semakin dekat pada humanitas yang sejati.�

***
Pengaruh Spengler itu telah membuat Jerman tidak lembek lagi. Jerman sudah betul-betul menutup pintunya, dan berusaha keras untuk merebut kekuasaan dunia. Hitler sendiri begitu mengagumi Spengler bahkan terjangkiti Spenglerisme. Pengaruh itu bukan hanya mengilhami seorang manusia saja, tapi telah membuahkan tenaga-tenaga masyarakat luas, hingga Jerman yang dulu lembek itu, kini sudah bangkit kembali. Tetapi kebangkitan Jerman itu membawa akibat-akibat agresi yang bertabrakan dengan kepentingan agresi Sekutu, seperti yang pernah saya terangkan dalam tulisan tentang �Perang Ideologi�. Dan kini senjata-senjata perang sedang mendentum-dentum di Siegfried dan Maginotlinie, bahkan udara Skandinavia bergetar-getar karena geledek peperangan.

Tetapi apakah Eropa akan mengalami kehancuran? Apakah perkataan Ritman di corong-corong radio itu benar, bahwa Eropa akan diliputi oleh anarkisme? Apakah perkataan Gandhi benar, bahwa Eropa akan jatuh tenggelam, dan tidak mungkin tertolong lagi�?

Para pembaca, secara pribadi saya tidak percaya bahwa Eropa akan tenggelam. Penglihatan saya tidak pesimis tentang adanya kebaikan di masa depan. Dan saya pun tidak pesimis terhadap Eropa dan terhadap seluruh dunia. Saya percaya bahwa perikemanusiaan akan selalu maju, selalu naik dan bertambah sadar. Bahwa perikemanusiaan itu suatu saat mengalami kejatuhan, atau beberapa kali jatuh hingga lutut dan tangannya berdarah-darah, atau bahkan mulutnya berlumuran darah sekalipun, tetaplah tidak saya anggap sebagai berhentinya sejarah. Hal itu saya anggap sebagai sakitnya evolusi sejarah, seperti halnya seorang ibu yang menderita sakit parah ketika akan melahirkan si jabang bayi.

Dengan menulis begini tidak perlu menganggap saya sebagai orang idealis. Saya hanya bicara riil saja, apa adanya. Eropa tidak akan tenggelam justru karena saya memegang-teguh petunjuk-petunjuk sejarah. Bukan karena impian dan angan-angan kosong belaka.

Sekarang marilah kita kupas ayat Al-Quran yang saya tuliskan di atas. Pertama, di situ tidak disebutkan sepatah kata pun bahwa dunia Nasrani akan tenggelam dan binasa. Di situ hanya dikatakan bahwa �akan ada permusuhan dan kebencian� dikalangan mereka. Maka tidak perlu menambah-nambah kalimat ayat itu, jangan kita melebih-lebihkan bahwa dunia Nasrani akan tenggelam dan binasa. Adapun permusuhan dan kebencian yang diramalkan itu betul-betul sudah terjadi, sudah sampai pada zamannya. Tapi bukanlah kebinasaan dan kehancuran, bukanlah untergang sama sekali.

Kemudian diterangkan pula mengenai penyebab yang menimbulkan permusuhan dan kebencian itu, karena mereka �tidak mengindahkan sebagian dari apa-apa yang diperingatkan kepada mereka�. Jadi tidak ada hal-hal aneh yang terselip dalam kandungan ayat tersebut. Ia sudah nyata dan jelas, bahwa banyak orang Nasrani yang telah meninggalkan sebagian dari apa-apa yang diperingatkan oleh ayat-ayat Tuhan. Itu sajalah penyebab terjadinya permusuhan itu. Seandainya ayat-ayat Tuhan itu tidak dilupakan tentulah mereka tidak akan saling bermusuhan dan saling membenci antara yang satu dengan yang lainnya.(bersambung)


/@cwi

pengunjung membaca ini juga:



0 komentar:

Posting Komentar


Gabung bersama kami

About Me

admin jg menerima pelayanan jasa

admin jg menerima pelayanan jasa
Jasa arsitek rumah; desain arsitek / desain rumah, gambar denah rumah, bangun rumah baru, renovasi rumah dan pembangunan mesjid, mushola, ruko, disaign taman, dll. klik gambar utk kontak personal.

Syiar Islam On Twitter

Site info

Kalkulator Zakat Fitrah

  © Syiar islam Intisari Muslim by Dede Suhaya (@putra_f4jar) 2015

Back to TOP  

Share |