Ustadzah Mimin Aminah : Saatnya Sosialisasikan Al-Quran dan Sunnah

Bagi kalangan tertentu Hari Perempuan Sedunia adalah momen untuk menyatakan bahwa hak asasi perempuan adalah juga hak asasi manusia, seperti yang telah ditegaskan melalui berbagai perjanjian internasional, contohnya Beijing Platform for Action. Namun Islam pun sudah jauh- jauh hari Islam telah menempatkan wanita tidak serta merta keluar hanya untuk berkarir di luar rumah melainkan memiliki potensi lain di manapun mereka berada. Terkait hal itu, reporter cyberMQ, Fiqi Fauzi berhasil mewawancara ustadzah Mimin Minah yang kerap memberikan pandangan-pandangan konstruktif seputar dunia muslimah, serta ruang lingkupnya. Berikut petikan wawancara dengan ibu empat orang putra yang juga pengasuh acara rumahku syurgaku di MQFM : Makna hari perempuan se-dunia ? Menurut saya barangkali sebuah bahan bagi para wanita untuk mengukur sejauh mana keberadaan mereka di dalam keluarga. Apakah sudah eksis tidak keberdaan mereka sebagai seorang wanita, berperan serta tidak ? Sudah berfungsi belum sesuai fungsi yang Allah berikan ? Menurut saya baik-baik saja kalau untuk sekedar wacana renungan, apalagi untuk mensosialisasikan motivasi pemberdayaan dari wanita itu sendiri. Menurut saya tidak menjadi masalah. Wacana ini kerap kerap diangkat oleh kaum feminis, menurut ustadzah seperti apa kalangan mereka ? Memang feminis selalu mengangkat wanita dari sisi terakreditkan. Saya melihat hari wanita sedunia itu bukan milik mereka tapi tinggal bagaimana menjadikan peluang ini memaknainya apakah bisa kita maknai sebaik-baiknya sesuai dengan apa yang mereka angkat. Ini adalah sebuah tantangan bagi muslimah untuk bersuara dan bisa menjawab isu-isu negatif tentang wanita dengan isu-isu tentang wanita dalam islam. Wanita menuntut penyetaraan gender, padahal islam telah mengaturnya. Bagiamana pendapat ustadzah ? Sebenarnya ini merupakan isu yang sudah lama , tapi kita sikapi segala sesuatu yang dimunculkan oleh musuh-musuh islam termasuk feminis hendaknya menjadi sebuah bahan renungan bagaimana kita mengkanter itu semua dengan memberikan sebuah pemahaman kepada masyarakat tentang hal itu. Saya melihat, saat isu gender ini disebarkan, itu sebenarnya semangat buat kita untuk menyebarkan Al- Quran juga yang menjawab masalah-masalah itu. Menurut saya ini sebuah tantangan bagaimana kita bisa menyampaikan bahwa islam pun membahas masalah ini. Momen ini pun menjadi kesempatan bagi kita untuk mensosialisasikan Al-Quran, Sunnah yang membahas tentang masalah gender dan masyarakat akan mengetahui oh.. ..itu salah karena kita mempunyai konsep islam seperti ini. Sebaliknya kalau isu itu tidak diangkat, maka kita tidak akan membahasnya kepada masyarakat . Seperti kasus pornografi yang sekarang ini banyak dibicarakan, ini pun menjadi kesempatan kita mensosialisasikan surat An-Nuur, surat Al-Ahzab, kewajiban berjilbab, bersosialisasi dalam Islam. Ini hikmahnya luar biasa. Bagaimana pendapat ustadzah saat perempuan kerja namun melupakan keluarganya ? Ini barangkali sebuah arus pemikiran yang harus kita benahi dari wanita kita bahwa ada sebagian wanita yanmg berpendapat bahwa karir itu adalah sebuah keharusan atau bekerja itu sebagai sebuah status. Kita sudah jelas, Islam tidak melarang wanita bekerja, juga tidak mengharuskan. Jadi hukumnya mubah. Disinilah bagi kita menjadi tantangan bagi kita bagaimana untuk meluruskan pemahaman yang salah tentang wanita bekerja yang apada akhirnya wanita-wanita tidak serta merta keluar hanya untuk berkarir di luar rumah tetapi wanita bisa berpotensi dimanapun mereka berada. Bagaimana seharusnya perempuan menyikapi RUU Anti Pornografi dan Pornoaksi ? Menurut saya RUU ini lahir sebagai sebuah perlindungan kepada kaum wanita. Ada sebuah upaya memuliakan kaum wanita, karena RUU ini luas cakupannya. Bukan maslah akhlak saja melainklan aksi sebagai sebuah prilaku di masayarkat akan terlindungi sekali dengan RUU ini. Cuma mungkin sekarang bagimana gencar kita agar kaum wanita tidak melihat kepada sebaliknya. Kita prihatin dengan dalam demo- demo anti RUU itu ada kaum muslimah yang berjilbab . Ini adalah tantangan buat kita. Jadi barangkali inilah kesempatan buat kita sebenarnya untuk mensosialisasikan Islam lebih jauh dan lebih luas lagi. Saran kepada para muslimah ? Kita tidak boleh menjadi wanita yang bingung dalam artian pemikiran, keyakinan dan amal kita dibentuk oleh orang-orang yang tidak berdasar kepada pemikiran yang benar. Berarti kita harus memiliki kemandirian ilmu bahwa kita harus tahu semua tentang wanita, kita tahu tentang keluarga, sehingga perilaku kita amal kita tidak ditentukan oleh pemikiran orang-orang yang tidak jelas. Kita bisa mengcounter itu adalah benar karena kita mempunyai dasar ilmu yang benar. (fzyqn)


/@cwi

pengunjung membaca ini juga:



0 komentar:

Posting Komentar


Gabung bersama kami

About Me

admin jg menerima pelayanan jasa

admin jg menerima pelayanan jasa
Jasa arsitek rumah; desain arsitek / desain rumah, gambar denah rumah, bangun rumah baru, renovasi rumah dan pembangunan mesjid, mushola, ruko, disaign taman, dll. klik gambar utk kontak personal.

Syiar Islam On Twitter

Site info

Kalkulator Zakat Fitrah

  © Syiar islam Intisari Muslim by Dede Suhaya (@putra_f4jar) 2015

Back to TOP  

Share |