Say no to Valentine !!!


Sob,,,Memasuki bulan Februari, kita
menyaksikan banyak media massa, mal-mal,
pusat-pusat hiburan bersibuk-ria berlomba
menarik perhatian pelanggannya mulai
dari para remaja yang masih ‘bau kencur’
sampai dengan adult(wong dewasa) dengan menggelar acara-acara pesta perayaan
yang tak jarang berlangsung hingga larut
malam bahkan hingga dini hari. Semua
pesta tersebut bermuara pada satu hal
yaitu Valentine’s Day atau biasanya disebut
hari kasih sayang. Biasanya pada 14 Februari mereka saling mengucapkan
“selamat hari Valentine”, berkirim kartu
dan bunga, saling bertukar pasangan, saling
curhat, menyatakan sayang ataucinta. Sangat disayangkan banyak AaBeGe
khususnya teman-teman kita,cowok maupun
cewek,para remaja muslim yang terkena
penyakit ikut-ikutan dan mengekor budaya
Barat atau bisa dikatakan budaya ritual
agama lain.Ini semua tak terlepas dari akibat pengaruh TV dan media massa
lainnya yang mengompori sehingga acara
nya sayang untuk dilewatkan. Termasuk
dalam hal ini perayaan Hari Valentine,
yang pada dasarnya adalah mengenang
kembali pendeta St.Valentine. Belakangan, Virus Valentine tidak hanya menyerang
remaja bahkan orang tua pun turut larut
dalam perayaan yang bersumber dari
budaya Barat ini. Sejarah Valentine Ensiklopedia Katolik menyebutkan tiga versi
tentang Valentine, tetapi versi terkenal
adalah....
1. kisah Pendeta St.Valentine yang hidup di
akhir abad ke 3 M di zaman Raja Romawi
Claudius II. Pada tanggal 14 Februari 270
M Claudius II menghukum mati
St.Valentine yang telah menentang
beberapa perintahnya. Claudius II melihat St.Valentine meng-
ajak manusia kepada agama Nashrani
lalu dia memerintahkan untuk
menangkapnya.Tuuhh,,tujuannya adalah
mengajak manusia ke agama
nasrani,MAU??? Pindah agama MAU??? 2. Dalam versi kedua , Claudius II
memandang para bujangan lebih tabah
dalam berperang daripada mereka yang
telah menikah yang sejak semula menolak
untuk pergi berperang. Maka dia
mengeluarkan perintah yang melarang pernikahan. Tetapi St.Valentine
menentang perintah ini dan terus
mengada-kan pernikahan di gereja
dengan sembunyi-sembunyi sampai
akhirnya diketahui lalu dipenjarakan.
Dalam penjara dia berkenalan dengan putri seorang penjaga penjara yang
terserang penyakit. Ia mengobatinya
hingga sembuh dan jatuh cinta
kepadanya. Sebelum dihukum mati, dia
mengirim sebuah kartu yang bertuliskan
“Dari yang tulus cintanya, Valentine.” Hal itu terjadi setelah anak tersebut memeluk
agama Nashrani ber-sama 46
kerabatnya.Dari sinilah ritual berkirim
kartu ucapan cinta atau sekarang lebih
modern bisa via SMS, BBM ,Whatsapp,
atau apa aja deh pake media sosialnye,,,yang penting maksud da tujuan
untuk mengungkapkan rasa cinta dan
sayang nan illegal tersampaikan. 3. Versi ketiga menyebutkan ketika agama
Nashrani tersebar di Eropa, di salah satu
desa terdapat sebuah tradisi Romawi yang
menarik perhatian para pendeta. Dalam
tradisi itu para pemuda desa selalu
berkumpul setiap pertengahan bulan Februari. Mereka menulis nama-nama gadis
desa dan meletakkannya di dalam sebuah
kotak, lalu setiap pemuda mengambil salah
satu nama dari kotak tersebut, dan gadis
yang namanya keluar akan menjadi
kekasihnya sepanjang tahun. Ia juga mengirimkan sebuah kartu yang bertuliskan
” dengan nama tuhan Ibu, saya kirimkan
kepadamu kartu ini.” Akibat sulitnya menghilangkan tradisi
Romawi ini, para pendeta memutuskan
mengganti kalimat “dengan nama tuhan
Ibu” dengan kalimat ” dengan nama
Pendeta Valentine” sehingga dapat
mengikat para pemuda tersebut dengan agama Nashrani. Dalam versi lain mengatakan: 1. St.Valentine di-tanya tentang Atharid,
tuhan perdagangan, kefasihan, makar
dan pencurian, dan Jupiter, tuhan orang
Romawi yang terbesar. Maka dia
menjawab tuhan-tuhan tersebut buatan
manusia dan bahwasanya tuhan yang sesungguhnya adalah Isa Al Masih, oleh
karenanya ia dihukum mati. Maha Tinggi
Allah dari apa yang dikatakan oleh
orang-orang yang dzalim tersebut. 2. Hari tersebut adalah hari perayaan
agama Romawi kuno yang meyakini 15
Februari adalah hari raya Lupercalia
(dewa kesuburan), 2 hari pertama 13-14
Februari dirayakan sebagai persembahan
bagi dewi cinta Juno Februata, diakhiri dengan pengundian para pemuda untuk
memilih pasangannya yang boleh
dizinahi selama setahun. Kemudian
masuklah agama Nasrani yang menuntut
akulturasi budaya pada masa Gregory I
dan Paus Gelasius I, hari itu dinamakan Valentine Day karena bertepatan dengan
kematian sang santo (Encyclopedia
Britanica, The World Book Encyclopedia) Mengadakan pesta pada hari tersebut
bukanlah sesuatu yang sepele, tapi lebih
mencerminkan ‘pengadopsian’ nilai-nilai
Barat nan kafir yang tidak memandang
batasan ‘normatif’ dalam pergaulan antara
pria dan wanita sehingga saat ini kita lihat struktur social,demografi penduduk dan
etika sosial mereka menjadi porak-poranda
akibat pergaulan yang sangat bebas. Bahkan saat ini beredar kartu-kartu
perayaan keagamaan ini dengan gambar
anak kecil dengan dua sayap terbang
mengitari gambar hati sambil mengarahkan
anak panah ke arah hati yang sebenarnya
itu merupakan lambang tuhan cinta bagi orang-orang Romawi!!! Naahhh lhooo… Budaya bagi-bagi kartu ini diawali pada
1415 M, Duke of Orleans yang sedang
dipenjara di Tower of London mengirim
surat pada istrinya pada hari perayaan
valentine, oleh seorang penyair inggris
Geoffrey Chaucer peristiwa itu dikaitkan dengan musim kawin burung dalam sebuah
puisi. Kasih sayang atau kasian dech lu…??? Setelah paham ‘amburadul’nya si Valentine,
sebagai Muslim kita harus berkaca pada
identitas kita dan syari’at kita. 1. Ingat agama ini melarang kita ‘latah’, dan janganlah kamu mengikuti apa yang
kamu tidak mempunyai pengetahuan
tentangnya. Sesungguhnya pendengaran,
penglihatan dan hati, semuanya itu akan
diminta pertanggungan jawabnya.(QS. Al
isra’ : 36) 2. Kita dilarang ikut-ikutan (tasyabbuh)
orang kafir karena bisa jadi kafir juga, Hai orang-orang yang beriman, jika kamu
mengikuti sebahagian dari orang-orang
yang diberi Al Kitab, niscaya mereka akan
mengembalikan kamu menjadi orang kafir
sesudah kamu beriman.(QS. Ali ‘Imran : 100) Hai orang-orang yang beriman, jika kamu
mentaati orang-orang yang kafir itu,
niscaya mereka mengembalikan kamu ke
belakang (kepada kekafiran), lalu jadilah
kamu orang-orang yang rugi.(QS. Ali
‘Imran : 149) Ibnu Jarir At Thabari “ Dengan hal itu
orang-orang beriman dilarang mentati
pendapat orang kafir dan menerima
nasihat dari ajaran agama mereka (Tafsir
Ath Thobari IV/123) Keinginan untuk ikut-ikutan memang ada
dalam diri manusia, akan tetapi hal
tersebut menjadi tercela dalam Islam
apabila orang yang diikuti berbeda dengan
kita dari sisi keyakinan dan pemikirannya.
Apalagi bila mengikuti dalam perkara akidah, ibadah, syi’ar dan kebiasaan. Allah Subhaanahu wa Ta’ala telah
berfirman: Hai orang-orang yang beriman, janganlah
kamu mengambil orang-orang Yahudi dan
Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu);
sebahagian mereka adalah pemimpin bagi
sebahagian yang lain. Barangsiapa
diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, Maka Sesungguhnya orang itu
Termasuk golongan mereka. Sesungguhnya
Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang yang zalim.(QS. Al Maidah :
51) žKamu tak akan mendapati kaum yang
beriman pada Allah dan hari akhirat,
saling berkasih-sayang dengan orang-orang
yang menentang Allah dan Rasul-Nya,
Sekalipun orang-orang itu bapak-bapak,
atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. meraka Itulah
orang-orang yang telah menanamkan
keimanan dalam hati mereka dan
menguatkan mereka dengan pertolongan[*]
yang datang daripada-Nya. dan dimasukan-
Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di
dalamnya. Allah ridha terhadap mereka,
dan merekapun merasa puas terhadap
(limpahan rahmat)-Nya. mereka Itulah
golongan Allah. ketahuilah, bahwa
Sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung.(QS. Al mujadilah :
22) [*] Yang dimaksud dengan pertolongan
ialah kemauan bathin, kebersihan hati,
kemenangan terhadap musuh dan lain lain. …perempuan yang berzina dan laki-laki
yang berzina, Maka deralah tiap-tiap
seorang dari keduanya seratus dali dera,
dan janganlah belas kasihan kepada
keduanya mencegah kamu untuk
(menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat,
dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman
mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-
orang yang beriman.(QS. An-Nur : 2) Di antara dampak buruk menyerupai
mereka adalah: 1. ikut mempopulerkan ritual-ritual mereka
sehingga terhapuslah As-Sunnah (tuntunan
Allah dan Rasul-Nya). 2. Tidak ada suatu bid’ah pun yang
dihidupkan kecuali saat itu ada suatu
sunnah yang ditinggalkan 3. Dampak buruk lainnya, bahwa dengan
mengikuti mereka berarti memperbanyak
jumlah mereka, mendukung dan mengikuti
agama mereka, padahal seorang muslim
dalam setiap raka’at shalatnya membaca : “Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu)
jalan orang-orang yang telah Engkau
anugerahkan nikmat kepada mereka; bukan
(jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pu-
la jalan) mereka yang sesat.” (Al-
Fatihah:6-7) Masih maukah kita ikuti ibadah
mereka??? Bagaimana bisa kita memohon kepada
Allah agar ditunjukkan kepadanya jalan
orang-orang yang mukmin dan dijauhkan
darinya jalan golongan mereka yang sesat
dan dimurkai, namun kita sendiri malah
menempuh jalan sesat itu dengan sukarela. Bila dalam merayakannya bermaksud untuk
mengenang kembali Valentine maka tidak
disangsikan lagi bahwa ia telah kafir,
adapun bila ia tidak bermaksud demikian
maka ia telah melakukan suatu ke-
mungkaran yang besar. Padahal Rasul Shallallaahu ‘alaihi wa
sallam telah melarang untuk mengikuti tata
cara peribadatan selain Islam: “Barang
siapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk
dari kaum tersebut .” (HR. At-Tirmidzi). Dalam hadits lain, Demi Dzat yang jiwaku di tangan-Nya,
sungguh kalian akan mengikuti kebiasaan
orang-orang yang ada sebelum kalian.” (HR.
At-Tirmidzi, ia berkata, hasan shahih). Ibnul Qayyim berkata, “Memberi selamat
atas acara ritual orang kafir yang khusus
bagi mereka, telah disepakati bahwa
perbuatan tersebut haram. Semisal
memberi selamat atas hari raya dan puasa
mereka, dengan mengucapkan, “Selamat hari raya!” dan semisalnya. Bagi yang
mengucapkannya, kalau pun tidak sampai
pada kekafiran, paling tidak itu merupakan
perbuatan haram. Berarti ia telah memberi
selamat atas perbuatan mereka yang
menyekutu-kan Allah. Bahkan perbuatan tersebut lebih besar dosanya di sisi Allah
dan lebih dimurkai dari pada memberi
selamat atas perbuatan minum khamar
atau membunuh. Banyak orang yang kurang
mengerti agama terjerumus dalam suatu
perbuatan tanpa menyadari buruknya perbuatan tersebut. Seperti orang yang
memberi selamat kepada orang lain atas
perbuatan maksiat, bid’ah atau kekufuran
maka ia telah menyiapkan diri untuk
mendapatkan kemarahan dan kemurkaan
Allah.” Antara latah atau gak paham sunnah… Abdullah bin amr bin Ash berkata, “Siapa
yang mengikuti negara-negara ‘ajam dan
melakukan perayaan Nairuz dan Mihrajan
serta menyerupai mereka sampai ia
meninggal dan dia tidak bertaubat maka
dia akan dikumpulkan bersama mereka pada hari kiamat” Hadits yang cukup jelas, terang, tegas dan
sekaligus bantahan terhadap orang yang
gak ‘ngaca’ dulu sebelum beramal alias
‘latah’ Abu Waqid Radhiallaahu ‘anhu
meriwayatkan: Rasulullah Shallallaahu
‘alaihi wa sallam saat keluar menuju
perang Khaibar, beliau melewati sebuah
pohon milik orang-orang musyrik, yang
disebut dengan Dzaatu Anwaath, biasanya mereka menggantungkan senjata-senjata
mereka di pohon tersebut. Para sahabat
Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam
berkata, “Wahai Rasulullah, buatkan untuk
kami Dzaatu Anwaath, sebagaimana
mereka mempunyai Dzaatu Anwaath.” Maka Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, ” Maha Suci Allah, ini seperti
yang diucapkan kaum Nabi Musa, ‘Buatkan
untuk kami tuhan sebagaimana mereka
mempunyai tuhan-tuhan.’ Adalah wajib bagi
setiap orang yang mengucapkan dua kalimat syahadat untuk melaksanakan wala’
dan bara’ ( loyalitas kepada muslimin dan
berlepas diri dari golongan kafir) yang
merupakan dasar akidah yang dipegang
oleh para nabi dan orang-orang terdahulu.
Yaitu mencintai orang-orang mu’min dan membenci orang-orang kafir serta
menyelisihi mereka dalam ibadah dan
perilaku. Serta mengetahui bahwa sikap
seperti ini di dalamnya terdapat kemas-
lahatan yang tidak terhingga, sebaliknya
gaya hidup yang menyerupai orang kafir justru mengandung kerusakan yang lebih
banyak. Lain dari itu, mengekornya kaum muslimin
terhadap gaya hidup mereka akan membuat
mereka senang, lagi pula, menyerupai kaum
kafir dapat melahirkan kecintaan dan
keterikatan hati. Fatwa Syeikh Ibnu Utsaimin: Pertanyaan:
Pada akhir-akhir ini ini telah tersebar dan
membudaya perayaan hari Valentine -
terutama di kalangan pelajar putri,
padahal ia merupakan salah satu dari
sekian macam hari raya kaum Nashrani. Biasanya pakaian yang dikenakan berwarna
merah lengkap dengan sepatu, dan mereka
saling tukar mawar merah. Bagaimana
hukum merayakan hari Valentine ini, dan
apa pula saran dan anjuran anda kepada
kaum muslimin. Semoga Allah selalu memelihara dan melindungi anda. Jawab:
Merayakan hari Valentine itu tidak boleh,
karena: Pertama: ia merupakan hari raya bid’ah
yang tidak ada dasar hukumnya di dalam
syari’at Islam. Kedua : ia dapat menyebabkan hati sibuk
dengan perkara-perkara rendahan seperti
ini yang sangat bertentangan dengan
petunjuk para pendahulu kita yang
sholeh.Semoga Allah meridhai mereka.
Maka tidak halal melakukan ritual hari raya, baik dalam bentuk makan-makan,
minum-minum, berpakaian, saling tukar
hadiah ataupun lainnya. Hendaknya setiap
muslim merasa bangga dengan agamanya,
tidak menjadi orang yang tidak mempunyai
pegangan dan ikut-ikutan. Ada seorang gadis mengatakan, bahwa ia
tidak mengikuti keyakinan mereka, hanya
saja hari Valentine tersebut secara khusus
memberikan makna cinta dan suka citanya
kepada orang-orang yang
memperingatinya. Ini adalah suatu kelalaian, padahal sekali lagi perayaan ini
adalah dari ritual agama lain! Hadiah yang diberikan sebagai ungkapan
cinta adalah sesuatu yang baik, namun bila
dikaitkan dengan pesta-pesta ritual agama
lain dan tradisi-tradisi Barat, akan
mengakibatkan terobsesi oleh budaya dan
gaya hidup mereka. Alhamdulillah, kita mempunyai pengganti
yang jauh lebih baik dari itu semua,
sehingga kita tidak perlu meniru dan
menyerupai mereka. Di antaranya, bahwa
dalam pandangan kita, seorang ibu
mempunyai kedudukan yang agung, kita bisa mempersembahkan ketulusan dan cinta itu
kepadanya dari waktu ke waktu, demikian
pula untuk ayah, saudara, suami …dst, tapi
hal itu tidak kita lakukan khusus pada saat
yang dirayakan oleh orang-orang kafir. Jangan mengundang bencana !!! Kondisi kita sekarang masih dilingkupi
berbagai bencana, ada yang namanya
banjir,longsor,meluapnya air laut dan
bencana-bencana lainnya yang tidak kita
inginkan.Setelah kita membalikkan
lembaran-lembaran hari-hari kita ternyata bencana-bencana yang terjadi pada saat
sekarang tak lepas dari maksiat dan
pelanggaran yang ita lakukan.Apakah kita
lupa dengan perayaan Tahun Baru yang
merupakan budaya non muslim yang kita
langsungkan dengan begitu meriahnya.Namun, apa yang terjadi
sekarang??? Allah bukannya benci dan marah kepada
kita karna kita telah bermaksiat kepada-
Nya namun ini adalah bentuk Kasih dan
Sayang Allah kepada kita sebagai hamba
yang ditugaskan untuk beribadah kepada-
Nya.Allah begitu perhatian kepada kita sehingga Allah berikan semacam ‘alarm’
buat kita karna kita sudah membelot,
menjauh dari Kasih dan Sayang –Nya.Allah
inginkan kita selalu dalam kondisi
‘pedekate’ kepada-Nya. Maka dari itu, wahai saudaraku Jangan
Mengundang Bencana,,, Apakah kita tidak mengetahui kondisi
sauddara-saudara muslim kita di belahan
bumi yang lain,mereka tiap detik demi
detik, menit demi menit, jam demi jam hari
berganti hari, minggu berganti minggu
hingga bertahun-tahun…Mereka Tak sempat memikirkan apa itu hari valentine. Mereka yang di Palestina, Suriah, Rohingya,
Iraq, Afghanistan,Afrika dan di negeri-
negeri muslim Lainnya mendapatkan
penindasan,pelecehan dan direbut rasa
kasih dan sayangnya kepada Allah ‘azza wa
jalla dengan pelarangan beribaddah,dilarang untuk mengenakan
hijab dengan sempurna, dilarang untuk
meninggikan masjid-masjid,dilarang
mereka untuk mendirikan Shalat dan syiar-
syiar islam bahkan lebih dari itu, tahukah
kita ,Apa yang mereka peroleh dari tauhid yang mereka pertahankan,yang mana kita
dengan seenaknya ‘membatalkan’
ketauhidan kita dengan meniru-niru ibadah
kaum kafir??? Mereka mendapatkan,
pelecehan.penzoliman,penghancuran
rumah-rumah mereka bahkan nyawa mereka rela di korbankan asalkan ketauhidan
mereka tidak tergadaikan.Inilah yang
belum kita dapatkan, apakah kita menunggu
kondisi kita sama seperti kondisi saudara-
saudara kita yang mendapatkan
penindasan supaya dapat menjalankan ketauhidan dengan benar??? Semoga Allah senantiasa menjadikan hidup
kita penuh dengan kecintaan dan kasih
sayang yang tulus, yang menjadi jembatan
untuk masuk ke dalam Surga yang
hamparannya seluas langit dan bumi yang
disediakan bagi orang-orang yang bertakwa. Semoga Allah menjadikan kita termasuk
dalam golongan orang-orang yang saling
mencintai karna Allah dan membenci karna
Allah ‘azza wa jalla. Semoga Allah melindungi kaum muslimin
dari segala fitnah (ujian hidup), yang
tampak ataupun yang tersembunyi dan
semoga meliputi kita semua dengan
bimbingan-Nya. Wallahu a’lam bish-showwab/@cwi

pengunjung membaca ini juga:



0 komentar:

Posting Komentar


Gabung bersama kami

About Me

admin jg menerima pelayanan jasa

admin jg menerima pelayanan jasa
Jasa arsitek rumah; desain arsitek / desain rumah, gambar denah rumah, bangun rumah baru, renovasi rumah dan pembangunan mesjid, mushola, ruko, disaign taman, dll. klik gambar utk kontak personal.

Syiar Islam On Twitter

Site info

Kalkulator Zakat Fitrah

  © Syiar islam Intisari Muslim by Dede Suhaya (@putra_f4jar) 2015

Back to TOP  

Share |