Bagaimana Kita Mempersiapkan Anak Untuk Menghafal Al Quran?


Proses penyiapan anak untuk hafal Al
Quran terlihat pada beberapa poin berikut: 1. Menciptakan lingkungan rumah Qur’ani
untuk anak. Dalam arti seorang anak
tidak akan memberikan perhatian dan
cintanya kepada Al Quran, selama
tidak ada contoh dari keluarganya
yang terdiri dari kedua orangtua dan saudara-saudaranya. Oleh karena itu
hendaknya kedua orangtua harus
memulai menghafal dan mempelajari
Al Quran terlebih dahulu. Pasti
setelah itu anak akan belajar dari
mereka. Dan hendaknya ada jadwal- jadwal khusus membaca Al Quran
walaupun hanya beberapa
rubu’ (seperempat halaman) saja
sehari. 2. Orang tua harus berusaha menghafal
Al Quran beberapa juz dari Al Quran
dan konsisten dengannya. Mereka bisa
menghafal 10 ayat dalam sepekan
dengan berusaha untuk menyetorkan
juz yang dihafalkannya itu kepada orang lain. Atau bisa saling berlomba
siapa yang bisa menyesaikan juz yang
sedang dihafal terlebih dahulu. Dan
itu dilakukan dengan disaksikan anak-
anak mereka. Bisa juga dilakukan di
depan seorang qori atau pakarnya. Entah di rumah atau di masjid. Anak-
anak juga harus dibiasakan diajak ke
masjid agar mereka juga terbiasa
melakukannya. Perlu juga kita ingatkan
bahwa hafalan Al Quran harus
diiringin dengan amal. Sehingga perilaku kedua orang tua sejalan
dengan ajaran-ajaran Al Quran. Para
sahabat dahulu tidak sampai melewati
10 ayat Al Quran sampai mereka bisa
mengamalkan apa yang mereka hafal. 3. Kedua orangtua saling memberi
hadiah ketika keduanya menyelesaikan
juz yang telah dihafal. Dan hendaknya
anak-anak juga mengetahuinya. Atau
kalau bisa juga turut serta membelikan
hadiah untuk keduanya. 4. Kedua orangtua konsisten
mendengarkan program-program
radio atau mendengarkan rekaman-
rekaman kaset (atau yang lainnya) dan
mendiskusikannya di depan anak-anak.
Nah dari sini keduanya bisa mengembangkan skill pendengaran
pada anak. 5. Memperdengarkan kepada anak suara
kaset-kaset rekaman salah seorang
qori terkenal dan memiliki suara dan
bacaan yang bagus ketika mereka
sedang mengerjakan hal-hal yang
mereka senangi seperti menggambar (melukis) atau mewarnai. 6. Menggunakan rekaman-rekaman
hafalan Al Quran di komputer
sehingga akan membangkitkan
keinginan anak duduk di depan
komputer dan melatihnya mengikuti
ayat-ayat yang hendak dihafal. 7. Memperkenalkan anak dengan Al
Quran yang mulia ini. Misalnya tentang
kisah turunnya Al Quran kepada
Rasulullah saw, jumlah juz-juz dan
surat-surat di dalamnya. Serta
menceritakan kepadanya beberapa kisah-kisah Al Quran seperti kisah
dalam surat al-Baqoroh, dua orang
pemilik kebuh dan kisah-kisah para
nabi. Kapan Seorang Anak Mulai Menghafal
Al Quran?
Sebagian orang mengatakan bahwa anak
mulai bisa menghafal Al Quran sejak usia 3
tahun. Sementara yang lain mengatakan
pada usia empat tahun. Tapi saya yakin
menghafal bisa dilakukan sebelum itu dan
semuanya tergantung dari pengalaman. Oleh karena itu banyak anak-anak yang
cerdas sepanjang sejarah yang telah
menyelesaikan hafalan Al Quran di usia-
usia ini. Sebagian mereka ada yang hafal
pada usia 5 tahun. Dan ini tergantung dari
kondisi individunya. Perlu kita ketahui bahwa Allah tidak membeban suatu jiwa
melainkan apa yang ia sanggupi. Untuk anak
anda hendaknya anda memperhatikan hal-
hal berikut: Kenali sejauh mana kemampuan anakmu
dalam mengafal. Pada umumnya, setiap ibu
pasti tahu apakah anaknya cepat dalam
menghafal, kuat ataukah lemah
memorinya? Apabila sekarang anda belum
mengenal, maka kenalilah saat ini juga. Apabila anda sudah mengetahui bahwa dia
cepat dalam menghafal atau sudah bagus
hafalannya –dan itu bisa dilihat dari
kemampuannya menyanyikan nasyid-nasyid,
lagu-lagu yang ia lihat di TV, radio atau
rekaman-rekaman lainnya, maka yang harus anda lakukan adalah: 1. Buatlah perencaaan bersama suami
(rencana tahunan, bulan, pekanan dan
harian menghafal Al Quran) dalam
sebuah jadwal yang dipantau oleh
mereka misalnya dalam menyelesaikan
6 juz dalam setahun. Atau menyelesaikan hafalan Al Quran
seluruhnya dalam 5 tahun Insya Allah.
Anak bisa menghafal 20-25 ayat
dalam sepekan atau sekitar
seperempat hizb. Ada orang yang bisa
menghafal lebih banyak dari itu. Tapi cukuplah kadar di atas agar tidak
menjadi beban atau kesulitan. Tapi
ada juga orang yang tidak
memperhatikan ini semua. Tapi saran
saya jangan ada paksaan dalam hal
ini. Sesuatu yang sedikit tapi tetap dilakukan secara rutin lebih baik dari
pada banyak tapi terputus-putus, tidak
ada berkah dan cepat lupa karena
tidak dijaga. 2. Anak memulai hafalannya dari juz
Amma. 3. Anak mendengarkan sampai juz yang
sudah ditentukan dalam sehari melalui
kaset rekaman 4-5 ayat. Bisa jadi
ayatnya akan lebih apabila ayat-ayat
yang hendak dihafal adalah ayat-ayat
pendek. Dan itu bisa dibiasakan saat sedang mewarnai atau menggambar.
Kita tidak harus memaksakan anak
duduk mendengarkan ayat-ayat yang
akan dihafal dan mengulang-
ulanginya. 4. Pada akhir pekan kita bisa melihat
ayat-ayat Al Quran sudah mulai
melekat di benaknya. Akan tetapi
hanya butuh pengikatan saja pada
ayat-ayatnya. Nah saat itu usahakan
anak diajak pergi ke masjid untuk melihat anak-anak lainnya yang juga
sedang melakukan apa yang ia lakukan.
Dan ini akan membangkitkan semangat
perlombaan. “dan untuk yang demikian
itu hendaknya orang berlomba-lomba.
”(Qs al-Mutaffifin: 26). Hendaknya anak difokuskan di bawah penanganan
seorang guru yang spesialis. Apabila
belum memungkinkan, maka ayahnya
bisa melakukan hal itu. Dan itu
dilakukan pada setiap akhir pekan
(weekend). Caranya, anak duduk di depan ayahnya, lalu ayahnya
membacakan ayat terlebih dahulu,
kemudian anaknya mengikutinya. Dan
umumnya aktifitas ini hanya memakan
waktu 20 menit saja. Seyogyanya ini
dilakukan secara terus-menerus dan jangan sampai meninggalkannya
sampai anak benar-benar
melakukannya dengan baik. Ini dilihat
dari satu sisi. Dari sisi lainnya, agar
terbentuk pada anak kebiasaan
membaca Al Quran, menjaga, memelihara dan mencintainya. Akan
lebih bagus lagi apabila kegiatan ini
dilakukan dengan sesuatu yang disukai
anak, misalnya mengajaknya jalan-
jalan atau rihlah di akhir pekan. Saya
tidak bermaksud mengajaknya rihlah atau jalan sebagai syarat ia
menghafal. Sebagaimana saya juga
mengingatkan keharusan
membangkitkan semangat kegembiraan
dan gairah terhadap kegiatan ini
tanpa mengurangi sedikitpun perasaan menghormati dan menjunjung tinggi
dari yang dibaca. 5. Mengapresiasi anak ketika ia bisa
melakukan hafalannya lebih cepat
dengan kata-kata yang baik, penuh
pujian dan mengingatkannya bahwa
apa yang dilakukannya itu akan
membahagiakan kedua orangtuanya sebelum ia mendapatkan ridho dari
Tuhannya. Atau bisa juga dengan
mentraktirnya makan di luar rumah. 6. Mengadakan pesta setelah ia berhasil
menghafal satu juz. 7. Agar hafalan Al Quran tidak mudah
hilang, maka kita harus menjaganya
dengan murojaah secara
berkesinambungan. Anak harus
melakukan murojaah hafalannya
setiap pekan dengan cara yang sudah saya sebutkan di atas. Ia juga harus
melakukan murojaah bulanan.
Murojaah dilakukan dengan
mendengarkan kembali ayat-ayat yang
dihafal pada 3 hari terakhir dalam
sebulan, lalu dengan cara yang juga disebutkan sebelumnya. Seorang ayah
hendaknya menyimak hafalan anak di
sela-sela bulanan. Akan lebih bagus
lagi apabila proses murojaah ini
dilakukan dalam bentuk musabaqoh
(perlombaan) yang diadakan, misalnya di masjid dan memberikan hadiah-
hadiah secara simbolis. 8. Berperan sebagai pengganti guru
tahfiz -ini berfungsi sebagai motivasi
bagi anak yang pandai dalam tilawah
Al Quran dan hafal beberapa juz Al
Quran secara itqon. Seperti misalnya
dengan cara menjadi guru tahfiz pada juz ini bagi siapa saja yang belum
hafal di antara saudara-saudaranya
atau teman-temannya di masjid
dengan syarat berada dalam
bimbingan ayah atau seorang syekh di
masjid. Bagaimana Mengatasi Rasa Bosan? Jarang sekali rasa bosan hinggap dalam
jiwa seorang anak ketika ia menghafal,
kalau kita mengikuti metode yang lalu.
Karena kita tidak menganjurkannya ia untuk
banyak duduk dan mengulang-ulang kecuali
hanya satu kali saja sepekan. Itu juga dikarenakan hafalan sudah melekat di
dalam dirinya dengan sesuatu yang ia
senangi. Adapun apabila ada sesuatu yang
meresap seperti futur (patah semangat)
atau bosan, maka kita harus membahas
dalam beberapa perubahan, misalnya: 1. Apabila anak dihinggapi rasa futur
maka pertama kali janganlah kedua
orang tua memperlihatkan
perhatiannya akan hal itu. Akan tetapi
keduanya tetap fokus pada cara yang
dilakukan (membaca Al Quran harian, hafalan dan mengkhatamkan tilawah
dan seterusnya). Jangan sampai
jadwal keduanya berubah, merubah
metode yang digunakan atau
memperlihatkan kesedihan terhadap
anak yang futur menghafal. Tapi mereka harus terus menyibukkan
rekaman-rekaman ayata Al Quran
kepada anak sebelum tidur. 2. Hendaknya seorang anak belajar
menyibukkan sendiri ayat-ayat yang
akan dihafal melalui rekaman.
Kemudian melakukan kegiatan
menggambar, mewarnai atau
membantu ibunya mengerjakan tugas- tugas rumah tangga dalam keadaan
tetap mendengarkan ayat. 3. Masjid mengadakan program rihlah
khusus. Di perjalanan anak-anak selalu
diperdengarkan ayat-ayat –kalau bisa-
untuk memastikan hafalan Al Quran
mereka. Hal itu juga bisa dilakukan di
mobil ketika pergi dalam salah satu rihlah keluarga di akhir pekan.
Orangtua seyogyanya menjadi teladan
dalam hal ini. Ayah meminta ibu untuk
mengulangi ayat-ayat yang sudah
dihafal dan sebaliknya ayah juga
melakukan hal yang sama. Kemudian anak. Bagaimana Kita Membantu Meningkat
Konsentrasi Pada Anak? Apabila anak anda tidak bisa menghafal
dengan baik, maka anda harus mengikuti
cara-cara sebelumnya dan anda harus: 1. Membuat planning menghafal yang
sesuai dengan kemampuan anak,
misalnya menghafal rubu hizb
(seperempat hizb) dalam dua minggu
sebagai ganti dari seminggu. 2. Mengulang-ulang ayat lebih dari sekali
sebelum tidur. Hendaknya ini menjadi
terakhir dari apa yang ia dengar
sebelum tidur. 3. Tidak membentak anak apabila lambat
dalam menghafal. 4. Memberikan apresiasi setiap kali ia
bisa menghafal lebih cepat. 5. Menambah jumlah ayat yang hendak
dihafal dalam sehari sebagai ganti
dari 2 ayat. Jadikan ia 4 ayat. Teslah
anakmu bagaimana responnya dengan
penambahan ini. Apabila tidak terjadi
kesalahan apapun, teruskanlah ia untuk melakukan cara-cara itu. Jika ia
tidak bisa menjawab (pertanyaan),
kembalilah ke peraturan yang ia
sanggupi. 6. Bagilah ayat-ayat yang panjang
menjadi beberapa penggal sampai
bisa memudahkan hafalan. Dan terakhir saya menasehi rekan-rekan
pemerhati tarbiyyah untuk bersabar dan
tabah. Karena ini adalah kunci kesuksesan
hakiki bagi anak. Wallahu A’lam bish Shawab/@cwi

pengunjung membaca ini juga:



0 komentar:

Posting Komentar


Gabung bersama kami

About Me

admin jg menerima pelayanan jasa

admin jg menerima pelayanan jasa
Jasa arsitek rumah; desain arsitek / desain rumah, gambar denah rumah, bangun rumah baru, renovasi rumah dan pembangunan mesjid, mushola, ruko, disaign taman, dll. klik gambar utk kontak personal.

Syiar Islam On Twitter

Site info

Kalkulator Zakat Fitrah

  © Syiar islam Intisari Muslim by Dede Suhaya (@putra_f4jar) 2015

Back to TOP  

Share |