Sejarah Zionisme






Alloh Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

يَا قَوْمِ ادْخُلُوا الأرْضَ الْمُقَدَّسَةَ الَّتِي كَتَبَ اللَّهُ لَكُمْ وَلا تَرْتَدُّوا عَلَى أَدْبَارِكُمْ فَتَنْ قَلِبُوا خَاسِرِينَ قَالُوا يَا مُوسَى إِنَّ فِيهَا قَوْمًا جَبَّارِينَ وَإِنَّا لَنْ نَدْخُلَهَا حَتَّى يَخْرُجُوا مِنْهَا فَإِنْ يَخْرُجُوا مِنْهَا فَإِنَّا دَاخِلُونَ قَالَ رَجُلانِ مِنَ الَّذِينَ يَخَافُونَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمَا ادْخُلُوا عَلَيْهِمُ الْبَابَ فَإِذَا دَخَلْتُمُوهُ فَإِنَّكُمْ غَالِبُونَ وَعَلَى اللَّهِ فَتَوَكَّلُوا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ قَالُوا يَا مُوسَى إِنَّا لَنْ نَدْخُلَهَا أَبَدًا مَا دَامُوا فِيهَا فَاذْهَبْ أَنْتَ وَرَبُّكَ فَقَاتِلا إِنَّا هَا هُنَا قَاعِدُونَ قَالَ رَبِّ إِنِّي لا أَمْلِكُ إِلا نَفْسِي وَأَخِي فَافْرُقْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ الْقَوْمِ الْفَاسِقِينَ قَالَ فَإِنَّهَا مُحَرَّمَةٌ عَلَيْهِمْ أَرْبَعِينَ سَنَةً يَتِيهُونَ فِي الأرْضِ فَلا تَأْسَ عَلَى الْقَوْمِ الْفَاسِقِينَ

“Hai kaumku, masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan Alloh bagimu, dan janganlah kamu lari ke belakang (karena takut kepada musuh), maka kamu menjadi orang-orang yang merugi. Mereka berkata: "Hai Musa, sesungguhnya dalam negeri itu ada orang-orang yang gagah perkasa, sesungguhnya kami sekali-kali tidak akan memasukinya sebelum mereka ke luar daripadanya. Jika mereka ke luar daripadanya, pasti kami akan memasukinya." Berkatalah dua orang di antara orang-orang yang takut (kepada Alloh) yang Alloh telah memberi nikmat atas keduanya: "Serbulah mereka dengan melalui pintu gerbang (kota) itu, maka bila kamu memasukinya niscaya kamu akan menang. Dan hanya kepada Alloh hendaknya kamu bertawakal, jika kamu benar-benar orang yang beriman". Mereka berkata: "Hai Musa, kami sekali-sekali tidak akan memasukinya selama-lamanya, selagi mereka ada di dalamnya, karena itu pergilah kamu bersama Robb-mu, dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti di sini saja." Berkata Musa: "Ya Robbi, aku tidak menguasai kecuali diriku sendiri dan saudaraku. Sebab itu pisahkanlah antara kami dengan orang-orang yang fasik itu". Alloh berfirman: "(Jika demikian), maka sesungguhnya negeri itu diharamkan atas mereka selama empat puluh tahun, (selama itu) mereka akan berputar-putar kebingungan di bumi (padang Tiih) itu. Maka janganlah kamu bersedih hati (memikirkan nasib) orang-orang yang fasik itu."” (QS. Al Maa’idah: 21-26)




Mendengar penderitaan rakyat Palestina, kita akan mendengar pula kata Zionis. Yahudi dan Zionis memang merupakan dua hal yang tak bisa terpisahkan. Dari Zionismelah sebuah negara yang dinamakan “Israel” terbentuk. Bagaimana sejarah awal Zionisme ini?

Zionisme[1] didefinisikan sebagai gerakan pernyataan umat Yahudi yang tersebar di seluruh dunia dan menempatkan mereka di Palestina. Nama gerakan ini diambil dari Zion, nama bukit dimana orang Yahudi mempercayai bahwa di atas bukit itu dulu pernah berdiri kuil Yerusalem. Istilah Zionisme pertama kali dipakai dalam gerakan ini pada 1890 oleh Nathan Birnbaum, filusuf Yahudi dari Austria.

Dari Nebukadnezar sampai Anti-Semit.

Mengapa sampai timbul Zionisme? Jika dirunut, ideologi Zionisme berpijak pada peristiwa hampir satu setengah milenium yang lalu, tepatnya 586 SM. Waktu itu, orang Yahudi ditangkapi di Babilonia oleh Nebukadnezar. Nabi-nabi mereka memberi harapan bahwa suatu hari nanti Alloh akan mengizinkan mereka kembali ke Palestina atau ernetz Israel, tanah Israel[2]. Seiring berjalannya waktu, harapan kembali ini dihubungkan dengan kedatangan Messiah yang dikirim ALLOH untuk mengantar mereka. Keyakinan ini membuat orang-orang Yahudi pindah ke Palestina walaupun dalam jumlah yang amat sedikit.

Pada abad 18 M, terpengaruh Renaisance Eropa, gerakan pencerahan Yahudi yang disebut haskalah muncul. Gerakan yang diawali oleh filusuf Yahudi Jerman, Moses Mendelssohn, ini mencanangkan sekulerisasi dan nasionalisasi Zionisme. Dengan Haskalah ini, orang Yahudi berasimilasi dengan kebudayaan Eropa. Mereka tak tampak seperti Yahudi lagi, namun seperti kebanyakan orang Eropa. Gerakan ini menyusup dan menyebar ke masyarakat Eropa. Hasilnya antara lain adalah Revolusi Perancis 1791.

Pertengahan abad 19, rabbi Yahudi Ortodoks Eropa, Jehuda Alkalai dan Zevi Hirsch Kalliscer membuat pemikiran baru bahwa Messiah hanya akan datang jika orang-orang Yahudi mau mempersiapkan tanah untuk kedatangannya. Pada 1862, sosialis Yahudi , Moses Hess, menolak ide Haskalah, dan menekan bahwa problem orang Yahudi adalah ketiadaan mereka akan sebuah negara nasional.

Asimilasi Yahudi ke publik Eropa membuahkan kekuasaan ekonomi, sosial, dan politik bagi orang Yahudi. Hal ini membangkitkan gerakan anti-Semit (lebih tepatnya anti-Yahudi) di kalangan orang Eropa non-Yahudi. Gerakan anti-Yahudi dan kerusuhan-kerusuhan buah dari hal itu meletus karena pembunuhan Tsar Alexander II di Rusia pada 1881.

Untuk menghindari penganiayaan, sejumlah besar Yahudi Rusia bermigrasi ke Amerika. Sebagian kecil mereka percaya kehidupan Yahudi selain di tanah mereka akan membuahkan kepedihan abadi, dan tempat tinggal mereka yang aman hanyalah di tanah kelahiran mereka, Palestina, yang waktu itu berada di bawah Kerajaan Turki Utsmani. Kelompok kecil ini dibiayai oleh hartawan Baron Edmund de Rothschild untuk migrasi ke Palestina.



Penetapan Gerakan Zionis.

Pada 1896, Theodor Hertzl, wartawan Yahudi Hungaria, menerbitkan bukunya, The Jewish State, dimana ia menganalisa penyebab gerakan anti-Semit dan menawarkan solusinya, pembentukan negara Yahudi. Untuk merealisasikan itu, Hertzl pernah mencoba menyuap Sultan Hamid II, raja Turki Utsmani, untuk melepas Palestina, namun Sultan menolak usaha Hertzl dengan tegas.

Satu tahun berikutnya, Hertzl menyelenggarakan kongres Zionis pertama di Basel, Switzerland. Dihadiri 200 delegasi, kongres itu menyusun Basel Program, yang merupakan platform dasar gerakan Zionis. Tujuan Zionis ditetapkan sebagai pengadaan tempat tinggal di Palestina untuk orang Yahudi yang dilindungi oleh hukum publik. Kongres tersebut juga membentuk World Zionist Organization (WZO) dan memberi kuasa badan itu untuk membentuk cabang di setiap Negara.



Berdirinya negara “Israel”.

Selama Perang Dunia I, kepemimpinan WZO diserahkan kepada Yahudi Inggris. Saat PD I berakhir, Inggris berhasil menduduki banyak daerah Turki Utsmani di Asia, termasuk Palestina.

Pada 1917, Inggris membuat komitmen untuk Zionis yang dituangkan di surat Menlu Inggris, Arthur J. Balfour kepada pemimpin Yahudi Inggris. Surat itu menyetujui dibentuknya sebuah tumah nasional bagi bangsa Yahudi di Palestina. Surat ini lebih dikenal dengan Deklarasi Balfour.

Deklarasi Balfour kemudian dimasukkan ke dalam pembukaan Mandat Palestina. Mandat ini mengikat Inggris sebagai pengawas Liga Bangsa-Bangsa (LBB) untuk Palestina untuk memelihara tanah air Yahudi dan bekerja sama dengan WZO. Maka pemerintahan semu Yahudi di Palestina pun dibentuk dengan bantuan non-Zionis oleh Jewish Agency of Palestine.

Mei 1942, Zionis Amerika memutuskan sebuah program yang dikenal dengan nama Baltimore Program. Program ini merumuskan usaha untuk menjadikan Palestina sebagai daerah Commonwealth Yahudi seusai PD II. Baltimore Program ini adalah awal politik radikal Zionisme. Sidang Majelis Umum PBB menyetujui rancangan pembagian Palestina. Yahudi menganggap semua ini hanyalah transisi menuju Negara Yahudi. Pada 14 Mei 1948, mandat Inggris atas Palestina berakhir. Yahudi kemudian mendeklarasikan negara Yahudi yang mereka namakan “Israel” dan menyerbu wilayah Arab.



Di Balik Semua itu.

Yahudi memang ngotot terhadap masalah tanah di Palestina ini. Dengan segala cara mereka berusaha mewujudkan hal itu, tak peduli cara tersebut halal atau haram. Mereka akan memperbudak bangsa lain, menguasai harta umat manusia demi kekuasaan. Doktrin-doktrin rusak mereka terdapat dalam kitab mereka yang disebut Talmud. Pada asalnya, Talmud merupakan tafsir hukum-hukum yang ada dalam Taurat yang ada sejak 539 M. Kemudian datanglah pendeta-pendeta Yahudi yang rusak, mereka menambah-nambah hukum, syarah, tafsir, wasiat dalam Talmud serta mendudukan Talmud sebagai kitab sumber hukum lain selain Taurat.

Diantara isi Talmud yang rusak dan dusta adalah: ‘Tuhan mengizinkan orang Yahudi untuk menguasai semua harta benda manusia, Tuhan menjadikan hewan dan manusia untuk bangsa pilihan-Nya.’

Zionis yang ada sekarang ini masih terus bergerak mempertahankan eksistensi negara Yahudi/Zionis dengan segala daya dan upaya. Suatu hari, akan tiba suatu saat dimana umat Islam akan mengalahkan mereka dengan pertolongan dari Alloh.

[1] Tulisan ini dikutip dari Majalah El Fata vol. 5 No. 09/2005 dengan beberapa perubahan, termasuk penghilangan kata “Israel” yang diganti dengan Yahudi dan Negeri Zionis (bila terpaksa menggunakan maka diberi tanda kutip “ ” atau ditambahkan beberapa kata) karena ada perkataan seorang ulama yang melarang menyebut negeri Yahudi dengan Israel mengingat Israel adalah Nabiyulloh Ya’qub ‘alaihis salam

[2] Perhatikan, Israel yang dinisbatkan kepada Negeri Yahudi itu hanya ada dalam kitab Taurat milik mereka yang telah mereka ubah dengan tangan-tangan kotor mereka dimana disitu juga disebutkan, “Tuhan dan Ibrahim menyepakati piagam yang berbunyi: Untuk keturunan Aku berikan tanah ini yang membentang dari sungai Mesir hingga sungai Besar dan sungai Eufrat.” Bahkan disini mereka membangun kedustaan atas nama Alloh Azza Wa Jalla dan Kholillullohu Ibrahim ‘Alaihis Salam.


/@cwi

pengunjung membaca ini juga:



0 komentar:

Posting Komentar


Gabung bersama kami

About Me

admin jg menerima pelayanan jasa

admin jg menerima pelayanan jasa
Jasa arsitek rumah; desain arsitek / desain rumah, gambar denah rumah, bangun rumah baru, renovasi rumah dan pembangunan mesjid, mushola, ruko, disaign taman, dll. klik gambar utk kontak personal.

Syiar Islam On Twitter

Site info

Kalkulator Zakat Fitrah

  © Syiar islam Intisari Muslim by Dede Suhaya (@putra_f4jar) 2015

Back to TOP  

Share |