Hangatnya Mentari Hanya Untuk Pagi
Feb 24
Feb
24
Aku bilang ‘tak layak bukan karena ingin memaksakan kehendak. Bukan karena ada kebencian yang menyelinap. Bahkan bukan pula menganggap rendah. Kalau di lihat dari kacamata hati tak ada tak ada seseorang yg bisa d katakan tak layak. Kalo di pandang dangan teropong hak individu, setiap orang berhak untuk di cintai dan mencintai. Tapi hak-hak itu bukan bukan tanpa tak terbatas.
Hak-hak seseorang dibatasi oleh hak-hak orang lain. Hak-hak seseorang juga d batasi oleh benteng ke Imanan dan keTakwaan kepadaNya. Hak-hak itu juga ada pengecualian melalui koridor hukum yang berlaku. Masalahnya hanya pada keinginan dan niatan saja. Kalau dari segi pengetahuan sudah jelas, akhlak, etika dan hukum sosial aku rasa tinggal melihat kedalam hati nurani yang paling dalam dan tanyakan, apa yang tengah dilakukannya itu adalah sesuatu hal kebenaran ataukah penyesatan.
Rasionalis dan objektif thp diri sendiri jauh lebih manusiawi daripada harus mengumbar pembenaran dari sekedar nafsu yang membutakan. Sementara kamu Sebagai kepala keluarga, sebagai imam dari keluarga kecilmu, sekaligus orang yang di berikan amanahNya untuk menjaga, memelihara dan merawat setiap langkah yg telah di buatnya supaya bisa kamu pertanggungjawabkan kelak di yaumul akhir apa yang akan kamu lakukan mendapati hal yang demikian itu? Apa kamu akan menutup mata saja. Apa kamu akan memberi pencerahan kepadanya. Atau kamu akan cepat menyelesaikannya dg cara pintas dengan mengajukan Gugata ke Pengadilan Agama.
Sakit sudah pasti. Kecewapun sudah tentu. Tap jangan sampai emosi menguasai kepalamu. Hati boleh panas, tapi kepala mesti tetap dingin. Kalau tidak masalah ini hanya akan menjadi bumerang untuk kehidupanmu selanjutnya. Disini harga dirimu tengah d pertaruhkan. Kebijakanmu jadi sorotan dan kedewasaanmu tengah di uji. Bersikaplah sewajarnya msk akan sulit utk mengendalikan emosi jadi potensi.
Pengendalian diri menjadi satu hal penentuan kemenanganmu atau kekalahanmu dalam menghadapi badai ini. Berbijaklah terutama pada diri sendiri. Ini aib, tidak semua orang harus tau apa yang tengah terjadi dalam urusan pribadimu. Kerena kejelaknnya adalah kejelekanmu juga. Apa yang telah ia lakukan padamu bukan mutlak kesalahannya. Kamu juga berperan di dalamnya. peranmu di sini adalah telah memilihnya untuk menjadi pendamingmu.
Peranmu ialah kebijakanmu dalam menentukan siapa yg kamu rasa cocok dengan karaktermu. Dan peranmu adalah telah memberi penilaian padanya sebelum kamu memutuskan utk memilihnya. Meski toh pada akhirnya ternyata dia tidak sesuai dengan harapanmu dan diluar dari perkiraanmu. Itu yang harus di ingat dan di jadikan salah satu dasar kamu dalam mengambil kebijakan.
Aku rasa, kalau semua faktor d atas sudah kamu pelajari, sudah kamu pahami dan telah kamu kuasai, makan kamu akan tahu apa yang mesti kamu lakukan tanpa takut lagi. Ketegasan akan menentukanmu untuk masa depanmu. Seburuk apapun efek yang akan menimpamu jangan pernah kamu menyesalinya kelak. Karena apapun yang akan terjadi, hidup haruslah teteap berjalan. Langkah kaki mstilah tetap berlanjut.
Akan ada banyak orang di baelakangmu yang akan memberimu kekuatan, yang senantiasa mengulurkan tangannya untuk membantumu dan menopang kegoyahanmu. Itulah orang-orang hebat yang harus kamu pertahankan. Teman-teman setiakawanmu akan memberimu kekuatan untuk terus melangkah bahkan berlari. Jangan pernah ada dendam.
Tak perlu ada benci tercipta. Semua perkara pasti ada hikmahnya. Fokuskan saja pada kehidupanmu. Mencari kesibukan jangan terlarut lama dalam kedukaan. Pembelajaran hidup itu penting tpm lebih penting lagi jika kamu bisa menerapkannya tanpa harus ada perasaan trauma. Karena hidup ini sudah ada yang menentukannya.
Berfikirlah secara positif. Tak perlu minder. Bangun kembali peradaban pribadimu. Insyallah, Allah tengah menuntunmu kearah yang lebih baik lagi. Berjuanglah kawan, kamu bisa....... Dari sahabat-sahabat /@cwi


0 komentar:
Posting Komentar