Arab pra-Islam: Kerajaan Arab Selatan dan Abrahah

Secara geografis penduduk asli jazirah Arab terbagi atas dua kelompok: Arab utara dan Arab selatan. Di utara dibatasi daerah Bulan Sabit di utara (Syria, Irak, Turki Timur), dan di selatan dibatasi laut Arab. Berbagai kerajaan besar pernah muncul di jazirah ini, khususnya di daerah Arab selatan. Penduduk daerah selatan pun cenderung menetap (Arab urban), berbeda dengan penduduk utara yang cenderung berpindah-pindah (Arab nomaden). Dalam History of The Arabs (Sejarah Bangsa Arab), karya Philip L. Hitti disebutkan kerajaan kuno yang terkenal di daerah Arab selatan adalah Kerajaan Saba (750 SM – 115 SM) dan Kerajaan Minea (700 SM – 3 M). Kerajaan-kerajaan Arab ini dapat bertahan sekian lama dikarenakan benteng alam yang kuat: laut yang ganas dan gurun pasir yang sulit ditaklukan para penyerang. Pada periode selanjutnya terdapat beberapa kerajaan di daerah Arab Selatan: Saba II, Himyar, Minea, Qataban dan Hadramaut.arab-pra-islam-2.jpgKerajaan Saba II muncul menggantikan kerajaan Saba kuno, dan terkenal dengan konstruksi-konstruksi publik dan bangunan yang megah–yang reruntuhannya masih dapat ditemukan sekarang. Diantara karya monumental kerajaan Saba adalah bendungan raksasa Sadd al-Ma’rib, yang dibangun pada abad ke-7 SM. Bendungan ini roboh berabad-abad kemudian, yakni sekitar 542/543 Masehi, saat Abrahah menjadi gubernur Abissinia di Arab selatan. Kerajaan-kerajaan Arab selatan ini umumnya hidup dari perdagangan. Produk unggulannya adalah rempah-rempah, balsem, emas dan wewangian (gaharu, dupa, minyak wangi) yang berharga sangat tinggi di negara-negara Mediterania. Namun diluar itu mereka pun menjual barang-barang dari India, China dan negara-negara Afrika, untuk dijual ke daerah utara, seperti Mesir dan Eropa atau Mediterania; yang ditempuh melalui jalan darat selama 70 hari dari Yaman ke Palestina. Monopoli jalur laut: ke arah timur (India, China) dan ke barat (Afrika) mendatangkan kemakmuran luar biasa bagi kerajaan-kerajaan Arab di selatan. Kepercayaan Lokal, serta kehadiran Agama Yahudi dan Kristen Sebagaimana suku Arab lainnya, penduduk Arab selatan adalah para pemuja animisme. Dewa yang terkenal adalah Dewa Bulan, yang disebut dewa Sin oleh orang Hadramaut, dewa Wadd oleh orang Minea, dewa Almaqah bagi orang Saba, dewa ‘Amm bagi orang Qataban. Dewa Bulan dipandang sebagai laki-laki, dan kedudukanya lebih tinggi dari Dewa Matahari. Agama Yahudi telah dikenal di daerah Arab selatan, terutama pasca penghancuran Jerusalem oleh Titus pada 70 M. Diperkirakan banyak imigran Yahudi berdatangan ke daerah ini karena tertarik dengan kemakmurannya. Bahkan ada raja dari kerajaan Himyar yang memeluk agama Yahudi dan pernah melakukan pembantaian atas orang-orang Kristen pada 523 Masehi. Adapun agama Kristen yang awal mula dikenal adalah Kristen Monofisit. Disusul oleh datangnya Kristen Constantinopel, saat Raja Constantinus mengirim utusan bernama Theophilus Indus untuk menjadi penyebar agama Kristen disana pada 356 Masehi. Theophilus Indus membangun gereja pertama di daerah ‘Adan, dan dua gereja lainnya di daerah Himyar. Abrahah Persaingan antara agama Yahudi dan Kristen berakhir pada pembantaian orang-orang Kristen pada masa kerajaan Himyar dibawah raja Dzu-Nuwas. Hal ini membaut Byzantium memerintahkan pengiriman 70.000 pasukan dari Abissinia (Afrika, sekarang Etiophia) dibawah pimpinan panglima bernama Aryat yang didampingi beberapa perwira, yang diantaranya ada yang bernama Abrahah. Terjadi 2 kali pertempuran, yakni pada 523 M. dan 525 M. Dan pada pertempuran kedua, dibawah pimpinan perwira Abrahah, kemenangan diraih pasukan Abissinia. Kemenangan ini juga mengantar Abrahah menjadi gubernur Abissinia di daerah Arab selatan. Pada masa kepemimpinannya, Abrahah mendirikan sebuah Katedral megah, yang diberi nama Al-Qaliis, di daerah Shan’a (dekat Ma’rib, dekat reruntuhan ibukota Minea kuno). Abrahah dan orang-orang Kristen di Arab selatan sangat berhasrat untuk mengkristenkan seluruh jazirah Arabia; dan menyaingi kepercayaan pagan di Mekah yang memiliki rumah suci bernama Kabah. Selain itu, Abrahah pun mengincar daerah Mekah karena menjadi pusat ibadah haji, yang merupakan pendapatan terbesar kota Mekah. Persaingan keagamaan dan ekonomi antara Hijaz dan Arab selatan ini direkam dalam berbagai syair dan kisah bangsa Arab. Puncaknya, dua orang Arab pagan datang dan mengotori kathedral Al-Qaliis pada sebuah upacara suci, yang kemudian mendorong Abrahah mengirim pasukan ke Mekah. Peristiwa itu terjadi pada kelahiran Nabi Muhammad SAW, sekitar 571 Masehi. Selanjutnya, sebagaimana diceritakan dalam berbagai riwayat, Abrahah mengirim pasukan gajah ke Mekah. @zaenal Bandung, Maret 2009 /@cwi

pengunjung membaca ini juga:



0 komentar:

Posting Komentar


Gabung bersama kami

About Me

admin jg menerima pelayanan jasa

admin jg menerima pelayanan jasa
Jasa arsitek rumah; desain arsitek / desain rumah, gambar denah rumah, bangun rumah baru, renovasi rumah dan pembangunan mesjid, mushola, ruko, disaign taman, dll. klik gambar utk kontak personal.

Syiar Islam On Twitter

Site info

Kalkulator Zakat Fitrah

  © Syiar islam Intisari Muslim by Dede Suhaya (@putra_f4jar) 2015

Back to TOP  

Share |