jangan takut gagal

Benar, kita akan tetap merasakan kesal. Tapi ingat ada beberapa kesuksesan yang seharusnya juga dapat membuat kita tersenyum. Misalnya bagi mereka yang ikut tes masuk perguruan tinggi. Setelah pengumuman hasil ujian dipublikasikan, ternyata termasuk kategori calon mahasiswa yang tidak lulus. Apakah pantas meluapkan kekesalannya dengan uring-uringan? Apakah layak mengklaim ada ‘permainan orang dalam’ sehingga anda tidak lulus? Sungguh ironi, jika kita selalu suuzzhon saat menyikapi kenyataan yang ada. Selayaknya, kita tetap untuk terus melihat dan menata kembali Benar, kita akan tetap merasakan kesal. Tapi ingat ada beberapa kesuksesan yang seharusnya juga dapat membuat kita tersenyum. Misalnya bagi mereka yang ikut tes masuk perguruan tinggi. Setelah pengumuman hasil ujian dipublikasikan, ternyata termasuk kategori calon mahasiswa yang tidak lulus. Apakah pantas meluapkan kekesalannya dengan uring-uringan? Apakah layak mengklaim ada ‘permainan orang dalam’ sehingga anda tidak lulus? Sungguh ironi, jika kita selalu suuzzhon saat menyikapi kenyataan yang ada. Selayaknya, kita tetap untuk terus melihat dan menata kembali seperti apa usaha yang kita lakukan saat ujian?

akan tetap merasakan kesal. Tapi ingat ada beberapa kesuksesan yang seharusnya juga dapat membuat kita tersenyum. Misalnya bagi mereka yang ikut tes masuk perguruan tinggi. Setelah pengumuman hasil ujian dipublikasikan, ternyata termasuk kategori calon mahasiswa yang tidak lulus. Apakah pantas meluapkan kekesalannya dengan uring-uringan? Apakah layak mengklaim ada ‘permainan orang dalam’ sehingga anda tidak lulus? Sungguh ironi, jika kita selalu suuzzhon saat menyikapi kenyataan yang ada. Selayaknya, kita tetap untuk terus melihat dan menata kembali Benar, kita akan tetap merasakan kesal. Tapi ingat ada beberapa kesuksesan yang seharusnya juga dapat membuat kita tersenyum. Misalnya bagi mereka yang ikut tes masuk perguruan tinggi. Setelah pengumuman hasil ujian dipublikasikan, ternyata termasuk kategori calon mahasiswa yang tidak lulus. Apakah pantas meluapkan kekesalannya dengan uring-uringan? Apakah layak mengklaim ada ‘permainan orang dalam’ sehingga anda tidak lulus? Sungguh ironi, jika kita selalu suuzzhon saat menyikapi kenyataan yang ada. Selayaknya, kita tetap untuk terus melihat dan menata kembali seperti apa usaha yang kita lakukan saat ujian?

Karena, tak ada api kalau tidak ada kayu. Ya, pribahasa ini cukup tepat kita jadikan langkah yang cepat menyikapi hal yang tidak diinginkan. Bisa jadi, ketatnya persaingan dan banyaknya peminat menjadi salah satu penyebabnya. Mungkin kita merasa usaha kita selama ini sudah cukup. Kenyataanya, kemampuan yang kita miliki belum mencapai nilai rata-rata yang ditetapkan.

Dalam menyikapi peristiwa ini, sudah selayaknya kita merujuk bagaimana semangat Rasulullah Saw. dalam menyebarkan dakwah. Beliau bersaing dengan pembesar Quraisy yang selalu menghalang-halanginya dalam menyebarkan agama Islam. Apakah Rasulullah selalu berhasil? Beragam kegagalan pernah dirasakannya. Tapi, Rasulullah tak pernah mundur setapak pun. Gagalnya mengajak pamannya Abu Thalib untuk masuk Islam salah satu contohnya. Rasulullah tidak pernah uring-uringan menyesalkan hal itu. Ia tetap merasa sukses karena pamannya tidak membencinya sekalipun dia mengajaknya masuk Islam. Juga, keberhasilan besar yang dimilikinya adalah kemampuannya mengajak Khadijah, isterinya memeluk Islam.

Tiga belas tahun Rasulullah ditolak dan disakiti saat ia menyebarkan Islam, tapi Rasulullah tetap mengklaimnya sebagai keberhasilan. Karena dengan beberapa kali mengalami kegagalan Rasulullah mampu mengenal karakter-karakter mereka. Sehingga ketika ia hijrah dan menetap di Madinah, beliau berhasil membangun peradaban baru yang luar biasa dan akhirnya dengan sangat mudah ‘menduduki’ Mekkah kembali, karena telah mengenal karakteristik mereka. Setelah memiliki potensi yang maksimal, Rasulullah pun dapat dengan mudah menguasi Mekkah.

Jadi, demikianlah kita menyikapi kegagalan yang dihadapi. Dibalik kegagalan sebenarnya kita sudah menemukan beberapa kesuksesan. Hanya saja, kita lebih sering melihat hasil garis finish dari start. Padahal, tidak akan dapat mencapai finish kesuksesan tanpa melalui jalur start. Renungkalah ragam kehidupan kita, tidak ada yang mulus terus menerus menikmati kesuksesan. Karena Rasul Allah sendiri kerap menemukan kegagalan. Hanya dengan senantiasa memahami makna yang tersirat di dalam surat al-Mulk: 2, “Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun, “ kita akan dapat menata diri untuk meraih kesuksesan.

Ayat di atas mensinyalir, bahwa kita selalu menemukan kehidupan dan kematian atau menemukan kesuksesan dan kegagalan. Semua itu adalah ujian untuk dapat membedakan siapa amalnya yang paling baik. Jika berhasil mendapatkan kesukesan atau amal yang paling baik, maka itu bukti keperkasaan Allah Swt. Bila gagal, itu merupakan saat untuk kembali mencoba lagi. Bukankah Allah Tuhan yang Maha Pengampun. Karena itu, tidak ada kegagalan jika terus berusaha dan berdoa agar bisa meraih kesuksesan./@cwi

pengunjung membaca ini juga:



0 komentar:

Posting Komentar


Gabung bersama kami

About Me

admin jg menerima pelayanan jasa

admin jg menerima pelayanan jasa
Jasa arsitek rumah; desain arsitek / desain rumah, gambar denah rumah, bangun rumah baru, renovasi rumah dan pembangunan mesjid, mushola, ruko, disaign taman, dll. klik gambar utk kontak personal.

Syiar Islam On Twitter

Site info

Kalkulator Zakat Fitrah

  © Syiar islam Intisari Muslim by Dede Suhaya (@putra_f4jar) 2015

Back to TOP  

Share |